Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL SEPATU DAHLAN

Masa lalu seorang Authentic Leader

1. Judul : Sepatu Dahlan

2. Pengarang : Khrisna Pabichara

3. Penerbit : Noura Books

4. Tahun terbit : 2012

5. Cetakan ke : VIII, September 2012

6. Harga : Rp 62.500,00

7. Jumlah Hlm : Xiii + 369Read more ..

Khrisna Pabichara, seorang putera Makassar, Sulawesi Selatan yang lahir

pada 10 November 1975 merupakan sosok penyuka prosa yang telah

melahirkan sebuah kumpulan cerita pendek yang berjudul Mengawini Ibu : Senarai Kisah yang Menggetarkan

(Kayla Pustaka, 2010). Novel ini, Sepatu Dahlan, adalah buku ke-14 yang dianggitnya. Sekarang beliau

bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam berbagai literasi. Beliau juga bisa disapa dan diajak

berbincang dalam berbagai hal, terutama pernak pernik #bahasaIndonesia lewat akun twitternya @1bichara.

Sepatu Dahlan, sebuah novel yang menceritakan tentang perjuangan hidup seorang remaja miskin di sebuah

desa bernama Kebon Dalem. Kehidupan yang keras karena kemiskinan mengajarinya untuk tetap bertahan

dalam hidup. Rasa perih karena lapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Dia juga tak pernah lupa akan

dua cita-cita besarnya yaitu sepeda dan sepatu sebagai bukti perjuangan dalam meraih ilmu. Namun, bukan

berarti ia kehilangan keriangan masa kecilnya, karena ia memiliki sebuah persahabatan murni yang begitu

indah. Ketegasan Ayah dan kelembutan hati sang Ibu selalu menyemangatinya untuk terus berjuang.

Benar-benar novel yang inspiratif. Novel yang menceritakan latar belakang terbentuknya seorang sosok

istimewa negeri ini, yaitunya Bapak Dahlan Iskan, menteri BUMN yang amat sederhana ini. Walaupun

AYU NING SUKARMAN SMPN 6 BATAM


1
KELAS IX.1

Kelas IX.1
RESENSI NOVEL SEPATU DAHLAN

beberapa adegan dan tokoh dalam novel ini tidak semuanya sama dengan kenyataan yang sesungguhnya,

namun semangatnya tetap sama, semangat untuk selalu berjuang dan bertahan dalam berbagai persoalan hidup

yang mendera, semangat hidup bagi orang miskin yang harus dijalani apa adanya.

Jadi, apakah sebenarnya yang terjadi dalam novel ini ?

Cerita novel ini diawali dengan kejadian saat Dahlan Iskan akan menghadapi operasi transplantasi liver

seorang pemuda China berusia 25 tahun. Sesaat setelah ia dibius, dalam keadaan setengah sadar, ia teringat

pada masa kecilnya dulu di kampung halamannya, Desa Kebon Dalem, Magetan, Jawa Barat. Dahlan kecil

yang telah menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat Bukur berencana untuk masuk ke sekolah

favorit saat itu yaitu SMP Magetan, namun karena pertimbangan nilai, biaya serta tenaga yang harus dikuras

setiap harinya untuk berjalan 30 km pulang-balik, akhirnya Dahlan pun bersekolah di sekolah pilihan orang

tuanya yaitu Pesanteran Sabilil Muttaqien atau yang lebih dikenal dengan Tsanawiyah Takeran. Disana ia

diterima dalam klub bola Voli yang memang terkenal di kampungnya. Walaupun ia bersekolah di pesantren, ia

tidak tidur di asrama melainkan selalu kembali ke rumahnya (ngalong)demi menggembalakan domba dan

melakukan pekerjaan lain seperti nguli nyeset, nguli nandur dan nyabit rumput.

Suatu hari, ibunya meninggal karena penyakit yang juga menelan jiwa pamannya. Kehidupan semakin sulit,

hingga menyebabkan dahlan harus mencuri demi adiknya yang tersiksa karena kelaparan. Persahabatannya pun

diuji dengan kisah pedih masa lalu. Novel ini diakhiri dengan selesainya operasi transplantasi liver Dahlan

Iskan.

Novel yang terinspirasi dari kehidupan masa kecil Dahlan Iskan ini memiliki kekuatan yang kuat dalam

menyampaikan segala penderitaan dan kesengsaraan yang dialami sang tokoh. Penulis mampu

menggambarkan keadaan ketika sang tokoh berada dalam kesengsaraan menahan lapar, pergolakan dalam diri

tokoh untuk mengatasi kelaparan yang dirasakannya, tekad tokoh untuk mencoba meringankan beban

keluarganya, dan keoptimisannya untuk selalu menjalani hidup ini apa adanya.

AYU NING SUKARMAN SMPN 6 BATAM


2
KELAS IX.1

Kelas IX.1
RESENSI NOVEL SEPATU DAHLAN

Novel ini benar-benar mampu meyakinkan setiap orang bahwa kebiasaan Dahlan Iskan sebagai menteri yang

dinilai memiliki kebiasaan di luar kebiasaan menteri Indonesia pada umumnya adalah dikarenakan latar

pengalaman yang mengajarinya tekah membuatnya menjadi insan yang penuh dengan kesederhanaan, dan

kerendahan hati, bukan hanya sekedar style memimpin saja, atau bukan hanya sekedar gebrakan fenomenal

biasa, tapi itu semua adalah bentuk ucapan syukur Dahlan Iskan terhadap apa yang pernah dilalui dan sudah

dicapainya. Biasanya novel yang berisi riwayat seorang tokoh yang sedang bertabur bintang akan terjebak

dalam ungkapan-ungkapan prosaic yang bergelimang puja-puji, atau terancam sinisme lantaran menyingkap

hal-ihwal tak terlihat yang boleh jadi mencemari keterpujian tokoh tersebut, namu ternyata Khrisna Pabichara

telah selamat dari dua jebakan tersebut. Novel ini juga beruntung karena menggoreskan kisah hidup seorang

tokoh yang saat ini sedang naik daun dan terkenal dengan inovasinya yang di luar dugaan semua orang, yang

kadang tidak sesuai dengan imagenya sebagai pembesar negeri ini. Seorang mantan Direktur Utama PLN yang

akibat Reshuffle II Kabinet Indonesia Bersatu akhirnya berkesempatan menduduki jabatan sebagai Menteri

BUMN Indonesia. Seseorang yang dengan senang hati membersihkan toilet Bandara Soekarno Hatta, dengan

rendah hatinya memakai topi keranjang bamboo disaat semua menteri Negara lainnya memakai caping, dan

dengan kesederhanaannya selalu melakukan senam pagi di Lapangan Monas dan berbaur dengan ribuan

masyarakat biasa lainnya. Sesuatu yang begitu berbeda dari seorang tokoh yang notabenene nya adalah sosok

pahlawan bagi Jawa Pos yang hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar, namun 5 tahun kemudian, berkat

Dahlan Iskan, Jawa Pos bangkit dengan oplah 300.000 eksemplar. Dan 5 tahun setelahnya, Jawa Pos berhasil

menjadi jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, majalah serta 40

jaringan percetakan di Indonesia.

Di tengah menjamurnya novel inspiratif yang menceritakan orang yang tak ada di dunia ini, karakter yang too

good to be true, yang akan menyakitkan ketika detik itu kita menyadari bahwa tokoh itu tidak benar-benar ada,

maka novel Sepatu Dahlan ini adalah novel yang mampu mengobati perasaan tersebut, karena saat membaca

novel ini, kita bisa berharap sedikit banyaknya bahwa tokoh novel ini mampu membuat perubahan di tanah air

tercinta ini. Di saat krisis tokoh yang terjadi di Indonesia, dimana tidak ada lagi tokoh yang bisa dijadikan

AYU NING SUKARMAN SMPN 6 BATAM


3
KELAS IX.1

Kelas IX.1
RESENSI NOVEL SEPATU DAHLAN

panutan bagi generasi muda, maka novel ini adalah salah satu media yang tepat untuk mengenalkan tokoh yang

pantas dijadikan panutan tersebut kepada generasi muda, dan masyarakat pada umumnya.

Namun, di tengah keunggulan tersebut, tentu ada beberapa kelemahan yang terdapat dalam novel tersebut.

Salah satunya adalah bahasa dalam novel tersebut tidak terlalu menarik, saat menceritakan hal-hal yang biasa

saja, tanpa ada masalah yang menegangkan disana, maka novel terkesan agak membosankan. Selain

menceritakan keadaan kehidupan sang tokoh, tak ada hal menarik lainnya yang bisa menjadi daya tarik,

sehingga novel ini hanya enak dibaca satu kali saja. Sesungguhnya hal inti yang dibicarakan dalam novel ini

adalah cita-cita sang tokoh untuk memiliki sepatu dan sepeda, tapi seiring dengan jalan cerita yang disajikan

novel ini yang masih menekankan kedua hal tersebut, moment ketika sang tokoh mendapatkan kedua cita-

citanya itu malah terkesan tidak jelas, dan tidak ada penekanan, sehingga moment yang bagus itu hanya berlalu

begitu saja, tidak ada kesan bahagia yang luar biasa, hanya pembaca yang bingung dibuatnya. Akan lebih baik,

penulis novel ini membuat kalimat-kalimat yang hiperbola dalam menceritakan kebahagiaan tersebut, sehingga

pembaca juga ikut bahagia karenanya.

Jadi, menilik kepada banyaknya keunggulan yang ditawarkan novel ini, maka novel ini amat pas dibaca oleh

semua kalangan, terutama keluarga Indonesia, karena novel ini menawarkan nilai karakter yang tidak sedikit

yang bisa dijadikan bahan untuk hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Ya keluarga. Bangsa ini harus

dibangun dari sebuah keluarga.

Ayu Ning Sukarman

AYU NING SUKARMAN SMPN 6 BATAM


4
KELAS IX.1

Kelas IX.1

Anda mungkin juga menyukai