DI SUSUN OLEH :
NAMA : RIVALDI LAHUNA
NIM : PO7120318049
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
Latar belakang.........................................................................................................
.................................................................................................................................
Rumusan masalah....................................................................................................
Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
Definisi diare...........................................................................................................
Etiologi....................................................................................................................
.................................................................................................................................
Patofisiologi.............................................................................................................
Klasifikasi................................................................................................................
Manifestasi klinis.....................................................................................................
.................................................................................................................................
Pemeriksaan penunjang...........................................................................................
Komplikasi...............................................................................................................
Penatalaksanaan.......................................................................................................
Hubungan diare dengan status gizi..........................................................................
Definisi malnutrisi...................................................................................................
Etiologi....................................................................................................................
Patofisiologi.............................................................................................................
Manifestasi klinis.....................................................................................................
Komplikasi...............................................................................................................
Penatalaksanaan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari
yang di sertai perubahan konsistensi tinja cair, lendir atau darah. Diare sampai
dengan saat ini masih termasuk masalah kesehatan terbesar di dunia apalagi bagi
negara berkembang karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi.
Penyakit menular merupakan perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi. Faktor tersebut terdiri dari lingkungan (environment), agen
penyebab penyakit (agent), dan pejamu (host).
Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di
seluruh dunia dan semua kelompok usia dapat terserang di Dunia terdapat kurang
lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya.
Masalah keperawatan yang muncul yaitu: Kekurangan volume cairan,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Hipertermi, Gangguan
pertukaran gas, Defisiensi pengetahuan, Resiko kerusakan integritas kulit (Sari,
2011 & NANDA, 2017).
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
DIARE
1. Definisi Diare
Penyebab utama diare akibat virus adalah rotasi virus banyak organisme
yang menyebabkan diare akibat bakteri, yaitu campylobacter, shigella,
salmonella, staphylococcus aureus dan escherichia coli. Salah satu agen parasit
yang paling sering menyebabkan diare pada anak. Kebanyakan organisme
patogen penyebab diare disebarluaskan lewat jalur fekal, oral melalui makanan
atau air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang
erat. Kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk, kurang gizi
dan merupakan faktor resiko utama, khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri
atau parasit yang patogen (Akton, 2014).
3. Patofisiologi
berikut:
4. Klasifikasi
a. Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit pada anak-anak balita.
Diare akut didefenisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-
tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam
traktus GI. Diare akut biasanya sembuh sendiri (berlangsung kurang dari 14
hari) dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
Diare infeksius akut (Gastroenteritis Infeksiosa) dapat disebabkan oleh virus,
bakteri dan parasit yang patogen.
b. Diare kronis sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan
kandungan air dalam feses dengan (lamanya sakit lebih dari 14 hari). Kerap
kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorbsi,
penyakit inflamasi usus, defisiensi kekebalan, alergi makan, intoleransi
laktosa, atau diare nonspesifik yang kronis, atau sebagai akibat dari
penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.
c. Diare intraktabel pada bayi merupakan sindrom yang terjadi pada bayi dalam
usia beberapa minggu pertama serta berlangsung lebih lama dari 2 minggu
tanpa ditemukannya mikroorganisme patogen sebagai penyebab dan bersifat
resisten atau membandel terhadap terapi. Penyebab yang paling sering adalah
diare infeksius akut yang tidak ditangani secara memadai.
d. Diare kronis nonspesifik, yang juga dikenal dengan istilah kolon iritabel
Pada anak atau diare todler, merupakan penyebab diare kronis yang sering
dijumpai pada anak-anak yang berusia 6 hingga 54 minggu. Anak-anak ini
memperlihatkan feses yang lembek yang sering disertai partikel makanan
yang tidak tercerna, dan lamanya diare melebihi 2 minggu. Anak-anak yang
menderita diare kronis nonspesifik ini akan tumbuh secara normal dan pada
anak-anak ini tidak terdapat gejala malnutrisi dan tidak ada darah dalam
fesesnya serta tidak tampak infeksi enterik.
5. Manifestasi Klinis
Menurut Kusuma (2016) Manifestasi klinis dapat di jadikan dua yaitu diare akut
dan diare kronis:
a. Diare akut
a) Buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak dan nyeri
perut
b) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
Penanganan
1. Pemberian cairan
7. Komplikasi
Menurut Suhayono dalam (Nursalam, 2008) komplikasi yang dapat terjadi dari
diare akut maupun kronis, yaitu:
a. Kehilangan cairan dan elektrolit (terjadi dehidrasi)
Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, maka dapat terjadi
gangguan sirkulasi dara berupa renjatan atau syok hipovolemik. Akibat
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah sehingga
dapat mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila
tidak segera ditolong maka penderita meninggal.
c. Hiponatremia
Anak dengan diare hanya minum air putih atau cairan yang hanya
mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na< 130 mol/L).
Hiponatremi sering terjadi pada anakdengan Shigellosis dan pada anak
malnutrisi berat dengan oedema. Oralit aman dan efektif untuk terapi darin
hamper semua anak dengan hiponatremi. Bila tidak berhasi, koreksi Na
dilakukan berasama dengan koreksi cairan rehidrasi yaitu: memakai
Ringer Laktat.
8. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2014) penatalaksanaan yaitu:
a. Penatalaksanaan Medis
1. Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan. Empat hal penting yang perlu
diperhatikan.
a). Jenis cairan: oral: pedialyte atau oralit, ricelyte. Parenteral: NaCl, isotonic,
infuse RL
b). Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan.
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg jenis makanan: susu (ASI atau susu formula yang
mengandung laktosa rendah ada asam lemak tidak jenuh, misalnyta LLM.
Almiron atau sejenis lainnya). Makan setengah padat (bubur) atau makan
padat (nasi tim), bila anak tidak mau minum susu karena dirumah tidak biasa.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang
atau tidak jenuh
b. Penatalaksanaan keperawatan
1). Bila dehidrasi masih ringan
2. Etiologi
Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima Tahun).
“Pedoman untuk mengetahui anak kurang gizi adalah dengan melihat berat dan
tinggi badan yang kurang dari normal”. Jika tinggi badan anak tidak terus
bertambah atau kurang dari normal, itu menandakan bahwa kurang gizi pada
anak tersebut sudah berlangsung lama. Menjelaskan, ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab kurang gizi pada anak.
Pertama, jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut
mempengruhi. Dengan demikian, perhatian ibu untuk kakak sudah tersita dengan
keberadaan adiknya, sehingga kakak cenderung tidak terurus dan tidak
diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya kakak menjadi kurang gizi.
“Balita itu konsumen pasif, belum bisa mengurus dirinya sendiri, terutama untuk
makan”.
Kedua, anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena infeksi atau juga
tertular oleh penyakit-penyakit lain.
ketiga adalah karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak
mudah sakit-sakitan. Karena sakit-sakitan tersebut, anak menjadi kurang
gizi.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinik
1) Badan kurus di timbang pada KMS berada di bawah garis merah atau
pita kuning bagian bawah
2) Lemah lesu.
Anak disebut masuk dalam kategori sedang –berat bila berat badan
kurang dari 70% baku rujukan BB/u WHO- NCHS, pada
KMS artinya sama dengan di bawah garis merah.
2) KEP ringan
Anak di sebut KEP ringan bila berat badan 70% sampai kurang dari
80% baku rujukan BB/u WHO- NCHS.
Table kategori KEP menurut standar baku WHO-NCHS
Kategori Kriteria Kriteria menurut KMS
WHONCHS
KEP Ringan 70 - <80 % Pita warna kuning
(antara pita warna hijau
dan garis merah
KEP Sedang-berat < 70 % BGM
1) Kwasiokor
b) Gejala gastrointestinal
2) Marasmus
5. Komplikasi
A. PENGKAJIAN
1) Tanggal Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 Januari 2012 pukul 09.00 WIB dengan
melakukan wawancara dan observasi pada klien dan keluarga
2) Identitas
Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 5 bln
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Umur : 30 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pekalongan
Hub. dengan pasien : Orang tua kandung
3) Keluhan Utama
An. A BAB dengan konsistensi encer / mencret > 4x sehari
4) Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari sebelum masuk RS (tgl 8 Januari 2012) klien mencret > 10x / hr@ 6-8 sdm
air ampas, nyemprot, tidak ada darah maupun lendir dan bau busuk warna kuning.
Anak mencret setelah diberi jeruk, kemudian dibawa ke Bidan. Namun anak masih
tetap mencret bahkan muntah setiap diberi makan dan minum (muntahan sesuai
dengan apa yang sedang dimakan dan diminum). Oleh karena itu, anak dibawa ke
dokter spesialis anak, 5 jam sebelum masuk RS muntah (-), mencret (+) >5x dan
kencing banyak banyak setiap ½ jam, kemudian dibawa ke RS dan dirawat.
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal serumah
8) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Antropometri
BB : 5300 gr PB : 65 cm
LL : 37 cm LD : 32 cm
b. Pemeriksaan status gizi berdasarkan Z-score
nilai real - nilai median 5,3−7,3
WAZ = SD lower / SD upper = 1 ,00 = -2 (normal)
6,5−65, 9
HAZ = 2,7 = -0,3 (normal)
5,3−7,1
WHZ = 0,7 = -2,5 (kurus)
c. KU : sadar, kurang aktif
d. Vital sign : HR = 130 x/mnt S = 37oC
PR = 30 x/mnt N = isi / tegangan cukup
e. Kepala
Bentuk mesorhapal, kulit kepala bersih, rambut jarang, ubun-ubun cekung, tidak
ada benjolan.
f. Mata
Tampak cekung, sklera tidak ikterik, konjungiva anemis
g. Hidung
Tampak tidak ada ingus, tidak ada pernafasan cuping hidung.
h. Telinga
Simetris, tidak ada tanda-tanda peradangan (kemerahan (-), edema (-), discharge
(-), gangguan pendengaran (-), tidak ada sekret.,
i. Mulut
Tidak ada stomatitis, mukosa mulut agak kering dan tidak sianosis.
j. Leher
Simetris tidak ada pemberasaran kelenjar limfe dan tidak ada massa di leher.
k. Dada
- Palmo :
I : Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dada.
Pa : Fremitus rata antara kiri dan kanan
Pe : Sonor
A : Suara dasar vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
- Cor
I : Ictus condis tidak tampak
Pa : Ictus condis teraba di SIC ke-5
Pe : Konfigurasi dalam batas normal
A : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada bising maupun gelap.
l. Abdomen
I : Perut tampak cembung
A : Hiperperistaltik (± 20 x/mnt)
Pa : Tidak ada hepatomegali, tidak ada splenomegali
Pe : Kembung.
m. Genital
Lengkap tidak ada kelainan, daerah sekitar genital lembab dan popok / pengalas
basah.
n. Ekstremitas
Tonus otot baik, akral hangat, capillary refil ¿ 2 detik, tidak ada sianosis
terpasang infus di tangan kiri.
o. Kulit
Kulit bersih, tidak ada laserasi, turgor kurang.
9) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (7/1 – 2012)
Hemoglobi 10,30 gr %
n
Hematokrit 30,4 %
MCH 27,80 pg
MCV 82,00 fl
Bahan darah
Sekresi – eksresi =
Faeces rutin
Warna : kuning
Konsistensi : lembek, cair
Micros : Ascaris :- LPK negatif
Ankilostoma :- LPK negatif
Trikhiuris :- LPK negatif
Oxyuris :- LPK negatif
Amoeba
A. Histolitikum - LPK negatif
A. Coli - LPK negatif
Kista - LPK
Sisa pencernaan - negatif
Sisa makanan - negatif
Sisa lemak - negatif
Sisa karbohidrat - negatif
Sisa protein +/pos negatif
Sisa daging - negatif
Granula amilum - negatif
Glabul amilum - negatif
Glabul lemak - negatif
Sisa tumbuhan - negatif
Sudan 3
Sel : Eritrosit - LPB negatif
Leukosit - LPB negatif
Epitel - LPB negatif
Kans : Ascaris - negatif
Ankilostoma - negatif
Trikhirius - negatif
Oxyuris - negatif
Kista - negatif
Bakteri +/pos negatif
Jamur - negatif
b. Therapy
Infus KAEN 3B 480/20/5 tetes/mnt
Oralit 50 cc tiap mencret
PO : - Paracetamol 3 x ½ cth
- Ketokoazole 3 x 50 mg
- Vit. BC 3 x ½ tab
- Vit. B6 3 x ½ tab
Diit : 3 x ½ porsi bubur tempe
8 x 60 cc LLM
Program : pengawasan KU, TTV dan tanda-tanda dehidrasi.
B. ANALISA DATA
N Tanda dan Gejala Problem
o
1. S : Ibu mengatakan ± 4 x Pengeluaran
anak mencret dengan cairan yang
konsistensi cair dan berlebihan =
warna kuning. diare &
O : - Ubun-ubun cekung,
muntah
turgor kulit kurang,
mukosa mulut agak
kering, mata terlihat
cekung.
- Anak tampak kurang aktif, lemas
dan gampang rewel.
- Minum susu sedikit-sedikit dan
kadang muntah.
- Perut kembung, hiperperistaltik (±
20 x/mnt)
- Laboratorium
* Hb = 10,30 gr %
Ht = 30,4 %
Klorida = 114
mmol/L
* Feces rutin :
Sisa protein +/pos
Bakteri +/pos
- Therapy
Infus KAEN 3B 480/20/5 tts/mnt
Oralit 50 cc tiap mencret
Ketokonozole 3 x 50 mg
Vit. BC & B6 3 x ½ tab
No Tanda dan Gejala Problem
2. S : - Kelembaha
O : - An. A BAB cair,
n daerah
bakteri ++
geneital
- Daerah sekitar genital lembab akibat BAB
- Ada kemerahan sekitar anus cair.
3. S : Ibu mengatakan anaknya Intake tidak
minum susu hanya sedikit, adekuat
baik LLM maupun ASI
dan muntah bila minum
banyak.
O : - BB = 5300 grm PB =
65 cm
- WAZ = -2 ; HAZ = -0,3 ; WHZ = -2,5
- HR = 130 x/mnt, RR = 30 x/mnt
N = isi / tegangan ckp,
S = 37oC
- Konjungtiva anemis, mukosa mulut
agak kering
- Hb = 10,30 gr %
- Anak terlihat lemah, kurang aktif,
turgor kulit kurang.
- Diit : 8 x 60 cc LLM & 3 x ½ porsi
bubur tempe
Th/ = Vit. BC & Vit.
B6 3 x ½ tab
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan BAB cair dan sering
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
tidak adekuat dan muntah.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembahan
genital akibat BAB cair.
D. INTERVENSI
Tgl No Dx Tujuan dan
Kriteria
Hasil
9/1 1 Setelah - Mo
2012 dilakukan cair
tindakan - Lan
keperawata cair
n selama 2 x - Mo
24 jam me
kebutuhan sed
cairan - Pan
adekuat - Ber
dengan pro
kriteria hasil - Pan
: deh
- Balance cairan seimbang
- Ubun-ubun tidak cekung,
turgor kulit baik, mukosa
mulut tidak adekuat.
- BAB lembab dan tidak cair.
9/1 2 Setelah - An
2012 dilakukan me
tindakan dem
keperawata - An
n selama 2 x me
24 jam - Mo
pemenuhan - Mo
nutrisi frek
adekuat - Tim
dengan
kriteria hasil
:
- Tidak muntah
- Susu diminum habis
- BAB tidak encer
- BB meningkat
9/1 3 Setelah - Kaj
2012 dilakukan irita
tindakan - Gu
keperawata unt
n selama 2 x sete
24 tidak - Gan
terjadi ten
gangguan - Gu
integritas per
kulit dengan gen
kriteria hasil - Jag
: gen
- Kulit bersih, kering
- Tidak ada aritema, pruritas.
E. IMPLEMENTASI
No Implementas
Tgl Respon
Dx i
9/1 1 - Lanjutkan pemberian cairan - KAEN 3B
2012 sesuai program KAEN 3B 5 lancar 5 tts/mn
tes/mnt
- Memotivasi ibu untuk - Ibu mengatak
memberikan cairan sedikit- memberikan
sedikit tapi sering. sedikit-sedikit
sering
- Memantau tanda-tanda vital. - HR = 130 x/m
30 x/mnt, S =
= isi / tegagan
- Memberikan obat PO sesuai - Obat masuk
program Vit. BC, B6, tidak dimuntah
ketokonazole 50 mg ada reaksi aler
- Memantau tanda-tanda - Ubun-ubun d
dehidrasi. cekung, turg
kurang, bibir k
9/1 2 - Menganjurkan ibu-ibu untuk - Ibu mengatak
2012 memberi susu sedikit-sedikit melaksanakan
tapi sering. perawat.
- Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI
- Menimbang anak - BB = 5300 gra
- Memantau adanya muntah - Anak tidak mu
I
m
p
l R
N
e e
T o T
m s
g t
e p
l D d
n o
x
t n
a
s
i
9 3 - Memantau - Sekitar anus
/ kerusakan kulit tampak
1 atau iritasi setiap kemerahan,
BAB tidak ada
2 laseri.
0
1
2
- Menganjurkan - Ibu mengikuti
ibu untuk anjuran
menggunakan perawat.
kapas lembab
untuk
membersihkan
anus setelah BAB
- Mengganti alat - Alat tenun
tenun yang bersih dan
basah / lembab kering.
setelah BAB /
BAK
- Menjaga - Daerah
kebersihan daerah genital bersih.
genital.
1 1 - Melanjutkan - Cairan
0 pemberian cairan masuk, aliran
/ KEAN 3B 5 lancar.
1 tetes/mnt
2
0
1
2
- Memantau tanda- - HR = 128
tanda vital x/mnt, RR =
28 x/mnt, S =
372 oC
- Memberikan obat - Obat masuk,
PO sesuai tidak
program Vit. B6, dimuntahkan
BC, ketokonazole
50 mg.
- memantau tanda- - Ubun-ubun
tanda dehidrasi. datar, mata
tidak cekung,
turgor kulit
baik, bibir
tidak kering.
T N I R T
g o m e t
l p s d
D l p
x e o
m n
e
n
t
a
s
i
2 - Menimbang BB - BB = 5350
gram
- Memberui makan - Susu sisa 10
sesuai diit 60 cc cc, bubur
susu LLM dan ½ temp tersisa 1
porsi bubur sendok kecil.
tempe.
- Monitor intake - Intake nutrisi
nutrisi cukup
adekuat,
dengan anak
minum susu
dan makan
bubur tempe
hanya tersisa
sedikit.
- Memberi obat - Obat masuk
sesuai program:
vitamin B
compleks ½ tab.
3 - Memantau - Kemerahan
kerusakan kulit sekitar anus
daerah genital berkurang.
- mengganti alat - alat tenun
tenun yang basah bersih dan
kering.
- Menjaga - Daerah
kebersihan daerah genital bersih
genital. dan tidak
lembab.
- Membersihkan - Daerah
genital anak genital bersih
sehabis BAB dan dan kering.
mengeringkannya
.
- memantau adanya - Tidak
lecet atau iritasi terdapat lecet
pada daerah anus. atau iritasi.
F. EVALUASI
T
D
g Catata
x
l n T
.
/ Perke t
K
J mbang d
e
a an
p
m
1 1 S : -
3 O : HR =
/ 128
1 x/mnt, N
2 = isi /
0 tegangan
1 cukup
2 RR = 28
x/mnt, S
= 372 oC
Ubun-
ubun
datar dan
mata
tidak
cekung,
turgor
kulit
baik,
bibir
tidak
kering.
A : Masalah
teratasi
sebagian
P : -
Pertaha
nkan
- Kaji
ulang
pemeri
ksaan
laborat
orium
untuk
hematol
ogi dan
feces
rutin
dengan
kolabor
asi
analisis
kesehat
an
1 2 S : -
3 O : BB =
/ 5350 gr
1 Susu
2 habis
0 anak
1 tidak
2 muntah.
A : Masalah
teratasi
sebagian
P :
Pertaha
nkan
1 3 S : -
3 O: -
/ Kemerah
1 an sekitar
2 dubur
0 berkuran
1 g.
2 - Alat
tenun
bersih
dan
kering.
- Daerah
genital
bersih
dan tidak
lembab
- Tidak
terdapat
lecet dan
iritasi
A : Masalah
tidak
menjadi
aktual
P :
Pertaha
nkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare merupakan keadaan buang air besar dengan fekuensi lebih dari 4 x pada
bayi dan lebih dari 3 x pada anak, dengan konsistensi cair, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Masalah yang perlu
diwaspadai pada klien diare adalah kekurangan volume cairan karena banyaknya
cairan yang keluar melalui feces, apalagi pada klien bayi. Pemenuhan kebutuhan
cairan untuk mengganti cairan yang telah hilang perlu diperhatikan agar tidak terjadi
komplikasi lebih lanjut. Selain itu pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda
dehidrasi juga perlu dilakukan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dan dengan
perawatan yang intensif, diharapkan klien dengan diare dapat segera puluih kembali.
DAFTAR PUSTAKA
…….. 2018. Buku Register Ruangan Kenanga RSUD Prof. W. Z. Johanes Kupang.
Carman Susan. 2016. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC
Hassan Rusepno & Alatas Husein. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta
Muttaqin arif dan Sari Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Salemba Medika
Nanda Diagnosis Keperawatan. 2017. Definisi & klasifikasi. Edisi 10. Indonesia.