Kelas X
BAHASA INDONESIA
Teks Anekdot
Tujuan Pembelajaran
A. Teks Anekdot
b. Fungsi sekunder sebagai bahan hiburan, sebagai analogi atau contoh dalam
menjelaskan sesuatu, penarik perhatian, dan sebagainya.
2. Tujuan Teks Anekdot
Teks anekdot mempunyai tujuan berikut ini.
a. Menyampaikan kritikan secara tidak langsung dengan cara sindiran pada layanan
publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.
c. Mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri
atau untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan.
Teks Anekdot 2
B. Struktur Teks Anekdot
1. Bagian Struktur Teks Anekdot
a. Abstraksi
Abstraksi adalah bagian awal dari teks yang berfungsi untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai isi. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik
yang terdapat di dalam teks. Bagian ini bersifat opsional, boleh ada atau tidak.
b. Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa
terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.
c. Krisis
Krisis adalah bagian ketika terjadi masalah yang tidak biasa yang terjadi pada si
penulis atau orang yang diceritakan.
d. Reaksi
Reaksi adalah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul
di bagian krisis tadi.
e. Koda
Koda adalah bagian akhir dari cerita unik. Bisa juga dengan memberi simpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian ini bersifat
opsional.
Abstraksi
Orientasi
Struktur
Krisis
Teks Anekdot
Reaksi
Koda
Teks Anekdot 3
3. Contoh Teks Anekdot Kritik Bidang Politik
Wartawan Oh Wartawan
Abstraksi
Orientasi
Krisis
Staff : “Pak, gawat Pak! Pasar yang baru dibangun minggu lalu sudah
banyak kios yang ambruk!”
Pak Camat : “Loh, kenapa ya?”
Staff : “Kata salah seorang pedagang, kayu atapnya digerogoti rayap
semua, Pak!”
Pak Camat : “ Wah, ayo pergi jangan sampai kita keduluan wartawan!”
Reaksi
Koda
Teks Anekdot 4
Cerita anekdot tersebut menarik. Isi cerita adalah kritik terhadap pemerintahan
yang biasanya hanya ingin diliput prestasinya saja, sementara kegagalan tidak mau
diketahui siapa pun.
Abstraksi
Tiga polisi dunia berkumpul di tepi hutan. Mereka masing-masing dari Inggris,
Amerika, dan Indonesia.
Orientasi
Krisis
Polisi Indonesia mendapat giliran terakhir. Hanya seorang polisi saja yang
bersiap. Wusss… kelinci melesat masuk hutan. Polisi mengikuti tanpa peralatan
apa pun. Hanya lima menit si polisi menyeret ke luar seekor beruang yang
nangis berteriak, “Ampun, Pak, ampun! Saya jangan dipukuli. Saya ngaku deh!
Saya kelinci!”
Teks Anekdot 5
Reaksi
Polisi Inggris dan Amerika tercengang melihat apa yang dilakukan oleh polisi
Indonesia yang menyeret beruang yang menangis minta ampun dan mengaku
sebagai kelinci.
Koda
Di rumah sakit, empat orang calon ayah sedang sibuk mondar-mandir di lorong
menunggu istrinya masing-masing yang sedang melahirkan.
Kemudian seorang perawat keluar dan berkata kepada calon ayah yang
pertama “Selamat, Bapak memiliki anak kembar.”
“Wah, kebetulan sekali yah. Saya bekerja di JKT Twins,” jawabnya.
Tidak lama kemudian perawat keluar kembali dan memberi tahu calon ayah
kedua, “Selamat Pak, Anda adalah ayah dari tiga orang anak kembar!” ”Wow,
itu sangat luar biasa sekali karena saya bekerja di 3M corporation,” kata ayah
kedua itu dengan kagum.
Setelah setengah jam kemudian perawat kembali lagi dan berkata untuk
berkata kepada calon ayah ketiga.
“Selamat untuk Bapak, anak Bapak adalah kembar empat.”
“Saya sangat tidak memercayainya, ini begitu luar biasa kebetulan karena saya
adalah pekerja empat musim, saya sangat senang sekali,” kata si ayah ketiga.
Setelah itu, ketiga ayah tadi semua matanya tertuju pada calon ayah keempat
yang pingsan. Mereka menghampiri dan mencoba membangunkannya. Tidak
lama kemudian, si calon ayah keempat itu mulai siuman dan berkata, “Saya
sangat menyesal karena mengambil pekerjaan di PT Abadi 5000.”
Teks Anekdot 6
Teks humor tersebut bertujuan hanya menghibur pembaca agar pembaca tertawa
karena isi ceritanya konyol. Banyaknya anak kembar yang lahir tergantung dan
berhubungan dengan angka pada nama tempat calon ayah bekerja. Calon ayah
bekerja di PT Abadi 5000 pingsan karena pikirnya istrinya akan melahirkan anak
kembar sebanyak 5.000 anak kembar.
Contoh:
Pak Camat, sekretaris
Polisi Inggris , Polisi Amerika, dan Polisi Indonesia
Beruang yang mengaku sebagai kelinci
2. Latar (Setting)
Teks anekdot merupakan cerita yang di dalamnya terdapat latar. Latar terbagi
tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Latar tempat, yaitu tempat kejadian
peristiwa cerita seperti di jalan, di rumah, di hutan, dsb. Latar waktu misalnya pagi
hari, sore hari, malam hari, dsb. Latar suasana seperti suasana menegangkan,
menggembirakan, dll.
3. Alur Kronologis
Teks Anekdot tentunya memiliki alur atau rangkaian peristiwa yang disusun
berdasarkan urutan waktu atau kronologis. Alur kronologis ini ditandai dengan
Teks Anekdot 7
konjungsi yang menyatakan kelanjutan peristiwa seperti lalu, setelah itu, kemudian,
dan sejenisnya.
Contoh:
Beberapa menit kemudian, seorang staf bawahan lari tergopoh-gopoh mendekati
Pak Camat.
Eh, dua jam kemudian si kelinci sudah berhasil dibawanya ke luar hutan.
4. Majas Ironi
Salah satu fungsi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik secara halus
dengan sindiran sehingga terdapat majas ironi (sindiran halus).
Contoh:
Polisi Inggris dan Amerika tercengang melihat apa yang dilakukan oleh polisi
Indonesia yang menyeret beruang yang menangis minta ampun dan mengaku
sebagai kelinci.
(Ironi terhadap polisi Indonesia yang salah tangkap)
5. Kalimat langsung dengan seruan atau kata yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari
Teks anekdot merupakan cerita fiksi yang diangkat dari kehidupan sehari-hari yang
di dalamnya terdapat tuturan lansung dengan seruan atau kata yang dipakai dalam
komunikasi tidak resmi, seperti wow, ho oh, deh, dsb.
Contoh:
Hanya lima menit si polisi menyeret ke luar seekor beruang yang nangis berteriak,
“Ampun, Pak, ampun! Saya jangan dipukuli. Saya ngaku deh! Saya kelinci!”
6. Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan
jawaban karena jawaban tersebut terkandung dalam pertanyaan tersebut atau
memang semua orang pun telah tahu jawabannya. Biasanya, kalimat retoris ini
digunakan dengan tujuan menegaskan kembali atau menyampaikan pernyataan
dalam bentuk pertanyaan.
Contoh:
Mencuri itu melanggar hukum, bukan?
Teks Anekdot 8
secara langsung, sedangkan kalimat tidak langsung berisi penceritaan kembali atas
ucapan-ucapan tokoh.
Contoh:
“Iya, kami siap!” jawab mereka dan seketika semua terdiam.
Contoh:
Si pencuri menjawab bahwa ia melakukan hal tersebut karena keluarganya belum
makan selama tiga hari.
Contoh:
Tukang tempe teriak, “Tolong, tolong, tolong!”
Sekarang, mari kita baca teks anekdot berikut ini. Setelah itu, kita temukan dan identifikasi
lima dari banyak unsur kebahasaanya, yaitu kalimat retoris, variasi kalimat langsung dan
tidak langsung, konjungsi penerang, kata kerja material, serta kata kerja mental.
Kambing Hilang
Teks Anekdot 9
Mereka pun memutuskan untuk menemui Pak Lurah sebagai pimpinan di desa
itu. Mereka pun mengadukan bahwa banyak warga yang kehilangan kambing.
Warga pun mengatakan bahwa menurut perkiraan mereka pasti ada maling.
Namun, jawaban Pak Lurah sungguh di luar dugaan.
“Jangan asal nuduh. Gak mungkin ada maling. Kita kan punya satpam kampung.
Tiap sudut kampung. Masuk dari mana mereka?”
“Nyatanya kambing warga banyak hilang, Pak Lurah!”
“Kalian mencurigai para satpam?”
“Bukan, Pak. Kami mencurigai ada maling.”
“Masuk dari mana?”
“Namanya maling, Pak, pasti selalu punya cara.”
“Udah, gini aja. Kasih bukti. Bawa kemari kambing kalian yang ilang.”
“Yaelah, Pak Lurah. Udah hilang ... gimana jadi bukti!”
“Berarti nggak hilang, dong! Gimana saya percaya kambing kalian hilang kalau
nggak ada bukti!”
“Kambing kami berkurang, Pak Lurah. Itu buktinya,” warga mencoba untuk
meyakinkan Pak Lurah.
“Gimana saya bisa tau laporan kalian ini betul atau salah? Jangan-jangan kambing
kamu sebenernya ada lima tapi ngaku ke saya ada tujuh, Man! Bilang ke saya dua
kambing hilang.”
“Pak Lurah, kok jadi begini ya? Pak Lurah itu pimpinan di sini. Kami, warga di sini,
lapor karena kami semua kehilangan. Apa untungnya kami bohong? Kami takut
kalau dibiarkan, malingnya merajalela.”
“Nyatanya, kambing saya nggak hilang.”
“Ya ampun, Pak! Jadi, Pak Lurah baru percaya ada maling setelah Pak Lurah ikut
kehilangan?”
“Sekarang ini musim hoaks. Walaupun banyak dari kalian yang sudah banyak
kehilangan, belum tentu ada maling. Lah, kalian nggak ada bukti. Kambing saya
juga aman aja, kok!”
Setelah percakapan antara warga dan Pak Lurah itu terjadi dan tak ada titik temu,
warga pun membubarkan diri dan mencari cara agar Pak Lurah percaya kepada
mereka. Warga pun berdiskusi. Keesokan harinya mereka menemui Pak Lurah
kembali.
“Pak Lurah, ini ada bukti. Warga pasang CCTV. Tuh, bener ada maling. Kelihatan.”
“Ha ha ha.. yakin itu maling? Saya curiga ini salah satu dari kalian yang pura-pura
jadi maling. Muka sengaja ditutupi terus bilang video ini sebagai bukti, kan? Atau
bisa jadi kalian edit.”
Teks Anekdot 10
“Ya ampun, Pak Lurah! Kemarin Pak Lurah minta bukti, kan? Ini buktinya.”
“Jangan gegabah dengan menuduh sembarangan. Bisa jadi kambing kalian
dimakan binatang buas.”
“Dari dulu kampung kita nggak ada binatang buas, Pak Lurah.”
“Nggak usah debat saya. Gini aja. Video CCTV ini saya bawa untuk diselidiki. Kalau
kalian terbukti bohong, kalian yang saya laporkan ke polisi. Satu lagi, siapa yang
pasang CCTV?”
“Kalian melanggar aturan. Jika untuk kepentingan kampung, harus seizin saya.
Kalian sudah melangkahi wewenang saya sebagai lurah. Kalian bisa dituntut.”
“Jangan, Pak Lurah! Kami minta maaf jika salah.”
Singkat cerita pertemuan mereka di hari itu selesai. Warga membubarkan diri
meskipun dengan tangan hampa bahkan membawa kecewa di hatinya. Entah
beberapa hari ke depannya, beberapa warga tidak sengaja bertemu dengan Pak
Lurah.
1. Kalimat retoris:
“Ya ampun, Pak Lurah! Kemarin Pak Lurah minta bukti, kan? Ini buktinya.”
“Jangan gegabah dengan menuduh sembarangan. Bisa jadi kambing kalian dimakan
binatang buas.”
Teks Anekdot 11
2. Variasi kalimat langsung dan tidak langsung
“Kambing kami berkurang, Pak Lurah. Itu buktinya,” warga mencoba untuk
meyakinkan Pak Lurah.
3. Konjungsi penerang
Mereka pun mengadukan bahwa banyak warga yang kehilangan kambing.
Latihan Soal
Bacalah kutipan anekdot berikut dengan cermat untuk menjawab soal no. 1—3.
Saya Datang
Pada zaman Dinasti Song ada seorang pencuri terkenal dengan panggilan “Saya
Datang” di Hongzhou. Dia meninggalkan jejak di rumah korbannya dengan
menulis “Saya Datang”. Penduduk kota kesal karena rumah mereka dicuri. Suatu
hari dia tertangkap.
“Apakah Anda mempunyai bukti bahwa dia bersalah?” tanya hakim kepada
polisi.
“Tidak salah lagi, Yang Mulia,” jawab polisi.
Tetapi orang itu menyangkal tuduhan tersebut, “Yang Mulia, Anda menangkap
orang yang salah,” protesnya, “polisi sudah putus asa dan menjadikan saya
kambing hitamnya. Mereka tidak punya bukti!”
Meskipun tidak ada bukti, hakim memerintahkan supaya dia ditahan sambil
menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Sesuai dengan adat yang berlaku, seorang
tahanan harus memberi uang kepada penjaga pada waktu masuk penjara.
Teks Anekdot 12
Soal 1
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Soal 2
Soal 3
Berikut merupakan partisipan (tokoh) yang terlibat dalam anekdot tersebut, kecuali ….
A. polisi
B. hakim
C. pencuri
D. penduduk kota
E. pengacara
Bacalah dengan cermat teks anekdot di bawah ini untuk menjawab soal No. 4 - 5.
“Adalah suatu kehormatan bagi kita sebagai warga negara yang baik untuk
membayar pajak dengan tersenyum,” kata Dirjen Pajak.
Teks Anekdot 13
Soal 4
A. abstraksi-reaksi-koda
B. orientasi-reaksi-koda
C. kritis-reaksi-koda
D. abstraksi-orientasi-kritis
E. orientasi-kritis-reaksi
Soal 5
A. para pengusaha
B. Dirjen Pajak
C. warga negara
D. sekelompok usahawan
E. pegawai pajak
Soal 6
Guru: “Setiap manusia pasti pemimpin. Paling tidak dia meminpin dirinya sendiri.
“ (3)
Agung menimpali pernyataan gurunya.
Agung: “Tidak hanya itu saja, Pak. Setiap manusia pasti jadi CAMAT.” (4)
Guru: “Apa itu?”
Agung: “Calon Mati.” (5)
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Teks Anekdot 14
Soal 7
Negara Guna adalah negara yang rakyatnya banyak yang muda. Seorang
wartawan dari mancanegara mewawancarai salah satu masyarakat.
Negara Guna adalah negara yang rakyatnya banyak yang muda. Seorang
wartawan dari mancanegara mewawancarai salah satu masyarakat.
A. wartawan
B. masyarakat
C. mancanegara
D. polisi
E. sahabatnya
Soal 8
Orang Pintar
Saat pelajaran berlangsung di kelas terjadi dialog antara guru dengan siswanya.
Guru : “Siapa yang bisa jawab? Ciri–ciri orang pintar itu apa?”
Murid SD : “Rajin belajar, dapat nilai bagus, dan selalu menyontek, Bu”
Guru : “Jawabanya sudah benar, tapi kok ada menyontek, maksudnya?”
Murid SD : “Iya bu, buktinya kita bisa menyontek pesawat buatan luar negeri
yang sangat canggih”,
Guru : “Bener juga ya, berarti besok jangan lupa rajin menyontek juga,”
kata Ibu Guru
Murid SD : “Setuju, besok saling contek ulangannya ya teman-teman”
Sambil menepuk jidat, guru berkata dalam hati, ”Aduh-aduh, salah ngomong ini,
pemikiranku apa yang terlalu pendek ya.”
Teks Anekdot 15
Sindiran kepada guru dalam teks anekdot tersebut agar guru seperti di bawah ini, kecuali
….
Bacalah teks anekdot di bawah ini untuk menjawab soal nomor 9—10.
Pada suatu hari, Presiden negara A hendak membeli kue kepada seorang ibu di
pinggir jalan.
Karena rasa ketertarikan yang kuat dengan penjual kue unik tersebut, sang
Presiden mencoba bertanya kepada si ibu.
Teks Anekdot 16
Soal 9
A. anggota DPR
B. pejabat kejaksaan negeri
C. pegawai Polda
D. pengawal presiden
E. anggota KPK
Soal 10
Teks Anekdot 17