Anda di halaman 1dari 5

BAB VI.

PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA

Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas


dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika
a. Pengertian Etika
“Etika” berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang artinya tempat tinggal, kandang, kebiasaan,
adat, watak, sikap dan cara berpikir. Etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika pada umumnya dimengerti sebagai
manusia. (Sastrapratedja, 2002:81)
b. Aliran-aliran Etika
Ada beberapa aliran etika dalam bidang filsafat :
b.1 etika keutamaan atau kebijakan, yaitu teori yang mempelajari tentang perbuatan manusia
itu baik atau buruk (what should I be ? )
b.2 etika teleologis, yaitu teori yang menyatakan bahwa hasil tindakan moral menentukan
nilai tindakan atau kebenaran dan dilawankan dengan kewajiban. Seseorang yang
mungkin berniat sangat baik atau mengikuti asas-asas moral yang tertinggi, akan tetapi
hasil tindakan moral itu berbahaya atau jelek, maka tindakan tersebut dinilai secara
moral sebagai tindakan yang tidak etis. Aliarn-aliran etika teleologis, meliputi
eudaemonisme, hedonisme, ultilatirianisme.
b.3 Etika Deontologis adalah teori etis yang bersangkutan dengan kewajiban moral sebaagai
hal yang benar dan bukannya membicarakan tujuan atau akibat. (mudhofir, 2009 : 141)

Aliran Etka dan Karakteristiknya


Aliran Orientasi Watak nilai Keterangan
Etika Keutamaan Keutamaan atau Disiplin, kejujuran, Moralitas yg
kebajikan belas kasih, murah didasarkan pada
hati, dstnya agama kebayakan
menganut etika
keutamaan
Konsekuensi atau Kebenaran dan Aliran etika yg
Teleologis akibat kesalahan berorietasi pada
didasarkan pada konsekuenasi atau
tujuan akhir hasil
Kewajiban atau Kelayakan, Pandangan etika
Deontologis keharusan kepatutan, yang mementingkan
kepantasan kewajiban seperti
halnya pemikiran
Immanuel Kant yg
terkenal dgn sikap
imperatif kategoris,
perbuatan baik
dilakukan tanpa
pamrih

c. Etika Pancasila
Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila untuk mengatur
perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Sila I
mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan diri manusia kepada
sang pencipta, ketaatan keada nilai agama yang dianutnya. Sila II mengandung dimensi
humanus, artinya menjadikan manusia lebih manusiawi. Sila III mengandung dimensi nilai
solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta tanah air. Sila IV mengandung dimensi nilai
berupa sikap menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain. Sila V mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang
lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.
Etika pancasila lebih dekat etika keutamaan atau etika kebajikan.
2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait problem yang dihadapi bangsa Indonesia
sebagai berikut :
a. Banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia sehingga dapat melemahkan
sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
b. Aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat merusak semangat toleransi
dalam kehidupan antar umat beragama, dan meluluhlatakkan semangat persatuan atau
mengancam disintegrasi bangsa
c. Pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara, seerti peyerbuan LP Cebongan tahun 2013
d. Kesenjangan antar kelompok masyarakat kaya an miskin menandai kehidupan masyrakat
Indonesia
e. Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak
Etika pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sebab
berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang hidup. Namun diperlukan kajian kritis rasional
terhadap nilai-nilai moral yang hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang
bersifat mitos.

B. Alasan Diperlukannya Pancasila sebagai Sistem Etika


Beberapa alasan mengapa pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara di Indonesia, sebagai berikut :
a. Dekadensi moral pengaruh globalisasi yang melanda kehidupan masyarakat, contoh :
penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada orang tua,
tawuran di kalangan para pelajar
b. Korupsi merajalela karena penyelenggara negara tidak memiliki rambu-rambu normatif
dalam menjalankan tugasnya
c. Kurangnya rasa perlu berkontibusi dalam pembangunan melalui pajak
d. Pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara di Indonesia
e. Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Etika
1. Sumber Historis
Pada zaman Orla, pancasila sebagai sitem etika masih berbentuk sebagai Philosofische
Grondslag atau weltanschauung. Artinya, nilai-nilai pancasila belum ditegaskan ke dalam
sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat.
Pada era Orba, pancasila sebagi sistem etika disosialisasikan melalui penataran P³ tentang
butir-butir sila-sila pancasila.
Pada era reformasi, pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam perebutan kekuasaan
yang menjurus pelanggaran etika politik. Contoh : abuse of power, baik oleh penyelenggara
di legislatif, eksekutif dan yudikatif. Penyalahgunaan kekuasaan atau kewenangan inilah yang
menciptakan korupsi.
2. Sumber sosiologis
Sumber sosiologis pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakatetnik di Indonesia. Contoh di Minangkabau orang bermusyawarah memakai
prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”
3. Sumber politis

Pancasila sebagai etika merupakan norma yang tertinggi (Grundnorm) yang sifatnya abstrak,
sedangkan perundang-undangan merupakan norma yang ada dibawahnya bersifat konkrit.
Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan dengan praktik institusi
sosial, hukum, komunitas, struktur-struktur sosial, politik ekonomi. Etika politik memiliki 3
(tiga) dimensi :

a. Dimensi tujuan, terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dan hidup
damai berdasarkan pada kebebasan dan keadilan
b. Dimensi sarana, pencapaian tujuan yang meliputi sistem dan prinsip-prinsip dasar
pengorganisasian praktik penyelenggaraan negara dan yang mendasari institusi-institusi
sosial
c. Dimensi aksi politikberkaitan dengan pelaku pemegang peran sebagi pihak yang
menentukan rasionalitas politik (Haryatmoko, 2003: 25-28)

Tujuan

Sarana Politik Aksi

Gambar. Hubungan antara dimensi tujuan, sarana dan aksi politik

D. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika


1. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hakikat pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal berikut :
a. Hakikat sila I, keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan penjamin prisnsip-prinsip moral
b. Hakikat sila II, tindakan kemanusiaan yang mengandung implikasi moral
c. Hakikat sila III, kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga bangsa yang
mementingkan masalah bangsa diatas kepantingan individu atau kelompok
d. Hakikat sila IV, prinsip musyawarah untuk mufakat
e. Hakikat sila V, perwujudan sistem etika menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam
nilai keadilan
2. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan Pancasila sebaagi sistem etika sebagai
berikut :
a. Meletakkan pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan
dan keputusan yang diambil setiap warga negara.
b. Pancasila sebagai guidance setiap warga negara sehingga memiliki orientasi yang jelas
tata pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun internasional
c. Menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan yang dibuat penyelenggara negara
sehingga tidak keluar dari semangat negara kebangsaaan yang berjiwa Pancasilais
d. Menjadi filter untuk menyaring nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
sebagi dampak globalisasi yang mempengaruhi pemikiran warga negara

Anda mungkin juga menyukai