OPERASI ZEBRA
TEKS EKSEMPLUM 2
JANGAN MATEMATIKA
23
Aku memang tidak begitu pandai bila dihadapkan dengan soal-soal
matematika. Saat duduk di bangku kelas tiga SD, aku merasa soal-soal
matematika yang harus aku pecahkan sangat sulit dan membingungkan.
Sedangkan ibuku adalah sosok wanita yang sangat perhatian terutama
pada anak-anaknya. Beliau ingin anak-anaknya menjadi anak yang shaleh,
pandai, dan dapat dibanggakan. Sedangkan saat duduk di bangku kelas tiga SD
aku sudah mulai nakal dan malas belajar. Di kelas, jika ada teman yang
mengajakku untuk ngobrol aku pasti lebih memilih ngobrol walaupun dengan
suara pelan dari pada harus mendengarkan guruku menerangkan materi
pelajaran
Siang itu aku pulang dari sekolah dengan memasang wajah yang lesu.
Nilai matematika yang aku dapatkan hari itu sangat memalukan. Dan seperti
biasa, ibuku selalu menanyakan tentang nilai yang didapatkan anaknya setiap
pulang sekolah. Sambil mengeluarkan bulu dari tas sekolahku, ibuku bertanya,
“Hari ini kamu mendapat nilai berapa, Nak?” Aku hanya bisa terdiam dan sulit
untuik berkata-kata, hingga ibuku mengulangi pertanyaannya kembali. Dengan
wajah takut aku pun menjawab pertanyaan ibu dengan terbata-bata dan suara
lirih, “Mata pelajaran matematika aku mendapat nilai dua, Bu.” Mendengar
jawabanku, seketika itu pun ibuku marah. Dilemparkanlah buku matematika itu
tepat dihadapanku, kemudian beliau menasehati aku.
Tetapi aku senang, ibu menanyakan bahwa beliau bangga terhadapku,
karena aku telah berkata jujur dan mau mengakui kesalahanku.
Sejak saat itu aku berusaha keras untuk menggemari mata pelajaran
matematika dan tidak mengulangi lagi kesalahanku, yaitu ngobrol dengan teman
ketika guru sedang menerangkan pelajaran.
http://evanurmaliaeva.blogspot.com/2014/12/contoh-teks-eksemplum.html
TEKS EKSEMPLUM 3
Liburan semester kali ini, aku bersama keluargaku akan berlibur ke Pulau
Belitung. Pulau Belitung adalah nama salah satu pulau yang berada di Provinsi
Bangka-Belitung. Pulau ini terkenal dengan keindahan pantainya yang menawan
dengan hamparan pasir putih dan batu-batu granit raksasa, ibarat surga bagi
pecinta pantai dan laut. Pulau Belitung dikelilingi oleh pulau-pulau lainnya, di
antaranya Pulau Lengkuas, Pulau Burung, dan beberapa pantai, seperti pantai
Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, Tanjung Binga, dan Penyabong.
Sebelum berangkat, aku menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
selama berada di sana, seperti baju, celana, topi, kacamata, sunblock, kamera, dan
perlengkapan lainnya. Aku pun tidak sabar ingin segera sampai ke pulau yang
terkenal dengan Bumi Laskar Pelangi itu. Nama itu diberikan karena pulau ini
pernah menjadi tempat shooting film “Laskar Pelangi”. Aku membayangkan akan
24
sangat senang berada di sana. Aku bisa menikmati hamparan pasir putih,
bermain di pantai, melihat keindahan terbenamnya matahari, dan tentunya
berburu foto untuk mengabadikan momen sekaligus menyalurkan hobi
fotografiku.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Aku bersama keluargaku menuju
Bandara Soekarno-Hatta. Jalan menuju bandara sedikit tersendat karena hujan
yang turun sejak pagi sehingga banyak pengemudi memperlambat laju
kendaraannya. Belakangan ini, cuaca memang sedikit tidak mennetu, kadang
sangat panas. Sebaliknya, hujan mengguyur pada saat pagi atau sore hari.
Bahkan, ada beberapa wilayah yang sudah diterjang banjir akibat hujan yang
terus berlangsung.
Sesampainya di bandara, kami mengurus segala sesuatunya. Setelah
selesai, kami menunggu pemberangkatan pesawat di ruang tunggu yang telah
disediakan. Tidak lama sebelum jadwal penerbangan yang telah ditentukan tiba,
kami mendengar pengumuman dari petugas bandara yang menginformasikan
bahwa rute penerbangan Jakarta-Tanjung Pandan mengalami keterlambatan
sekitar dua jam karena kondisi cuaca. Pihak maskapai penerbangan meminta
maaf atas keterlambatan yang terjadi. Aku lemas mendengar pengumuman itu.
Kondisi cuaca belakangan ii memang sedikit tidak menentu. Aku pun harus
bersabar dengan keterlambatan ini.
Setelah menunggu dua jam keterlambatan, akhirnya kami diberangkatan.
Sesampainya di Bandara H. A. S. Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, kami
bergegas menuju penginapan dan memulai perjalanan mengelilingi pulau nan
eksotis itu.
Hari kedua berada di sana, aku dan keluargaku berencana untuk
melakukan penjelajahan pulau. Kami sangat antusias dengan aktivitas ini karena
menjadi salah satu agenda wajib ketika berkunjung ke Belitung. Untuk
melakukan aktivitas ini, kami harus menyewa sebuah perahu sebagai alat
tarnsportasi. Perahu tersebut akan mengantar kami melakukan penjelajahan. Jika
ingin melakukan aktivitas snorkeling, kami pun dapat menyewa alat snorkeling.
Tidak lengkap rasanya jika melewatkan aktivitas itu ketika berwisata ke pulau.
Kami menuju Pantai Tanjung Tinggi sebagai lokasi untuk memulai
penjelajahan. Selama perjalanan menuju Tanjung Tinggi, rintik hujan mulai
turun. Aku cemas jikalau hari ini hujan deras mengguyur Pulau Belitung. Aku
berdoa agar tidak hujan deras supaya kami bisa menikmati pesona
keindahannya. Namun terkadang, apa yang kita harapkan belum tentu sesuai
dengan kenyataan.
Sesampainya di Tanjung Tinggi, benar saja, hujan deras mengguyur
Pulau Belitung. Aku sangat sdih karena tandanya kami tidak bisa menikmati
pesona pulau ini dan mengabadikannya dengan jepretan kamera. Melihat raut
wajahku yang sedih, pemandu wisata menghampiriku dan mengatakan bahwa
jika hujan turun dengan deras, biasanya tidak berlangsung lama. Ia kemudian
memintaku untuk tetap semangat dan bersabar menunggu hujan reda.
Sekitar satu jam menunggu, hujan pun meulai reda. Aku sangat senang.
25
Kami diminta naik ke atas perahu. Perjalanan menjelajahi pulau pun dimulai.
Aku sangat takjub dengan keindahan dan pesona Pulau Belitung. Sungguh indah
ciptaan Tuhan. Namun sayang, pesona keindahan Pulau Belitung yang kami
nikmati terhenti di pulau terakhir yang kami jelajahi karena hujan deras turun
kembali.
Meskipun wisata ke Pulau Belitung sedikit terganggu karena kondisi
cuaca, kami sangat senang dapat menginjakkan kaki di pulau nan elok ini.
semoga suatu saat, kami bisa kembali ke ke bumi Laskar Pelangi dengan cerita
yang lebih indah.
Kami pun mengambil hikmah dari perjalanan ini bahwa sebaiknya
merencanakan perjalanan ke suatu tempat sangat penting untuk
mempertimbangkan kondisi cuaca dan musim yang sedang berlangsung.
TEKS EKSEMPLUM 4
ORANG TAK DIKENAL
Niat baik tidak selalu bersambut baik. Kadang, niat baik justru
mencelakan diri kita sendiri. Kerenanya, pada saat tertentu kita perlu waspada
terhadap niat baik yang akan kita lakukan.
Aku punya pengalaman yang mengerikan pekan lalu. Minggu lalu, aku
pergi ke sebuah desa kecil di selatan Jawa Barat. Aku sedang menuju ke kota
berikutnya. Dalam perjalanan, seorang pemudan melambai padaku. Aku
menghentikan mobilku dan dia meminta untuk tumpangan.
Begitu dia masuk ke mobil, aku mengucapkan selamat pagi kepadanya
dalam Bahasa Jawa dan dia menjawab dalam bahasa yang sama. Tiba-tiba, ia
mengambil pisau dari sakunya. Secepat kilat dia langsung menodongkan
pisaunya yang putih tajam ke leherku.
Aku sangat takut. Lalu, ia meminta aku untuk memberinya uang. Aku
memberinya segera. Setelah itu, dia memintaku untuk menghentikan mobil dan
dia pun keluar.
Aku berterima kasih kepada Tuhan kerana menyelamatkanku waktu itu.
Sekarang, aku menyadari bahwa jika kita membantu orang lain, kita harus
berhati-hati. Hal yang aneh jika kita memberikan tumpangan kepada seseorang
di jalan. Padahal kita tidak tahu dan belum pernah bertemu sebelumnya. Hal ini
sangat berbahaya bagi kita. Mungkin, ia akan menyakiti kita atau meminta uang.
Dari kejadian itu, aku belajar untuk berhati-hati.
Peristiwa di atas memberika pelajaran bahwa kita harus lebih berhati-hati
dengan orang yang kita nilai baik belum tentu orang itu baik. Selektif dalam
menilai orang dan melakukan tindakan harus selalu kita lakukan. Ibarat
pribahasa kita harus hati-hati dengan “serigala berbulu domba” .
Teks Keterangan
ORANG TAK DIKENAL Judul
26
Niat baik tidak selalu bersambut baik. Kadang, niat baik
justru mencelakan diri kita sendiri. Kerenanya, pada saat
Abstrak
tertentu kita perlu waspada terhadap niat baik yang akan kita
lakukan.
27