Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA I

MODUL 7

PERIODE I (2020/2021)

Kelompok 4

Nama Mahasiswa : Aditya

NIM : 104119078

Kelas : CV3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

UNIVERSITAS PERTAMINA

2020
PENENTUAN KOEFISIEN ALIRAN DENGAN VENTURIMETER
Debit dan kecepatan aliran penting untuk diketahui besarnya dalam melakukan penelitian fluida.
Untuk itu, digunakan alat untuk mengukur debit cairan, salah satunya adalah menggunakan prinsip-
prinsip Bernoulli dan kontinuitas pada pipa tertutup yang diaplikasikan melalui alat bernama
venturimeter. Dengan demikian, venturimeter adalah alat untuk mengukur debit cairan yang melalui pipa
tertutup. Melalui pengamatan pada venturimeter, dapat dibuktikan pula persamaan Bernoulli dan
kontinuitas.

Gambar 7.1 Kondisi Ideal Venturimeter

(Sumber : Modul Praktikum Mekanika Fluida 1)

Venturimeter menggunakan prinsip Bernoulli dan kontinuitas dengan mengandalkan perbedaan


luas penampang yang dapat mengakibatkan perbedaan kecepatan. Perbedaan luas penampang dari
diameter yang lebih besar menjadi lebih kecil kemudian membesar lagi dilakukan seperlahan atau seideal
mungkin untuk menghindari terjadinya kehilangan tinggi tekan akibat ekspansi atau kontraksi tiba-tiba.
Jika dipasang piezometer pada bagian-bagian penampang yang berbeda-beda, akan terlihat perbedaan
ketinggian sebagai wujud dari perbedaan tekanan air yang melewati penampang.

Bernoulli

Prinsip Bernoulli merupakan turunan dari hukum-hukum dasar mekanika Newton, yaitu akan


diturunkan dari teorema kerja-tenaga karena Persamaan Bernoulli pada pokoknya adalah sebuah
pernyataan teorema  kerja-tenaga untuk aliran flluida. Teorema kerja-tenaga menyatakan “kerja yang
dilakukan oleh gaya resultan yang beraksi pada sebuah sistem adalah sama dengan perubahan tenaga
kinetik dari sisten tersebut”.

Persamaan Bernoulli :
Persamaan kontinuitas :

Hasil dari gabungan persamaan Bernoulli dan kontinuitas akan menghasilkan persamaan perhitungan
debit pada venturimeter, sebagai berikut:

Prinsip kerja Bernoulli dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Beberapa contohnya yaitu pada
penggunaan parfum semprot. Ketika bola karet diremas, udara yang ada di dalam bola karet meluncur
keluar melalui pipa 1. Karenanya udara dalam pipa 1 mempunyai laju yang lebih tinggi. Karena laju
udara tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya, udara dalam pipa 2
mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam pipa 2 lebih tinggi. Akibatnya, cairan parfum
didorong ke atas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1, udara yang meluncur dari dalam bola karet
mendorongnya keluar yang menyebabkan cairan di dalam botol parfum menyemprot keluar.

Contoh lain yaitu cerobong asap. Prinsip Bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara
tinggi maka tekanannya menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara rendah, maka tekanannya besar.
Bagian atas cerobong berada di luar ruangan. Ada angin yang niup di bagian atas cerobong, sehingga
tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak ada angin yang niup, sehingga
tekanan udara lebih besar. Karenanya asap digiring ke luar lewat cerobong. Udara bergerak dari tempat
yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah.

Alat Bahan dan Cara Kerja

Pada percobaan praktikum modul 7 ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu venturimeter,
bangku hidraulik, stopwatch, gelas ukur, label, dan penggaris. Langkah kerja yang dilakukan yaitu
pertama Pompa pada hydraulic bench dipancing hingga aliran konstan. Setelah aliran konstan, hydraulic
bench dimatikan dan selang pancing diganti dengan selang apparatus. Kran output dipastikan dalam
keadaan tertutup. Hydraulic bench dinyalakan dan bukaan katup disesuaikan untuk menghasilkan aliran
lambat melalui pipa. Kran output dibuka dan ketinggian manometer diamati setelah aliran didalam pipa
konstan. Volume dan waktu diukur dan ketinggian air pada piezometer dicatat. Langkah keempat sampai
keenam diulangi dengan debit yang berbeda, dengan syarat besar debit masih dapat memberikan
perbedaan ketinggian yang jelas pada pembacaan piezometer. Langkah terakhir yaitu hasil pengamatan
pada masing-masing perlakuan yang berbeda dicatat.
Faktor yang Mempengaruhi Ketinggian Fluida

Ketinggian fluida yang mangalir pada pipa tentunya di pengaruhi oleh hal-hal yang dapat
membuat ketinggian tersebut. Faktor-faktor yang dimaksudkan adalah yang pertama diameter pipa.
Semakin besar diameter pipa, maka fluida akan semakin mudah untuk mencapai ketinggian. Selanjutnya
yaitu massa janis dan gravitasi. Faktor selanjutnya yaitu kedalaman dari fluida atau zat cair tersebut.

REFERENSI

Halliday, Resnick. 1998. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Modul Praktikum Mekanika Fluida 1. Jalarta: Universitas Pertamina.

Putri, Marissa. 2019. Prinsip Kerja Hukum Bernoulli Beserta Penerapannya. (www.utakatik.com)

Dosen pendidikan. Fluida Statis. (www.dosenpendidikan.co.id)

Anda mungkin juga menyukai