Anda di halaman 1dari 3

FUNGSI LAYANAN KONSELING LINTAS BUDAYA

Nuzliah (2016:212) mengemukakan fungsi konseling lintas budaya adalah:

1. Membantu klien agar mampu mengembangkan potensi-potensi yang di


miliki meberdayakan diri secara optimal
2. Membantu klien multikultural agar mampu memecahkan masalah yang
dihadapi, mengadakan penyesuaian diri, serta merasakan kebahagiaan
hidup sesuai dengan budayanya
3. Membantu klien agar dapat hidup bersama dalam masyarakat
multicultural dan,
4. Memperkenalkan, mempelajari kepada klien akan nilai-nilai budaya lain
untuk di jadikan revisi dalam membuat perancanaan, pilihan, keputusan
hidup kedepan yang lebih baik.

Wolfgang, dkk (2011:7) menjelaskan sebagai konselor, mampu mengalihkan


perhatian mereka untuk melakukan konseling serta memasukkan isu-isu lintas
budaya yaitu dengan metode klinis.

Di sekolah tuntutan ini tentu akan menjadi lebih menuntut guru bimbingan dan
konseling, di mana tujuan dari bimbingan dan konseling itu sendiri adalah agar
peserta didik mampu:

a. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta


kehidupannya di masa yang akan datang,
b. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal
mungkin,
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikian, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerja,
d. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja (Nugraha, 2012).

Gumilang (2015:49) konselor sekolah dalam menghadapi beragam


perbedaan konseli, perlu mengubah persepsi mereka, belajar tentang konseling
dan konsultasi, mencukupkan diri dengan pengetahuan tentang budaya lain,
bentuk rasisme dan berperan sebagai agen perubahan sosial. Dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling, konselor perlu memperhatikan kesadaran
budaya karena mampu membawa konseli memahami karakteristik psikologis
seperti kecerdasan (intelegensi, emosional, dan spiritual), bakat, sikap, motivasi,
dan lain-lain. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, guru
bimbingan dan konseling/konselor sekolah diharuskan memiliki kesadaran
multikultural, memahami keberagaman konseli, menghargai perbedaan dan
keragaman nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, menyadari adanya bias-bias dan
kesadaran akan keterbatasan diri dalam hal budaya.

Menurut Sue ada 3 hal yang harus dimiliki konselor sesuai dengan The
professional Standards Committee of the Association for Multicultural
Counseling and Development (AMCD) yang dimana sebagai dasar yang telah
menghasilkan kompetensi dasar dan standar multikultural yaitu:

1. Attitudes dan Belief.


2. Knowledge.
3. Skills.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan konselor memiliki kompetensi dasar
tersebut adalah:

1. Counselor awareness of own cultural values and beliefs. Jika Anda


memiliki rasa empati dengan orang-orang yang berbeda latar belakang,
namun ada tetap harus memiliki kesadaran sendiri terhadap nilai dan
kepercayaan yang ada pada diri sendiri (konselor) yaitu pada nilai-nilai
kebenaran
2. Counselor awareness of client worldview. Untuk bisa melihat dan
memahami dunia klien adalah banyak membaca dan belajar tentang
berbagai budaya agar bisa memahami apa yang dipahami klien tentang
dunianya.
3. Culturally appropriate intervention strategies. Konselor juga perlu banyak
membaca, belajar, dan berlatih dari berbagai buku dan teknik serta
strategi bagaimana menginterensi budaya dengan cara yang sesuai.

referensi

Nuzliah .Counseling Multikultural. Dosen Tetap Prodi Bk Ftk Universitas Islam


Negeri Ar-Raniry. file:///C:/Users/ACER/Downloads/816-1571-1-SM.pdf

Elizar.Urgensi Konseling Multikultural Di Sekolah.


file:///C:/Users/ACER/Downloads/90-Article%20Text-138-1-10-20200210.pdf

Anda mungkin juga menyukai