Untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan kepada peserta didik. Standar tersebut meliputi Kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
juga menengah, SKL minimal kelompok mata pelajaran dan juga SKL minimal mata pelajaran.
STANDAR ISI
Hal ini juga mencakup materi minimal serta tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal
pada jenjang dan juga jenis pendidikan tertentu. Standar ini tersebut memuat kerangka dasar dan juga struktur
kurikulum, beban belajar serta kurikulum satuan pendidikan dan kalender pendidikan.
STANDAR PROSES
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, Menantang
dan juga membuat termotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan juga kemandirian sesuai dengan bakat minat dan perkembangan psikologis dan fisik peserta
didik. Namun didalam proses pembelajaran tersebut juga harus memasukkan unsur keteladanan.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional tersebut.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh sang
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan dari undang – undang
yang berlaku.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perlengkapan sarana pendidikan, buku dan sumber
belajar yang lainnya. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan kelas, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, laboratorium dan ruangan
penunjang lainnya.
Pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya Operasi, investasi serta biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan
dimaksud meliputi biaya sarana prasarana, pengembangan SDM dan modal kerja tetap. Sementara biaya personal
yang dimaksud adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan pesesrta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara Kondusif, teratur dan juga berkelanjutan.
Sementara biaya operasi yang dimaksud meliputi gaji tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dan juga tunjangan
yang melekat pada gaji. Bahan dan peralatan habis pakai dan juga biaya tak langsung pendidikan seperti biaya
telekomunikasi, konsumsi dan transportasi.
Penilaian pada jenjang pendidikan dasar sampai jenjang menengah terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik.
Satuan pendidikan dan oleh pemerintah. Sementara untuk pendidikan tinggi terdiri dari penilaian pendidik dan juga
satuan pendidikan tinggi.
A. Permen Diknas tentang Standar Isi
Nomor Permen Tentang
NO
1 Nomor 22 tahun 2006 Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
(Download Permendiknas Menengah
Nomor 22 tahun 2006 dan
Lampiran)
1 Nomor 24 Tahun 2007 Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs,
(Download Permendiknas dan SMA/MA
Nomor 24 Tahun 2007)
2 Nomor 33 Tahun 2008 Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB,
(Download Permendiknas dan SMALB
Nomor 33 tahun 2008)
1 Nomor 41 Tahun 2007 Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
(Download Permendiknas No. Menengah
41 tahun 2007)
Berikut unsur-unsur selengkapnya tentang 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah ataupun kepala
madrasah :
1. KOMPETENSI MANAJERIAL
2. Kompetensi Kewirausahaan
3. Kompetensi Supervisi
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
4. Kompetensi Kepribadian
a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas
di sekolah/madrasah.
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
5. Kompetensi Sosial
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Untuk memenuhi standar kompetensi seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang standar kepala sekolah maka sangatlah penting bagi kepala
sekolah atau calon kepala sekolah menguasai Kompetensi Kepala Sekolah, menguasai bukan hanya dalam
artian menghafal urutan-urutan peraturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri tersebut namun lebih
menitikberatkan implementasi dari lima dimensi kompetensi kepala sekolah.
Kompeteni dapat dipilah menjadi 3 aspek. Ketiga aspek yang dimaksud adalah:
(1) Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang menjadi
penciri karakteristik seseorang dalam menjalankan tugas,
(2) Penciri karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu tampil nyata (manifest) dalam
tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya, dan
(3) Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas tertentu.
Aspek pertama sebuah kompetensi menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran substansi materi ideal
yang seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaan
tertentu. Substansi materi ideal yang dimaksud meliputi: kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat,
pemahaman, apresiasi dan harapan-harapan penciri karakter dalam menjalankan tugas. Dengan demikian
seseorang dapat dipersiapkan atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu sebelum ia bekerja.
Aspek kedua kompetensi merujuk kepada gambaran unjuk kerja nyata yang tampak dalam kualitas pola pikir,
sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan pekerjaan secara mumpuni. Seseorang dapat berhasil
menguasai secara teoritik seluruh aspek material kompetensi yang diajarkannya dan dipersyaratkan, namun
begitu jika dalam praktek sebagai tindakan nyata saat menjalankan tugas atau pekerjaan tidak sesuai dengan
standar kualitas yang dipersyaratkan maka ia tidak dapat dikatakan sebagai orang yang berkompeten, tidak
mumpuni atau tidak piawai.
Aspek ketiga merujuk pada kompetensi sebagai hasil ( output dan atau outcome) dari unjuk kerja
berpiawaian. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan, berlaku serta mahir dalam menjalankan suatu tugas
untuk menghasilkan tindakan kerja yang efektif dan efisien. Hasil tindakan yang efektif dan efisien merupakan
produk dari kompetensi seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Kefektifan ini utamanya dinilai
dari pihak luar dirinya. Sehingga ditinjau dari unjuk hasil kerjanya , pihak lain dapat menilai seseorang apakah
dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya apakah berkompeten, efektif dan terkesan profesional atau tidak.