Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
OLEH
RADE PUTRA SATRIO HUTAGALUNG
150301130
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
SKRIPSI
OLEH
RADE PUTRA SATRIO HUTAGALUNG
150301130
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
ABSTRACT
i
5
ABSTRAK
ii
RIWAYAT HIDUP
keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Sahat Hutagalung dan Nurmawati
yaitu sebagai Komisi Doa UKM KMK UP FP USU (Unit Kegiatan Mahasiswa
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
skripsi ini tepat pada waktu-Nya dengan judul “ Biologi Fall Armyworm
dosen Komisi Pembimbing yaitu Ir. Suzanna F Sitepu, M.Si, selaku Ketua dan
Dr. Ir. Marheni, MP, selaku Anggota yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyelesaian skripsi ini, serta kepada Ir. Lahmuddin, MP dan
Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M.Agr sebagai dosen penguji yang telah memberikan
Agroteknologi dan staf yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran selama
penulis mengikuti perkuliahan. Selain itu terima kasih juga kepada abang/kakak,
karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRACT .................................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebaran S. frugiperda ................................................................................. 4
Biologi S. frugiperda ....................................................................................... 6
Gejala Serangan S. frugiperda ......................................................................... 9
Pengendalian S. frugiperda .............................................................................. 9
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Keperidian S. frugiperda.................................................................................. 26
Nisbah Kelamin S. frugiperda ......................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
DAFTAR TABEL
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
DAFTAR GAMBAR
4. Pupa S. frugiperda........................................................................................ 8
11. Kulit kepala larva yang baru terlepas, pergantian kulit larva....................... 18
12. Kumpulan larva instar 1 yang baru menetas dan gejala window
pane............................................................................................................... 19
15. Perbedaan alat kelamin fase pupa (a) Pupa betina (b) Pupa jantan.............. 21
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
DAFTAR LAMPIRAN
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
di Indonesia selain padi. Tanaman jagung memiliki banyak manfaat selain sebagai
dipergunakan sebagai pakan ternak, bahan baku industri, tepung kue,dan juga
(Larasati, 2011).
tingginya laju pertambahan penduduk dunia yang mencapai 1,4% per tahun.
bahan baku pakan ternak khususnya unggas yang berasal dari jagung juga
(Nasution, 2012).
mencapai 21,53 juta ton atau tumbuh sekitar 5% dibandingkan produksi pakan
tahun 2019 (20,5 juta ton). Proyeksi kebutuhan jagung pada tahun 2020 untuk
pabrik pakan sebesar 8,5 juta ton dan untuk peternak sebesar 3,48 juta ton.
Oleh karena itu diharapkan tahun 2020 Indonesia dapat surplus jagung
(Kementan, 2020).
strategis yang produksi nasional yang perlu ditingkatkan. Namun demikian, usaha
permasalahan, antara lain kesuburan tanah, budi daya yang kurang baik, serta
berstatus penting yaitu lalat bibit (Atherigona sp.), ulat tanah (Agrothis sp.),
Indonesia adalah munculnya serangan hama baru pada jagung yaitu hama Ulat
Grayak. Serangan ulat grayak ini tidak seperti biasanya (Sprodoptera litura) tetapi
diantisipasi sampai merusak ketitik tumbuh. Ulat grayak jenis S. frugiperda ini
dari 3.890 Ha areal pertanaman umur 14-31 hari yang mengalami rusak ringan
seluas 193 Ha (belum ditemukan rusak sedang dan berat). Kecamatan Lau Baleng
dengan luas areal pertanaman 8.500 Ha, pada umur 14-80 hari, ditemukan
kerusakan ringan dengan luas 255 Ha, sedang 30 Ha, dan rusak berat 2 Ha.
Kecamatan Tiga Binanga dengan total areal 11.200 Ha, umur 7-80 hari ditemukan
kerusakan ringan seluas 815 Ha, (rusak sedang dan berat belum ditemukan).
Kecamatan Juhar dengan areal pertanaman 5.070 Ha, umur 15-75 hari,
ditemukan rusak ringan seluas 45 Ha, dan rusak sedang 0,5 Ha. Kecamatan Munte
dengan luas pertanaman 6.100 Ha, umur 7-80 hari, ditemukan kerusakan ringan
seluas 77,5 Ha, kerusakan sedang dan berat belum ditemukan. Kecamatan Tiga
Nderket dengan luas pertanaman 2.015 Ha, umur 15-120 hari, ditemukan
kerusakan ringan seluas 45 Ha, rusak sedang 1 Ha, dan belum ditemui rusak
Larva FAW (S. frugiperda) dapat merusak hampir semua bagian tanaman
jagung (akar, daun, bunga jantan,bunga betina serta tongkol). Di negara asalnya
Amerika, siklus hidup hama ini selama musim panas adalah 30 hari, namun
mencapai 60 hari pada musim semi dan 80-90 hari pada musim gugur. Kondisi
iklim di Amerika dan Indonesia relatif berbeda, sehingga perlu diteliti biologi
FAW yang berada di Indonesia. Pengetahuan tentang biologi hama penting karena
dengan mempelajari sumber masalah yaitu hama, maka kita dapat mengetahui
Tujuan Penelitian
Untuk mengamati siklus hidup, ukuran, jumlah, dan lama stadia telur,
Laboratorium.
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
hama lepidoptera penting selama pertengahan abad ke-19 yang berasal dari
Amerika Serikat dan menyebar ke Argentina. Saat itu hama ini dilaporkan
menyerang tanaman jagung, tebu, padi dan rumput di Amerika Serikat bagian
selatan (Hannalene et al, 2018). Hama ini berasal dari daerah yang beriklim tropis
dan sub-tropis benua Amerika, yaitu Amerika Selatan dan Karibia, juga
ditemukan di beberapa negara bagian selatan Amerika Serikat. Pada musim dingin
hama ini biasanya hanya di temukan di Florida Selatan dan Texas Selatan. Larva
padi, sorgum, tebu, sayuran, dan kapas. Hama ini dapat mengakibatkan
Pada awal 2016, untuk pertama kalinya hama ini ditemukan di Afrika
Tengah dan Barat (Benin, Nigeria, Sao Tome dan Principe, dan Togo). Kemudian
Djibouti, Eritrea, dan Lesotho. Hama tersebut juga telah teridentifikasi di Sudan,
sehingga Mesir dan Libia khawatir akan serangan hama tersebut. Hama ini
diprediksi akan menyebar lebih luas ke seluruh belahan dunia (Nonci et al, 2019).
S. frugiperda mulai masuk ke benua Asia pada tahun 2018 dan telah
Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, FAW telah ditemukan merusak pada
tanaman jagung dengan tingkat serangan yang berat, populasi larva antara 2-10
ekor petanaman. Di Lampung, juga telah dilaporkan serangan hama ini pada
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 telah seluas 2.108,3 ha. Serangan ini
terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara seluas 154,1 ha, Tobasa 96,2 ha, Karo 1.705
ha, Deli Serdang 70,8 ha, Langkat 71 ha, Samosir 0,5 ha, Sergei 1,8 ha, Medan
tanaman inang. Tidak seperti kebanyakan hama dari spesies migran lainnya,
dormansi pada kondisi yang ekstrim (Nagoshi et al, 2012). Oleh karena itu bila
musim semi tiba, hama yang berasal dari daerah tropis ini akan migrasi ke Utara.
Migrasi dengan jarak terjauh tergantung dari pola angin yang kuat. Hama ini
memiliki beberapa generasi per tahun, ngengatnya dapat terbang hingga 100 km
satu genus dengan Spodoptera litura dan juga Spodoptera exempta. Namun
setiap spesies memiliki ciri khas yang berbeda-beda (CABI,2019) (Gambar 1).
Larva Spodoptera exempta biasanya berwarna hijau muda, hijau tua, hijau
kehitam – hitaman pada bagian abdomen, pada abdomen terdapat garis hitam
yang melintang dan coklat muda, sedangkan larva Spodoptera litura mempunyai
warna yang bervariasi, memiliki pola kalung (bulan sabit) berwarna hitam pada
segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis
kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau
b c
Biologi S. frugiperda
sempurna yaitu : telur, 6 instar larva, pupa, dan imago (CABI, 2020).
bawah daun tetapi kadang-kadang di sisi atas daun ketika tidak sepenuhnya keluar
dari siulan (Gambar 2). Telur berwarna putih, merah muda atau hijau muda dan
berbentuk bulat. Masa inkubasi telur hanya 2 – 3 hari selama kondisi hangat
Jumlah telur yang dihasilkan setiap imago betina rata-rata sekitar 1500
bercak yang khas, kepala gelap, dengan tanda berbentuk Y pucat terbalik di
bagian depan. Masing-masing segmen tubuh ulat memiliki pola empat titik jika
dilihat dari atas. Ia memiliki empat bintik hitam yang membentuk bujur sangkar
pada segmen tubuh kedua hingga terakhir (Gambar 3). Kulit larva tampak kasar
tetapi halus saat disentuh. Larva S. frugiperda berukuran sedikit lebih pendek dari
a b
dalam tanah. Pupa berwarna coklat gelap, pupa sangat jarang ditemukan pada
batang, namun jika tanah terlalu keras, dalam beberapa kasus, pupa juga dapat
ditemukan di tongkol jagung (Gambar 4). Lama stadia pupa adalah sekitar 8 – 9
hari selama musim panas, tetapi mencapai 20 hingga 30 hari selama musim dingin
Imago memiliki lebar bentangan sayap antara 3-4 cm. Sayap bagian
depan berwarna cokelat gelap sedangkan sayap belakang berwarna putih keabuan.
Sayap imago jantan berbintik-bintik (coklat muda, abu-abu dan berwarna jerami)
(Noncy et al, 2019) (Gambar 5). Imago hidup selama 7-21 hari dengan rata-rata
a b
epidermis yang transparan. Larva instar 2 dan 3 membuat lubang gerekan pada
daun dan memakan daun dari tepi hingga ke bagian dalam. Larva instar akhir
daun dan batang tanaman jagung (Gambar 6). Kepadatan rata-rata populasi
0,2 - 0,8 larva per tanaman dapat mengurangi hasil 5 - 20% (Nonci et al, 2019).
Gejala yang sangat awal dari S. frugiperda adalah lubang kecil atau
disebut "Window Pane". Larva grayak yang lebih besar memakan jaringan daun
dalam jumlah besar sehingga mirip dengan kerusakan yang disebabkan belalang.
Larva juga biasanya ditemukan jauh di dalam lingkaran titik tumbuh. Di dalam
a b c
Gambar 6. Gejala kerusakan daun yang disebabkan oleh FAW. a) Daun dengan
bekas gigitan transparan yang disebabkan oleh larva instar awal; b) Kehilangan
daun akibat gerekan oleh FAW; c) FAW yang menyebabkan lubang di bagian
daun muda yang masih menggulung (Nonci et al, 2019).
Pengendalian S. frugiperda
mencari dan membunuh larva dan telur secara mekanis dengan dihancurkan
gergaji, dan tanah pada bagian daun muda yang masih menggulung untuk
mengendalikan larva FAW. Abu, pasir, serbuk gergaji dapat mengeringkan larva.
seperti Bacillus sp. yang dapat membunuh larva FAW. Beberapa petani kecil di
Amerika tengah juga menggunakan kapur, garam, dan sabun yang bersifat sangat
pakan daun tanaman jagung, top soil, tanah steril, madu murni, kapas, dan
aquades.
Sedangkan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah wadah plastik
tinggi 25 cm, kertas putih, cawan petri, tissue, kain kasa, gunting, pinset, kuas,
thermohygrometer.
Metode Penelitian
Persiapan Penelitian
Penyediaan Pakan
a. Tanaman Jagung
polibag ukuran 10 kg. Pada tiap polibag ditanam 3 benih jagung dan disiram
setiap pagi hari. Tanaman jagung yang digunakan sebagai pakan adalah tanaman
jagung 3-4 MST. Setiap akan diberikan sebagai pakan, daun tanaman jagung
dicuci dengan air bersih lalu dipotong dan dibagi menjadi ukuran sekitar 6x7 cm
b. Pakan Madu
Madu yang digunakan adalah madu murni yang dilarutkan menjadi madu
10%, yaitu madu murni ditambah aquades dengan perbandingan 1:9. Kapas
dibasahi dengan madu 10% ketika akan diberikan sebagai pakan imago.
petani jagung yang terserang di Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo. Larva
dengan penutup kain kasa (Gambar 7a). Kemudian larva tersebut diberi pakan
berupa daun jagung segar. Wadah plastik yang digunakan dibersihkan dari
plastik yang lebih besar dengan ukuran diameter 28 cm x tinggi 25 cm yang diberi
lapisan tanah steril 4 cm (Gambar 7b). Imago yang terbentuk dari pupa tersebut
diameter 19 cm x tinggi 19 cm yang bagian dalam dilapisi kertas putih dan kertas
(Gambar 7c). Umur keseragaman diperoleh dari pemisahan telur. Telur kemudian
serangga uji.
a b
28cm
19cm
25cm
19cm
Lapisan Tanah
4cm
Kertas putih
19cm
Pelaksanaan Penelitian
yang digunakan dimasukkan madu 10% sebagai pakan imago. Imago dipelihara
umur diperoleh dari pemisahan kelompok telur. Telur yang seragam dipindahkan
ke dalam petridish dan diamati setiap hari sampai memasuki fase larva
(Gambar 8). Setelah memasuki fase larva instar 1, larva dipindahkan ke petridish
akhir, larva dipindahkan ke dalam wadah plastik yeng berisi tanah steril sebanyak
1 ekor/wadah dengan 20 ulangan untuk memasuki fase pupa dan diamati setiap
a b
b. Keperidian S. frugiperda
Imago jantan dan betina generasi kedua yang berumur 1 hari diambil
pakan madu 10 % dan kertas putih sebagai tempat peletakan telur, kemudian
dibiarkan sampai imago betina meletakkan telur. Kertas yang telah diletaki telur,
setiap hari sampai imago mati, lalu dicatat jumlah telur yang diletakkan setiap
harinya.
c. Nisbah Kelamin
Imago jantan dan betina generasi kedua yang berumur 1 hari diambil
pakan madu 10 % dan kertas putih sebagai tempat peletakan telur, kemudian
pemeliharaan yang telah berisi pakan daun tanaman jagung. Diamati setiap
tahapnya sampai semua telur menjadi larva, pupa, dan imago. Kemudian dihitung
Peubah amatan
dan ukuran tubuh setiap stadia. Untuk mengetahui lama stadia telur dihitung pada
saat telur diletakkan sampai menetas menjadi larva instar 1. Selanjutnya larva
instar 1 dipelihara sampai menjadi pupa untuk mengetahui lama stadia larva
termasuk umur setiap instar. Kemudian untuk mengetahui lama stadia pupa,
Sedangkan untuk mengetahui lama stadia imago, dihitung sejak imago muncul
sampai imago mati. Serta dihitung persentase kematian dari larva instar 1, pupa
sampai menjadi imago. Pada pengamatan ukuran telur, larva, pupa dan imago,
dilakukan di bawah mikroskop digital untuk pengukuran telur dan larva instar 1
sampai dengan instar 4; menggunakan jangka sorong untuk pengukuran pupa dan
kertas millimeter untuk pengukuran larva instar 5 dan instar 6 serta imago di
laboratorium.
b. Keperidian S. frugiperda
dan jumlah telur yang dihasilkan selama hidup imago betina. Pengamatan
harinya. Imago betina memiliki sayap bagian depan berwarna cokelat gelap tanpa
pola, sedangkan imago jantan memiliki sayap dengan pola khasnya. Dihitung
Kesimpulan
1. Masa inkubasi telur S. frugiperda adalah 2 (2±0,00) hari, larva terdiri dari 6
instar dengan lama perkembangan tiap instar 2-4 hari, fase pupa berkisar antara
8-10 (rata-rata 8,90±0,64) hari, umur imago betina berkisar antara 9-11
(rata-rata 10,20±0,92) hari, sedangkan umur imago jantan berkisar antara 9-10
Saran
Spodoptera frugiperda.
DAFTAR PUSTAKA
CABI. 2020. Spodoptera frugiperda (Fall armyworm). www. Cabi. Org. [diakses
8 Oktober 2019].
Erwin. 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Tanjung Morawa: Balai
Penelitian Tembakau Deli PTPN II (Persero).
FAO. 2018. Integrated management of the Fall Armyworm on maize. Rome: Food
and Agriculture Organization of the United Nations.
Goergen G, Kumar PL, Sankung SB, Togola A, Tamo. 2016. First report of
outbreaks of the fall armyworm Spodoptera frugiperda (J.E. Smith)
(Lepidoptera, Noctuidae), a new alien invasive pest in west and central
Africa.. Jurnal. pone. DOI: 10.137
Hannalene P, Johnnie VDB, Noboru O, Darren JK. 2018. Spodoptera frugiperda
(Fall Armyworm). J. Pest Geography.
Kementerian Pertanian, 2020. Pasokan jagung untuk pakan awal tahun 2020.
www. ditjenpkh.pertanian.go.id. [diakses 4 Juni 2020].
Mathur KC, Chaturvedi DP. 1980. Biology of Leaf and Planthoppers, The Vectors
of Rice Viruses Diseases in India. Proc. Indian Nat. Sci. Acad
Nagoshi RN, Meagher RL, Hay-Roe M. 2012. Inferring the annual migration
patterns of fall armyworm (Lepidoptera: Noctuidae) in the United
States from mitochondrial haplotypes. J. Ecology and Evolution 2:
1458–1467.
Prasanna BM, Joseph E, Huesing, Regina E, Virginia MP. 2018. Fall Armyworm
in Africa: A Guide For Integrated Pest Management. United States:
Feed the Future.
Westbrook JK, Nagoshi RN, Meagher RL, Fleischer SJ, Jairam S. 2016. Modeling
seasonal migration of fall armyworm moths. J. Biometeorology. 60:
255–267.
LAMPIRAN
Panjang Tubuh
Lebar Tubuh Panjang kepala Lebar Kepala
Stadia Berat (gram)
rata-rata±SD (mm) rata-rata±SD (mm) rata-rata±SD (mm)
rata-rata±SD (mm)
Telur 0,36±0,022 0,47±0,02 - - -
Larva instar 1 1,64±0,11 0,24±0,01 0,22±0,01 0,30±0,01 -
Larva instar 2 3,08±0,45 0,50±0,08 0,37±0,06 0,47±0,14 -
Larva instar 3 7,32±1,49 1,08±0,21 0,82±0,24 0,90±0,23 -
Larva instar 4 14,17±1,78 2,19±0,29 1,13±0,27 1,48±0,25 -
Larva instar 5 28,83±1,65 3,88±0,72 1,72±0,22 2,51±0,33 -
Larva instar 6 33,17±2,67 4,86±0,38 2,08±0,11 2,82±0,34 -
Pupa 15,61±0,85 4,57±0,18 - - 0,20±0,03
Imago Jantan 17,89±0,47 32,80±0,70 - - -
Imago Betina 16,72±0,40 30,55±0,76 - - -
Prapupa Pupa
Prapupa