Oleh:
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Covid-19
Sub Topik : Kepatuhan Prokes Covid-19 dan program Jogo Tonggo pada
masyarakat (remaja) di RT06 RW02 Kelurahan Bulusan, Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang.
Sasaran : Remaja Karang taruna
Tempat : Dilakukan secara daring menggunakan Google Meet
Hari/Tanggal : Minggu pukul 16.00 - Selesai
Waktu : 45 menit
Penyuluh : Individu
2
C. SASARAN
Masyarakat agregat (remaja) di RT06 RW02 Kelurahan Bulusan, Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang.
D. MATERI ( TERLAMPIR)
Terlampir (Lampiran 1)
E. METODE
1. Penyuluhan materi secara langsung
2. Tanya Jawab
F. MEDIA
1. Materi SAP
2. PPT
G. SETING TEMPAT
H. KEGIATAN PENYULUHAN
3
2. 45 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
- Menjelaskan materi tentang Memperhatikan
Covid-19
Pengertian covid-19
Penyebab covid-19
Tanda dan gejala covid-19
Cara penularan covid-19
Cara pencegahan covid-19
Program pemerintah Jogo
Tonggo
- Diskusi antara penyuluh dan
peseta mengenai materi tentang
covid-19 yang disampaikan
4
- Mengucapkan salam
- Memberikan leaflet
Foto bersama
I. EVALUASI
Metode Evaluasi :
Memberikan soal tanya jawab kepada audience mengenai penyuluhan yang telah
dilakukan.
Jenis Pertanyaan :
Pertanyaan diberikan secara lisan atau spontan.
Pertanyaan :
1. Apa kepanjangan dari Covid-19 ?
2. Bagaimana cara penularan Covid-19 ?
3. Bagaimana cara pencegahan dari Covid-19 ?
4. teknik patuh terhadap prokes
5. Apa yang dimaksud program Jogo Tonggo dari pemerintah?
LAMPIRAN 1 :MATERI
1. Pengertian Covid-19
Corona virus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di
Wuhan , ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global,
mengakibatkan pandemi yang berkelanjutan . Pada 6 Mei 2020, lebih dari 3,68 juta kasus
telah dilaporkan di 187 negara dan wilayah, yang mengakibatkan lebih dari 257.000
kematian . Lebih dari 1,2 juta orang telah pulih.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan
sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS
dan SARS. Penularannya dari hewan ke manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia
ke manusia sangat terbatas. Untuk 2019-nCoV masih belum jelas bagaimana
penularannya, diduga dari hewan ke manusia karena kasus-kasus yang muncul di Wuhan
semuanya mempunyai riwayat kontak dengan pasar hewan Huanan [ CITATION Lam15 \l
1057 ]
5
2. Penyebab terjadinya Covid-19
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019 (yang
disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada pemahaman
sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. CoV adalah virus RNA positif
dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah
latin untuk mahkota) karena adanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili
Orthocoronavirinae dari keluarga Coronaviridae (ordo Nidovirales) digolongkan ke
dalam empat gen CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV),
Deltacoronavirus (deltaCoV), dan Gammacoronavirus (gammaCoV). Selanjutnya genus
betaCoV membelah menjali lima sub-genera atau garis keturunan. Karakterisasi genom
telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen alphaCoV
dan betaCoV. Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoV
dan gammaCoV.(Kemenkes, 2013)
Infeksi virus corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksikan sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia. Middle –
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
(Kesiapsiagaan & Coronavirus, n.d.)
6
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai
dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu
diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises
presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus
ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini
pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas
pendek.
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada
tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai
dengan batuk atau susah bernapas
c. Pneumonia berat. Pada pasien dewasa:
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit), distress pernapasan
berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar (Yuliana, 2020).
7
Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipun
penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala muncul (penularan secara
asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit. Beberapa orang telah terinfeksi
dan pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam hal penularan
asimptomatik.
5. Cara pencegahan Covid-19
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghidari terpapar virus
penyebab. Pencegahan penularan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya
pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat :
- Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand
sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %, jika air dan
sabun tidak tersedia.
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
- Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.
- Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau
segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di luar.
- Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue
pada tempat yang telah ditentukan.
- Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering
disentuh.
- Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan penyakit
saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan masker saja
masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini, karenanya harus
disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker harus dikombinasikan
dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan lainnya.
- Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu, karena selain
dapat menambah beban secara ekonomi, penggunaan masker yang salah dapat
mengurangi keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam mengabaikan
pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya seperti hygiene tangan dan
perilaku hidup sehat.
Pencegahan sesuai kondisi dan tempat
Berikut pencegahan di berbagai kondisi dan tempat :
a. Pencegahan tranmisi di pasar hewan
8
- Hindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa perlindungan
- Gunakan masker
- Etika batuk dan bersin: tutup hidung dengan tissue atau siku ketika batuk dan
bersin, buang tissue ke tempat sampah tertutup
- Setelah batuk atau bersin, cuci tangan dengan sabun dan air atau hand-
sanitizer alcohol-based
- Cuci tangan setelah pulang ke rumah
- Jika memiliki gejala saluran napas terutama demam yang persisten, datang ke
Rumah Sakit
b. Pencegahan transmisi di rumah
- Pola hidup sehat (meningkatkan sistem imun tubuh)
- Personal higienitas yang baik
- Etika batuk dan bersin
- Cuci tangan, jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan kotor
- Ventilasi ruangan yang baik, jaga tetap bersih
- Hindari kontak dekat dengan orang dengan gejala sistem respirasi
- Hindari tempat ramai, jika perlu, gunakan masker
- Hindari kontak dengan hewan liar, unggas dan ternak
- Makanan yang aman, dan dimasak dengan matang
- Hindari makan makanan yang mentah
- Perhatikan tanda dan gejala infeksi saluran napas
9
tingkat RW serta lembaga dan organisasi diluar wilayah RW yang terkait melawan
Contd-1 9.
b. Prisisp Kerja satgas Jogo Tonggo
1) Kerja kemanusiaan, yang harus mengutamakan kepentingan korban wabah
Contd-1 9.
2) Kerja od hoc/ Not Permanen (ada saat kondisi darurat Corid- 7 9) artinya Satgas
Jogo Tonggo bertugas selama penyebaran dan penularan wabah covid- 19
masih diyatakan bahaya.
3) Kerja Satgas Jogo Tonggo berbasis ‘Tidak Korupsi, Tidak Ngapu si" artinya
kerja Satgas Jogo Tonggo ham s terbuka, transparan, dapat dipertanggung
jawabkan secara publik (dihadapan Negara dan Masyarakat), Output harus
selaras dengan input, tidak KKN dan lain- lain.
4) Kerja Satgas Jogo Tonggo harus berbasis gotong royong baik diantara warga
dalam satu lingkungan RW dan antara RW dengan RW lainnya di satu
wilayah desa/ Kelurahan.
5) Melibatkan semua pihak m ulai dari pemerintah (termasuk didalamnya adalah
TNI dan Polri), perusahaan milik negara, daerah dan swasta, perguruan tinggi,
lembaga professional, lembaga swadaya masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya.
c. Struktur Organisasi Jogo Tonggo
Satgas Jogo Tonggo dipimpin langsung oleh Ketua RW dan wakilnya
semua Ketua RT diwilayah RW serta dibantu oleh seorang Bendahara dan
seorang Sekretaris.Dibawah koordinasi RW terdapat empat bidang Satgas, yaitu:
1) Satgas Kesehatan Jogo Tonggo terdiri dari 3 orang dengan melibatkan Bidan
Desa / Kader Kesehatan Desa.
2) Satgas Ekonomi Jogo Tonggo 3 orang.
3) Satgas Sosial dan Keainanan Jogo Tonggo terdiri dari 5 orang
4) Satgas Hiburan Jogo Tonggo terdiri dari 3 orang
Koordinator keempat Satgas diatas dipilih dari unsur pimpinan organisasi kelompok
sosial dan warga yang kompeten di wilayah RW.
Setiapwarga dl lingkungan RW:
1) Wajib untuk mendukung dan berperan aktif dalam seluruh kegiatan Jogo
Tonggo
10
2) Wajib untuk mentaati seluruh hasil keputusan yang dilakukan melalui
rembugan, yang diselenggarakan oleh Satgas Jogo Tonggo terkait dengan
perlawanan terhadap Corid-7 9.
3) Wajib menjalankan protokol kesehatan melawan Cold-19.
Ketua RW
Wakil ketua
Sekretaris
(seluruh ketua RT)
Bendahara
RT RT RT RT RT RT
11
Memanfaatkan fasilitas RW yang sudah ada atau menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan lingkungan secara gotong royong.
e. Bidang Tugas Satgas Jogo Tonggo
1) Satgas Kesehatan Jogo Tonggo
Mendorong, memastikari dan memantau ter-selenggaranva protokol kesehatan
melawan Contd-1 9 dengan benar dan efektif di wilayah RW, seperti:
- Meregistrasi setiap orang yang keluar masuk desa terkait dengan
indikator serangan Contd-1 9.
- Setelah registrasi, diikuti dengan tindakan pencegahan penyebaran dan
penularan Couid-7 9 dengan membaca orang yang teridentifikasikan
sebagai Pasien PDP ke RS rujukan .
- Mengupavakan ODP dan OTG untuk menjalankan karantina mandiri
selama 14 hari dan menyarankan warga yang sehat untuk hati-hati dan
waspada.
- Memastikan siapa saja warga RW yang berstatus sebagai OTG, ODP
dan PDP setiap hari dimutakhirkan statu snya. Salah satu kegiatannya
adalah membuat tabulasi ODP, OTG, PDP dan karantina mandiri (siapa,
alamatnya dimana, sudah berapa hari berkarantina, apakah ada
perubahan status atau tidak).
- Memastikan tempat-tempat strategis tersedia peralatan cuci tangan,
pen3 emprotan disinfektan secara rutin dilakukan, semua warga ketika
keluar rumah memakai masker, Memastikan warga memperhatikan jarak
fisik
- Memberikan pelayanan kesehatan (pemeriksaan suhu badan, pengecekan
gejala Contd-7 9, pengecekan tempat cuci tangan di tempat strategis)
terkait dengan pencegahan penyebaran dan penularan Contd-1 9 dengan
menggunakan sarana komunikasi yang ada (telepon, video call, WA,
dan lain-lain).
- Mendorong praktek hidup bersih dan sehat (makan dan minum
seimbang, olahraga, mandi teratur, lingkungan bersih dan istirahat
yang cukup) .
- Berkoordinasi dengan Petugas Kesehatan Desa untuk pemeriksaan
lebih lanjut, dan jika dinilai ada warga dalam kondisi darurat Satgas
12
Kesehatan Jogo Tonggo langsung membawa pasien ke fasilitas
kesehatan terdekat.
13
- Mengembangkan gerakan menam an tanaman pangan (padi, jagu ng, ubi
rambat, ketela pohon dan lain-lain), sayuran, buah-buahan, bumbu-
bumbuan, apotik hidu p dan lain-lain di lingkungan rumah dan lahan
milik umum yang kosong.
15
DAFTAR PUSTAKA
Lam, N., Muravez, S. N., & Boyce, R. W. (2015). A Comparison of the Indian Health
Service counseling technique with traditional, lecture-style counseling. Journal of the
American Pharmacists Association (Vol 55).
Pranowo, G. (2020). Jogo Tonggo Jateng Gayeng. Jawa Tengah.
Kemenkes. (2013). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kasus Konfirmasi atau
Probabel Inveksi Virus. 7(5), 21–27.
Kementrian Dalam Negri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kesiapsiagaan, P., & Coronavirus, M. (n.d.). Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
Coronavirus Disease (COVID-19) 0.
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri. (2013). Pedoman Umum Menghadapi Pandemi
Covid-19 Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan
Manajemen. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and
Healthy Magazine, 2(1), 187–192. Retrieved from
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
16
17