ID Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profe
ID Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profe
Nur Hidayah*
*Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Abstrak
R
umah sakit sebagai salah satu Salah satu bentuk pelayanan
bentuk organisasi pelayanan keperawatan dalam rangka meningkatkan
kesehatan yang memberikan kualitas pelayanan adalah memberikan ra-
pelayanan kesehatan yang komprehensif sa tanggung jawab perawat yang lebih
mencakup aspek promotif, preventif, kurat- tinggi sehingga terjadi peningkatan kinerja
if dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan
masyarakat, sering kali mengalami perma- keperawatan ini akan lebih memuaskan
salahan yang menyangkut tentang ketid- tentunya dengan penerapan model asuhan
akpuasan masyarakat terhadap mutu pela- keperawatan professional atau MAKP ka-
yanan rumah sakit yang dianggap kurang rena kepuasan pasien ditentukan salah
memadai atau memuaskan. Dalam rangka satunya dengan pelayanan keperawatan
menjaga dan meningkatkan mutu pela- yang optimal (Fisbach, 1991).
yanan, maka salah satu aspek yang perlu Hubungan yang baik antara pasien
mendapat perhatian adalah kualitas pela- dan perawat dapat dilakukan apabila men-
erapkan suatu model asuhan keperawatan yang baik. Dengan demikian, maka pela-
1
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
yanan pasien menjadi sempurna sehingga untuk mengetahui konsep tingkat kepuasan
dapat meningkatkan kepuasan pasien sela- pasien.
ma di rumah sakit. Asuhan keperawatan PEMBAHASAN
yang rendah menyebabkan mutu pelayanan Model Asuhan Keperawatan Profesional
keperawatan juga menurun dan akhirnya Model Asuhan Keperawatan Profe-
memicu ketidakpuasan pasien, hal yang sional adalah sebagai suatu sistem
demikian akan terus menerus berulang jika (struktur, proses dan nilai- nilai) yang
tidak segera diatasi. memungkinkan perawat profesional
Menurut Azwar (1996) pasien mera- mengatur pemberian asuhan keperawatan
sa kurang puas terhadap pelayanan termasuk lingkungan untuk menopang
keperawatan karena pelayanan tersebut pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
tidak optimal. Dalam penerapan model Woods, 1996 dalam Hamid, 2001).
asuhan keperawatan profesional, apabila Dasar pertimbangan pemilihan Model
tanggung jawab atau peran perawat baik Asuhan Keperawatan Profesional
dalam hal dokumentasi, timbang terima, (MAKP).
supervisi, dan sentralisasi obat tidak dijal- Katz, Jacquilile (1998) mengidentifi-
ankan dengan baik, yang berarti menunjuk- kasikan 8 model pemberian asuhan
kan kinerja kerja perawat juga menurun keperawatan, tetapi model yang umum dil-
(Nursalam, 2002). Kepuasan pasien akan akukan di rumah sakit adalah Keperawatan
tercapai bila diperoleh hasil yang optimal Tim dan Keperawatan Primer. Karena se-
bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan tiap perubahan akan berdampak terhadap
memperhatikan pasien dan keluarganya, suatu stress, maka perlu mempertim-
ada perhatian terhadap keluhan, kondisi bangkan 6 unsur utama dalam penentuan
lingkungan fisik dan tanggap kepada kebu- pemilihan metode pemberian asuhan
tuhan pasien (Anna, 2001). keperawatan (Tomey,Mariner 1996) yaitu :
Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk 1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
mengetahui manajemen model asuhan 2. Dapat diterapkan proses keperawa-
keperawatan profesional dalam pening- tan dalam asuhan keperawatan.
katan kepuasan pasien di rumah sakit. 3. Efisien dan efektif penggunaan
Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui biaya.
jenis-jenis model asuhan keperawatan 4. Terpenuhinya kepuasan klien,
profesional yang diterapkan di rumah sakit, keluarga dan masyarakat.
5. Kepuasan kinerja perawat.
Jenis Model Asuhan Keperawatan Profe- Menurut Kron.T & Gray (1997) ada
sional ( MAKP) 4 metode pemberian asuhan keperawatan
2
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
profesional yang sudah ada dan akan terus erti isolasi, intensive care.Metode ini ber-
dikembangkan di masa depan dalam dasarkan pendekatan holistik dari filosofi
menghadapi tren pelayanan keperawatan, keperawatan. Perawat bertanggung jawab
yaitu: terhadap asuhan dan observasi pada pasien
Model Asuhan Keperawatan Profesional tertentu (Nursalam, 2002).
(MAKP) Fungsional Model Asuhan Keperawatan Profesional
Model fungsional dilaksanakan oleh (MAKP) Primer
perawat dalam pengelolaan asuhan Menurut Gillies (1989) perawat yang
keperawatan sebagai pilihan utama pada menggunakan metode keperawatan primer
saat perang dunia kedua. Pada saat itu ka- dalam pemberian asuhan keperawatan
rena masih terbatasnya jumlah dan kemam- disebut perawat primer (primary nurse).
puan perawat maka setiap perawat hanya Pada metode keperawatan primer terdapat
melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawa- kontinutas keperawatan dan bersifat kom-
tan kepada semua pasien di bangsal. Model prehensif serta dapat dipertanggung jawab-
ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi kan, setiap perawat primer biasanya
keperawatan, perawat melaksanakan tugas mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung
( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal jawab selama 24 jam selama klien dirawat
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002). dirumah sakit. Perawat primer ber-
Model Asuhan Keperawatan Profesional tanggung jawab untuk mengadakan komu-
(MAKP) Kasus nikasi dan koordinasi dalam merencanakan
Setiap perawat ditugaskan untuk me- asuhan keperawatan dan juga akan mem-
layani seluruh kebutuhan pasien saat ia di- buat rencana pulang klien jika diperlukan.
nas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang Jika perawat primer sedang tidak bertu-
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada gas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh kepada perawat lain (associate nurse).
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan dimana satu orang
Metode penugasan kasus biasa diterapkan perawat bertanggung jawab penuh selama
satu pasien satu perawat, dan hal ini 24 jam terhadap asuhan keperawatan
umumnya dilaksanakan untuk perawat pasien mulai dari pasien masuk sampai
privat atau untuk keperawatan khusus sep- keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara
si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara
3
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk gota tim. Sedangkan Kelemahannya yakni
merencanakan, melakukan dan koordinasi komunikasi antar anggota tim terbentuk
keperawatan selama pasien dirawat. terutama dalam bentuk konferensi tim,
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang biasanya membutuhkan waktu di-
(MAKP) Tim mana sulit untuk melaksanakan pada wak-
Metode tim merupakan suatu metode tu-waktu sibuk. (Nursalam, 2002)
pemberian asuhan keperawatan dimana Penentuan Model Asuhan Keperawatan
seorang perawat profesional memimpin Profesional (MAKP)
sekelompok tenaga keperawatan dalam Pada penerapan MAKP harus mam-
memberikan asuhan keperawatankelompok pu memberikan asuhan keperawatan profe-
klien melalui upaya kooperatif dan kola- sional dan untuk itu diperlukan penataan 3
buratif ( Potter, Patricia 1993). Model tim komponen utama:
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap Ketenagaan
anggota kelompok mempunyai kontribusi Saat ini jumlah dan jenis tenaga
dalam merencanakan dan memberikan keperawatan kurang mampu untuk mem-
asuhan keperawatan sehingga timbul moti- beri asuhan keperawatan yang profesional.
vasi dan rasa tanggung jawab perawat yang Hal ini terlihat dari komposisi tenaga yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan ada mayoritas lulusan SPK. Disamping itu
keperawatan meningkat. jumlah tenaga keperawatan ruang rawat
Metode ini menggunakan tim yang tidak ditentukan berdasarkan derajat
terdiri dari anggota yang berbeda- beda ketergantungan klien. Pada suatu pela-
dalam memberikan asuhan keperawatan yanan profesional jumlah tenaga yang di-
terhadap sekelompok pasien. Perawat ru- perlukan tergantung pada jumlah klien dan
angan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group derajat ketergantungan klien. Menurut
yang terdiri dari tenaga professional, Douglas (1984) klasifikasi derajat
tehnikal dan pembantu dalam satu grup ketergantungan klien dibagi 3 kategori yai-
kecil yang saling membantu. Dalam pen- tu : perawat minimal memerlukan waktu 1
erapannya ada kelebihan dan kelema- -2 jam/ 24 jam, perawatan intermediet
hannya. Kelebihannya yakni memung- memrlukan waktu 3 – 4 jam/ 24 jam ,
kinkan pelayanan keperawatan yang me- perawatan maksimal atau total memer-
nyeluruh, mendukung pelaksanakaan pros- lukan waktu 5 – 6 jam/ 24 jam. Dalam
es keperawatan, memungkinkan komu- penelitian Douglas (1975) dalam Su-
nikasi antar tim sehingga konflik mudah priyanto (2003) tentang jumlah tenaga
diatasi dan memberi kepuasan kepada ang- perawat di rumah sakit, di dapatkan jumlah
4
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
yang dibutuhkan pada pagi, sore dan mal- oleh keluarga diserahkan kepada perawat
am tergantung pada tingkat ketergantungan dengan menerima lembar serah terima
pasien. obat. Perawat menuliskan nama pasien,
Metode pemberian asuhan keperawatan register, jenis obat, jumlah dan sediaan
Terdapat 4 metode pemberian asuhan dalam kartu kontrol dan diketahui oleh
keperawatan yaitu metode fungisonal, keluarga / klien dalam buku masuk obat.
metode kasus, metode tim dan metode Keluarga atau klien selanjutnya mendapat-
keperawatan primer (Gillies, 1989). Dari kan penjelasan kapan/ bilamana obat terse-
keempat metode ini, metode yang paling but akan habis. Obat yang telah diserahkan
memungkinkan pemberian pelayanan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
profesional adalah metode tim dan primer. kotak obat.
Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, tim- Pengelolaan obat tidak penuh ( desentrali-
bang terima, ronde keperawatan dan super- sasi)
visi (Nursalam, 2002) Obat yang telah diambil oleh keluar-
Sentralisasi Obat ga diserahkan pada perawat, Obat yang
Kontroling terhadap penggunaan dan diserahkan dicatat dalam buku masuk obat,
konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat menyerahkan kartu pemberian
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ obat kepada keluarga / pasien, lalu
alur yang sistematis sehingga penggunaan melakukan penyuluhan tentang rute pem-
obat benar – benar dapat dikontrol oleh berian obat, waktu pemberian, tujuan, efek
perawat sehingga resiko kerugian baik samping, perawat menyerahkan kembali
secara materiil maupun secara non material obat pada keluarga / pasien dan menan-
dapat dieliminir. datangani lembar penyuluhan.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh Dalam pemberian obat perawat tetap
( sentralisasi) melakukan kontroling terhadap pemberian
Tehnik pengelolaan obat kontrol obat. dicek apakah ada efek samping, pen-
penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan gecekan setiap pagi hari untuk menentukan
obat dimana seluruh obat yang akan diberi- obat benar – benar diminum sesuai dosis.
kan pada pasien diserahkan sepenuhnya Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian perhitungan diklarifikasi dengan keluarga.
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Dalam penambahan obat dicatat dalam bu-
Keluarga wajib mengetahui dan ikut ku masuk obat. Penyuluhan obat khusus
serta mengontrol penggunaan obat. Obat diberikan oleh perawat primer.
yang telah diresepkan dan telah diambil
6
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
7
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
8
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
9
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
standar praktik keperawatan (Yayan dan luas, namun penerapannya tidaklah semu-
Suarli, 2010). dah yang diperkirakan. Masalah pokok
Konsep Dasar Kepuasan Pasien yang ditemukan ialah karena kepuasan ter-
Kepuasan atau ketidakpuasan pelang- sebut bersifat subyektif. Tiap orang, ter-
gan adalah respon pelanggan terhadap gantung dari latar belakang yang dimiliki,
evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirasi dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang
yang dirasakan antara harapan sebelumnya berbeda untuk satu mutu pelayanan
dan kinerja actual yang dirasakan setelah kesehatan yang sama. Di samping itu, ser-
memakainya (Tse dan Wilson,1998). Ko- ing pula ditemukan pelayanan kesehatan
tler (1994) mendasarkan bahwa kepuasan yang sekalipun dinilai telah memuaskan
pelanggan adalah tingkat perasaan pasien, namun ketika ditinjau dari kode
seseorang setelah membandingkan kinerja etik serta standar pelayanan profesi, kiner-
yang dirasakan dibandingkan dengan hara- janya tetap tidak terpenuhi (Supranto,
pannya. (dalam Ali Zaidin, 2001) 2001)
Tingkat kepuasan pasien merupakan Untuk mengukur sejauhmana kinerja
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang itu berjalan dan mencapai hasil yang di-
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja harapkan , dapat diukur dengan hal- hal
dibawah harapan, maka pelanggan akan berikut ini:
kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , Survei kepuasan pasien
pelanggan akan sangat puas. sedangkan Dengan pemberian kuesioner, seperti
mutu pelayanan kesehatan adalah pela- survai kepuasan pasien.
yanan kesehatan yang dapat memuaskan Kesan pasien
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan Kesan yang diterima saat konsultasi
yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata- biaya, konsultasi medik dan pertemuan
rata serata penyelenggaraannya sesuai khusus denga pasien.
dengan standart dan kode etik profesi Laporan
(Azrul Azwar, 1996). Mutu pelayanan Laporan dari pasien, lewat dokter,
kesehatan menunjuk pada tingkat kesem- perawat, Koran, kenalan dan tokoh
purnaan pelayanan kesehatan dalam men- masyarakat. ( Boy S., 2004)
imbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Aspek yang terkait dengan kepuasan
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin pasien ada 4 jenis seperti berikut ini:
baik pula mutu pelayanan kesehatan. 1. Aspek kenyamanan
Sekalipun pengertian mutu yang terkait 2. Aspek hubungan pasien dengan staf
dengan kepusan ini telah diterima secara rumah sakit.
10
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
11
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
12
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
jawab kepala ruangan yang baik Hubungan antara tanggung jawab ketua
dilakukan dalam hal perencanaan, tim dengan kepuasan pasien
pengorganisasian, pengarahan, dan Semakin baik tanggung jawab ketua
pengawasan. Perencanaan disini yaitu tim semakin tinggi kepuasan pasien yang
mengatur dan mengendalikan asuhan dirasakan. Menurut Kron & Gray (1987)
keperawatan, pengorganisasian disini bahwa peran ketua tim dalam penerapan
dalam hal mengendalikan tenaga model asuhan keperawatan profesional
keperawatan, pengarahan dalam hal Tim ini sangat penting dan besar terutama
meningkatkan kolaburasi antar tim, se- dalam mengunakan tehnik kepemimpinan,
dangkan untuk pengawasan dalam hal sehingga melalui rasa tanggung jawab
su- pervisi kepada setiap anggota yang tinggi membuat mutu asuhan
perawatan yang bekerja di ruangan keperawatan meningkat dan tentunya
tersebut. Semakin baik tanggung jawab mengakibatkan kepuasan pasien tinggi.
kepala ruangan (perencanaan, Mutu asuhan keperawatan yang baik
pengorganisasian, pengara- han, dan apabila semua tugas yang dilimpahkan
pengawasan) dijalankan, maka kepuasan dapat dijalankan dengan baik Tanggung
pasien semakin tinggi pula. (Soeroso, jawab ketua tim dalam perencanaan, eval-
2003) uasi, mengetahui kondisi pasien, menilai
secara materiil maupun secara non material pula pelaksanaan MAKP Tim dan akan
dapat dieliminir. membuat kepuasan pasien semakin tinggi.
Berjalannya sentralisasi obat dengan Hubungan antara pelaksanaan dokumen-
optimal memberikan asuhan keperawatan tasi keperawatan dengan kepuasan pasien
yang diberikan kepada pasien menjadi Menurut Ali Zaidin (2001) bahwa
lebih baik. Mutu asuhan yang baik akan dokumentasi keperawatan merupakan un-
memberikan kepuasan pasien menjadi sur penting dalam sistem pelayanan
meningkat. Penyediaan obat yang di sen- kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang
tralkan di keperawatan akan membuat baik informasi mengenai keadaan kesehatan
pasien merasa lebih mudah untuk pasien dapat diketahui secara
mendapatkan obat tanpa harus mencari berkesinambungan.
sendiri, dan hal ini menurunkan juga biaya Disamping itu dokumentasi merupa-
pengobatan karena obat yang disediakan kan dokumen legal tentang pemberian
sesuai dengan jumlah yang diperlukan. asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik
Pengecekan obat yang dilakukan secara dokumentasi berfungsi sebagai sarana
teliti dan setiap pagi dilakukan oleh komunikasi antar profesi kesehatan, sum-
perawat yang bertugas. Sehingga membuat
pelaksanaan sentralisasi obat semakin baik
14
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
ber data untuk pemberian asuhan dokumen- tasi keperawatan, dan tidak
keperawatan, sumber data untuk adanya moti- vasi dari atasan. Padahal
penelitian, sebagai bukti untuk menerap- kan Model Asuhan
pertanggungjawa- ban dan Keperawatan Profe- sional Tim perlu
pertanggunggugatan asuhan adanya dokumentasi keperawatan yang
keperawatan, dan sarana untuk peman- baik, seperti semakin baik pelaksanaan
tauan asuhan keperawatan. dokumentasi keperawa- tan semakin baik
Dokumentasi keperawatan pula pelaksanaan MAKP Tim.
mempu- nyai hubungan yang sangat kuat Karena apabila hal ini berlanjut
terhadap kepuasan pasien. Tetapi maka mempengaruhi mutu asuhan
pelaksanaannya dalam taraf kurang, keperawatan menjadi kurang baik, yang
masih belum berjalan dengan optimal. berakibat terhadap menurunnya kepuasan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan pasien rendah. Semakin baik dalam pen-
pada tingkat rendah atau ku- rang gisian dokumentasi keperawatan akan
optimal biasanya dipengarahui ban- yak membuat perencanaan keperawatan men-
faktor diantaranya kurang penge- tahuan jadi lebih baik dan kepuasan pasien
perawat terhadap dokumentasi meningkat. (Al-Assaf,2009)
keperawatan yang baik, manfaat
pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya sentralisasi obat untuk memenuhi /
akan meningkatkan mutu pelayanan membantu kebutuhan diri pasien terhadap
kesehatan serta memberikan kepuasan pa- penyediaan obat sudah dapat diandalkan
da pasien dalam pelayanan keperawatan di sehingga dapat mempertahankan dan terus
Rumah Sakit menerus meningkatkan kualitas pelayanan.
Saran Kegitan tersebut dapat dilakukan setiap 1
Tanggung jawab kepala ruangan, bulan sekali. Pelaksanaan timbang terima di
tanggung jawab ketua tim, dan tanggung Rumah Sakit perlu lebih difokuskan kepada
jawab anggota tim di Rumah sakit terhadap masalah pasien. Sehingga untuk
pasien perlu ditingkatkan terus menerus mencapainya perlu pelatihan timbang terima
dan harus dipertahankan selamanya. dan kemudian diadakan evaluasi setiap 1
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan bulan sekali. Pelaksanaan doku- mentasi
mengadakan penyegaran setiap 6 bulan keperawatan di beberapa Rumah Sakit masih
sekali. Rawat inap Rumah sakit perlu jauh dari sempurna banyak sekali yang
memperhatikan dan mengevaluasi metode mengisi formulir askep dengan tidak
pemberian asuhan keperawatan secara tim mengacu kepada relevan, lengkap dan
serta apakah perawat dalam melaksanakan valid. Sehingga hal ini perlu adanya
16
Nur Hidayah ManaMemen Model Aautan Çeperawatan 3ro¢eaional…
17
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
18