Anda di halaman 1dari 2

Resensi Buku R.I.S.A.R.

Judul : r.i.s.a.r.a

Penulis : Risa Saraswati & Sara Wijayanto

Penerbit : Rak Buku (Cetakan pertama, Desember 2014)

Tahun terbit : 2015

Jumlah halaman : 162 halaman

Harga : Rp.48.000

Risa Saraswati dan Saraswati Wijayanto atau Sara Wijayanto adalah dua dari sekian banyak
orang yang diberi kelebihan berupa kemampuan supranatural sehingga dapat melihat dunia lain
yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa. Nama mereka yang mirip nama dewi, yaitu saraswati
dianggap sebagai penyatu persahabatan mereka berdua.

Risa Saraswati merupakan seorang penyanyi dan penulis buku yang saat ini bekerja sebagai
Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Karawang di Departemen Bina Marga dan Pengairan.
Sebenarnya Risa sudah menulis banyak buku sebelumnya tetapi buku ini adalah buku yamg
pertama kali ia tulis bersama sahabatnya Sara Wijayanto. Mereka mulai akrab sejak sama-sama
ikut andil dalam acara misteri mister tukul karena kemampuan istimewa keduannya dan
memutuskan untuk menuliskan kisah mereka berdua dalam buku r.i.s.a.r.a ini.

Buku ini memaparkan kisah nyata yang di alami oleh dua sahabat Risa dan Sara. Cerita dari bab
per bab bergantian dari cerita Sara kemudian Risa begitu seterusnya. Buku ini tidak hanya tertuju
pada Risa atau hanya pada Sara,tetapi buku ini tertuju pada kisah mereka berdua tanpa ada yang
mendominasi

Risara adalah nama mereka, Risa dan Sara. Cerita dimulai ketika mereka berdua mendapatkan
mimpi yang sama tentang dua orang perempuan yang memakai kain zaman dulu.Yang satu
bernama Damar,dan yang satunya lagi bernama Laras. Sara melihat wajahnya sendiri di wajah
Damar dan wajah Risa di wajah Laras. Mereka yakin,mimpi tersebut adalah mimpi tentang
kehidupan mereka di zaman dulu seolah Dewi Saraswati yang menaungi nama mereka berdua
telah mempertemukan mereka. Sejak saat itu, Risa memanggil Sara dengan nama Damar, dan
Sara memanggil Risa dengan nama Laras.

Damar dan Laras menceritakan kisah mereka bergantian. Bab pertama oleh Damar, berkisah
tentang kejadian sebelum hari pernikahannya. Kita diajak berkenalan dengan ‘teman’ alias hantu
penunggu rumah Damar, yaitu hantu keturunan tionghoa bernama Lingling dan kuntilanak yang
ada di pohon di depan rumah yang bernama Suti. Kita diajak mengetahui masa lalu Lingling dan
Suti sebelum mereka meninggal dan mengapa arwah mereka bergentayangan.

Laras bercerita tentang teman hantu kecilnya. Tahun 2014, Laras mengajak Peter, Hans,
Hendrick, Jahnsen, dan William ke Belanda negara yang teman hatu kecilnya inginkan. Mereka
pun meminta Laras mengenalkan Damar pada mereka. Laras ragu, Laras takut sesuatu yang tidak
menyenangkan akan terjadi pada Damar atau pada teman hantu kecilnya itu. Namun,
kekhawatirannya tidak menjadi kenyataan ternyata mereka sama-sama senang untuk berkenalan.

Pembaca diperkenalkan pada beberapa sosok hantu yang meninggalkan kesan mendalam, seperti
Anastasia, hantu Belanda di Depo kereta api dan Pinot seorang hantu Belanda teman Jahnsen.
Kisah Pinot sangat menyedihkan, walaupun sudah meninggal ia masih merasa hidup dan tetap
menunggu Mamanya menjemput.

Selanjutnya buku ini diakhiri tentang cerita obrolan-obrolan ringan antara Laras dan Damar
tentang keseharian dan persahabatan mereka.

Penulis membuat bahasa yang mudah di mengerti oleh semua kalangan,cerita yang di
ceritakanpun menarik untuk di baca lebih mendalam,terdapat foto-foto penulis di setiap bab
dalam buku,sampul bukunya klasik dan bagus,tidak terlalu ramai gambar.

Alur buku ini agak membosankan karena hanya berisi tentang kehidupan si kedua penulis
tersebut,tidak ada konflik mendalam di dalamnya,hanya konflik-konflik kecil dalam
kehidupannya.

Sasaran pembaca buku ini bisa untuk semua kalangan,akan tetapi anak kecil agak tidak cocok
membaca buku ini,karena ceritanya mengarah ke pengalaman orang dewasa.Buku ini lebih
cocok di baca oleh para remaja karena sifat anak remaja yang ingin tau dan suka dengan hal-hal
yang berbau mistis.Jangan di jadikan buku ini sebagai pedoman tentang hal-hal yang
gaib,jadikanlah buku ini hanya sebagai hiburan semata,karena kepercayaan orang berbeda-beda.

By : Risqa Rima Y.

Anda mungkin juga menyukai