Anda di halaman 1dari 6

A.

LANDASAN TEORI

Bahan tanam adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memulai/mengawali budidaya
tanaman. Secara agronomis, bahan tanam dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu benih dan bibit.
Benih adalah bahan tanam berupa biji, merupakan hasil pengabungan dua gamet yang terjadi
setelah polinasi. Polinasi adalah perpindahan polen dari anther ke stigma. Biji terdiri dari 3 bagian,
yakni kulit biji, endosperm dan embrio. Perbanyakan tanaman yang berasal dari biji disebut
perbanyakan generatif. Keuntungan bahan tanam generatif antara lain, mudah untuk penanaman,
tidak memerlukan wadah/tempat yang besar sehingga mudah didistribusikan, dapat disimpan
dalam jangka waktu tertentu. Benih juga mudah dikembangkan menjadi individu baru yang
unggul, misal benih hibrida. Kelemahan perbanyakan generatif adalah biji sebagai penggabungan
dari dua gamet bisa mempunyai sifat yang tidak sama dengan induknya.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan yang menggunakan organ vegetatif tanaman,
misal stek batang, stek daun, stek akar, cangkok, okulasi, grafting, dan kultur jaringan.
Keuntungan penggunaan organ vegetatif sebagai bahan tanam adalah tanaman baru mempunyai
sifat yang sama dengan induknya. Pada perbanyakan cangkok, budding dan grafting, tanaman
bisa langsung memasuki fase reproduktif karena tidak memerlukan fase vegetatif. Kelemahan
metode perbanyakan vegetative adalah memerlukan tempat/wadah yang besar sehingga agak sulit
dalam distribusi bibit.

Dalam setiap usaha pertanian, bibit merupakan suatu titik awal kegiatan budidaya, sehingga
kuliatas produk budidaya akan sangat tergantung pada kualitas benihnya. Bibit adalah simbol dari
suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan tanaman.
Bibit dituntut untuk bermutu tinggi, sebab bibit harus mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju. Pengertian bibit yang dimaksud
adalah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari pembiakan generatif (dari biji), vegetatif,
kultur jaringan dan perbanyakan lainnya. Selain itu bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi
caracara perbanyakan tersebut.
Bibit yang diperoleh dengan beberapa sistem perbanyakan dapat pula dikembangkan untuk
diambil atau untuk digunakan sebagai pohon induk. Pengertai bibit sering diterapkan pada tahaman
buah tahunan. Pada buah tahunan “calon tanaman” dijual dalam bentuk bibit. Berikut ini adalah
skema gambar sistem pengadaan bibit.

Gambar 1. Skema pengadaan bibit

B. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menentukan teknik pembibitan yang sesuai dengan jenis benih yang
akan ditanam.
2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah seed box, kertas merang, sprayer, double tip, tray, alat tulis,
dan alat dokumentasi
Bahan yang digunakan adalah biji bunga matahari, biji timun, biji kacang panjang, dan
biji kemangi.
3. Cara Kerja
Metode yang digunakan adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2. Menempelkan double tip diatas kertas merang
3. Menyusun benih diatas kertas merang yang sudah dibasahi
4. Melipat dan menyimpan kertas ditempat penyimpanan benih
5. Mengamati pertumbuhan benih
Metode yang digunakan adalah:

1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum


2. Mengisi seed box dengan pasir
3. Menanam benih kedalam pasir dan menyiram hingga keadaan lembab
4. Mengamati pertumbuhan benih yaitu :
Perhitunngan daya berkecambah

Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk
kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya
berkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang
telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode tertentu. Adapun perhitungan daya
berkecambah dapat dilakukan sebagai berikut

Tujuan dari pengujian daya berkecambah adalah :


a) Memperoleh informasi nilai penanaman benih dilapangan
b) Membandingkan kualitas benih antar seed lot (kelompok benih)
c) Menduga storabilitas (daya simpan) benih
d) Memenuhi apakah nilai daya berkecambah benih telah memenuhi peraturan yang berlaku.
Potensi Berkecambah, penilaian didasarkan pada persentase kecambah hidup Rumus :

PB = jumlah kecambah hidup / jumlah benih yang dikecambahkan

Kecambah Normal :

1. Kecambah utuh (intact seedlings) Sistem perakaran yang berkembang baik meliputi :
a) Akar primer panjang dan ramping, biasanya ditutupi oleh sejumlah rambur-rambut
akar dan diakhiri dengan ujung yang runcing
b) Akar-akar sekunder apabila dihasilkan dalam kisaran waktu pengujian Terdapat
beberapa akar seminal disamping satu akar primer pada genus tertentu sepertiAvena,
Hordeum, Secale, Triticum, Triticosecale, Cyclamen
2. Poros taruk (shoot axis) yang berkembang baik meliputi
a) Hipokotil yang tumbuh memanjang, ramping dan lurus bagi kecambah yang
perkecambahannya bertipe epigeal - Epikotil yang berkembang dengan baik bagi
kecambah yang bertipe perkecambahan hypogeal
b) Pemanjangan baik pada hipokotil maupun epikotil pada genus tertentu yang bertipe
perkecambahan epigeal - Pemanjangan mesokotil pada genus tertentu dari jenis
rumput-rumputan
3. Jumlah kotiledon yang spesifik yaitu
a) Satu kotiledon bagi monokotil atau suatu perkecualian bagi dikotil (mungkin berupa
sesuatu yang hijau dan menyerupai daun atau modifikasinya dan tetap tinggal
seluruhnya atau sebagian di dalam benih)
b) Dua kotiledon pada dikotil (pada spesies yangbertipe perkecambahan epigeal hal ini
merupakan struktur yang hijau dan menyerupai daun, ukuran dan bentuknya beragam
tergantung spesies yang diuji. Pada kecambah bertipe perkecambahan hypogeal
berbentuk hemisferikal dan berdaging, serta tetap berada di dalam benih
c) Banyak kotiledon lebih dari dua (pada conifer biasanya hijau, panjang dan sempit)
4. Pemekaran daun utama yang hijau
a) Satu daun pertama, adakalanya didahului dengan sedikit daun sisik (scale leaves) pada
kecambah, dengan daun berseling
b) Dua daun pertama pada kecambah dengan daun berhadapan
Suatu tunas terminal atau ujung batang yang perkembangannya bervariasi menurut spesies yang
diuji Koleoptil yang tumbuh baik dan lurus pada jenis rumput-rumputan, di dalamnya terdapat
plumula yang belum maupun sudah muncul dari ujung koleoptil tersebut

Kecambah Abnormal

1. Kecambah rusak (damaged seedlings) : Kecambah dengan struktur pentingnya telah hilang
atau sangat jelek dan kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi sehingga perkembangan
kecambah yang seimbang tidak dapat diharapkan
2. Kecambah yang tidak sempurna pembentukannya (deformed seedlings) atau tak seimbang
(unbalanced seedlings), kecambah dengan perkembangan yang lemah atau secara fisiologi
mengalami gangguan atau apabila struktur-struktur pentingnya tidak terbentuk atau tidak
proporsional
3. Kecambah busuk (decayed seedlings) : kecambah dengan struktur pentingnya terkena
penyakit hingga parah atau membusuk sebagai akibat infeksi primer sehingga
perkembangan menjadi normal tidak terjadi
Ciri-ciri kecambah abnormal

1. Akar primer : pendek, gemuk pendek, terhambat, hilang, pecah, pecah dari pucuk, genting,
terpelintir, terjebak dalam kulit benih, geotropism negative, tembus pandang, busuk sebagai
akibat infeksi primer ; Akar seminal hanya satu atau tidak ada
2. Hipokotil, epikotil dan mesokotil : pendek dan tebal (kecuali Cyclamen), tidak terbentuk umbi
(Cyclamen), terbelah atau pecah dalam, terpisah sama sekali, hilang, genting, terpelintir secara
kuat, melengkung, membentuk spiral, tembus pandang, busuk akibat infeksi primer
3. Kotiledon (apabila 50% lebih) : membengkak atau keriting/melengkung, cacat bentuk, pecah
atau rusak, lepas atau hilang, nekrotik, tembus pandang, busuk akibat infeksi primer, khusus
untuk Allium sp (pendek dan tebal, mengerut, melengkung, berbentuk spiral, tanpa knee yang
pasti, menggelendong
4. Daun pertama (apabila 50%) : cacat bentuk, rusak, hilang, terjadi pemudara warna, nekrotik,
busuk akibat infeksi primer, bentuk normal tetapi ukurannya kurang dari ¼ ukuran normal
5. Tunas terminal dan jaringan sekitarnya : cacat bentuk, rusak, hilang, busuk
6. Koleoptil dan daun pertama (family rumput-rumputan) : koleoptilnya rusak, hilang, ujung
rusak dan hilang, sangat melengkung, berbentuk spiral, melingkar kuat, terpisah lebih dari 1/3
panjang dari ujung, terpisah pada bagian dasar, menggelendong (mengumparan), busuk akibat
infeksi primer; daun pertamanya pemanjangannya kurang dari setengah koleoptil, hilang,
tercabik atau cacat bentuk
7. Kecambah secara keseluruhan: cacat bentuk, retak atau pecah, kotiledon muncul sebelum
akar, dua kecambah fusi bersama (fused together), persisting endosperm collar, kuning atau
putih, menggelendong, tembus pandang, busuk akibat infeksi primer

Anda mungkin juga menyukai