Anda di halaman 1dari 10

NAMA : NEVARA AGISTIA IFANKA

KELAS : XII MIPA 2

NO. ABSEN : 22

MUNAKAHAT

Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Dalam istilah syari’at nikah berarti melakukan suatu
akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan serta
menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar sukarela dan persetujuan bersama
demi terwujudnya keluarga yang bahagia yang diridhai oleh Allah swt.

Hukum menikah :

1.    Mubah/Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.

2.    Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila tidak menikah khawatir
akan  terjerumus ke dalam perzinaan.

3.    Sunnah, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup mengendalikan dirinya dari
godaan yang menjurus kepada perzinaan.

4.    Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan atau hasrat
tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah tanggungan-nya.

5.    Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia mempunyai niat yang buruk, seperti
niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.

Tujuan menikah :

1. Sunnah Nabi

2. Tanda Kekuasaan Allah

3. Jalan Menjadi Kaya

4. Ibadah dan Setengah dari Agama

5. Tidak ada Pembujangan dalam Islam

6. Menikah : Ciri Khas Makhluk Hidup

RUKUN

1. Calon Suami

Syarat :

 Beragama Islam
 Atas kehendak sendiri
 Bukan muhrim
 Tidak sedang ihrom haji

2. Calon Istri

Syarat :

 Beragama Islam
 Tidak terpaksa
 Bukan Muhrim
 Tidak bersuami
 Tidak sedang dalam masa idah
 Tidak sedang ihrom haji atau umroh

3. Adanya Wali

Syarat :

a. Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal)

(Ali Imron : 28)

b. Laki-laki merdeka

c. Adil

d. Tidak sedang ihrom haji atau umroh

4. Adanya 2 Orang Saksi

Syaratnya sama dengan nomor 3

5. Adanya Ijab dan Qobul

Syarat :

 Dengan kata-kata " nikah " atau yang semakna dengan itu.
 Berurutan antara Ijab dan Qobul

Pembagian wali nikah :

Ada wali nikah. Yaitu wali yang menikahkan mempelai laki-laki dengan mempelai wanita atau
mengizinkan penikahannya.

Syarat-Syarat seorang wali nikah:

a. Beragama islam 

b. Laki-laki

c. Baligh dan berakal


d. Merdeka dan bukan hamba sahaya

e. Bersifat adil

f. Tidak sedang ihram haji atau umrah

Susunan wali nikah dalam munakahat :

 Bapaknya

 Datuknya/Kakeknya (bapak dari bapak mempelai perempuan)

 Saudara laki-laki yang seibu-sebapak dengan dia

 Saudara laki-laki yang sebapak saja dengan dia

 Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu-sebapak dengannya.

 Saudara bapak yang laki-laki (paman dari pihak bapak).

 Anak laki-laki dari pamannya  yang  dari pihak bapak.

 Hakim.

Syarat saksi dan akad :


SYARAT 2 ORANG SAKSI

 beragama islam

 laki-laki

 baligh dan berakal sehat

 dapat mendengar

 dapat melihat

 dapat berbicara

 adil 

 tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah

AKAD NIKAH

 yaitu ucapan ijab kabul. 

 Ijab adalah ucapan wali (dari pihak mempelai wanita) sebagai penyerahan kepada laki-laki

 Kabul adalah ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda penerimaan.


Wanita yang boleh dinikahi :

A. Adapun Syarat-syarat Mustahsinah:

 1. Wanita yang dipilih bukan  hanya karena kecantikannya, kekayaan, dan kebangsawanannya
tetapi semata-mata keshalehannya.

 2. Wanita yang dipinang hendaknya mempuyai watak kasih sayang dan mempunyai banyak
keturunan.

 3. Wanita yang akan dipinang mempunyai

      hubungan darah yang jauh.

B. Syarat lazimah adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum dilaksanakan peminangan;

    termasuk didalamnya adalah

    1. Wanita yang tidak dipinang oleh laki-laki lain,atau laki-laki tersebut telah melepaskan hak
pinanannya.

    2.  Wanita yang tidak dalam masa iddah raj’iyah.

    3.  Wanita yang dipinang bukan mahram pria yang      

         meinang.

Wanita yang haram dinikahi :

 Karena ada pertalian muhrim dengan istri


 Karena keturunan:
1. Ibu kandung dan seterusnya keatas
2. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah
3. Saudara perempuan (sekandung, sebapak atau seibu)
4. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah
5. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke
6. Bawah
 Karena hubungan sepersusuan:
1. Ibu yang menyusui
2. Saudara perempuan sesusuan
 Karena perkawinan:
1. Ibu dari istri
2. Anak tiri, apabila suami sudah berkumpul dengan ibunya
3. Ibu tiri baik sudah dicerai atau belum
4. Menantu. Baik yang sudah dicerai atau belum
Kewajiban suami :

 Memberi nafkah
 Memimpin serta membimbing istri dan anak-anak
 Bergaul dengan istri dan anak-anak yang baik
 Menjaga istri dan anak dari bencana
 Membantu istri dalam tugas sehari-hari

Kewajiban istri :

 Taat pada suami dalam batas yang sesuai dengan ajaran islam
 Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami
 Membantu suami dalam memimpin keselamatan dan kesejahteraan keluarga
 Menerima dan menghormati pemberian suami
 Hormat dan sopan pada suami dan keluarganya
 Memelihara, mengasuh dan mendidik anak

Talak :

Talak dari bahasa Arab dari kata thalaqo berarti melepaskan , sedang yang dimaksudkan disini adalah
melepaskan ikatan perkawinan. Hukum talak antara lain :

1. Wajib, bila terjadi perselisihan suami–istri oleh hakim yang mengurusnya su-dah memandang perlu
supaya keduanya bercerai.

2. Sunnah, apabila suami tidak sangup memberi nafkah yang cukup atau perempuan tidak menjaga
kehormatan dirinya.

3. Haram (bid’ah) : Dalam dua keadaan : pertama; menjatuhkan talak istri dalam keadaan haid.
kedua ;menjatuhkan talak istri sewaktu dalam keadaan suci dan dia telah menggaulinya dalam keadaan
suci tersebut.

4. Makruh; hukum asal dari talak. 

Bilangan talak :

Setiap orang merdeka berhak mentalak istrinya dari talak satu sampai talak tiga. talak satu atau dua
masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis iddahnya dan boleh kawin kembali sesudah iddah. Adapun
talak tiga tidak boleh rujuk atau kawin kembali, kecuali apabila wanita tersebut telah menikah dengan
orang lain dan setelah di talak pula oleh suaminya kedua.

IDDAH :

 Iddah berarti masa menunggu bagi istri yang ditinggal mati atau bercerai dari suaminya untuk bisa
meniikah kembali 

Lama masa iddah

1. Karena suami wafat


a. 4 bulan sepuluh hari bagi istri yang tidak hamil. Baik sudah bercampur atau belum

b. Sampai melahirkan jika istri sedang hamil

2. Karena talak, fasajh dan khulu’

a. Tidak ada iddah bagi istri yang belum bercampur

b. bagi yang suah bercampur:

- 3 kali suci. Bagi yang masih menstruasi

- 3 bulan. Bagi yang sudah berhenti menstruasinya

- sampai melahirkan jika istri sedang hamil

Rujuk :

Rujuk berarti kembalinya suami kepada ikatan pernikahan dengan istrinya yang dicerai dalam masa
iddah

Rukun rujuk

a. Istri sudah bercampur dengan suami yang mentalaknya dan masih berada dalam masa iddah

b. Keinginan rujuk suami atas kehendaknya sendiri 

c. Ada dua orang laki-laki yang adil sebagai saksi 

d. Ada shigat  atau ucapan rujuk

Hukum Rujuk :

a. Wajib, Jika sebelum mentalak suami belum menyempurnakan pembagian waktunya


b. Sunnah, jika rujuknya suami dengan niat karena Allah
c. Makruh, jika perceraian lebih mashlahat
d. Haram, jika perceraian lebih mashlahat

Munakahat Menurut Undang-undang

 Garis besar Isi UU No : 1 tahun 1974.

      UU No : 1 tahun 1974 tentang Perkawinan terdiri dari 14 Bab dan 67 Pasal.

 Pencatatan Perkawinan.
 Dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa : "Tiap-tiap  perkawinan  dicatat menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku". Ketentuan tentang pelaksanaan pencatatan perkawinan ini tercantum dalam
PP No : 9 Tahun 1975 Bab II pasal 2 sampai 9.

 Syahnya Perkawinan.

    Dalam pasal 2 ayat 1 ditegaskan  bahwa : "Perkawina adalah syah apabila dilakukan


menurut  hukum  masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu".

  Tujuan Pekawinan.

   Dalam  Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa tujuan perkawina adalah untuk membentuk keluarga (rumah
tangga)  yang  bahagia  dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Talak.

      Dalam  Bab  VIII pasal 29  ayat 1 dijelaskan  bahwa : "Perceraian hanya dapat dilakukan di depan


sidang pengadilan setelah pengadilan  yang  bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan
kedua  belah fihak.

 Batasan Dalam Berpoligami.

·         Dalam  pasal 3 ayat 1 diljelaskan bahwa :"Pada dasarnya dalam suatu perkawinan seorang pria
hanya  boleh  mempunyai  seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami".

·         Dalam  pasal 4 dan  5  ditegaskan bahwa dalam  hal  seorang  suami akan beristri lebih dari seorang


ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat  tinggalnya.

Pengadilan hanya memberi ijin berpoligami apabila :

 Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.

 Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

 Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

 Dalam pengajuan berpoligami  harus dipenuhi syarat-syarat :

 Adanya persetujuan dari istri.

 Adanya  kepastian  bahwa  suami  mampu  menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak


mereka.

 Adanya  jaminan  bahwa  suami akan  belaku  adil  terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.


5 AYAT TENTANG PERNIKAHAN
1. An-Nahl 72

ِ َ‫ت أَفَبِا ْلب‬


• ‫اط ِل‬ ِ ‫اجا َو َج َع َل لَ ُك ْم ِمنْ أَ ْز َو‬
ِ ‫اج ُك ْ"م بَنِينَ َو َحفَ َدةً َو َرزَ قَ ُك ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬ ً ‫س ُك ْ"م أَ ْز َو‬
ِ ُ‫َوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِمنْ أَ ْنف‬
َ‫ت هَّللا ِ ُه ْم يَ ْكفُرُون‬ ِ ‫يُؤْ ِمنُونَ َوبِنِ ْع َم‬
Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri,
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik-baik.
Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?

2. Al-Baqarah ayat 223

 ِّ َ‫س ُك ْم َواتَّقُوا هَّللا َ َوا ْعلَ ُموا أَنَّ ُك ْم ُماَل قُوهُ َوب‬
َ‫ش ِر ا ْل ُمؤْ ِمنِين‬ ِ ‫ث لَ ُك ْم فَأْتُوا َح ْرثَ ُك ْم أَنَّى‬
ِ ُ‫ش ْئتُ ْم َوقَ ِّد ُموا أِل َ ْنف‬ ٌ ‫سا ُؤ ُك ْم َح ْر‬
َ ِ‫ن‬
 Artinya: Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan
dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang beriman.

3. Al-Fathir 11

 ْ‫ص ِمن‬ َ ‫اجا َو َما ت َْح ِم ُل ِمنْ أُ ْنثَى َواَل ت‬


ُ َ‫َض ُع إِاَّل بِ ِع ْل ِم ِه َو َما يُ َع َّم ُر ِمنْ ُم َع َّم ٍر َواَل يُ ْنق‬ ً ‫ب ثُ َّم ِمنْ نُ ْطفَ ٍة ثُ َّم َج َعلَ ُك ْم أَ ْز َو‬
ٍ ‫َوهَّللا ُ َخلَقَ ُك ْم ِمنْ ت َُرا‬
‫سي ٌر‬ ِ َ‫ب ِإنَّ َذلِكَ َعلَى هَّللا ِ ي‬ ٍ ‫ُع ُم ِر ِه إِاَّل فِي ِكتَا‬
 Artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasang-pasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang
perempuan pun yang mengandung dan melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah
ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.

4. An-Nur 32

 ِ ‫ضلِ ِه َوهَّللا ُ َوا‬


‫س ٌع َعلِي ٌم‬ َّ ‫َوأَ ْن ِك ُحوا اأْل َيَا َمى ِم ْن ُك ْم َوال‬
ْ َ‫صالِ ِحينَ ِمنْ ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمائِ ُك ْم إِنْ يَ ُكونُوا فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم هَّللا ُ ِمنْ ف‬
 Artinya: Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-
orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah
Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

5. An-Nisa ayat 1

• ‫سا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي‬


َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َكثِي ًرا َون‬
َّ َ‫ق ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬
َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬ ٍ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِمنْ نَ ْف‬
ِ ‫س َو‬ ُ َّ‫يَا أَ ُّي َها الن‬
َ
‫سا َءلُونَ بِ ِه َواأْل ْر َحا َم إِنَّ هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬َ َ‫ت‬
• Artinya: Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri
yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (jagalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Hadist tentang pernikahan

• }‫الحرائِ َر‬
َ ‫ج‬ ِ ‫ { َمنْ أ َرا َد أنْ يَ ْلقَى هللاَ طَا ِه ًرا ُمطَهَّرا فَ ْليَتَ َز َّو‬:‫ساَل ُم‬ َّ ‫ َوقَا َل َعلَ ْي ِه ال‬.
َّ ‫صاَل ةُ َوال‬
1.

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang ingin bertemu Allah dalam keadaan suci dan disucikan, maka
menikahlah dengan perempuan-perempuan merdeka.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ibnu
Majah dari sahabat Anas bin Malik r.a. Imam An-Nawawi Al-Bantani menerangkan bahwa
maksud suci dalam hadis tersebut adalah selamat dari dosa-dosa yang berhubungan dengan
kemaluan.

ِ ‫ق بِالنِّ َك‬
. }‫اح‬ َ ‫ال ِّر ْز‬ ُ ‫ ا{ِ ْلتَ ِم‬: ‫ساَل ُم‬
‫سوا‬ َّ ‫َوقَا َل َعلَ ْي ِه ال‬
َّ ‫صاَل ةُ َوال‬
Nabi saw. bersabda, “Carilah rezeki dengan menikah.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ad-
Dailami dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a. Imam An-Nawawi Al-Bantani menerangkan bahwa
pernikahan itu menarik keberkahan dan dekat kepada rezeki jika niatnya benar. Di mana pada
kenyataannya pernikahan menjadi suntikan semangat bagi pasangan suami istri untuk mencari
rezeki demi menghidupi kehidupan mereka.

Anda mungkin juga menyukai