Oleh
Sisilia Sintia Dewi
112018194
i
Universitas Kristen Krida Wacana
Oleh
Sisilia Sintia Dewi
112018194
ii
Evaluasi Program Pengendalian Tuberkulosis dengan Pendekatan
Sistem di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah pada
Tahun 2020
Lembar Persetujuan
Disetujui 2021
Pembimbing
Penguji Penguji
(Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp. Ok) (dr. Melda Suryana, M. Epid.)
iii
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan evaluasi program ini. Evaluasi
program ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen
Krida Wacana. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pengendalian
tuberkulosis di puskesmas kecamatan palmerah pada tahun 2020. Akhir kata, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan yang telah
diberikan dalam penyelesaian penelitian ini kepada:
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam evaluasi program ini,
oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga di
masa mendatang dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Jakarta, 2021
Penyusun
iv
Evaluasi Program Pengendalian Tuberkulosis dengan Pendekatan Sistem di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah pada Tahun 2020
Sisilia.2015fk184@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
v
Evaluation of the Tuberculosis Control Program with a System Approach in the
Work Area of the Palmerah District Health Center for Year 2020
Sisilia.2015fk184@civitas.ukrida.ac.id
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.........................................................................................iii
Kata Pengantar................................................................................................iv
Abstrak............................................................................................................v
Daftar Isi..........................................................................................................vii
Bab I Pendahuluan........................................................................................1
2.1 Materi....................................................................................................5
2.2 Metode..................................................................................................5
vii
4.1 Sumber Data..........................................................................................8
4.3.2 Proses..........................................................................................19
4.3.4 Lingkungan.................................................................................31
4.3.6 Dampak......................................................................................32
viii
7.1 Prioritas Masalah...............................................................................39
9.1 Kesimpulan........................................................................................42
9.2 Saran..................................................................................................42
Daftar Pustaka..............................................................................................43
Lampiran......................................................................................................44
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hal ini perlu perhatian khusus karena dapat menjadi faktor risiko pemberat kasus
COVID-19 di masa pandemi ini.5-6
Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang penanggulan tuberkulosis
menerangkan bahwa penanggulangan TB adalah segala upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan
kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecatatan atau kematian,
memutuskan penularan, mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkan akibat tuberkulosis.7
1.2 Rumusan Masalah
1. Laporan WHO tahun 2020, pada tahun 2019 diperkirakan terdapat 10 juta
kasus TB dengan 1,2 juta kasus kematian TB dan 208.000 kasus kematian
TB-HIV ditahun yang sama.
2. Laporan WHO 2020, diperkirakan terdapat 845.000 kasus TB di Indonesia
pada tahun 2019 dimana 19.000 diantaranya TB dengan HIV positif.
3. Pada tahun 2019 Profil Kesehatan Indonesia melaporkan jumlah kasus
tuberkulosis yang ditemukan sebanyak 543.874 kasus.
4. Pada tahun 2018 Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan jumlah
pengindap penyakit TB sebanyak 32.570 atau sekitar 0,3% dari total
penduduk di DKI Jakarta. Kasus tuberkulosis yang ditemukan tertinggi di
wilayah Jakarta Timur sebanyak 11.537 jiwa dan Jakarta Barat sebanyak
8.158 jiwa.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui masalah, penyebab masalah dan penyelesaian masalah pada
program pengendalian TB di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah pada
Tahun 2020 dengan pendekatan sistem.
2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahui cakupan setiap orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun
2020.
2. Diketahui cakupan angka penemuan kasus TB (Case Detection Rate =
CDR) di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
3. Diketahui cakupan penderita TB yang mendapatkan pengobatan sesuai
standar di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
4. Diketahui cakupan penderita TB yang diawasi PMO di wilayah
Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
5. Diketahui cakupan angka keberhasilan pengobatan TB (SR = Success
Rate) di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
3
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama duduk dibangku
perkuliahan.
2. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program
pengendalian TB di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menjalankan program
Puskesmas dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
4
5
BAB II
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini berupa laporan hasil kegiatan
puskesmas mengenai Program Penanggulangan dan Pengendalian Tuberkulosis
(P2TB) di Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020, yang terdiri dari:
2.2 Metode
6
BAB III
KERANGKA TEORI
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari tenaga (man),
dana operasional (money), sarana (material), metode (method), jangka waktu
pelaksanaan (minute), mesin atau peralatan yang digunakan (machine), sasaran
masyarakat yang menjadi target program (market) dan informasi (information).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai dari
7
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan langsung dari
berlangsungnya proses dalam sistem atau hasil langsung (keluaran) suatu sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Terbagi atas dua, lingkungan fisik dan
non fisik.
Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem yang
meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan dan umpan balik pada Program
Pengendalian Tuberkulosis di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun
2020.
8
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Sumber data dalam evaluasi ini berasal dari data sekunder berupa:
9
c. Sebelah Barat : Kecamatan Kebon Jeruk
d. Sebelah Timur : Kecamatan Tanah Abang
10
Dokter Pelayanan : 1 Orang
Perawat : 1 Orang
11
Stateskop : Ada
Microtoise : Ada
Spuit : Ada
Handscoon : Ada
Alcohol swab : Ada
Bed : Ada
Kits emergency : Ada
Film viewer : Ada
Tabung oksigen dan regulator : Ada
Obat OAT : Ada
Pot dahak : Ada
Mikroskop : Ada
Reagen Ziehl Neelsen : Ada
TCM kits : Tidak ada
b) Non medis
Ruang pemeriksaan dan tindakan
Kursi, meja, lemari besi dan wastafel
Komputer, telefon dan mesin cetak
Papan nama pelayanan dan nama petugas pelaksana kegiatan
Barang cetakan seperti buku pedoman, buku panduan, buku
petunjuk teknis, leflet, brosur, poster, lembar balik dan stiker
Ruang laboratorium
Pojok dahak
Ruang pengambilan dan penyimpanan obat
Status pasien
Formulir pencatatan P2TB: Kartu pengobatan pasien TB (TB01);
Kartu identitas pasien TB (TB02); Buku registrasi pasien TB
(TB03); Formulir pemeriksaan dahak (TB05); Daftar suspek yang
12
diperiksa dahak (TB06); Formulir rujukan atau pindah pasien TB
(TB09); Formulir hasil akhir pengobatan pasien pindahan (TB10);
Formulir kunjungan rumah pasien TB RO; Formulir kunjungan
pasien terduga TB RO.
4.3.1.4 Metode (Method)
1) Penemuan orang terduga tuberkulosis
Penemuan pasien untuk mendapatkan pasien TB melalui serangkaian
kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan
fisik dan laboratorium, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi
penyakit serta tipe pasien TB, sehingga dapat dilakukan pengobatan agar
sembuh. Strategi penemuan pasien TB dapat dilakukan secara pasif, intensif,
aktif dan masif. Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif intensif di
fasilitas kesehatan dengan jejaring layanan TB dan kolaborasi layanan.
Penemuan pasien TB secara aktif dan atau masif berbasis keluarga dan
masyarakat, dapat dibantu oleh kader dari posyandu, pos TB desa, tokoh
masyarakat dan tokoh agama. Kegiatan berupa investigasi kontak pada paling
sedikit 10 - 15 orang kontak erat dengan pasien TB. Pada kelompok khusus
rentan atau berisiko tinggi: HIV, DM, malnutrisi. Penemuan di lingkungan
berisiko dan tempat khusus: lapas/rutan, tempat kerja, asrama, pondok
pesantren, panti jompo, dan tempat penampungan pengungsi serta daerah
kumuh.
2) Penegakan Diagnosis Tuberkulosis
13
pemeriksaan sebelumnya. Pada pasien terduga TB anak dilakukan uji
tuberkulin (Mantoux test) untuk melengkapi skoring TB pada anak.
3) Pengobatan Tuberkulosis
a. Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
- Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis
- Pasien TB paru terdiagnosis klinis
- Pasien TB ekstra paru
b. Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5H(HR)3E3
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang):
- Pasien kambuh
- Pasien gagal pada pengobatan dengan panduan OAT
kategori 1 sebelumnya
- Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost
of follow-up)
c. Kategori anak: 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA(S)/4-10HR
d. Sementara itu pada TB resisten obat di Indonesia diberikan
14
OAT lini kedua, yaitu kanamisin, kapreomisin,
levofloksasin, etionamide, sikloserin, moksifloksasin dan
PAS, serta OAT lini pertama, pirazinamid dan etambutol.
15
cara terpenting untuk menilai hasil kemajuan pengobatan. Setelah pengobatan
tahap awal, tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah
masih tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus
memulaikan pengobatan tahap lanjutan. Pada semua pasien TB BTA positif,
pemeriksaan ulang dahak dilanjutkan kembali pada bulan ke 5. Apabila
hasilnya negatif, pengobatan dilanjutkan hingga seluruh dosis pengobatan
selesai dan dilakukan pemeriksaan ulang kembali pada akhir pengobatan.
16
lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai. Apabila
positif, pengobatan dinyatakan gagal dan dinyatakan
sebagai terduga TB MDR. Harus diupayakan semaksimal
mungkin agar bisa dilakukan pemeriksaan uji kepekaan
atau dirujuk ke RS Pusat Rujukan TB MDR.
17
pengobatan TB yang tidak sesuai standar, pengobatan TB kategori 1 gagal,
pengobatan TB kategori 1 tetap positif setelah 3 bulan pengobatan, kasus
kambuh, default, ko-infeksi HIV yang tidak merespon dengan pemberian
OAT.
7) Tuberkulosis dengan HIV
8) TB pada anak
Pasien TB anak dapat ditemukan dengan cara melakkan pemeriksaan
pada: anak yang kontak erat dengan pasien TB menular yaitu anak yang
tinggal serumah atau sering bertemu dengan pasien TB menular terutama
pasien dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif dan umumnya pada
orang dewasa. Anak yang mempunyai gejala dan tanda klinis sesuai TB
anak. Diagnosis TB anak:
Diagnosis dengan sistem skoring
Yaitu sistem skoring gejala dan pemeriksaan penunjang TB di
faskes seperti kontak TB, uji tuberkulin, keadaan gizi, demam
yang tidak diketahui penyebabnya, batuk kronik, pembesaran
18
kelenjar limfe, pembengkakan tulang atau sendi, dan foto
toraks.
Uji tuberkulin
Uji tuberkulin positif menandakan adanya reaksi
hipersensitifitas terhada antigen (tuberkuloprotein) yang
diberikan. Hal ini secara tidak langsung menandakan bahwa
pernah ada kuman yang masuk ke dalam tubuh anak atau anak
sudah tertular.
9) Penyuluhan Mengenai TB
19
Pencatatan dilakukan mengikuti formular P2TB, seperti Kartu
pengobatan pasien TB (TB01), Kartu identitas pasien TB (TB02), Buku
registrasi pasien TB (TB03), Formulir pemeriksaan dahak (TB05), Daftar
suspek yang diperiksa dahak (TB06), Formulir rujukan atau pindah pasien TB
(TB09), Formulir hasil akhir pengobatan pasien pindahan (TB10), Formulir
kunjungan rumah pasien TB RO, Formulir kunjungan pasien terduga TB RO.
20
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan
21
5. Follow Up Pengobatan Tuberkulosis
Kegiatan akan dilakukan sesuai dengan jadwal kontrol yang diberikan, di
hari Senin s/d Jum’at, pukul 08.00 – 13.00 WIB oleh dokter atau perawat
di pelayanan TB Puskesmas Kecamatan Palmerah.
6. Tuberkulosis Resisten Obat
Pasien dengan hasil pemeriksaan resiten OAT, maka pasien akan dirujuk
ke RS pusat rujukan TB MDR. Puskesmas akan merujuk pasien ke RS
rujukan, dan akan ditindak lanjut oleh RS.
7. Tuberkulosis dengan HIV
Semua pasien baru TB diperiksa pemeriksaan HIV di Puskesmas
Palmerah selama jam operasional dari Senin s/d Jumat dan jika meraka
sudah positif atau sudah mengomsumsi ARV, pasien dirujuk ke rumah
sakit untuk penentuan pengobatan oleh dokter spesialis.
8. Tuberkulosis pada anak
Kegiatan akan dilakukan sesuai dengan jadwal kontrol yang diberikan, di
hari Senin s/d Jum’at, pukul 08.00 – 13.00 WIB oleh dokter atau perawat
di pelayanan TB Puskesmas Kecamatan Palmerah.
9. Penyuluhan Mengenai Tuberkulosis
Penyuluan perorangan kepada pasien TB atau keluarga pasien dilakukan
pada jadwal pelayanan puskesmas yaitu hari Senin s/d Jum’at, pukul 08.00
– 13.00 WIB oleh dokter atau perawat di pelayanan TB Puskesmas
Kecamatan Palmerah. Penyuluhan kelompok kepada masyarakat
mengenai TB juga dilakukan di lingkungan Puskesmas Palmerah sesuai
jadwal yang ditentukan oleh bagian program promosi kesehatan.
10. Pembinaan dan Evaluasi Kader Kesehatan TB
Pembinaan dan evaluasi kader kesehatan TB akan dilakukan satu tahun
sekali dan dilaksanakan di aula Puskesmas Palmerah oleh satuan
pelaksana pelayanan P2TB kepada kader kesehatan TB tiap wilayah kerja,
di Puskesmas Kecamatan Palmerah.
11. Pencatatan dan Pelaporan
22
Pencatatan akan dilakukan setiap hari Senin s/d Jum’at oleh
petugas pelayanan TB, pukul 08.00 – 13.00 WIB, di Puskesmas
Kecamatan Palmerah.
Pelaporan akan dilakukan sebulan sekali oleh petugas pelayanan
TB melalui media elektronik dan secara online melalui Sistem
Informasi Tuberkulosis. Data paling lambat diinput sebelum
tanggal 28 setiap bulannya.
4.3.2.2 Pengorganisasian
Kepala Puskesmas
Kecamatan Palmerah
Pelaksana Program:
Yunistia Y, A.md. Kep
Kader P2TB
23
Koordinator Program:
Kader P2TB
4.3.2.3 Pelaksanaan
24
kesehatan TB yang non-aktif sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belum
maksimal.
2. Penegakan Diagnosis Tuberkulosis
Dilakukannya penegakan diagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan
penunjang pada jadwal pelayanan puskesmas. Setiap pasien yang telah
terkonfirmasi secara bakteriologis dan secara klinis dan tuberkulin tes
dicatat dalam buku registrasi pasien TB (TB03).
3. Pengobatan Tuberkulosis
Dilakukannya pengobatan TB paru berdasarkan panduan OAT pada
jadwal pelayanan puskesmas. Pemberian OAT disediakan dalam bentuk
paket dengan tujuan memudahkan pemberian obat dan menjamin
kelangsungan pengobatan hingga tuntas.
4. Pengendalian Pengobatan di Bawah Pengawas Minum Obat (PMO)
Dilakukannya kegiatan pengendalian dibawah pengawas minum obat.
Seluruh pasien TB di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah
memiliki PMO masing-masing. Petugas PMO mendapatkan konseling dan
evaluasi terkait pengobatan pasien tiap kali kunjungan ke Puskesmas
Palmerah.
5. Follow Up Pengobatan Tuberkulosis
Dilakukannya follow up pengobatan tuberkulosis paru pada jadwal
pelayanan puskesmas. Kegiatan dilakukan kepada tiap pasien TB yang
sedang dalam pengobatan.
6. Tuberkulosis Resisten Obat
Semua pasien TB akan diperiksa TCM MTB, dan hasil akan dicatat
dihasil pemeriksaan TCM MTB. Pasien TB yang resisten OAT akan
dirujuk ke Rumah Sakit untuk penentuan pengobatan.
7. TB dengan HIV
Kegiatan dilakukan sesuai metode dan perencanaan bagi tiap pasien TB.
Mereka yang HIV positif dan dalam terapi ARV dirujuk untuk penentuan
25
strategi pengobatan dari dokter spesialis. Daftar pasien HIV-TB dicatat di
laporan TB-HIV dalam registrasi pasien.
8. TB pada anak
Kegiatan dilakukan sesuai metode dan perencanaan. Pasien baru TB anak
dilakukan skoring TB dan Pemeriksaan Tuberkulin di minggu pertama
setiap bulan.
9. Penyuluhan Mengenai Tuberkulosis
Dilakukannya penyuluhan perorangan kepada tiap pasien TB ataupun
keluarga pasien. Namun, penyuluhan kelompok tidak bisa dilakukan untuk
sementara waktu akibat situasi pandemi COVID-19 dan PSBB yang
sedang terjadi.
10. Pembinaan Kader dan Evaluasi Kader Kesehatan TB
Kegiatan tidak tidak dilakukan berhubung dengan situasi pandemi
COVID-19 yang terjadi saat ini.
11. Pencatatan dan Pelaporan
Dilakukan pencatatan di setiap akhir kegiatan yang akan dilaporkan setiap
bulan pada koordinator UKM dan kepala puskesmas. Data hasil kegiatan
diinput dalam Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
4.3.2.3 Pengawasan
Pengawasan dilakukan sebanyak 3 bulan sekali di Puskesmas berupa
lokakarya yang dipimpin oleh kepala puskesmas. Kemudian hasil pencatatan
dari setiap bagian yang berkaitan dengan program diberikan kepada kepala
puskesmas dan dilaporkan 1 bulan sekali ke dinas kesehatan.
Tabel 4.1. Jumlah tiap orang terduga TB mendapat pelayanan sesuai standar di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
26
Tahun Bulan Jumlah orang terduga TB
2020 Januari 190
Februari 179
Maret 242
April 106
Mei 45
Juni 117
Juli 125
Agustus 89
September 66
Oktober 31
November 73
Desember 77
Jumlah orang terduga TB 1340 orang
Dari tabel tersebut diketahui orang terduga TB di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan adalah sebanyak 1340 orang. Kemudian dilakukan
perhitungan cakupan berdasarkan perhitungan puskesmas dengan rumus
sebagai berikut:
1340
X 100% = 100% (Target 100%)
1340
Keterangan:
27
Tabel 4.2 Jumlah pasien TB terkonfirmasi bakteriologis di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
162
X 100% = 48% (Target 100%)
336
Perkiraan jumlah pasien baru TB paru BTA positif diambil
berdasarkan target sasaran yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Palmerah, sebanyak 336 orang. Perhitungan cakupan yang didapat adalah
48% dari target 100% berdasarkan PKP Puskesmas Kecamatan Palmerah
sehingga dicari besaran masalah sebagai berikut:
100% − 48%
X 100% = 52%
100%
28
Jumlah pasien TB yang diobati yang dicatat di Puskesmas Kecamatan
Palmerah adalah 183. Kemudian dihitung persentase penderita TB
yang diobati berdasarkan perhitungan Puskesmas dengan rumus
perhitungan sebagai berikut:
Jumlah pasien TB diobati
X 100%
Jumlah penderita TB yang dicatat
183
X 100% = 100% (Target 100%)
183
Periode PMO
Januari-Desember 2020 183
Jumlah 183 orang
183
X 100% = 100% (Target 100%)
183
29
Perhitungan persentase pasien TB yang diawasi PMO adalah sebesar
100%. Nilai ini sesuai dengan target 100% yang diharapkan dalam satu
tahun berdasarkan PKP Puskesmas Kecamatan Palmerah.
5. Cakupan Angka Keberhasilan Pengobatan TB (Success Rate = SR) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
Tabel 4.4 Jumlah pasien TB terkonfirmasi secara bakteriologis yang sembuh,
pengobatan lengkap dan jumlah pasien yang diobati di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
46+7
9 X 100% = 68% (Target 90%)
183
Hasil perhitungan cakupan adalah 68% dari target 90% yang
ditentukan oleh PKP Puskesmas Kecamatan Palmerah, sehingga cakupan
belum memenuhi target dan dicari besaran masalah sebagai berikut:
90% − 68%
X 100% = 24%
90%
30
6. Cakupan Penemuan Kasus TB Resisten Obat di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
Tabel 4.5 Jumlah kasus TB resisten obat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Palmerah.
Periode TB RO
Januari-Desember 2020 5
Jumlah 5 orang
5
X 100% = 83% (Target 80%)
6
Tabel 4.6 Jumlah pasien TB yang mempunyai hasil tes HIV yang dicatat di
formulir pencatatan TB yang hasil tes HIV diketahui termasuk pasien TB yang
sebelumnya mengetahui status HIV positif.
31
Jumlah 140 orang
140
X 100% = 76% (Target 60%)
183
8
X 100% = 4% (Target 8-12%)
183
32
10. Cakupan pembinaan dan evaluasi kader kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
Telah dilakukan pertemuan dengan kader kesehatan dan petugas
P2 TB sebanyak 1 kali pada bulan November 2020. Cakupan pelatihan
dan pembinaan kader kesehatan adalah dilaksana (100%) memenuhi target
dari Puskesmas yaitu dilaksana (100%).
11. Cakupan investigasi kontak TB.
Tidak ada data mengenai investigasi kontak TB. Saat masa pandemi ini
tidak dilakukan lagi investigasi kontak TB.
12. Cakupan kunjungan rumah penderita TB.
Sudah tidak dilakukan kunjungan ke rumah penderita TB dikarenakan
situasi pandemi COVID-19.
13. Cakupan pencatatan dan pelaporan mengenai TB di di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah pada tahun 2020.
Semua pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dengan capaian
100% dan memenuhi target dari Puskesmas.
4.3.4 Lingkungan
Fisik
1. Lokasi
Puskesmas Kecamatan Palmerah membawahi 6 kelurahan dan 9
Puskesmas Kelurahan, yaitu: Puskesmas Kelurahan Jati Pulo I, Puskesmas
Kelurahan Jati Pulo II, Puskesmas Kelurahan Kemanggisan, Puskesmas
Kelurahan Kota Bambu Selatan, Puskesmas Kelurahan Kota Bambu
Utara, Puskesmas Kelurahan Palmerah I, Puskesmas Palmerah II,
Puskesmas Kelurahan Slipi I, Puskesmas Kelurahan Slipi II. Puskesmas
Kecamatan Pelmerah terletak pada lokasi yang mudah dijangkau.
2. Pemukiman
Wilayah Kecamatan Palmerah merupakan wilayah padat penduduk. Tidak
ada data mengenai rumah di wilayah Puskesmas Kecamatan Palmerah
33
terutama pada hunian masing-masing penderita seperti ventilasi,
pencahayaan, kelembapan udara dan kepadatan hunian di dalam rumah.
Non Fisik
1. Mata Pencaharian
Tidak ada data mengenai mata pencarian penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah.
2. Pendidikan
Tidak ada data mengenai pendidikan penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Palmerah.
3. Sosial Budaya
Minim pengetahuan publik tentang penyakit TB berdampak kurang
giatnya melakukan upaya pengobatan.
4. Pandemi COVID-19
Beberapa kegiatan yang terhenti akibat situasi pandemi saat ini, sehingga
mempengaruhi pelaksanaan dari program penanggulangan dan
pengendalian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Palmerah.
4.3.6 Dampak
1. Langsung
Menurunnya angka kematian, angka kesakitan dan prevalensi penderita
tuberkulosis: belum dapat dinilai.
34
2. Tidak Langsung
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat secara optimal: belum dapat
dinilai.
35
BAB V
PEMBAHASAN MASALAH
36
9 Cakupan penyuluhan Dilaksanakan Tidak dilaksanakan 100%
mengenai TB
37
1 Perencanaan Dilaksanakan Ada (-)
penyusunan rencana perencanaan
kegiatan dan sasaran secara tertulis
yang diharapkan
tercapai.
2 Pengorganisasian Terdapat pengaturan, Sudah (-)
susunan organisasi, terlaksana
pembagian tugas,
penanggung jawab dan
adanya koordinasi yang
baik.
3 Pelaksanaan
Penyuluhan Dilaksanakan Tidak (+)
berkelompok dilaksanakan
(situasi
pandemi
COVID-19 dan
PSBB)
4 Pengawasan Pencatatan dan Dilaksanakan (-)
pelaporan dilaksanakan
2 Non fisik
Mata Tidak ada Tidak ada data mengenai (+)
pencaharian hambatan mata pencaharian.
38
pendidikan Tidak ada Tidak ada data mengenai (+)
hambatan pendidikan.
39
BAB VI
PERUMUSAN MASALAH
40
1. Kepadatan yang cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Palmerah.
2. Tidak ada data lengkap mengenai pendidikan penduduk di wilayah
Kecamatan Palmerah, sehingga menyulitkan identifikasi faktor risiko TB
berdasarkan tingkat pengetahuan.
3. Tidak ada data mengenai mata pencaharian penduduk di wilayah
Kecamatan Palmerah, sehingga menyulitkan identifikasi faktor risiko TB
berdasarkan sosial ekonomi.
4. Kurangnya pengetahuan publik mengenai penyakit tuberkulosis di
lingkungan masyarakat menjadi sebuah hambatan dalam pengendalian
tuberkulosis.
5. Situasi pandemi COVID-19 dan PSBB saat ini menyebab beberapa
kegiatan terhenti sehingga pelaksanaan kegiatan tidak dapat berjalan
maksimal.
41
BAB VII
PRIORITAS MASALAH
No Parameter Masalah
A B C D E F
1 Besar masalah 1 4 2 3 4 5
2 Berat ringan akibat yang 1 2 1 3 5 5
ditimbulkan
3 Keuntungan sosial karena 5 4 3 5 1 1
selesainya masalah
4 Teknologi yang tersedia 3 3 2 5 1 1
5 Sumber daya yang tersedia untuk 1 2 4 4 4 5
menyelesaikan masalah
Jumlah 11 15 12 20 15 17
Keterangan: 5 = Sangat penting, 4 = Penting, 3 = Cukup penting, 2 = Kurang penting,
1 = Sangat kurang penting.
1. Cakupan angka penemuan kasus (CDR) mencapai 48% dari target 100%.
Besarnya msalah adalah 52%.
42
2. Cakupan angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis (SR) mencapai 68%
dari target 90%. Besarnya masalah adalah 24%.
43
BAB VIII
PENYELESAIAN MASALAH
Cakupan angka penemuan kasus (CDR) mencapai 48% dari target 100%.
Besarnya masalah adalah 52%.
a. Kurang kerja sama dengan fasilitas kesehatan lain terutama dalam pencatatan
dan pelaporan penyakit TB.
b. Beberapa kader TB non-aktif dan peran kader yang menurun karena minim
dukungan sehingga mempengaruhi penemuan kasus TB secara aktif masif.
c. Pandemi COVID-19 dan PSBB saat ini menghambat kegiatan penjaringan
pasien TB dan menghambat pasien untuk datang ke fasilitas kesehatan
44
8.2 Masalah Kedua
a. Masih terdapat data yang tidak lengkap mengenai status pengobatan pasien
TB di tiap wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmerah.
b. Kurangnya konseling yang diberikan petugas kesehatan terhadap pasien TB
mengenai penyakit tuberkulosis.
c. Adanya STIGMA yang salah mengenai tuberkulosis seperti TB penyakit
keturunan dan mudah divonis oleh masyarakat sehingga menyebabkan pasien
takut untuk dalam mengikuti pengobatan.
d. Terdapat beberapa masyarakat yang masih tidak peduli terhadap bahaya TB.
e. Situasi COVID-19 dan PSBB menghambat pasien datang ke fasilitas
kesehatan untuk melakukan pengobatan.
45
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan
8.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN
Lampiran 3. Brosur TB
48
Lampiran 4. Register penanggulangan TB
49