OLEH
REZEKI GENESIS SITOMPUL
NIM 21067063
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Pengertian dan Penggunaan Mesin Pelipat Plat
Mesin pelipat pelat logam digunakan untuk melipat atau menekuk pelat logam. Pada dasarnya
terdiri dari helai bagian atas dan bawah untuk menjepit benda kerja. Bagian-bagian dari mesin
pelipat plat seperti gambar berikut ini:
Fungsi bagian-bagian dari mesin pelipat pelat:
1. Helai atas, untuk menjepit benda kerja yang ditarik dengan tuas pegangan penjepit.
2. Helai bawah, untuk melipat benda kerja yang digerakkan oleh tuas pegangan helai bawah.
3. Pengimbang, untuk menyeimbangkan helai atas dan bawah.
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mengerti teknik-teknik fabrikasi plat.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teknik-teknik fabrikasi plat pada praktek.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat yang digunakan dengan baik dan benar
dalam fabrikasi seperti palu, landasan, gunting plat, mesin penekuk plat, mesin roll
plat, mesin potong plat, stamping dan penggoresan, las titik, alat ukur serta tata letak
peralatan fabrikasi plat yang benar.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan pekerjaan praktikum fabrikasi plat dengan baik sesuai
gambar kerja.
3. Agar mahasiswa mengerti cara membuat pola, memotong, dan melipat benda kerja pelat /
logam lembaran.
4. Agar mahasiswa mampu melakukan kerja pembuatan pola, pemotongan dan pelipatan
benda kerja pelat / logam lembaran secara benar.
BAB II
DASAR TEORI DAN PERALATAN FABRIKASI PLAT
2.1 Palu
Palu yang digunakan dalam pembentukan secara manual ini terdiri dari berbagai jenis dan
bentuk kepala palu. Ditinjau dari jenis palu yang digunakan terdiri dari bahan kepala palu yang
bervariasi diantaranya:
• Baja
• Karet
• Plastik
• Kayu
• Mallet
• Timbel (timah hitam)
Bentuk kepala palu yang digunakan pada proses pembentukan ini tergantung dari bentuk
yang diinginkan. Bentuk kepala palu ini dibedakan menurut kegunaannya fungsi dan
kegunaannya. Penggunaan palu juga sangat tergantung dari jenis bahan yang akan dibentuk.
Bahan-bahan yang relatif lunak biasanya menggnakan bahan jenis palu yang lunak. Seperti untuk
pembentukan pelat alumanium digunakan palu plastik ataupun palu kayu
Palu lain yang digunakan pada pekerjaan kerja bangku atau kerja plat dapat dilihat pada
gambar 3. Palu lunak (Gb 3 1) terbuat dari bahan kulit biasanya untuk pengerjaan penyetelan
atau pengepasan. Palu karet/plastik yang dikeraskan (Gb 3 2) untuk penggunaan yang sama
seperti palu kulit. Palu kayu (Gb 3 3) digunakan untuk memukul bahan lunak/lembek seperti
seng, plat logam tipis dan sebagainya.
Landasan yang digunakan pada proses pembentukan pelat secara manual ini dibedakan
berdasarkan fungsinya. Landasan ini terdiri dari landasan tetap dan landasan tidak tetap.
Landasan tetap ini biasanya mempunyai bentuk yang lebih besar dan memiliki berat yang lebih
dibandingkan dengan landasan tidak tetap. Landasan tetap ini memiliki bentuk umum tanpa
variasi yang lebih. Landasan tetap ini disebut juga dengan istilah paron landasan tidak tetap
(Pancang Tinman).
Landasan pembentukan ini ada juga yang terbuat dari kayu. Khususnya landasan-
landasan setengah bola. Pada landasan kayu ini dibentuk profil setengah bola dengan berbagai
macam variasi, mulai dari diameter dan kedalamannya. Landasan ini biasanya digunakan untuk
pembentukan awal mangkuk setengah bola dari bahan-bahan yang relatif lebih lunak seperti
alumanium. Proses pembentukannya dapat dilakukan dengan memulai pemukulan dari diameter
yang paling besar dan dangkal selanjutnya berurutan sampai pada diameter mendekati bentuk
yang diinginkan dengan kedalaman tertentu.
Gambar 3. 4
Pada Gambar 9.38 posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai membentuk sudut
melebihi sudut pembentukan yang dinginkan. Besarnya kelebihan sudut pembengkokan ini dapat
dihitung berdasarkan tebal pelat, kekerasan bahan pelat dan panjang bidang membengkokkan /
penekukan .
Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mem-pertimbangkan sisi bagian
pelat yang akan dibentuk. Langkah penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya, sebab apabila
proses penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah langkah. Salah langkah
ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan kemampuan mesin bending/tekuk
tersebut. Komponen pelat yang akan dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan proses
pembengkokan pada bagian tepi maupun body pelat ini di-antaranya adalah untuk memberikan
kekakuan pada bentangan pelat.
Gambar 9.40 memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk padaproses pelipatan pelat,
dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami peregangan dan bagian bawah mengalami
pengkerutan. Pada Gambar di bawah ini adalah gambar konstruksi mesin tekuk/lipat manual
dengan sistem jepitan sederhana. Tenaga penekukan yang digunakan adalah dengan tuas tekuk
yang digerakkan dengan tangan. Tangan kiri memegang tuas penekan dan tangan kanan
menaikan tuas penekuk.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembengkokan pelat, Hasil pembengkokan
pelat yang baik dapat dihasilkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan proses pembengkokan pelat Mesin pembengkok harus diperiksa terlebih
dahulu terutama dies, atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan.
2. Tadailah sisi bagian tepi pelat yang akan dibengkokkan.
3. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dien pembengkok.
4. Penjepitan pelat harus kuat
5. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki
6. Sesuaikan dies landasan dengan bentuk pembengkokan yang diinginkan.
7. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan dibengkokan, hal
ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi pelat yang mudah.
8. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau alat bantu
untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjaan
sehingga menghasilkan bentuk pembengkokan yang sama
Pembentukan rol adalah metode lain untuk menghasilkan bentuk-bentuk lengkung yang
panjang. Proses pengerolan ini juga digunakan untuk menghasilkan silinder-silinder berdinding
tipis ataupun silinder berdinding tebal dari lembaran datar.
Berbagai metode telah digunakan untuk melengkungkan atau membentuk silinder dari
pelat lurus. Bagian-bagian yang berbentuk silinder dan kerucut di buat dengan memakai
pengerol lengkung. Pelengkung tiga rol tidak menjamin terhindarnya penekukan pada lembaran
yang tipis. Seringkali ditambahkan rol ke empat pada bagian keluaran untuk memberikan
pengaturan tambahan terhadap kelengkungan. Pada pembebanan 3 titik, momen lengkung
maksimal terletak ditengah-tengah panjang bentangan. Hal ini dapat menimbulkan regangan
lokal, sehingga batas pembentukan terjadi di tengah-tengah, sebelum bahan dilengkungkan
sebagaimana mestinya.
Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan
Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap dan pisau atas ditekan sampai
memotong pelat. Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses pemotongan
posisi mata pisau atas dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang yang dipot
ong mengecil .
Hasil pemotongan dari mesin gullotine ini dipengeruhi oleh kemiringan dan kelonggaran
(suaian) antara kedua posisi pisau. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik
tehadap pelat yang dipotang sesuai antara ke 2 mata pisau harus jenis pelat yang dipotong.
Sesuai mata pisau yang diizinkan menurut pengujian Feeler Gouges untuk baja dan brass dapat
dilihat pada tabel berikut:
Hasil pemotongan pelat yang baik dan sesuai menurut kelonggarannya (suaian) yang
diizinkan dapat dilihat pada gambar berikut. Hasil pemotongan ini menurut pengujian feeler
gauges.
Tipe dari las resistansi titik ini bervariasi, salah satu tipenya dapat dilihat pada gambar
7.30. pada las resistansi ini elektroda penekan sebelah atas digerakkan oleh tuas bawah. Tuas ini
digerakkan oleh kaki dengan jalan menginjak / memberi tekanan sampai elektroda bagian atas
menekan pelat yang ditumpu oleh elektroda bawah.
Tipe kedua dari las resistansi titk ini adalah penggerak elektroda tekan atas dilakukan
dengan tangan. Tipe las resistansi ini dapat dengan mudah dipindah–pindahkan sesuai dengan
penggunaannya.
Untuk mengelas bagian-bagian sebelah dalam dari sebuah kostruksi sambungan pelat –
pelat tipis ini, batang penyangga elektroda dapat diperpanjang dengan menyetel batang
penyangga ini.
BAB III
PRAKTIKUM FABRIKASI PLAT
3.1 pembuatan lemari tool box
3.1.1 Alat
1. Mesin potong plat merk PROHEX model 3S/6R
2. Mesin penekuk plat merk Krisbow KW 150 05 03
3. Las titik merk krisbow POT-32
4. Ragum cekam
5. Palu keras dan palu lunak
6. Mistar baja
7. Penitik
8. Penggores
9. Meteran
10. Landasan
11. Mal radius
12. Kikir segi empat
3.1.2 Bahan
1. Pelat galvanis 0,8 x 200 x 60 mm
2. Pelat galvanis 1,8 x 200 x 60 mm
3. Engsel
4. Kertas gosok
5. Cat logam
6. Thiner
7. Dempul plastik
1. Ukur benda kerja (bahan), sesuai dengan gambar yang akan dikerjakan( lampiran), kemudian
lukis.
2. Bagian tepi yang tidak rata dihaluskan
3. Proses pemotongan bahan
4. Proses penekukan
5. Proses penyambungan dengan las titik
6. Proses assembly
7. Proses finishing
Ambiyar. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 3 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
VEDC. 2007. Pengetahuan Dasar Kerja Plat. Malang: Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.