Jurnal Skripsi Lanjutan
Jurnal Skripsi Lanjutan
Namun
penggunaan metode ini tidak menjamin
Kimia merupakan mata pelajaran di keberhasilan pembelajaran di karenakan
sekolah menengah atas yang dianggap sulit tidak semua anggota kelompok ikut
oleh sebagian siswa, hal ini dikarenakan berdiskusi dan tidak ada rasa saling memiliki
materi yang terdapat dalam mata pelajaran untuk kemajuan kelompoknya. Hal ini
kimia mencakup hafalan dan hitungan terindikasi pada saat presentasi, hanya
sehingga sulit dimengerti oleh siswa. beberapa orang yang menyimak saat teman
Kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam dari kelompok lain presentasi, selebihnya
memahami serta menerapkan rumus yang masih banyak siswa yang tidak fokus untuk
cukup selama pembelajaran berlangsung menerima dan memahami materi yang
Selain itu, Coll & Taylor (Ristiyani, 2016: dipelajari.
19) menyebutkan banyak penelitian yang Untuk mengatasi masalah pembelajaran
menunjukkan bahwa terjadi kesulitan di atas diperlukan sebuah pendekatan
memahami konsep-konsep kimia karena pembelajaran yang tepat. Sebagaimana
ketidak mampuan menghubungkan dunia pendapat Sudjana (Darkasyi, 2014:23)
makroskopis dan mikroskopis. Salah satu bahwa peran pendekatan mengajar adalah
konsep tersebut adalah konsep elektrokimia. sebagai alat untuk menciptakan proses
Elektrokimia merupakan salah satu pokok belajar mengajar yang menyenangkan. Salah
bahasan Kimia dikelas XII SMA dan juga satunya adalah pendekatan Quantum
merupakan pokok bahasan yang luas dengan Learning. Quantum Learning adalah kiat,
konsep dan uraian serta banyak aplikasinya petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga yang dapat mempertajam pemahaman dan
pada pokok bahasan ini diperlukan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
pemahaman yang serius. suatu proses yang menyenangkan dan
Berdasarkan hasil observasi di sekolah, bermanfaat. Pelaksanaan pembelajaran
siswa di kelas XII IPA SMAN 7 Ambon Quantum Learning tidak hanya
memiliki rasa ingintahu, senang bercerita dan memperhatikan faktor internal dari dalam
bermain dengan teman sebaya. Mereka diri siswa, tetapi juga seluruh factor eksternal
seringkali merasa jenuh dengan dari lingkungan belajar yang juga
pembelajaran yang monoton, hanya mempengaruhi proses dan hasil belajar
mendengar dan melihat guru menjelaskan siswa. Lebih lanjut pendekatan Quantum
materi melalui slide powerpoint, kemudian Learning juga mengkonsep ”menata pentas:
harus bisa mengerjakan soal dan dibebani lingkungan belajar yang tepat” (Arifin, 2016:
berbagai tugas dari materi yang diajarkan 366). Sehingga dapat dikatakan bahwa
tersebut. Keadaan demikian dapat dengan penataan “pentas” yang sesuai
menimbulkan kejengkelan, kebosanan, sikap dengan cirikhas konsep elektrokimia maka
masa bodoh, sehingga perhatian, minat, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi Setiap proses pembelajaran Quantum
rendah. Hal ini akan berdampak terhadap yang dialami oleh siswa merupakan hal
ketidak tercapaian tujuan pembelajaran kimia penting, hal ini dikarenakan Quantum
(Ristiyani, 2016: 20). Selain itu ada beberapa learning merupakan konsep belajar yang
metode pembelajaran yang sering di gunakan menuntut siswa mencari serta dapat
guru diantaranya: diskusi kelompok, memecahkan permasalahan dengan situasi
dan dunia nyata siswa (Leasa, 2013: 168). METODE PENELITIAN
Oleh karena itu diperlukan suatu sistim
penilaian yang memberikan penekanan Populasi dalam penelitian ini adalah
terhadap aktivitas siswa, mampu menghargai kelas XII-IPA SMA Negeri 7 Ambon
siswa sebagai individu yang dinamis, aktif sedangkan sampel penelitian diambil dua
mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan kelas dengan teknik random sampling. Tipe
pengalaman yang spesifik, dan sistim penelitian yang digunakan adalah penelitian
penilaian yang dimaksud adalah penilaian kuantitatif dengan desain “non-equivalent
portofolio. Sasaran utama penilaian Control Group Design” yang termasuk
portofolio adalah kemampuan siswa untuk dalam quasi experimental design (desain
berpikir kompleks dan pemahaman eksperimen semu) yaitu metode penelitian
pengetahuan bukan terbatas pada mengingat untuk menguji hipotesis berbentuk sebab
fakta dan konsep. Penilaian portofolio tidak akibat melalui adanya perlakuan dan menguji
hanya melihat hasil akhir melainkan perubahan yang diakibatkan oleh perubahan
pertimbangan pada proses tersebut (Frankel, 2007: 271). Metode
pembelajaran(Astuti, 2016: 83). penelitian ini mempunyai kelompok kontrol,
Pembelajaran quantum sukses tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
diterapkan di Super Camp yaitu sebuah untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
lembaga kursus yang didirikan oleh Deporter mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
pada tahun 1982 di California. Berdasarkan (Sugiyono, 2012: 114).
penelitian yang dilakukan oleh Deporter Tahap penelitian ini diawali dengan
pada tahun 1991 dengan ditanggapi 6.042 tahap persiapan dengan melakukan observasi
responden, Super Camp berhasil kondisi awal peserta didik, meyusun soal
mendongkrak potensi psikis siswa. Dimana kemudian menyusun instrumen penelitian.
secara khusus hasil-hasil Super Camp Tahap ini dilanjutkan dengan melakukan uji
menunjukkan bahwa (a) 68% meningkatkan kelayakan soal, uji normalitas dan
motivasi; (b) 73% meningkatkan nilai; (c) homogenitas. Kelas eksperimen
81% meningkatkan rasa percaya diri; (d) diimplementasikan model quantum learning
84% meningkatkan harga diri; (e) 96% berbantuan Portofolio sedangkan kelas
mempertahankan sikap positip terhadap kontrol diimplementasikan metode diskusi.
Super Camp; (f) 98% melanjutkan Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali
penggunaan keterampilan (Deporter dan pertemuan efektif. Peserta didik kemudian
Hernacki, 2010: 32). dievaluasi dengan memberikan soal posttest
Pada uraian di atas dapat disimpulkan pilihan ganda dan essay. Tahap akhir adalah
bahwa pembelajaran model quantum menganalisis data hasil penelitian untuk
learning adalah pembelajaran yang mempu dapat menjawab hipotesis penelitian.
menciptakan interaksi dan keaktifan peserta Kelas eksperimen dan kelas kontrol
didik, sehingga kemampuan bakat, dan diberikan materi yang sama yaitu sel
potensi peserta didik dapat berkembang, elektrokimia. Model pembelajaran dan LKS
yang digunakan pada masing-masing kelas
yang pada akhirnya mampu meningkatkan
berbeda, kelas eksperimen menggunakan
prestasi belajar dengan menyingkirkan quantum learning berbantuan penilaian
hambatan belajar melalui penggunaan cara portofolio sedangkan kelas kontrol
dan alat yang tepat, sehingga peserta didik menggunakan diskusi dengan lembar kerja
dapat belajar sacara mudah. siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN memecahkan soal tentang penerapan hukum
Faraday pada perhitungan sel elektrolisis.
Adapun penilaian portofolio yang
diterapkan adalah penilaian tugas siswa 1. Penilaian Portofolio
(portofolio dokumen). Setelah dilakukan tes Tabel 1: Deskripsi Portofolio Siswa Kelas
awal, khusus untuk kelas XII IPA 3 digunakan Eksperimen
lembar kerja siswa (LKS) yang dikerjakan
secara berkelompok. Penggunaan LKS Portofolio
Kliping
Nilai Minimum
55,56
Nilai Maksimum
100
Rata - rata
81,64
bertujuan agar siswa lebih memahami Catatan TS 66,66 100 83,69
Laporan 70,5 90,9 80,92
konsep dengan tugas-tugas yang terdapat Praktikum
pada LKS. Lembar kerja siswa pada Latihan Soal
(LKS 01) 68,8 100 83,73
pertemuan pertama dilengkapi dengan tugas (LKS 03) 78,3 100 91,14
Tes Awal 0 15 6,24
portofolio produk dimana siswa diberikan Tes Akhir 43 90 73,5
tugas untuk membuat keliping dengan judul
“Aplikasi sel Elektrokimia dalam kehidupan Pembelajaran dengan menggunakan
sehari-hari”. Hal ini bertujuan untuk melatih portofolio merupakan strategi pembelajaran
ketrampilan siswa dalam mencari informasi yang dapat dirancang sesuai kemampuan
dari berbagai referensi yang mendukung siswa. Dengan demikian para siswa dapat
tentang konsep aplikasi sel elektrokimia lebih memahami materi yang diberikan oleh
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa guru dalam proses pembelajaran, dan
dapat mengkonstruk pemahamannya sendiri portofolio dapat pula menambah minat siswa
dan tidak lagi menganggap bahwa ilmu dalam mengerjakan tugas yang diberikan
kimia itu adalah ilmu yang abstrak. Hal ini oleh guru. Dengan adanya hasil kerja
diungkapkan juga oleh Astuti (2016: 85) siswa,siswa dapat mengembangkan
bahwa siswa diberikan tugas dengan tujuan kemampuannya untuk dapat menganalisa ide
untuk menyiapkan diri mempelajari dan dan pemahamannya sendiri, serta menerima
memperdalam materi pelajaran yang telah umpan balik (Nurbaity, 2010: 630).
atau akan dipelajari. Selain itu Trianto (2007: Dengan adanya portofolio siswa
21) menjelaskan bahwa penyelesaian tugas tersebut, guru juga dapat melihat apakah
bermaksud menyiapkan siswa untuk belajar masing-masing siswa mengerjakan tugas-
dan sebagai pengetahuan awal untuk siswa. tugas yang diberikan selama proses
Pengetahuan awal merupakan syarat utama pembelajaran, disamping itu tugas-tugas
dan menjadi sangat penting bagi yang diberikan guru lebih terorganisir
pembelajaran. dantersimpan dengan rapi. Sehingga jika
Sedangkan LKS pada pertemuan kedua suatu saat dibutuhkan, siswa memiliki
merupakan LKS ekperimen. Dimana siswa dokumentasinya.
diminta untuk mengamati pecobaan Dari portofolio dokumen ini guru
sederhana tentang sel elektrolisis. Hal ini dapat menilai aspek kognitif dan afektif.
bertujuan untuk memberi pengalaman, Kedua aspek tersebut dapat dinilai bukan
manfaat konkret dan motivasi belajar, serta hanya dari lembar-lembar latihan soal, tetapi
mempertinggi daya serap dan retensi belajar juga dari catatan yang ditulis oleh siswa.,
siswa. Selanjutnya LKS pada pertemuan maka demikianlah mestinya catatan siswa
ketiga siswa diberikan tugas untuk sesampai di rumah dibaca kembali, ditelaah,
dan dicerna agar apa yang tertulis di
dalamnya menjadi milik siswa sebagai Tabel 2. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
pengetahuan baru. Saat ini sangat jarang Kelas Eksperimen.
guru yang melakukan pencermatan terhadap
Nilai Pertemuan Pertemuan Pertemuan
catatan yang dibuat oleh siswa. Penggunaan I II III
Frek (%) Frek (%) Frek (%)
kertas yang tidak hemat, catatan yang tidak u u u
lengkap, tulisan yang tidak rapi dan ensi ensi ensi
80 ≤ AB 6 26,0 6 26,0 9 39,13
penampilan yang kotor, seringkali lepas dari ≤ 100 8 8
70 ≤ B 9 39,1 13 56,5 11 47,82
amatan guru. Menurut Arikunto, 2006: 31) ≤ 79 3 2
sangat berbahaya apabila kebenaran catatan 60 ≤ C 5 21,7 3 13,0 3 13,04
≤ 69 3 4
diragukan, karena siswa akan memiliki < 3 13,0 1 4,34 - -
60 4
pemahaman yang keliru tentang apa yang TOTAL 23 23 23
diajarkan oleh guru. Jika guru sempat
memeriksa buku catatan siswa, akan banyak Manfaat keaktifan siswa dalam
aspek yang dapat dilihat dan dicermati, pembelajaran membuat siswa berdiskusi,
sehingga guru akan puas menyaksikan hasil bertukar pendapat dan meningkatkan
dari apa yang sudah diajarkan di kelas. kemampuan berpikirnya untuk
Namun berdasarkan fakta ada menyelesaikan masalah. Siswa mampu
beberapa siswa yang walaupun tanpa catatan memberikan gagasannya jika sudah belajar
yang lengkap siswa tersebut bisa atau membaca materi yang sedang dipelajari
mendapatkan nilai tes yang baik.Hal ini atau berdasar pada pengalaman terdahulu.
dikarenakan gaya belajar dari setiap siswa
yang berbeda. Dimana menurut Nurbaity Tabel 3. penilaian Aktivitas Belajar Siswa
(2010: 637) gaya belajar siswa dapat kelas kontrol.
berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas Nilai Pertemua Pertemuan Pertemua
n II n
belajar siswa. Oleh karena itu pada I III
portofolio ini guru menghendaki siswa Frek (% Frek (%) Fre (%
u ) u ku )
membuat catatan TS (Tulis dan Susun). ensi ensi ensi
80 ≤ AB ≤ 100 3 13, 4 17,3 5 21,
Catatan T.S ini merupakan salah satu metode 04 9 73
mencatat yang digunakan dalam 70 ≤ B ≤ 79 4 17, 5 21,7 11 47,
39 3 82
pembelajaran quantum dimana siswa hanya 60 ≤ C ≤ 69 11 47, 10 43,4 5 21,
82 7 73
mencatat pokok materi yang dia pelajari. < 60 5 21, 4 17,3 2 8,6
73 9 9
TOTAL 23 23 23
2. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
3. Uji Hipotesis
T-test for equality of means