Anda di halaman 1dari 17

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas X
BAHASA INDONESIA
Teks Anekdot

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Mampu memahami konsep dasar teks anekdot.
2. Mampu memahami dan menganalisis struktur teks anekdot.
3. Mampu memahami dan menganalisis unsur-unsur kebahasaan teks anekdot.

A. Teks Anekdot

Teks anekdot adalah cerita singkat tapi lucu dan menarik


karena biasanya mengenai orang penting atau terkenal
dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya (KBBI). Teks
berisi cerita fiksi yang disajikan berdasarkan kisah dari
kehidupan nyata dan biasanya melibatkan orang yang
terkenal.

1. Fungsi Teks Anekdot


Teks anekdot memiliki dua fungsi sebagai berikut.

a. Fungsi primer sebagai sarana ekspresi yang berhubungan dengan ketidakpuasan,


kejengkelan, kemarahan, dan sebagainya.

b. Fungsi sekunder sebagai bahan hiburan, sebagai analogi atau contoh dalam
menjelaskan sesuatu, penarik perhatian, dan sebagainya.
2. Tujuan Teks Anekdot
Teks anekdot mempunyai tujuan berikut ini.

a. Menyampaikan kritikan secara tidak langsung dengan cara sindiran pada layanan
publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.

b. Membangkitkan tawa untuk menghibur pembacanya.

c. Mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri
atau untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan.

3. Ciri-Ciri Teks Anekdot


Teks anekdot mempunyai ciri-ciri berikut ini.

a. Cerita fiksi atau percakapan singkat dengan gambaran realistis.

b. Bersifat menggelitik, lucu, jengkel, dan konyol.

c. Menyindir secara tidak langsung.

d. Di dalamnya terkandung tokoh, latar, rangkaian peristiwa, pelajaran, dan nasihat.

4. Persamaan dan Perbedaan Teks Anekdot dengan Teks Humor


a. Pengertian teks humor
Teks humor adalah teks yang berisi rangsangan yang cenderung secara spontan
memancing tawa atau senyum para pembaca atau pendengar.

b. Persamaan dan perbedaan


1.) Persamaan: membuat orang tertawa karena isinya lucu.
2.) Perbedaan:

Teks Anekdot Teks Humor

bertujuan untuk menyindir bertujuan untuk menghibur dan


seseorang, orang penting tidak berisi orang penting

terdapat kritik tidak terdapat kritik

isinya terstruktur isinya tidak terstruktur

menggunakan bahasa yang sopan kadang mengandung bahasa yang


dan penulisan baku kurang sopan sebagai humor

Teks Anekdot 2
B. Struktur Teks Anekdot
1. Bagian Struktur Teks Anekdot
a. Abstraksi
Abstraksi adalah bagian awal dari teks yang berfungsi untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai isi. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik
yang terdapat di dalam teks. Bagian ini bersifat opsional, boleh ada atau tidak.

b. Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa
terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.

c. Krisis
Krisis adalah bagian ketika terjadi masalah yang tidak biasa yang terjadi pada si
penulis atau orang yang diceritakan.

d. Reaksi
Reaksi adalah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul
di bagian krisis tadi.

e. Koda
Koda adalah bagian akhir dari cerita unik. Bisa juga dengan memberi simpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian ini bersifat
opsional.

2. Bagan Struktur Teks Anekdot

Abstraksi

Orientasi

Struktur
Krisis
Teks Anekdot

Reaksi

Koda

Teks Anekdot 3
3. Contoh Teks Anekdot Kritik Bidang Politik

Wartawan Oh Wartawan

Abstraksi

Sudah menjadi kebiasaan Pak Camat akan mengunjungi wilayah-wilayah di


bawah kepemimpinannya secara bergiliran.

Orientasi

Suatu hari Pak Camat berencana mengunjungi salah satu kawasan RW


berprestasi yang akan dibanggakannya.

Krisis

Sekretaris : “Pak, mobil sudah siap!”


Pak Camat : “Sebentar, kita tunggu dulu sampai di lokasi banyak wartawan
ya!”
Sekretaris : “Baik, Pak.”

Beberapa menit kemudian, seorang staf bawahan lari


tergopoh-gopoh mendekati Pak Camat.

Staff : “Pak, gawat Pak! Pasar yang baru dibangun minggu lalu sudah
banyak kios yang ambruk!”
Pak Camat : “Loh, kenapa ya?”
Staff : “Kata salah seorang pedagang, kayu atapnya digerogoti rayap
semua, Pak!”
Pak Camat : “ Wah, ayo pergi jangan sampai kita keduluan wartawan!”

Reaksi

Sekretaris : ”Mobil sudah siap, Pak, kita ke RW berprestasi atau ke pasar


dulu?”
Pak Camat : “Pasar! Ga usah bilang bilang!”

Koda

Mobil pun berlaju dengan kencang.

Teks Anekdot 4
Cerita anekdot tersebut menarik. Isi cerita adalah kritik terhadap pemerintahan
yang biasanya hanya ingin diliput prestasinya saja, sementara kegagalan tidak mau
diketahui siapa pun.

4. Contoh Teks Anekdot Kritik Bidang Hukum

Polisi Salah Tangkap

Abstraksi

Tiga polisi dunia berkumpul di tepi hutan. Mereka masing-masing dari Inggris,
Amerika, dan Indonesia.

Orientasi

Mereka berlomba menangkap kelinci yang akan dilepaskan ke hutan. Segala


metode boleh dicoba, berikut teknologi yang mereka punya.

Krisis

Polisi Inggris mendapat giliran pertama. Kelinci dilepas. Wussss…polisi dan


anak buahnya menyusul dan menyebar di dalam hutan. Tiga jam kemudian si
kelinci tertangkap.

Polisi Amerika mendapat kesempatan kedua. Wuss… lagi-lagi kelinci dilepas.


Tiga orang polisi mengikutinya ke hutan sambil menenteng peralatan canggih
milik FBI. Katanya bisa mendeteksi kelinci dengan akurat dalam radius 1 km.
Ah masa? Eh, dua jam kemudian si kelinci sudah berhasil dibawanya ke luar
hutan.

Polisi Indonesia mendapat giliran terakhir. Hanya seorang polisi saja yang
bersiap. Wusss… kelinci melesat masuk hutan. Polisi mengikuti tanpa peralatan
apa pun. Hanya lima menit si polisi menyeret ke luar seekor beruang yang
nangis berteriak, “Ampun, Pak, ampun! Saya jangan dipukuli. Saya ngaku deh!
Saya kelinci!”

Teks Anekdot 5
Reaksi

Polisi Inggris dan Amerika tercengang melihat apa yang dilakukan oleh polisi
Indonesia yang menyeret beruang yang menangis minta ampun dan mengaku
sebagai kelinci.

Koda

Anekdot tersebut merupakan kritikan terhadap kepolisian Indonesia dan harapan


dari masyarakat agar teliti dan hati-hati dalam bertindak. Jangan sampai orang yang
tak bersalah mendapat hukuman.

5. Contoh Teks Humor

Kelahiran Anak Kembar

Di rumah sakit, empat orang calon ayah sedang sibuk mondar-mandir di lorong
menunggu istrinya masing-masing yang sedang melahirkan.

Kemudian seorang perawat keluar dan berkata kepada calon ayah yang
pertama “Selamat, Bapak memiliki anak kembar.”
“Wah, kebetulan sekali yah. Saya bekerja di JKT Twins,” jawabnya.
Tidak lama kemudian perawat keluar kembali dan memberi tahu calon ayah
kedua, “Selamat Pak, Anda adalah ayah dari tiga orang anak kembar!” ”Wow,
itu sangat luar biasa sekali karena saya bekerja di 3M corporation,” kata ayah
kedua itu dengan kagum.

Setelah setengah jam kemudian perawat kembali lagi dan berkata untuk
berkata kepada calon ayah ketiga.
“Selamat untuk Bapak, anak Bapak adalah kembar empat.”
“Saya sangat tidak memercayainya, ini begitu luar biasa kebetulan karena saya
adalah pekerja empat musim, saya sangat senang sekali,” kata si ayah ketiga.

Setelah itu, ketiga ayah tadi semua matanya tertuju pada calon ayah keempat
yang pingsan. Mereka menghampiri dan mencoba membangunkannya. Tidak
lama kemudian, si calon ayah keempat itu mulai siuman dan berkata, “Saya
sangat menyesal karena mengambil pekerjaan di PT Abadi 5000.”

(Sumber: diadaptasi dari ceritalengkap.com)

Teks Anekdot 6
Teks humor tersebut bertujuan hanya menghibur pembaca agar pembaca tertawa
karena isi ceritanya konyol. Banyaknya anak kembar yang lahir tergantung dan
berhubungan dengan angka pada nama tempat calon ayah bekerja. Calon ayah
bekerja di PT Abadi 5000 pingsan karena pikirnya istrinya akan melahirkan anak
kembar sebanyak 5.000 anak kembar.

C. Unsur Kebahasaan Teks Anekdot


1. Partisipan
Teks anekdot merupakan cerita singkat yang di dalamnya terdapat tokoh atau
partisipan sebagai pelaku dalam cerita. Partisipan dalam teks anekdot bisa berupa
partisipan manusia atau binatang (seperti dongeng yang bisa berbicara seperti
manusia).

Contoh:
Pak Camat, sekretaris
Polisi Inggris , Polisi Amerika, dan Polisi Indonesia
Beruang yang mengaku sebagai kelinci

2. Latar (Setting)
Teks anekdot merupakan cerita yang di dalamnya terdapat latar. Latar terbagi
tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Latar tempat, yaitu tempat kejadian
peristiwa cerita seperti di jalan, di rumah, di hutan, dsb. Latar waktu misalnya pagi
hari, sore hari, malam hari, dsb. Latar suasana seperti suasana menegangkan,
menggembirakan, dll.

Contoh latar tempat:


Tiga polisi dunia berkumpul di tepi hutan.

Contoh latar waktu:


Pada suatu malam yang mencekam, ada seorang kakek tunawisma yang berjalan
di jalan yang sepi dan hendak menyebrang jalan.
Susi bekerja sampai larut malam di kantornya.

Contoh latar suasana:


Setelah itu, semua mata dari ketiga ayah itu tertuju pada calon ayah keempat
yang pingsan. Mereka menghampiri dan mencoba membangunkannya. (suasana
mencengangkan)

3. Alur Kronologis
Teks Anekdot tentunya memiliki alur atau rangkaian peristiwa yang disusun
berdasarkan urutan waktu atau kronologis. Alur kronologis ini ditandai dengan

Teks Anekdot 7
konjungsi yang menyatakan kelanjutan peristiwa seperti lalu, setelah itu, kemudian,
dan sejenisnya.

Contoh:
Beberapa menit kemudian, seorang staf bawahan lari tergopoh-gopoh mendekati
Pak Camat.
Eh, dua jam kemudian si kelinci sudah berhasil dibawanya ke luar hutan.

4. Majas Ironi
Salah satu fungsi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik secara halus
dengan sindiran sehingga terdapat majas ironi (sindiran halus).

Contoh:
Polisi Inggris dan Amerika tercengang melihat apa yang dilakukan oleh polisi
Indonesia yang menyeret beruang yang menangis minta ampun dan mengaku
sebagai kelinci.
(Ironi terhadap polisi Indonesia yang salah tangkap)

5. Kalimat langsung dengan seruan atau kata yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari
Teks anekdot merupakan cerita fiksi yang diangkat dari kehidupan sehari-hari yang
di dalamnya terdapat tuturan lansung dengan seruan atau kata yang dipakai dalam
komunikasi tidak resmi, seperti wow, ho oh, deh, dsb.

Contoh:
Hanya lima menit si polisi menyeret ke luar seekor beruang yang nangis berteriak,
“Ampun, Pak, ampun! Saya jangan dipukuli. Saya ngaku deh! Saya kelinci!”

6. Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak memerlukan
jawaban karena jawaban tersebut terkandung dalam pertanyaan tersebut atau
memang semua orang pun telah tahu jawabannya. Biasanya, kalimat retoris ini
digunakan dengan tujuan menegaskan kembali atau menyampaikan pernyataan
dalam bentuk pertanyaan.

Contoh:
Mencuri itu melanggar hukum, bukan?

7. Variasi antara kalimat langsung dan tidak langsung


Selain kalimat langsung yang berisi seruan, dalam teks anekdot juga terdapat
kalimat langsung yang mengungkapkan banyak hal, tidak hanya seruan. Dalam
teks anekdot, keberadaan kalimat langsung berselang-seling dengan kalimat tidak
langsung. Kalimat langsung berupa dialog yang diucapkan oleh tokoh-tokohnya

Teks Anekdot 8
secara langsung, sedangkan kalimat tidak langsung berisi penceritaan kembali atas
ucapan-ucapan tokoh.
Contoh:
“Iya, kami siap!” jawab mereka dan seketika semua terdiam.

8. Konjungsi penerang atau penjelas bahwa


Berhubungan dengan unsur kebahasaan sebelumnya, saat menceritakan kembali
ucapan-ucapan tokoh dalam kalimat tidak langsung, diperlukan konjungsi yang
berfungsi sebagai penerang atau penjelas atas ucapan yang disampaikan. Konjungsi
yang digunakan adalah bahwa.

Contoh:
Si pencuri menjawab bahwa ia melakukan hal tersebut karena keluarganya belum
makan selama tiga hari.

9. Kata kerja material


Kata kerja material disebut juga kata kerja aksi. Kata kerja material adalah kata
yang menunjukkan aktivitas fisik seseorang. Dengan kata lain, kata kerja material
menunjukkan tindakan atau aksi yang dilakukan seseorang.

Contoh:
Tukang tempe teriak, “Tolong, tolong, tolong!”

10. Kata kerja mental


Kata kerja mental adalah kata yang menunjukkan aktivitas pikiran atau perasaan
seorang tokoh. Berbeda dengan kata kerja material yang terlihat tindakan fisik yang
dilakukan oleh tokoh, pada kata kerja mental umumnya tidak terlihat aktivitasnya
secara fisik.
Contoh:
Mungkin mereka menyesal malah menertawakannya.

Sekarang, mari kita baca teks anekdot berikut ini. Setelah itu, kita temukan dan identifikasi
lima dari banyak unsur kebahasaanya, yaitu kalimat retoris, variasi kalimat langsung dan
tidak langsung, konjungsi penerang, kata kerja material, serta kata kerja mental.

Kambing Hilang

Keresahan menimpa warga di Desa Kambing Hitam. Banyak warga yang


kehilangan kambing yang merupakan hewan ternaknya. Memang kebanyakan
warga di desa itu menafkahi keluarganya dari hasil ternak kambing.

Teks Anekdot 9
Mereka pun memutuskan untuk menemui Pak Lurah sebagai pimpinan di desa
itu. Mereka pun mengadukan bahwa banyak warga yang kehilangan kambing.
Warga pun mengatakan bahwa menurut perkiraan mereka pasti ada maling.
Namun, jawaban Pak Lurah sungguh di luar dugaan.

“Jangan asal nuduh. Gak mungkin ada maling. Kita kan punya satpam kampung.
Tiap sudut kampung. Masuk dari mana mereka?”
“Nyatanya kambing warga banyak hilang, Pak Lurah!”
“Kalian mencurigai para satpam?”
“Bukan, Pak. Kami mencurigai ada maling.”
“Masuk dari mana?”
“Namanya maling, Pak, pasti selalu punya cara.”
“Udah, gini aja. Kasih bukti. Bawa kemari kambing kalian yang ilang.”
“Yaelah, Pak Lurah. Udah hilang ... gimana jadi bukti!”
“Berarti nggak hilang, dong! Gimana saya percaya kambing kalian hilang kalau
nggak ada bukti!”
“Kambing kami berkurang, Pak Lurah. Itu buktinya,” warga mencoba untuk
meyakinkan Pak Lurah.
“Gimana saya bisa tau laporan kalian ini betul atau salah? Jangan-jangan kambing
kamu sebenernya ada lima tapi ngaku ke saya ada tujuh, Man! Bilang ke saya dua
kambing hilang.”
“Pak Lurah, kok jadi begini ya? Pak Lurah itu pimpinan di sini. Kami, warga di sini,
lapor karena kami semua kehilangan. Apa untungnya kami bohong? Kami takut
kalau dibiarkan, malingnya merajalela.”
“Nyatanya, kambing saya nggak hilang.”
“Ya ampun, Pak! Jadi, Pak Lurah baru percaya ada maling setelah Pak Lurah ikut
kehilangan?”
“Sekarang ini musim hoaks. Walaupun banyak dari kalian yang sudah banyak
kehilangan, belum tentu ada maling. Lah, kalian nggak ada bukti. Kambing saya
juga aman aja, kok!”

Setelah percakapan antara warga dan Pak Lurah itu terjadi dan tak ada titik temu,
warga pun membubarkan diri dan mencari cara agar Pak Lurah percaya kepada
mereka. Warga pun berdiskusi. Keesokan harinya mereka menemui Pak Lurah
kembali.

“Pak Lurah, ini ada bukti. Warga pasang CCTV. Tuh, bener ada maling. Kelihatan.”
“Ha ha ha.. yakin itu maling? Saya curiga ini salah satu dari kalian yang pura-pura
jadi maling. Muka sengaja ditutupi terus bilang video ini sebagai bukti, kan? Atau
bisa jadi kalian edit.”

Teks Anekdot 10
“Ya ampun, Pak Lurah! Kemarin Pak Lurah minta bukti, kan? Ini buktinya.”
“Jangan gegabah dengan menuduh sembarangan. Bisa jadi kambing kalian
dimakan binatang buas.”
“Dari dulu kampung kita nggak ada binatang buas, Pak Lurah.”
“Nggak usah debat saya. Gini aja. Video CCTV ini saya bawa untuk diselidiki. Kalau
kalian terbukti bohong, kalian yang saya laporkan ke polisi. Satu lagi, siapa yang
pasang CCTV?”

Dengan serempak mereka mengatakan bahwa merekalah yang membeli CCTV


dengan uang patungan.

“Kalian melanggar aturan. Jika untuk kepentingan kampung, harus seizin saya.
Kalian sudah melangkahi wewenang saya sebagai lurah. Kalian bisa dituntut.”
“Jangan, Pak Lurah! Kami minta maaf jika salah.”

Singkat cerita pertemuan mereka di hari itu selesai. Warga membubarkan diri
meskipun dengan tangan hampa bahkan membawa kecewa di hatinya. Entah
beberapa hari ke depannya, beberapa warga tidak sengaja bertemu dengan Pak
Lurah.

“Gimana, Pak Lurah?”


“Apanya?”
“Hasil rekaman CCTV.”
“Asli.”
“Terus?”
“Ya, gimana. Itu orang ketutup wajahnya.”
“Apa perlu kita tanyai satpam, Pak?”
“Maksud kalian apa? Satpam itu suruhan saya. Saya yang gaji mereka. Kalian
curiga sama mereka? Itu artinya kalian curiga sama saya. Kalian akan saya tuntut.”
Warga menyerah. Kapolsek, adik kandung Pak Lurah. Satpam, suruhan Pak
Lurah. Pak Lurah mengklaim dia yang menggaji. Padahal, dari iuran warga. Ah,
tapi benar.

Diadaptasi dari facebook.com/story.php?story_fbid=10218771394860627&id=1372839213

1. Kalimat retoris:
“Ya ampun, Pak Lurah! Kemarin Pak Lurah minta bukti, kan? Ini buktinya.”
“Jangan gegabah dengan menuduh sembarangan. Bisa jadi kambing kalian dimakan
binatang buas.”

Teks Anekdot 11
2. Variasi kalimat langsung dan tidak langsung
“Kambing kami berkurang, Pak Lurah. Itu buktinya,” warga mencoba untuk
meyakinkan Pak Lurah.

3. Konjungsi penerang
Mereka pun mengadukan bahwa banyak warga yang kehilangan kambing.

4. Kata kerja material


Warga pun mengatakan bahwa menurut perkiraan mereka pasti ada maling.

5. Kata kerja mental


Warga membubarkan diri meskipun dengan tangan hampa bahkan membawa kecewa
di hatinya.

Latihan Soal

Bacalah kutipan anekdot berikut dengan cermat untuk menjawab soal no. 1—3.

Saya Datang

Pada zaman Dinasti Song ada seorang pencuri terkenal dengan panggilan “Saya
Datang” di Hongzhou. Dia meninggalkan jejak di rumah korbannya dengan
menulis “Saya Datang”. Penduduk kota kesal karena rumah mereka dicuri. Suatu
hari dia tertangkap.

“Apakah Anda mempunyai bukti bahwa dia bersalah?” tanya hakim kepada
polisi.
“Tidak salah lagi, Yang Mulia,” jawab polisi.
Tetapi orang itu menyangkal tuduhan tersebut, “Yang Mulia, Anda menangkap
orang yang salah,” protesnya, “polisi sudah putus asa dan menjadikan saya
kambing hitamnya. Mereka tidak punya bukti!”

Polisi memperingatkan hakim, “Kami sudah bersusah payah menangkapnya,


Yang Mulia. Jika Yang Mulia melepaskannya, sangatlah sukar bagi kami untuk
menangkapnya kembali.”

Meskipun tidak ada bukti, hakim memerintahkan supaya dia ditahan sambil
menunggu pemeriksaan lebih lanjut. Sesuai dengan adat yang berlaku, seorang
tahanan harus memberi uang kepada penjaga pada waktu masuk penjara.

(Sumber: Refleksi bagi Para Pemimpin karya Michael C. Tang)

Teks Anekdot 12
Soal 1

Bagian abstraksi dalam teks anekdot tersebut terdapat pada paragraf ….

A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

Soal 2

Masalah yang dikritisi dalam kutipan anekdot tersebut adalah ….

A. kondisi peradilan pada suatu negara


B. kebebasan dalam mengungkapkan pendapat
C. kejujuran dalam menjalani kehidupan
D. keterpaksaan dalam menghadapi kondisi ekonomi
E. kebijakan dalam memutuskan suatu hal

Soal 3

Berikut merupakan partisipan (tokoh) yang terlibat dalam anekdot tersebut, kecuali ….

A. polisi
B. hakim
C. pencuri
D. penduduk kota
E. pengacara

Bacalah dengan cermat teks anekdot di bawah ini untuk menjawab soal No. 4 - 5.

Prosedur Pelaporan dan Pembayaran Pajak

Direktur Jenderal Pajak sedang berbicara di hadapan sekelompok usahawan


tentang kewajiban dan tanggung jawab membayar pajak.

“Adalah suatu kehormatan bagi kita sebagai warga negara yang baik untuk
membayar pajak dengan tersenyum,” kata Dirjen Pajak.

Tiba-tiba dari barisan belakang terdengar suara berteriak kegirangan, “Aduh,


syukur! tadinya kusangka bahwa pajak harus dibayar dengan uang.”

Teks Anekdot 13
Soal 4

Struktur dari teks anekdot di atas adalah ….

A. abstraksi-reaksi-koda
B. orientasi-reaksi-koda
C. kritis-reaksi-koda
D. abstraksi-orientasi-kritis
E. orientasi-kritis-reaksi

Soal 5

Kritikan berupa sindiran tersebut ditujukan secara tidak langsung kepada ….

A. para pengusaha
B. Dirjen Pajak
C. warga negara
D. sekelompok usahawan
E. pegawai pajak

Soal 6

Bacalah teks di bawah ini.

Pelajaran moral berlangsung (1). Siswa mendengarkan ceramah guru dengan


tenang (2).

Guru: “Setiap manusia pasti pemimpin. Paling tidak dia meminpin dirinya sendiri.
“ (3)
Agung menimpali pernyataan gurunya.
Agung: “Tidak hanya itu saja, Pak. Setiap manusia pasti jadi CAMAT.” (4)
Guru: “Apa itu?”
Agung: “Calon Mati.” (5)

Para siswa tertawa geli dan guru pun tersenyum. (6)

Bagian yang termasuk orientasi adalah ….

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Teks Anekdot 14
Soal 7

Bacalah teks di bawah ini.

Negara Guna adalah negara yang rakyatnya banyak yang muda. Seorang
wartawan dari mancanegara mewawancarai salah satu masyarakat.

Wartawan : “DI negaramu itu penduduknya awet muda, ya?”


Masyarakat : “Ya, jelas!”
Wartawan : “Anda bisa buktikan?”
Masyarakat : “Gini Pak … Setiap makanan yang beredar itu selalu diberi
pengawet sehingga makanana awet dan masyarakat juga awet.”

Negara Guna adalah negara yang rakyatnya banyak yang muda. Seorang
wartawan dari mancanegara mewawancarai salah satu masyarakat.

Pihak yang disindir dalam teks tersebut adalah ….

A. wartawan
B. masyarakat
C. mancanegara
D. polisi
E. sahabatnya

Soal 8

Bacalah teks di bawah ini.

Orang Pintar

Saat pelajaran berlangsung di kelas terjadi dialog antara guru dengan siswanya.

Guru : “Siapa yang bisa jawab? Ciri–ciri orang pintar itu apa?”
Murid SD : “Rajin belajar, dapat nilai bagus, dan selalu menyontek, Bu”
Guru : “Jawabanya sudah benar, tapi kok ada menyontek, maksudnya?”
Murid SD : “Iya bu, buktinya kita bisa menyontek pesawat buatan luar negeri
yang sangat canggih”,
Guru : “Bener juga ya, berarti besok jangan lupa rajin menyontek juga,”
kata Ibu Guru
Murid SD : “Setuju, besok saling contek ulangannya ya teman-teman”

Sambil menepuk jidat, guru berkata dalam hati, ”Aduh-aduh, salah ngomong ini,
pemikiranku apa yang terlalu pendek ya.”

Teks Anekdot 15
Sindiran kepada guru dalam teks anekdot tersebut agar guru seperti di bawah ini, kecuali
….

A. Guru harus menjelaskan arti menyontek kepada murid dengan sejelas-jelasnya.


B. Guru jangan mengizinkan murid-murid menyontek saat ulangan.
C. Guru seharusnya berpikir sebelum menjawab pertanyaan murid.
D. Guru jangan salah berbicara atau menjelaskan konsep kepada murid.
E. Guru harus berpikiran pendek dan sering–sering tepuk jidat.

Bacalah teks anekdot di bawah ini untuk menjawab soal nomor 9—10.

Anak Saya Kerja dengan Negara!

Pada suatu hari, Presiden negara A hendak membeli kue kepada seorang ibu di
pinggir jalan.

Karena rasa ketertarikan yang kuat dengan penjual kue unik tersebut, sang
Presiden mencoba bertanya kepada si ibu.

Presiden : “Ibu punya anak berapa?”


Ibu : “Saya punya anak empat, mereka sedang bekerja semua. Yang
ke-1 bekerja di KPK, ke-2 di POLDA, ke-3 di Kejaksaan Negeri, dan
yang terakhir di DPR. Mereka sangat sibuk sekali.”

Bapak Presiden menggeleng-gelengkan kepala seakan tidak percaya akan apa


yang didengarnya. Beberapa pengawal presiden berbicara di belakang. “Meskipun
hanya berjualan kue, ibu ini bisa menjadikan anaknya sukses, jujur. Kalau mereka
sampai korupsi mungin ibu ini sudah tinggal di rumah mewah!”

Presiden : “Wah, hebat sekali. Ngomong-ngomong apa jabatan anak ibu di


Polda, KPK, Kejaksaan Negeri, dan DPR?
Ibu : “Ya sama seperti saya, jualan kue juga”

Bapak Presiden tercengang mendengar jawaban yang diberikan si penjual kue.


Situasi kembali normal dan bapak presiden beserta pengawalnya kembali ke
kantor setelah membeli kue tersebut.

Teks Anekdot 16
Soal 9

Partisipan pada teks anekdot tersebut adalah ….

A. anggota DPR
B. pejabat kejaksaan negeri
C. pegawai Polda
D. pengawal presiden
E. anggota KPK

Soal 10

Sindiran yang terdapat pada teks anekdot tersebut adalah ….

A. Seorang presiden mau membeli kue di pinggir jalan.


B. Anak tukang kue bekerja di lembaga pemerintah sebagai tukang kue.
C. Kebiasaan korupsi oleh pejabat. Pejabat yang korupsi sudah memiliki rumah mewah.
D. Ibu tukang kue yang berani memberikan kabar palsu kepada presiden.
E. Presiden dan pengawalnya menyempatkan blusukan ke pinggir jalan.

Teks Anekdot 17

Anda mungkin juga menyukai