Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Griyanda Azhar Yustiani

NIM : 3411201004
JURUSAN : Informatika

PERKEMBANGAN COVID-19 DI INDONESIA

Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia


misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus
tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah ribuan
kasus. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau
terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei
Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya
infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel
Coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health
Organization memberi nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease
2019 (COVID-19). Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan
apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah
seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh
salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader”.
Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia
ke manusia. Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan
penelitian masih terus berlanjut.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret
2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.
Pada 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa
Timur, dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar.
Sampai tanggal 16 September 2020, Indonesia telah melaporkan 228.993
kasus positif, kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Filipina. Dalam hal angka
kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 9.100
kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang
dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala COVID-19
akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu, diumumkan 164.101 orang
telah sembuh, menyisakan 55.792 kasus yang sedang dirawat. Pemerintah
Indonesia telah menguji 1.622.769 orang dari total 269 juta penduduk, yang berarti
hanya sekitar 6.019 orang per satu juta penduduk.

PERKEMBANGAN KASUS DI INDONESIA


Alur dan sumber data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data yang
berasal dari Kementerian Kesehatan. Satuan Tugas Penanganan COVID-19
menerima data konfirmasi kasus positif dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Litbangkes) dengan sistem New All Record yang kemudian diverifikasi
oleh Public Health Emergency Operating Center (PHEOC) dan dikirimkan melalui
Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan. Data individual dari
Pusdatin Kementerian Kesehatan masuk ke sistem Bersatu Lawan COVID (BLC)
dibawah Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan diterima setiap hari. Data
individual pasien di rumah sakit (termasuk OTG, ODP, PDP, positif) didapatkan
melalui sistem RS Online yang dikelola oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan dan dikirimkan oleh Pusdatin Kemenkes. Data COVID-19
bersifat sangat dinamis sehingga dapat berubah sesuai dengan hasil verifikasi yang
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Data yang masuk ke dalam sistem BLC
akan dilakukan analisis harian dan mingguan yang dapat diakses pada
website: https://covid19.go.id.
Saat ini Update Perkembangan kasus harian COVI-19 terkahir tanggal 13
September 2020, tercatat :
- Jumlah Kasus Aktif : 54.649 (25,0%)
- Penambahan Kasus Positif : 3.636
- Jumlah Kasus Sembuh : 155.010 (71,0%)
- Jumlah Kasus Meninggal : 8.723 (4,0%)
Perkembangan kasus positif COVID-19 mingguan, terlaporkan :
1. 5 Kenaikan Kasus Tertinggi :
a. Jawa Tengah naik 52.7 % (1,566 vs 2,391)
b. DKI Jakarta naik 5,2% ( 7,294 vs 7,674)
c. Riau naik 41,4% (846 vs 1,196)
d. Jawa Barat naik 19,5% (1,585 vs 1,894)
e. Aceh naik 69.3% (423 vs 716)
2. Top 5 Provinsi Jumlah Kasus Tertinggi :
a. DKI Jakarta (52,729)
b. Jawa Timur (38,064)
c. Jawa Tengah (17,742)
d. Jawa Barat (14,290)
e. Sulawesi Selatan (13,291)
3. Top 5 Provinsi Jumlah Kasus Terendah :
a. Nusa Tenggara Timur (237)
b. Sulawesi Tengah ( 271)
c. Kepulauan Bangka Belitung (283)
d. Jambi (321)
e. Bengkulu (446)

DAMPAK EKONOMI
Dampak Covid-19 terhadap ekonomi, Indonesia mengalami pertumbuhan
ekonomi sebesar 5 persen atau lebih tinggi selama satu dekade terakhir. Namun,
pada tahun 2020, angka tersebut diperkirakan turun hingga sekitar 2 persen.
Perkiraan skenario terburuk bahkan menyajikan penurunan yang lebih signifikan –
pertumbuhan sebesar minus 3,5 persen pada tahun 2020. Ekonomi global juga
diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar minus 3 hingga 4 persen pada tahun
2020.5 “Kurva ganda” yang mencakup sektor kesehatan dan resesi perlu diatasi dan
“diratakan” dengan menyeimbangkan kualitas kesehatan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan penularan virus dari kota ke desa diperkirakan terjadi akibat
melemahnya sejumlah aspek kehidupan di perkotaan karena pemberlakuan
pembatasan interaksi fisik dan karantina wilayah – utamanya karena mudik
(kegiatan pulang ke kampung halaman setiap tahun untuk merayakan Idul Fitri)
lebih awal dan peningkatan angka pengangguran di wilayah perkotaan. Di Jakarta,
yang saat ini menjadi pusat penyebaran pandemi di Indonesia (selain kota-kota
besar seperti Manado, Denpasar, dan Medan), puncak infeksi diperkirakan terjadi
pada bulan April, sementara di perdesaan, hal tersebut diperkirakan terjadi beberapa
minggu atau bulan setelahnya.
COVID-19 melumpuhkan pekerjaan satu demi satu. Survei daring (online)
menyatakan bahwa peningkatan angka pengangguran paling tinggi terjadi di
wilayah perkotaan. 55 persen laki-laki dan 57 persen perempuan yang sebelumnya
bekerja melaporkan kehilangan pekerjaan setelah pandemi; peristiwa ini terjadi di
semua sektor. Virus ini telah menimbulkan ketidakamanan pendapatan bagi
keluarga di seluruh negeri.

DAMPAK KESEHATAN
Dampak covid-19 bagi Kesehatan yang dapat diambil yaitu mulai dari
Phsycal distancing / Jaga Jarak, mematuhi protocol Kesehatan yang
direkomendasikan Pemerintah, selalu menggunakan masker agar terhindar dari
berbagai macam virus/penyakit, selalu mencuci tangan setelah
menyentuh/bersentuhan dengan benda, dan selalu menerapkan hidup sehat.

UPAYA PEMERINTAH
Pencegahan Level Individu
Upaya Kebersihan Personal dan Rumah
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah
persebaran virus pernapasan, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan rumah
dengan cara:
a. Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik atau
menggunakan hand sanitizer, serta mandi atau mencuci muka jika memungkinkan,
sesampainya rumah atau di tempat bekerja, setelah membersihkan kotoran hidung,
batuk atau bersin dan ketika makan atau mengantarkan makanan.
b. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
c. Jangan berjabat tangan
d. Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit
e. Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas dan ketiak atau dengan
tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan
f. Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian
g. Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda- benda yang sering
disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja, kursi, dan lainlain), gagang
pintu, dan lain-lain.

Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan Komorbid


Dalam melawan penyakit COVID-19, menjaga sistem imunitas diri merupakan hal
yang penting, terutama untuk mengendalikan penyakit penyerta (komorbid).
Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatan imunitas diri pada orang yang
terpapar COVID19, yaitu sebagai berikut:
a. Konsumsi gizi seimbang
b. Aktifitas fisik/senam ringan
c. Istirahat cukup
d. Suplemen vitamin
e. Tidak merokok
f. Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi, kanker).

Pencegahan Level Masyarakat


Pembatasan Interaksi Fisik (Physical contact/physical distancing)
1. Tidak berdekatan atau berkumpul di keramaian atau tempat-tempat umum,jika
terpaksa berada di tempat umum gunakanlah masker.
2. Tidak menyelenggarakan kegiatan/pertemuan yang melibatkan banyak peserta
(mass gathering).
3. Hindari melakukan perjalanan baik ke luar kota atau luar negeri.
4. Hindari berpergian ke tempat-tempat wisata.
5. Mengurangi berkunjung ke rumah kerabat/teman/saudara dan mengurangi
menerima kunjungan/tamu.
6. Mengurangi frekuensi belanja dan pergi berbelanja. Saat benar-benar butuh,
usahakan bukan pada jam ramai.
7. Menerapkan Work From Home (WFH)
8. Jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter (saat mengantri, duduk di
bus/kereta).
9. Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.

10. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.

Menerapkan Etika Batuk dan Bersin

1. Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu langsung
buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan

2. Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas dan ketiak.

Karantina Kesehatan

Sesuai dengan Undang-undang No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan,


untuk mengurangi penyebaran suatu wabah perlu dilakukan Karantina Kesehatan,
termasuk Karantina Rumah, Pembatasan Sosial, Karantina Rumah Sakit, dan
Karantina Wilayah (selengkapnya pada BAB 6).

Jaga Jarak Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical and Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit. Pembatasan sosial berskala besar bertujuan untuk mencegah
meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Pembatasan sosial berskala
besar paling sedikit meliputi: meliburkan sekolah dan tempat kerja; pembatasan
kegiatan keagamaan; dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
Selain itu, pembatasan social juga dilakukan dengan meminta masyarakat untuk
mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap tinggal di dalam rumah maupun
pembatasan penggunaan transportasi publik. Pembatasan sosial dalam hal ini
adalah jaga jarak fisik (physical distancing), yang dapat dilakukan dengan cara:

1. Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jarak terdekat
sekitar 1-2 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman.

2. Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) yang
tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian.

3. Bekerja dari rumah, jika memungkinkan dan kantor memberlakukan ini.

4. Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.

5. Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung/bersilaturahmi


tatap muka dan menunda kegiatan bersama. Hubungi mereka dengan telepon,
internet, dan media sosial.

6. Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau fasilitas
lainnya.

7. Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda tinggal
satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan mereka.

Semua orang harus mengikuti ketentuan ini. Kami menghimbau untuk mengikuti
petunjuk ini dengan ketat dan membatasi tatap muka dengan teman dan keluarga,
khususnya jika Anda:

1. Berusia 60 tahun keatas

2. Memilik penyakit komorbid (penyakit penyerta) seperti diabetes melitus,


hipertensi, kanker,asma dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) dll

3. Ibu hamil.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SALAH SATU UPAYA
PEMERINTAH

Kelebihan dan Kekurangan Physical Distancing:

Tidak dilarang keluar rumah


Kamu gak akan dilarang untuk keluar rumah ataupun dikenakan sanksi seperti
aturan di beberapa negara yang menerapkan lockdown kalau nekat keluar rumah.
Kamu hanya dianjurkan untuk melakukan pekerjaan dan belajar dari rumah untuk
ikut menekan potensi penyebaran wabah corona.

Toko-toko buka, terkecuali


Seluruh toko kelontong, pasar, toko buku, bahkan mall masih dibuka selama
ada aturan physical distancing ini. Untuk restoran, biasanya mereka akan
menerapkan sistem take away. Toko-toko fashion dan lainnya akan pindah ke
online. Sementara itu, tempat-tempat hiburan dan pariwisata yang bisa mengundang
orang banyak dan berkerumun itulah yang akan ditutup.

Bebas beraktifitas di sekitar rumah


Buat yang hobinya jogging keliling kompleks, kamu masih bisa
melakukannya. Asal jaga jarak aman dengan orang lain. Moda transportasi umum
masih beroperasi, kendaraan pribadi tak dibatasi. Akses kendaraan umum masih
terbuka lebar nih, tapi biasanya akan ada penerapan jarak antar satu penumpang
dengan penumpang yang lain. Buat kendaraan pribadi juga gak ada aturan tuh gak
boleh masuk ataupun keluar. Semua bebas, asal kamu tetap jaga jarak aman.

Batas waktu yang tak jelas


Penerapan physiscal distancing ini nggak ada batasnya guys, alias akan
berlaku sampai kondisi benar-benar dinyatakan aman. Berbeda dengan kebijakan
lockdown.
Kegiatan di tempat umum dan berkerumun dibatasi
Meskipun seluruh toko buka, kamu tetap dianjurkan untuk menjaga jarak
satu sama lain guys. Biasanya ada beberapa toko yang membatasi jumlah orang
yang berbelanja untuk menghindari penumpukan massa. Pesta dan hajatan juga
harus terpaksa ditunda deh.

Sekolah dan perkantoran tutup sementara


Kegiatan belajar mengajar dan para pekerja kantoran udah mulai diliburkan
nih. Kebijakan belajar dan bekerja di rumah pun jadi solusi di saat pemerintah
menganjurkan untuk melakukan physical distancing. Ini pun akan dibuka kembali
sampai kondisi aman.

Perekonomian akan turun, banyak pekerja harian terdampak


Physical distancing juga membuat perekonomian mulai menurun. Banyak
pekerja harian yang mengeluh karena pendapatan menurun, seperti driver ojek
online hingga pedagang kaki lima. Tutupnya beberapa sektor usaha juga membuat
pekerja di lini bawah, seperti satpam misalnya jadi kehilangan pekerjaan untuk
sementara.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19_di_Indonesia
https://ksp.go.id/wp-content/uploads/2020/03/Protokol-Komunikasi-COVID-
19.pdf
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/20200807-
pembelajaran-di-masa-covid-19-2.pdf
http://padk.kemkes.go.id/health
https://covid19.go.id/storage/app/media/PDF%20Edukasi/Pedoman%20Pena
nganan%20Cepat%20Medis%20dan%20Kesehatan%20Masyarakat%20C
OVID-19%20di%20Indonesia.pdf
https://www.kemenkeu.go.id/media/14782/protokol-penanganan-covid19-
300420.pdf

Anda mungkin juga menyukai