http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj
Abstract
___________________________________________________________________
This research aims to determine the effect of institutional ownership, managerial ownership, independent
commissioners, audit committees, audit quality and company size on the income smoothing. Population of this
research are all companies that listed in Jakarta Islamic Index (JII) with total 46 companies. The method used
is purposive sampling with 16 companies that listed in JII with 40 samples of annual report have observed.
Analysis technique that used is logistic regression using IBM SPSS Statistic 21. The results show that
institutional ownership and company size have negative significant effect on the income smoothing. While, the
managerial ownership, independent commissioners, audit committees, audit quality are not significantly affect
the income smoothing. Suggestion for next research is replace the mechanism of managerial ownership,
independent commissioners, audit committees, audit quality with another mechanism.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: kharismakbar@gmail.com
1
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
PENDAHULUAN
Laba merupakan salah satu bagian yang menemukan hubungan negatif, sedangkan
menjadi parameter guna mengukur kenaikan Chaterine dan Marpaung (2013) menemukan
atau penurunan kinerja pada perusahaan. bukti bahwa tidak ada pengaruh ketiga variabel
Boediono, 2005 Parameter yang digunakan tersebut terhadap praktik perataan laba.
untuk mengukur kinerja manajemen dalam Prabayanti dan Gerianta (2010) serta Gayatri
laporan keuangan adalah informasi laba yang (2013) menemukan bahwa tidak ada pengaruh
terkandung dalam laporan Laba/Rugi kualitas audit terhadap praktik perataan laba,
menyatakan Laba yang lebih tinggi dari periode sedangkan Chaterine dan Marpaung (2013)
sebelumnya dapat menunjukkan kinerja yang menemukan hubungan negatif. Ukuran
baik dan mempengaruhi peningkatan harga perusahaan diteliti oleh Martinez dan Miguel
saham perusahaan. yang menemukan pengaruh negatif, sedangkan
Investor menurut Beattie et al. (1994) Yulia (2013) menemukan tidak adanya
sering terpaku pada informasi laba tanpa pengaruh. Berdasarkan penelitian terdahulu,
memperhatikan prosedur yang digunakan oleh variabel-variabel tersebut masih belum konsisten
manajemen dalam menghasilkan informasi laba hasilnya sehingga peneliti ini akan menguji
tersebut. Pentingnya informasi laba ini disadari kembali pengaruh masing-masing variable
oleh pihak manajemen selaku penyusun laporan terhadap praktik perataan laba.
keuangan. Oleh karena itu, laba sering Penelitian ini dilakukan untuk
dimanipulasi atau direkayasa oleh pihak menemukan bukti empiris pengaruh
manajemen yang dikenal dengan istilah earning kepemilikan institusional, kepemilikan
management atau manajemen laba (Hwihanus manajerial, komisaris independen, komite audit,
dkk, 2010). Salah satu tindakan manajemen laba kualitas audit, dan ukuran perusahaan terhadap
yang sering digunakan oleh manajemen adalah praktik perataan laba dalam satu model.
income smoothing atau praktik perataan laba. Pengukuran praktik perataan laba menggunakan
Berdasarkan penghitungan yang Indeks Eckel sebagai cara pengklasifikasian
dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan perata lab dan bukan perataa laba pada
yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam
periode 2009-2011 dihasilkan temuan enam Jakarta Islamic Index (JII) pada 2011-2013.
perusahaan terbukti melakukan praktik perataan Teori keagenan menjelaskan adanya
laba (income smoothing) dan enam perusahaan perbedaan kepentingan antara agent dengan
lain tidak terbukti melakukan praktik perataan principal, sehingga mungkin saja pihak
laba (income smoothing). Perusahaan dengan nilai manajemen tidak selalu melakukan tindakan
Indeks Eckel terendah (tidak melakukan praktik terbaik bagi kepentingan pemilik (Jensen dan
perataan laba) adalah PT. PP London Sumatra Meckling, 1976). Perbedaan kepentingan ini
Indonesia Tbk., sedangkan perusahaan dengan tidak hanya terjadi antara pihak manajemen
nilai Indeks Eckel tertinggi (melakukan praktik dengan pemegang saham saja, tetapi juga
perataan laba) adalah PT. Astra International dengan pengguna informasi akuntansi lainnya,
Tbk. seperti kreditur dan pemerintah. Kreditur hanya
Penelitian terhadap praktik perataan laba ingin memberikan kredit sesuai kemampuan
sudah diteliti sebelumnya, Bhakti (2008) perusahaan sedangkan manajemen berkeinginan
menemukan bahwa kepemilikan institusional memperoleh kredit sebesar mungkin dengan
berpengaruh negatif terhadap praktik perataan bunga yang rendah. Pemerintah ingin
laba, sedangkan Prabayanti dan Gerianta (2010) memungut pajak sebesar mungkin sedangkan
menemukan keduanya tidak saling berpengaruh. manajemen ingin membayar pajak sekecil
Kepemilikan manajerial, komisaris independen, mungkin (Jin dan Machfoedz, 1998).
dan komite audit diteliti oleh Bhakti (2008) yang
2
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
Kepemilikan saham yang besar oleh pihak pengelolaan perusahaan (Dyah dan Erman,
institusional merupakan salah satu mekanisme 2009). Keberadaan komisaris independen dalam
untuk mengawasi kinerja manajemen. Theory perusahaan berfungsi sebagai penyeimbang
Agency menyebutkan ketidakseimbangan dalam proses pengambilan keputusan yang
informasi merupakan salah satu dasar tindak memihak kepada pemegang saham minoritas
opportunistic manajemen. Pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
institusional dapat mengimbangi informasi yang perusahaan. Komisaris independen diharapkan
dimiliki oleh manajemen didasarkan atas dapat menciptakan good corporate governance
kepemilikan saham yang relatif signifikan melalui fungsinya dan tanggungjawabnya atas
sehingga asimetri informasi yang terjadi antara pengawasan kualitas informasi yang terkandung
manajemen dan pemilik rendah. Kepemilikan dalam laporan keuangan. Beasley (1996)
saham institusi yang tinggi menurut Subhan menyatakan bahwa masuknya dewan komisaris
(2012) diharapkan dapat menimbulkan usaha yang berasal dari luar perusahaan meningkatkan
pengawasan yang lebih besar sehingga dapat efektivitas dewan tersebut dalam mengawasai
menghalangi perilaku opportunistic manajer yang manajemen untuk mencegah kecurangan
dapat merugikan semua pihak. laporan keuangan
H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh H3: Komisaris independen berpengaruh secara
secara negatif dan signifikan terhadap praktik negatif dan signifikan terhadap praktik
perataan laba perataan laba
Kepemilikan saham oleh manajemen Komite audit memiliki tanggung jawab
dianggap dapat menyatukan kepentingan antara pengawasan untuk proses pelaporan keuangan
agent dalam hal ini manajemen dengan principal perusahaan dan tujuan utamanya adalah untuk
sebagai pemegang saham. Jensen & Meckling meningkatkan kredibilitas laporan yang diaudit.
(1976) menemukan bukti bahwa kepemilikan Pada prinsipnya, tugas dari komite audit adalah
saham oleh manajer berhasil menjadi untuk memberikan rekomendasi kepada dewan
mekanisme untuk mengurangi masalah komisaris untuk kondisi pelaksanaan peraturan
keagenan dan moral hazard dari manajer perundang-undangan kegiatan perusahaan dan
dengan menyelaraskan kepentingan manajer melakukan penelaahan untuk laporan keuangan
dengan pemegang saham. Kepemilikan saham perusahaan (Putri, 2011). Komite audit menurut
oleh manajeman diharapkan untuk Sari (2008) dalam Aji (2012) bertanggungjawab
meningkatkan motivasi manajemen dalam untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi
pengambilan keputusan-keputusan perusahaan audit internal, dan mengamati sistem
juga dari sisi principal. Menurut Boediono pengendalian internal (termasuk audit internal)
(2005) Saham yang dimiliki oleh manajer dapat mengurangi sifat oppurtunistic manajemen
perusahaan relatif kecil dari total seluruh saham yang melakukan manajemen laba (earning
yang ada dalam perusahaan akan tetapi secara management) dengan cara mengawasi laporan
umum dapat dikatakan bahwa persentase keuangan dan melakukan pengawasan pada
tertentu kepemilikan manajerial cenderung audit eksternal.
mempengaruhi tindakan manajemen laba. H4 : Komite audit berpengaruh negatif dan
H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba
secara negatif dan signifkan terhadap praktik Reputasi auditor sangat menentukan
perataan laba kredibilitas laporan keuangan. Auditor
Komisaris independen adalah komisaris bereputasi baik dianggap dapat mendeteksi
yang bukan merupakan anggota manajemen, kemungkinan terjadinya manajemen laba secara
pemegang saham mayoritas, pejabat atau lebih awal sehingga dapat mengurangi
dengan kata lain berhubungan langsung atau terjadinya praktik perataan laba. Manajemen
tidak langsung dengan pemegang saham melakukan perataan laba (income smoothing)
mayoritas suatu perusahaan yang mengawasi guna mengurangi fluktuasi nilai laba sehingga
3
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
perusahaan tampak memiliki kinerja yang terus kecilnya suatu perusahaan yang salah satu
menigkat sehingga manajemen akan dipandang caranya bisa dilihat dari besar kecilnya aset yang
mampu dan berprestasi dalam mengelola dimiliki. Aji (2012) Menyatakan semakin besar
perusahaan. Sedangkan pemilik (principal) aset maka semakin banyak modal ditanam,
menginginkan adanya laporan keuangan yang semakin banyak penjualan maka semakin
menampilkan kondisi sebenarnya dari banyak perputaran uang dan semakin besar
perusahaan sehingga dilakukan audit atas kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
laporan keuangan. Nama besar auditor menurut dikenal dalam masyarakat. Perusahaan yang
Riswandi dkk (2012) akan menghambat besar lebih diperhatikan oleh masyarakat
manajemen melakukan perataan laba dan sehingga mereka akan lebih hati-hati dalam
menambah kredibilitas pelaporan laba. melaporkan kondisi keuangannya, sehingga
H5 : Reputasi auditor berpengaruh perusahaan sebisa mungkin membuat laporan
negatif dan signifikan terhadap praktik keuangan yang akuntabel.
perataan laba H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh
Ukuran perusahaan secara umum dapat negatif dan signifikan terhadap praktik
diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau perataan laba
Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini digambarkan pada Gambar
dibawah ini:
Ukuran Perrusahaan
4
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
5
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
Jenis Penelitian dan Sumber Data BEI dalam kurun waktu 2011 sampai dengan
Jenis penelitian ini adalah penelitian 2013 serta data dalam ICMD.
kuantitatif untuk meneliti faktor-faktor apa saja Metode Analisis Data
yang mempengarui praktik pertaan laba (income Metode analisis data yang digunakan
smoothing). Jenis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif
penelitian ini adalah data sekunder berupa dan regresi logistik menggunakan IBM SPSS
laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Statisctic 21.
Berdasarkan Tabel 3, nilai statistik diatas 0.05 maka model dinyatakan fit dan dapat
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit sebesar diterima karena antara model mampu
2.202 dengan probabilitas signifikansi 0.974 memprediksi nilai observasinya.
Tabel 4. Overall Model Fit
Iteration Historya,b,c
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood
Constant
1 55.051 -.200
Step 0
2 55.051 -.201
Model Summary
6
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
Berdasarkan Tabel 4, terjadi penurunan laba) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
nilai 2 Log likelihood pada tabel Model variabel independen (kepemilikan institusional,
Summary terhadap Iteraion History. nilai kepemilikan manajerial, komisaris independen,
statistik -2LogL yang tanpa variabel indpenden, komite audit, reputasi auditor, dan ukuran
hanya konstanta saja sebesar 55.051, setelah perusahaan) sebesar 85.3%.
dimasukkan variabel independen yang Analisis Regresi Logistik
ditunjukkan tabel 4.10 maka nilai -2LogL turun Berdasarkan hasil pengujian analisis
menjadi 14.474 atau terjadi penurunan sebesar regresi logistik dengan program IBM SPSS
40.5770. Hasil ini berarti penambahan variabel Statistic 21 dapat disusun persamaan regresi
kepemilikan institusional, kepemilikan sebagai berikut:
manajerial, komisaris independen, komite audit, ln = 264.304 – 8.448 KI + 20,364.143
reputasi auditor, dan ukuran perusahaan ke
KM + 12.864 DK + 9.326 KA + 23.814 RA –
dalam model memperbaiki model.
9.744 UP + e
Nilai Cox and Snell R Square pada Model
Uji Hipotesis dan Pembahasan
Summary sebesar 0.637 dan nilai Nagelkarke R
Hasil pengujian model regresi logistik
Square adalah 0.853. Hasil ini berarti bahwa
dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
variabilitas variabel dependen (praktik perataan
7
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 5 sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak.
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial Perspektif Stewardship Theory menerangkan
tidak berpengaruh terhadap praktik perataan bahwa pihak manajer tidak perlu dicurigai atau
laba, sehingga hipotesis kedua (H2) ditolak. diberi pengawasan berlebihan oleh pemilik.
Motivasi praktik perataan laba bukan dihasilkan Manajer tidak bertindak atas dasar motivasi
oleh konflik kepentingan antara agent dan untuk memaksimalkan nilai individu melainkan
principal. Menurut Stewardship Theory manajer kepentingan perusahaan. Manajer berasumsi
digambarkan tidak termotivasi oleh tujuan- bahwa tindakannya yang berdasarkan
tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada kepentingan perusahaan pada akhirnya akan
sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan memenuhi kepentingan individunya. Sehingga
organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar keberadaan komite audit guna mengurangi
psikologis dan sosiologi dimana para manajer perilaku opportunistic manajemen yang
selaku steward berusaha mencapai sasaran merugikan investor tidak berpengaruh terhadap
organisasinya. Faktor psikologis yang mendasari praktik perataan laba yang terjadi.
teori ini memandang manusia sebagai makhluk 5. Pengaruh Reputasi Auditor (RA) Terhadap
yang lebih kompleks dan lebih humanis. Oleh Praktik Perataan Laba
karena itu kepemilikan saham oleh manajer Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 5
tidak akan berpengaruh terhadap praktik menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak
perataan laba. berpengaruh terhadap praktik perataan laba,
3. Pengaruh Komisaris Independen (DK) sehingga hipotesis kelima (H5) ditolak. Audit
Terhadap Praktik Perataan Laba atas laporan keuangan oleh KAP bereputasi baik
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 5 dalam perspektif Agency Theory dianggap mampu
menunjukkan bahwa komisaris independen meminimalisir praktik perataan laba tersebut
tidak berpengaruh terhadap praktik perataan yang didasarkan atas tindak opportunistic
laba, sehingga hipotesis ketiga (H3) ditolak. manajemen. Pada kenyataannya manajer
Praktik perataan laba yang terjadi bukan berlaku pro-organisasi seperti halnya dalam
didasarkan atas sifat dasar manusia yang akan perspektif Stewardship Theory, manajer
bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan diasumsikan sebagai pelayan perusahaan yang
kepentingan pribadinya dalam hal ini manajer. baik dan rajin bekerja untuk mencapai tingkat
Perspektif Stewardship Theory menggambarkan laba dan tingkat pengembalian modal yang
pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan tinggi bagi pemegang saham. Davis dan
fungsi pengelolaan perusahaan pada penelitian Donaldson, 1997 dalam Nasir, 2012
berkaitan dengan hadirnya komisaris menyatakan bahwa berdasaran Stewardship
independen menjadi sebuah skema dimana Theory kedua kelompok yaitu principal dan
investor dalam hal ini principal mempercayakan steward bekerja bersama-sama guna menigkatkan
pengelolaan sumber daya perusahaan kepada kesejahteraan sesuai keinginan mereka.
pihak lain yang berperan sebagai steward yang 6. Pengaruh Ukuran Perusahaan (UP)
lebih capable dan siap. steward tidak memiliki Terhadap Praktik Perataan Laba
motivasi untuk melakukan praktik perataan laba Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 5
yang merugikan principal, oleh karena itu menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
mekanisme pengawasan melalui komisaris berpengaruh secara negatif dan signifikan
independen tidak mampu mempengaruhi terhadap praktik perataan laba, sehingga
praktik perataan laba yang terjadi. hipotesis keenam (H6) diterima. Hasil
4. Pengaruh Komite Audit (KA) Terhadap penelitian ini sesuai dengan konsep Agency
Praktik Perataan Laba Theory dimana dalam teori ini diasumsi bahwa
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 5 tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh
menunjukkan bahwa komite audit tidak kepentingan dirinya sendiri sehingga
berpengaruh terhadap praktik perataan laba, menimbulkan konflik kepentingan. Salah satu
8
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
9
Akbar Kharisma & Linda Agustina / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)
10