Anda di halaman 1dari 8

TEKS

ANEKDOT

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anekdot


adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau
terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Jadi,
pada dasarnya, anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh
kejadian nyata.
Contoh Teks Anekdot

Sekarang, coba perhatikan contoh anekdot mengenai baju tahanan KPK di bawah
ini!

Amar : “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”

Amir : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Mar!”

Amar : “Saking kayanya mereka, sampai mampu memiliki baju termahal di


Indonesia.”

Amir : “Hah, baju termahal di Indonesia? Baju apa itu?”

Amar : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”

Amir : “Kok malah baju tahanan KPK?” (Bingung)

Amar : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang
negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”

Amir : “Ooohh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku.”


1. Abstraksi
Abstraksi menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks
bernama anekdot.

Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai


teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

2. Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang
menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

3. Krisis
Struktur teks anekdot berikutnya adalah Krisis.

Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama


dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.

4. Reaksi
Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis.

Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah


menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.

5. Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda
merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.
Langkah-Langkah Membuat Teks Anekdot
 Pertama, kamu menentukan topik sebagai
masalah yang akan disorot.
 Selanjutnya, kamu menentukan tokoh terkait.
 Setelah itu, tinggal menentukan peristiwa yang
menjadi latar belakang.
 Lalu, kamu merinci peristiwa dalam alur anekdot
yang meliputi abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,
dan koda.
 Kemudian, mengembangkan kerangka anekdot
menjadi sebuah cerita yang utuh.
 Terakhir, kamu tinggal melakukan penyuntingan.

Anda mungkin juga menyukai