Anda di halaman 1dari 14

Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

PEMUTAKHIRAN PETA DI KAWASAN LAUT NATUNA UTARA SEBAGAI


LANGKAH INDONESIA MENJADI POROS MARITIM DUNIA
Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
E-mail: rioatnanriyadi@gmail.com, atika_sari@staff.uns.ac.id

Abstract
This study discusses the actions of the Indonesian Government updating maps in the North Natuna
Sea Area to make Indonesia a Global Maritime Axis. This study is based on legal research using the
legal approach and case approach. Collection of legal materials through library studies and analyzed
by deductive methods. The results of the discussion showed that updating maps in the North Natuna
Sea could make Indonesia a Global Maritime Axis in terms of Defense, Security, Law Enforcement and
Safety at Sea and Maritime Diplomacy based on Indonesian Maritime Policy in accordance with United
Nations on The Law of The Sea 1982 ( UNCLOS 1982).
Keywords: Map updating, Maritime Axis, Indonesian Maritime Policy, UNCLOS 1982

A. Pendahuluan tersebut diperlukan penetapan batas-batas


maritim secara lengkap. Penetapan batas ini
Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia
harus dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum
mengilustrasikan Negara Kesatuan Republik
Laut Internasional, yang diatur dalam Konvensi
Indonesia beserta batas-batasnya. Peta ini
Hukum Laut 1982 (KHL 1982). Pemerintah
memberikan informasi spasial bagi publik tentang
Indonesia telah meratifikasi KHL 1982 melalui
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 se-
peta Negara Kesatuan Republik Indonesia juga
hingga Indonesia wajib mengikuti segala aturan
dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau
yang ada didalam KHL 1982. Sadar akan
terluar milik Indonesia yang berada di sebelah
potensi maritim yang besar Pemerintah Republik
dalam garis pangkal kepulauan Indonesia.
Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden
Selain itu peta Negara Kesatuan Republik
Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan
Indonesia juga menggambarkan proyeksi ba-
Kelautan Indonesia yang ditandatangani pada
tas menurut hukum Indonesia. Atas dasar
tanggal 20 Februari 2017 oleh Presiden Republik
tersebut maka perlu dinyatakan bahwa peta
Indonesia Joko Widodo. Tujuan dikeluarkannya
Negara Kesatuan Republik Indonesia bersifat
Perarturan Presiden tersebut untuk dijadikan
dinamis dan akan selalu dimutakhirkan sesuai
sebagai pedoman serta acuan pembangunan
dengan perkembangan. Indonesia merupakan
sektor kelautan untuk mewujudkan Indonesia
Negara Kepulauan terluas di dunia yang terdiri
sebagai Poros Maritim Dunia yang diantaranya
dari 17.508 pulau dan sebanyak 5.707 pulau
adalah keamanan, pertahanan, penegakkan
berpenghuni (http://presidenri.go.id/wp-content/
hukum dan keselamatan di laut serta diplomasi
uploads/2017/10/20171018-Kemenko-Maritim-
maritim.
3th-Jokowi-JK-cetak.pdf). Indonesia memiliki
garis pantai sepanjang 99.000 km dan terletak Penetapan batas maritim sangat dibutuhkan
pada posisi sangat strategis antara Benua Asia untuk memperoleh kepastian hukum yang dapat
dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik. mendukung pembangunan disektor kelautan
Wilayah laut Indonesia berbatasan dengan Indonesia. Melalui Kementerian Koordinator
10 Negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Bidang Kemaritiman Pemerintah Republik
Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Indonesia mengeluarkan Peta wilayah terbarunya
Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. pada tanggal 14 Juni 2017. Pemerintah Republik
Indonesia melakukan tindakan sepihak (unilateral
Sebagai Negara Kepulauan yang memiliki
act) dengan mendeklarasikan peta wilayah
laut yang luas dan garis pantai yang panjang,
terbarunya. Terdapat beberapa perubahan yang
sektor maritim dan kelautan menjadi sangat
termuat dalam peta tersebut, salah satunya di
strategis bagi Indonesia ditinjau dari aspek
bagian kolom air di utara Kepulauan Natuna diberi
ekonomi dan lingkungan, sosial budaya, hukum
nama Laut Natuna Utara dan memaksimalkan
dan keamanan. Untuk memaksimalkan potensi

18 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

lebar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sepanjang penetapan batas landas kontinen antara kedua
200 mil diukur dari garis pangkal kepulauan negara dan ditandatangani pada tanggal 27
Indonesia yang didasarkan pada Konvensi Oktober 1969. Sedangkan perundingan yang
Hukum Laut 1982. Laut Natuna Utara berbatasan kedua dilakukan oleh Pemerintah Republik
langsung dengan tiga negara yaitu Indonesia, Indonesia bersama dengan Pemerintah Republik
Malaysia dan Vietnam serta berbatasan langsung Sosialis Vietnam untuk membuat persetujuan
dengan Laut China Selatan. Laut Natuna Utara tentang penetapan batas landas kontinen
menjadi sangat penting mengingat terdapat yang ditandatangani pada tanggal 26 Juni
potensi yang sangat besar yang berada di sektor 2003. Perjanjian dengan ketiga negara yang
perikanan, pertambangan minyak dan gas alam. wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut
Sebagaimana data yang diakses oleh penulis Natuna Utara memang telah dilaksanakan,
pada tanggal 3 Maret 2018 melalui situs resmi hanya saja perjanjian tersebut tidak ada
Pemerintahan Daerah Kabupaten Natuna (http:// kaitannya dengan batas wilayah ZEE melainkan
natunakab.go.id/potensi-dan-peluang-investasi- perjanjian mengenai batas landas kontinen.
di-kabupaten-natuna/) sebagai berikut: Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
Kawasan Laut Natuna Utara merupakan Indonesia dengan memaksimalkan lebar ZEE
salah satu kawasan perairan di Indonesia yang sejauh 200 mil sejalan dengan cita-citanya yaitu
memiliki sumber daya yang melimpah baik dari mewujudkan Indonesia menjadi Poros Maritim
sumber daya perikanan maupun sumber daya Dunia. Akan tetapi, tindakan sepihak (unilateral
mineral dan gasnya. Sumber daya perikanan act) yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
laut di Natuna Utara dapat mencapai lebih dari mengakibatkan tumpang tindih klaim wilayah
1 juta ton per tahun sedangkan untuk sumber antara ketiga negara tersebut. Mengingat bahwa
daya minyak dan gas alam yang terletak 225
dalam pergaulan internasional ketika suatu
km di sebelah utara Pulau Natuna dengan total
negara ingin melakukan klaim wilayah dengan
cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas
melakukan pemutakhiran peta harus ada suatu
hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT
perundingan antara negara yang wilayahnya
yang merupakan salah satu sumber terbesar di
saling berhadapan atau berdampingan.
Asia.
Letak Laut Natuna Utara yang berada
di antara tiga negara tersebut menimbulkan B. Metode Penelitian
berbagai macam permasalahan, salah satunya
Penelitian ini merupakan penelitian hukum
mengenai garis batas maritim. Sebelumnya
sudah ada konflik mengenai sengketa Laut China normatif, dengan menggunakan pendekatan
Selatan terkait klaim tumpang tindih wilayah perundang-undangan dan pendekatan kasus.
yang melibatkan Tiongkok dan beberapa negara Bahan hukum primer meliputi United Nations On
di kawasan Asia Tenggara. Namun pada tanggal The Law Of The Sea 1982, Persetujuan antara
12 Juni 2016 Mahkamah Arbitrase Internasional Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
memutuskan bahwa seluruh tindakan Tiongkok Malaysia tentang Penetapan Garis Batas Landas
di kawasan Laut China Selatan tidak sesuai Kontinen antara Kedua Negara, Persetujuan
dengan Hukum Laut Internasional, sehingga antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Tiongkok tidak berhak atas klaim wilayah Pemerintah Republik Sosialis Vietnam tentang
tersebut. Setelah adanya Putusan Mahkamah Penetapan Batas Landas Kontinen, Peraturan
Arbitrase Internasional mengenai sengketa Laut Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
China Selatan, Indonesia mengambil langkah 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia,
dengan mengubah nama di kawasan barat daya Putusan Mahkamah Arbitrase Internasional
Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara. mengenai Sengketa Laut China Selatan antara
Akan tetapi masih ada beberapa hal yang harus Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Filipina.
diperhatikan terutama mengenai perjanjian Bahan hukum sekunder berupa hasil karya
tentang batas wilayah dengan beberapa negara ilmiah dan penelitian-penelitian yang relevan
di sekitar kawasan Laut Natuna Utara karena atau terkait dengan penelitian ini termasuk
akan ada tumpang tindih klaim ZEE di kawasan diantaranya skripsi, tesis, disertasi, maupun
tersebut. Sebelumnya ketiga negara telah jurnal-jurnal hukum, serta kamus-kamus hukum
mengadakan suatu perundingan. Perundingan dan buku yang berkaitan dengan permasalahan
yang pertama dilakukan oleh Republik yang sedang diteliti (Peter Mahmud Marzuki,
Indonesia dengan Malaysia yang menghasilkan 2014: 195-196).
Memorandum of Understanding (MoU) tentang

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 19


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan (Jawahir Thontowi dan Pranoto


Iskandar, 2006: 186).
1. Wilayah Laut di Bawah Yurisdiksi Nasi-
onal 2) Perairan kepulauan (Archipelagic
Waters) termasuk ke dalamnya
Rezim hukum laut modern memiliki
selat yang digunakan untuk
kompleksitas tersendiri tidak sebagaimana
pelayaran internasional
halnya pada masa sebelumnya yang hanya
membagi dua wilayah, antara laut teritorial Perairan kepulauan berada
yang berada di dekat daratan dan laut bebas pada sisi dalam garis pangkal untuk
yang jauh dari daratan dan laut ini tidak mengukur laut teritorial, tanpa
bisa dijadikan sebagai objek penguasaan memperhatikan kedalaman dan
oleh negara manapun. Dalam hukum jaraknya pada pantai. Kedaulatan
laut modern yang sangat terpengaruh Negara pantai terbatas pada
oleh perkembangan teknologi pembagian wilayah laut ini, sehingga negara
wilayah laut sangat komplek (Malcolm N. lain dapat menikmati hak lintas
Shaw, 2013: 624). Konvensi Hukum Laut damai dan hak lintas transit (Pasal
1982 (KHL 1982) membagi wilayah laut 49 KHL 1982). Hak lintas damai
atau zona maritim berdasarkan yuridiksinya, adalah hak yang diberikan kepada
yaitu di bawah yurisdiksi nasional dan kapal-kapal asing untuk melintasi
di luar yurisdiksi nasional. Wilayah laut wilayah laut yang berada dalam
yang berada di bawah yurisdiksi nasional yurisdiksi suatu negara sepanjang
kemudian dibagi lagi kedalam zona-zona tidak merugikan bagi kedamaian,
maritim yang berada di bawah kedaulatan ketertiban atau keamanan negara
penuh negara pantai, dan zona-zona maritim pantai (Pasal 17-32 KHL 1982),
bagian-bagian dimana negara pantai dapat sedangkan hak lintas transit adalah
melaksanakan wewenang serta hak-hak hak untuk melewati suatu selat
khusus yang diatur dalam konvensi (Dikdik yang dipergunakan untuk pelayaran
Mohammad Sodik, 19: 2011). internasional secara terus menerus,
Sebagaiamana diuraikan di atas bahwa langsung dan secepat mungkin
wilayah laut terbagi menjadi 2 (dua), yaitu antara suatu bagian laut lepas atau
wilayah laut yang merupakan yurisdiksi na- Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan
sional dan wilayah laut yang berada di luar bagian laut lepas atau ZEE lainnya
yurisdiksi nasional sebagai berikut: (Pasal 1982).
a. Wilayah Laut Yang Merupakan Yuris- Selat yang dipergunakan untuk
diksi Nasional pelayaran internasional (straitused
1) Perairan Pedalaman (Internal Wa- for international navigation), se-
ters) bagaimana diatur dalam Pasal 34-
35 KHL 1982, negara-negara yang
Perairan pedalaman adalah
berada di tepi selat juga mempunyai
perairan yang berada pada sisi
kedaulatan (dan jurisdiksi) penuh
darat (dalam) garis pangkal. Di
atasnya. Ada dua kategori dalam
perairan pedalaman ini negara
selat ini, yang pertama adalah
memiliki kedaulatan penuh atasnya
selat-selat yang dipergunakan bagi
sehingga tidak ada kapal asing
pelayaran internasional yang
yang diperbolehkan masuk ke
menghubungkan suatu laut lepas
dalam wilayah ini kecuali keadaan
atau ZEE dengan laut lepas
yang bersifat memaksa (Pasal
atau ZEE lainnya. Pada kategori
8 KHL 1982). Pada prinsipnya
pertama berlaku hak lintas
negara-negara lain tidak dapat
transit kapal-kapal asing. Negara
menikmati hak lintas (damai)
yang berbatasan dengan selat
di perairan ini, namun apabila
tidak boleh menghambat lintas
perairan pedalaman ini terbentuk
transit dan harus mengumumkan
karena adanya penarikan garis
setiap saat adanya bahaya bagi
pangkal lurus, maka hak lintas
pelayaran di dalam atau di atas
damai di perairan tersebut dapat
selat yang diketahuinya. Kategori
dinikmati oleh negara-negara lain
kedua adalah selat-selat yang

20 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

menghubungkan laut lepas atau Zona tambahan diatur didalam


ZEE dengan perairan yang ter- Pasal 33 KHL 1982.
masuk dalam jurisdiksi nasional 5) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive
(laut teritorial) suatu negara asing Economic Zone)
(Jawahir Thontowi dan Pranoto
Zona Ekonomi Eksklusif
Iskandar, 2006: 187).
diartikan sebagai suatu daerah
3) Laut Teritorial (Territorial Waters) diluar laut teritorial yang lebarnya
Laut teritorial adalah laut yang tidak boleh melebihi 200 mil laut
terletak di sisi luar garis pangkal diukur dari garis pangkal yang
yang tidak melebihi lebar 12 mil digunakan untuk mengukur lebar
laut diukur dari garis pangkal. laut teritorial. Negara pantai memiliki
Kedaulatan ini meliputi ruang udara yurisdiksi berkenaan dengan riset
diatas laut teritorial serta dasar laut ilmiah kelautan, perlindungan dan
dan tanah dibawahnya, namun pelestarian laut, serta pembuatan
negara lain masih mempunyai dan pemakaian pulau buatan,
hak lintas (damai) di laut ini. Jadi instalasi, dan bangunan. Yurisdiksi
dalam prakteknya negara dalam adalah kewenangan dari sebuah
melaksanakan kedaulatannya kekuasaan berdaulat untuk me-
dibatasi. Ketentuan mengenai laut negakkan ketentuan hukum dan
teritorial diatur dalam Pasal 2-32 mengatur kegiatan-kegiatan dalam
KHL 1982. wilayah/batas-batas tertentu yang
telah diterapkan. Negara pantai
4) Zona Tambahan (Contiguous Zone)
juga memiliki hak-hak berdaulat
Zona tambahan adalah suatu untuk keperluan eksplorasi dan
jalur tambahan dan berada di luar eksploitasi, konservasi dan pe-
laut teritorial dimana suatu negara ngelolaan sumber daya alam, baik
mempunyai kekuasaan terbatas hayati maupun non hayati, dari
untuk mencegah pelanggaran perairan di atas dasar laut dan dari
terhadap peraturan-peraturan bea dasar laut dan tanah dibawahnya
cukai, fiskal, imigrasi dan ke- dan berkenaan dengan kegiatan
sehatan. Zona ini merupakan zona lain untuk keperluan eksplorasi
transisi antara laut lepas dan laut Zona Ekonomi Eksklusif tersebut.
wilayah, zona ini berfungsi untuk Hak-hak berdaulat (Sovereign
mengurangi kontras antara laut rights) adalah hak-hak eksklusif
wilayah yang rezimnya tunduk yang dilaksanakan oleh negara
seluruhnya pada kedaulatan ne- pantai dan berlaku terhadap
gara pantai dan laut lepas dimana sumber-sumber daya alam dalam
terdapat rezim kebebasan (Boer wilayah/batas tertentu yang te-
Mauna, 2003: 377). Setiap kapal lah ditetapkan. Zona Ekonomi
asing yang melakukan pelanggaran Eksklusif diatur dalam Pasal 55-75
terhadapnya, maka negara pantai KHL 1982.
berhak untuk menghukumnya.
6) Landas Kontinen (Continental Shelf)
Mengacu Pasal 24 ayat (1) KHL
1958, bahwa kekuasaan negara Pengertian landas kontinen
pantai dapat dibedakan, yaitu menurut Pasal 7 KHL 1982 adalah
kekuasaan mencegah hanya sebagai berikut: 1) dasar laut dan
dapat dilakukan atas kapal- tanah dibawahnya yang terletak
kapal yang akan masuk dan di luar laut teritorialnya sepanjang
kekuasaan menghukum diterapkan adanya kelanjutan ilmiah dari
terhadap kapal-kapal yang akan wilayah daratannya sampai ke
meninggalkan zona tambahan. pinggiran tepi kontinen; atau 2)
Lebar zona tambahan ini tidak dasar laut dan tanah di bawahnya
boleh lebih dari 24 mil laut, maka sampai jarak 200 mil laut dari garis
secara praktis lebar zona tambahan pangkal dimana laut teritorial diukur;
adalah 12 mil laut, apabila diukur 3) landas kontinen dimungkinkan
dari garis atau batas laut teritorial. mencapai 350 mil laut dari garis
pangkal dimana laut teritorial diukur;

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 21


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

atau 4) tidak melebihi 100 mil laut Status Indonesia barulah sebatas
dari kedalaman (isobaths) 2500 negara kepulauan setelah berlakunya
meter. Landas kontinen memiliki KHL 1982 pada 16 November 1994. Ini
kekayaan alam yang luar biasa artinya, jika Indonesia ingin menjadi poros
sehingga negara pantai memiliki maritim dunia, terlebih dahulu Indonesia
hak berdaulat untuk eksploitasi harus berupaya menjadi negara maritim.
dan mengeksplorasi sumber daya Untuk menjadi negara maritim, menurut
alamnya dan apabila negara lain Hasjim Djalal, Indonesia harus mampu
ingin melakukan eksplorasi atau memanfaatkan semua unsur kelautan di
eksploitasi harus mendapat izin sekelilingnya untuk kesejahteraan rakyat
dari negara pantai karena hak dan kemajuan bangsa, juga harus mampu
tersebut bersifat eksklusif (Pasal menghadirkan kekuatan keamanan laut
77 ayat (1) dan (2) KHL 1982). Hak yang memadai, semacam sea and coast
negara pantai atas landas kontinen guard, guna menjaga keamanan perairan
tidaklah merubah status hukum Indonesia dari berbagai tindak pelanggaran
perairan diatasnya atau udara dia hukum (Simela Victor Muhamad, 6: 2014).
atas perairan tersebut. Landas Indonesia memiliki wilayah perairan
Kontinen diatur dalam Pasal 76-85 yang sangat luas dengan potensi sumber
KHL 1982. daya kelautan yang melimpah sehingga perlu
2. Mewujudkan Indonesia sebagai Poros dikelola secara optimal dan berkelanjutan.
Maritim Dunia Pengelolaan sumber daya kelautan
dilakukan dalam rangka mewujudkan cita-
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia cita Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
adalah Indonesia sebagai negara maritim dan dalam upaya memberikan manfaat
yang berdaulat, maju, mandiri, kuat, serta sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
mampu memberikan kontribusi positif bagi Berdasarkan hal tersebut Presiden Republik
keamanan dan perdamaian kawasan dan Indonesia Joko Widodo pada tanggal 20
dunia sesuai dengan kepentingan nasional. Februari 2017 menandatangani Peraturan
Status Indonesia hingga saat ini masih Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2017
sebagai negara kepulauan. Usaha Indonesia tentang Kebijakan Kelautan Indonesia.
untuk diakui sebagai negara kepulauan Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Perpres
(archipelagic state) pertama kali tertuang tersebut menjelaskan Kebijakan Kelautan
dalam Deklarasi Djuanda (Mirza Satria Indonesia adalah pedoman umum kebijakan
Buana, 2007: 105) tanggal 13 Desember kelautan dan langkah pelaksanaannya
1957 yang menyatakan. melalui program dan kegiatan kementrian/
“Bahwa segala perairan di sekitar, di lembaga di bidang kelautan yang disusun
antara dan yang menghubungkan pulau- dalam rangka percepatan implementasi
pulau atau bagian-bagian pulau-pulau Poros Maritim Dunia.
yang termasuk daratan Negara Republik Ditegaskan dalam Perpres ini, bahwa
Indonesia, dengan tidak memandang luas Kebijakan Kelautan Indonesia berfungsi
dan lebarnya adalah bagian-bagian yang sebagai: a) pedoman bagi kementrian/
wajar wilayah daratan Republik Indonesia lembaga untuk melakukan perencanaan,
dan dengan demikian merupakan bagian pelaksanaan, serta pemantauan dan
daripada perairan nasional yang berada di evaluasi pembangunan sektor kelautan
bawah kedaulatan mutlak daripada Negara untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia;
Republik Indonesia. Lalu-lintas yang damai dan b) acuan bagi masyarakat dan pelaku
melalui perairan-perairan pedalaman usaha dalam ikut serta melaksanakan
bagi kapal-kapal asing terjamin selama pembangunan sektor kelautan untuk
dan sekedar tidak bertentangan dengan mewujudkan Poros Maritim Dunia. Kebijakan
kedaulatan dan keselamatan Negara Kelautan Indonesia disusun berdasarkan
Indonesia. Penentuan batas laut teritorial 6 (enam) prinsip dasar, yaitu: 1) wawasan
yang lebarnya 12 mil yang diukur dari garis- nusantara; 2) pembangunan berkelanjutan;
garis yang menghubungkan titik-titik yang 3) ekonomi biru; 4) pengelolaan terintegrasi
terluar dari pulau-pulau Negara Republik dan transparan; 5) partisipasi; 6) kesetaraan
Indonesia akan ditentukan dengan undang- dan pemerataan. Adapun misi dari Kebijakan
undang”. Kelautan Indonesia adalah:

22 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

a. Terkelolanya sumber daya kelautan berdampingan dengan negara lain tentu saja
secara optimal dan berkelanjutan. hal tersebut akan berkaitan dengan batas
b. Terbangunnya kualitas sumber daya wilayah laut yang saling bersinggungan.
manusia, ilmu pengetahuan dan tek- Ditambah lagi adanya sengketa tentang
nologi kelautan yang andal. kepemilikan Laut China Selatan oleh
Tiongkok serta negara-negara di ASEAN
c. Terbangunnya pertahanan dan ke-
secara tidak langsung berpengaruh dengan
amanan kelautan yang tangguh.
Kebijakan Kelautan Indonesia. Putusan
d. Terlaksananya penegakkan kedaulatan, yang dikeluarkan oleh Mahkamah Arbitrase
hukum, dan keselamatan di laut. mengenai Sengketa Laut China Selatan
e. Terlaksananya tata kelola kelautan yang antara Tiongkok melawan Filipina sangat
baik. berpengaruh terhadap Kebijakan Kelautan
f. Terwujudnya kesejahteraan masyara- Indonesia. Hal tersebut terkait dengan
kat pesisir dan pulau-pulau kecil yang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia
merata. mengenai batas maritim, ruang laut dan
diplomasi maritim serta pertahanan dan
g. Terwujudnya peningkatan pertumbuhan
keamanan laut.
ekonomi dan industry kelautan yang
berdaya saing. 3. Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut
h. Terbangunnya infra struktur kelautan Natuna Utara
yang andal. Indonesia merupakan negara pantai
i. Terselesaikannya aturan tentang tata yang secara geografis berada diantara
ruang laut. Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Status Indonesia sebagai negara pantai
j. Terlaksananya perlindungan lingkungan
memiliki hak untuk membuat hukum untuk
laut.
wilayah teritorial dan menegakkannya;
k. Terlaksananya diplomasi maritim. the rights of the coastal state to make
l. Terbentuknya wawasan identitas dan laws its territorial sea and to enforce them
budaya bahari. (R.R. Churchill and A.V. Lowe, 92: 1999).
Salah satunya dengan menerbitkan peta
Dalam Perpres ini juga disebutkan, wilayah terbarunya. Pemerintah Republik
Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Indonesia melalui Kementerian Koordinator
yang akan dilaksanakan periode 2016- Kemaritiman mengumumkan secara resmi
2019, menurut dokumen tersebut terdiri nama baru perairan di utara Kepulauan
dari 5 (lima) kluster program prioritas yaitu: Natuna yang berbatasan langsung dengan
1) batas maritim, ruang laut, dan diplomasi Laut China Selatan yang diberi nama Laut
maritim; 2) industri maritim dan konektivitas Natuna Utara. Selain ada perubahan nama,
laut; 3) industri sumber daya alam dan jasa Pemerintah Indonesia juga memaksimalkan
kelautan serta pengelolaan lingkungan lebar Zona Ekonomi Eksklusif sejauh 200
laut; 4) pertahanan dan keamanan laut; 5) mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan
budaya bahari. Indonesia. Tujuan pemutakhiran peta di
Kebijakan Kelautan Indonesia me- kawasan Laut Natuna Utara tersebut adalah
rupakan salah satu bentuk kepentingan untuk mempertegas batas wilayah laut
nasional, menurut Miroslav Nincic terdapat Indonesia dengan negara lain agar tidak
tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam ada klaim wilayah yang tumpang tindih
kepentingan nasional salah satunya yaitu serta adanya satu kejelasan dan kesamaan
kepentingan nasional harus berkaitan dengan dengan landas kontinen. Dengan adanya
lingkungan internasional artinya pencapaian kejelasan mengenai batas wilayah tersebut
kepentingan nasional harus dipengaruhi maka diharapkan Indonesia mampu me-
oleh lingkungan internasional (Prameswari maksimalkan sumber daya kelautan dan
Surya Anggraeni, 349: 2016). Penerapan dapat mewujudkan cita-cita Indonesia
Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
juga harus memperhatikan ketentuan- Ditinjau dari Konvensi Hukum Laut
ketentuan yang ada di dalam Konvensi 1982 tindakan sepihak yang dilakukan
Hukum Laut 1982. Melihat dari letak negara oleh Pemerintah Republik Indonesia
Indonesia yang pantainya berhadapan serta dapat dibenarkan karena pemutakhiran

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 23


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

peta Indonesia dilaksanakan berdasarkan lebar laut teritorial diukur. Berdasarkan


kaidah-kaidah didalam Konvensi Hukum ketentuan tersebut pemerintah Indonesia
Laut (KHL) 1982. Pertama, terkait perubahan melakukan tindakan sepihak (unilateral
nama wilayah perairan yang berada di act) untuk memaksimalkan lebar Zona
Utara Kepulauan Natuna yang sebelumnya Ekonomi Eksklusif di kawasan Laut Natuna
dikenal dengan sebutan Laut China Selatan Utara. Mengingat bahwa pemutakhiran peta
kini diperbarui dengan nama Laut Natuna merupakan salah satu kepentingan nasional
Utara yang mengacu pada kegiatan migas untuk mewujudkan cita-cita Indonesia
yang telah berlangsung sejak tahun1970-an. sebagai poros maritim dunia. Namun ada
Tindakan mempertegas kedaulatan wilayah akibat yang ditimbulkan oleh pemutakhiran
negara tersebut dilakukan untuk kepentingan peta tersebut adalah terjadi tumpang tindih
nasional. Dikutip dari Koran harian Kompas, antara Zona Ekonomi Eksklusif indonesia-
I Made Andi Arsana mengatakan bahwa: Vietnam dan Indonesia-Malaysia. Tumpang
”Memberi nama berbeda pada ruang tindih tersebut disebabkan lebar dari Zona
laut yang sudah memiliki nama tertentu Ekonomi Eksklusif dari ketiga negara tidak
dapat dilakukan asal dengan maksud untuk lebih dari 200 mil sedangkan Indonesia
kepentingan nasional. Selain itu, setiap dengan peta barunya mengklaim Zona
negara memiliki nama geografis wilayah Ekonomi Eksklusif selebar 200 mil.
darat dan laut sesuai dengan bahasa Sebelumnya Indonesia telah melakukan
yang digunakan, yang kemungkinan besar perjanjian dengan kedua negara tersebut,
berbeda dengan yang disepakati komunitas pada tanggal 27 Oktober 1969 Republik
Internasional (diakses melalui situs resmi Indonesia dan Malaysia menandatangani
Koran Harian Kompas pada tanggal 22 Memorandum of Understanding (MoU)
Juni 2018 dengan artikel yang berjudul tentang penetapan batas landas kontinen
“Diplomasi Kartografis di Laut Natuna” http:// antara kedua negara. Pada tanggal 26
kompas.id/baca/opini/2017/07/04/diplomasi/ Juni 2003 Pemerintah Republik Indonesia
kartografis-di-laut-natuna/)”. bersama dengan Pemerintah Republik
Wilayah perairan tersebut masuk Sosialis Vietnam membuat persetujuan
kedalam kedaulatan negara Indonesia tentang penetapan batas landas kontinen.
sehingga Indonesia memiliki kewenangan Batas landas kontinen antara Indonesia
dan dapat melaksanakan kewenangannya dan Vietnam ditentukan dengan garis lurus
sebatas dalam wilayah-wilayah yang telah yang menghubungkan titik-titik berikut ini
menjadi bagian dari kekuasaannya (Jawahir yang ditandai dengan koordinat-koordinat
Thontowi dan Pranoto Iskandar, 2006: dan dalam urutan yang dicantumkan dalam
169). Secara internasional, penamaan atau perjanjiam tersebut. Perjanjian dengan
toponimi setiap ruang laut di muka bumi kedua negara tersebut memang telah
sudah disepakati. Dalam hal ini, ruang dilaksanakan, hanya saja sebatas landas
laut di utara Kepulauan Natuna dikenal kontinen bukan batas Zona Ekonomi
dengan Laut China Selatan. Penamaan Eksklusif.
tersebut tertuang dalam dokumen S-23 4. Pertahanan, Keamanan, Penegakkan
International Hydrographic Office (IHO) Hukum, dan Keselamatan di Laut di
dan yang termutakhir adalah yang di- Kawasan Laut Natuna Utara
sepakati pada tahun 1953 (www.iho.int).
Mengingat dokumen S-23 yang sudah Indonesia saat ini masih berstatus
cukup tua maka Pemerintah Indonesia sebagai negara kepulauan sejak deklarasi
telah mendaftarkan perubahan nama djuanda pada tanggal 13 Desember
tersebut kepada Organanisasi Hidrografi 1957 dan saat ini bercita-cita menjadi
Internasional dan sedang dalam tahap poros maritim dunia. Untuk mewujudkan
proses pengkajian. Kedua, memaksimalkan cita-citanya Indonesia harus mampu
batas Zona Ekonomi Eksklusif selebar melaksanakan pertahanan, keamanan,
200 mil. Berdasarkan Konvensi Hukum penegakkan hukum, dan keselamatan di laut
Laut 1982 Pasal 57 mengenai Lebar Zona yang tertuang dalam Kebijakan Kelautan
Ekonomi Eksklusif dijelaskan bahwa Zona Indonesia. Berdasarkan ketentuan Konvensi
Ekonomi Eksklusif tidak boleh melebihi Hukum Laut Internasional 1982 sebagai
200 mil laut dari garis pangkal darimana negara kepulauan Indonesia diwajibkan
menyediakan wilayah lautnya untuk

24 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

kepentingan lalu lintas pelayaran kapal- kapal dan pesawat udara tersebut tidak
kapal asing yang akan melaluinya sehingga boleh berlayar atau terbang dekat ke
Pemerintah Indonesia menetapkan tiga pantai kurang dari 10% jarak antara
wilayah alur laut kepulauan Indonesia (Etty titik-titik yang terdekat pada pulau-
R. Agoes, 12: 2009). Sebagaimana yang pulau yang berbatasan dengan alur laut
tercantum dalam Pasal 53 Konvensi Hukum tersebut.
Laut 1982 mengenai hak lintas alur laut 6. Suatu Negara kepulauan yang
kepulauan (right of archipelagic sea lanes menentukan alur laut menurut ketentuan
passage) sebagai berikut: pasal ini dapat juga menetapkan skema
1. Suatu Negara Kepulauan dapat me- pemisah lalu lintas untuk keperluan
nentukan alur laut dan rute penerbangan lintas kapal yang aman melalui terusan
diatasnya, yang cocok digunakan untuk sempit dalam alur laut demikian.
lintas kapal dan pesawat udara asing 7. Suatu Negara kepulauan, apabila
yang terus menerus dan langsung serta keadaan menghendaki, setelah un-
secepat mungkin melalui atau di atas tuk itu mengadakan pengumuman
perairan kepulauannya dan laut teritorial sebagaimana mestinya, dapat meng-
yang berdampingan dengannya. ganti alur laut atau skema pemisah
2. Semua kapal dan pesawat udara me- lalu lintas yang telah ditentukan atau
nikmati hak lintas alur laut kepulauan ditetapkannya sebelumnya dengan alur
dalam alur laut dan rute penerbangan laut atau skema pemisah lalu lintas lain.
demikian. 8. Alur laut dan skema pemisah lalu
3. Lintas alur laut kepulauan berarti pelak- lintas demikian harus sesuai dengan
sanaan hak pelayaran dan penerban- peraturan internasional yang diterima
gan sesuai dengan ketentuan-keten- secara umum.
tuan Konvensi ini dalam cara normal 9. Dalam menentukan atau mengganti alur
semata-mata untuk melakukan transit laut atau menetapkan atau mengganti
yang terus menerus, langsung dan se- skema pemisah lalu lintas, suatu Negara
cepat mungkin serta tidak terhalang kepulauan harus mengajukan usul-
antara satu bagian laut lepas atau Zona usul kepada organisasi internasional
Ekonomi Eksklusif dan bagian laut lepas berwenang dengan maksud untuk dapat
atau Zona Ekonomi Eksklusif lainnya. diterima. Organisasi tersebut hanya
4. Alur laut dan rute udara demikian harus dapat menerima alur laut dan skema
melintasi perairan kepulauan dan laut pemisah lalu lintas yang demikian
teritorial yang berdampingan dan men- sebagaimana disetujui bersama dengan
cakup semua rute lintas normal yang Negara kepulauan, setelah mana
digunakan sebagai rute atau alur untuk Negara kepulauan dapat menentukan,
pelayaran internasional atau pener- menetapkan atau menggantinya.
bangan melalui atau melintasi perairan 10. Negara kepulauan harus dengan jelas
kepulauan dan di dalam rute demikian, menunjukkan sumbu-sumbu alur laut
sepanjang mengenai kapal, semua alur dan skema pemisah lalu lintas yang
navigasi normal dengan ketentuan bah- ditentukan atau ditetapkannya pada
wa duplikasi rute yang sama kemudah- peta-peta yang harus diumumkan
annya melalui tempat masuk dan keluar sebagaimana mestinya.
yang sama tidak perlu.
11. Kapal yang melakukan lintas alur laut
5. Alur laut dan rute penerbangan kepulauan harus mematuhi alur laut
demikian harus ditentukan dengan dan skema pemisah lalu lintas yang
suatu rangkaian garis sumbu yang berlaku yang ditetapkan sesuai dengan
bersambungan mulai dari tempat masuk ketentuan pasal ini.
rute lintas hingga tempat ke luar. Kapal
12. Apabila suatu Negara kepulauan
dan pesawat udara yang melakukan
tidak menentukan alur laut atau rute
lintas melalui alur laut kepulauan tidak
penerbangan, maka hak lintas alur laut
boleh menyimpang lebih dari pada
kepulauan dapat dilaksanakan melalui
25 mil laut ke dua sisi garis sumbu
rute yang biasanya digunakan untuk
demikian, dengan ketentuan bahwa
pelayaran internasional.

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 25


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

Indonesia telah menyepakati Alur utamanya adalah mendapatkan uang baik


Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dalam secara legal maupun ilegal dengan menjual
International Maritime Organization dengan barang dagangan apapun yang dapat
rincian sebagai berikut: 1) ALKI I, Selat memberikan keuntungan maksimal dengan
Sunda, Selat Karimata, Laut Natuna resiko sesedikit mungkin. Kegiatan mereka
dan Laut China Selatan; 2) ALKI II, Selat meliputi jual beli senjata, narkotika, kejahatan
Lombok, Selat Makasar, dan Laut Sulawesi; kekerasan, pemerasan, pencucian uang,
3) ALKI III-A, Laut Sawu, Laut Ombai-Wetar, pornografi, prostitusi, kejahatan komputer,
Laut Bnda (sebelah barat Laut Buru), Laut ekologi dan sebagainya yang melintas
Seram (sebelah timur pulau Mongole), Laut batas negara (Bambang Cipto, 224: 2007).
Maluku dan Samudera Pasifik; 4) ALKI III-B, Isu kejahatan transnasional yang dihadapi
Laut Timor, Selat Leti, Laut Banda (sebelah Indonesia dapat dikategorikan menjadi
barat Laut Buru), selanjutnya ke ALKI III-A; tiga; pertama, gangguan keamanan di laut,
dan 5) ALKI III-C, Laut Arafuru, Laut Banda contohnya penyelundupan kayu, bahan
(sebelah barat Pulau Buru) selanjutnya terus bakar minyak, pasir, dan pencurian ikan,
ke utara menyambung ke ALKI III-A (Imah kedua, gangguan keamanan di udara
Rustam, 9: 2014). contohnya pembajakan di udara, sabotase,
ALKI terbentuk setelah Konvensi Hukum pengintaian terhadap wilayah Indonesia
Laut 1982 dan dinyatakan sebagai hukum dan lain-lain; ketiga, gangguan di wilayah
positif internasional sejak 16 November perbatasan seperti penyelundupan barang,
1994 telah mengakui hak Indonesia sebagai senjata, narkotika, dan penyelundupan
archipelagic state (Wahyono, 89:2009). manusia (Ismah Rustam, 11: 2014).
ALKI sendiri merupakan suatu wilayah Posisi geografis yang serba terbuka
terbuka yang membagi Indonesia dalam dengan pintu masuk maupun pintu keluar
empat kompartemen strategis dan tercatat yang menyebar diberbagai posisi akan
menimbulkan beragam permasalahan memudahkan para pelaku pelanggaran
dilaut. Sebagai negara yang meratifikasi di perairan Indonesia untuk melarikan diri
Konvensi Hukum Laut 1982, Indonesia menembus perairan bebas. Menerima status
berkewajiban menjamin keamanan dan sebagai negara kepulauan dengan sejumlah
kelancaran lalu lintas bagi negara-negara alur laut didalamnya berarti pemerintah siap
yang berkepentingan (Ansori, 18 :2012). memanggul tanggung jawab memberikan
Jaminan keamanan perlu dilakukan meng- jaminan keamanan laut dan udara dari
ingat dengan adanya ALKI maka perairan segala bentuk gangguan dan ancaman.
Indonesia sangatlah terbuka dan hal tersebut Kedaulatan dalam sebuah kesatuan negara
dapat mengancam kedaulatan Indonesia. kepulauan bukan hanya mencakup daratan
Ancaman keamanan laut ini dapat ditinjau dan laut saja tetapi juga ruang udara dalam
dari dua model yaitu isu keamanan tradisional teritorialnya. Konvensi Hukum Laut 1982
dan isu keamanan non-tradisional. Ancaman telah mengatur bahwa ruang udara adalah
keamanan tradisional yang melibatkan milik negara yang berada dibawahnya
aktor negara kini tergeser oleh maraknya dan dapat dikelola serta dimanfaatkan
isu non-tradisional. Namun bukan berarti bagi keuntungan negara tersebut. Jalur
isu keamanan tradisional hilang begitu ALKI membuat posisi Indonesia menjadi
saja. Justru Indonesia perlu lebih waspada penghubung antara dua lautan bebas
karena ancaman ini dapat muncul sewaktu- karena letaknya yang memotong kesatuan
waktu mengingat pemerintah masih memiliki wilayah kepulauan Indonesia dalam tiga
masalah mengenai batas Zona Ekonomi bagian. ALKI sangat berharga bagi negara-
Eksklusif di kawasan Laut Natuna Utara yang negara luar kawasan dimana kepentingan
baru saja diperbaharui batas wilayahnya. utama mereka adalah kepastian akses
Kawasan tersebut merupakan salah satu serta ketersediaan sumber daya. Jalur ALKI
pintu masuk bagi kapal-kapal asing yang dapat digunakan sebagaimana laut bebas
melintasi jalur pelayaran ALKI I yang bagi negara lain asal tidak menganggu
menghubungkan ke Laut China Selatan. kepentingan negara Indonesia.
Ancaman keaman non-tradisional lebih Laut Natuna Utara merupakan jalur
sering disebut sebagai isu trasnasional. penghubung ke perairan di Laut China
Aktor kejahatan transnasional umumnya Selatan yang merupakan salah satu titik
adalah kelompok terorganisir yang tujuan dilakukannya pemutakhiran peta oleh

26 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

pemerintah Indonesia. Sebelumnya telah h. Meningkatkan keamanan dan ke-


ada konflik mengenai klaim wilayah antara selamatan pelayaran.
Tiongkok dan negara-negara di ASEAN. Keselamatan pelayaran harus dijamin
Meskipun telah ada putusan dari Mahkamah untuk menghindari adanya kejahatan yang
Arbitrase Internasional mengenai sengketa mengancam keamanan dan pertahanan
di kawasan tersebut, Tiongkok tetap saja maritim selain itu jaminan keselamatan dan
melakukan berbagai kegiatan terutama keamanan kegiatan pelayaran juga harus
dalam hal militer yang dapat mengancam ditingkatkan. Untuk menanggulangi hal
stabilitas keamanan di kawasan. Demi tersebut Pemerintah Indonesia membangun
menjaga keamanan maritim, Pemerintah pangkalan militer di Natuna untuk
Indonesia dalam Kebijakan Kelautan menguatkan pertahanan dan keamanan
Indonesia juga mencantumkan program- di daerah perbatasan serta mencegah
program mengenai keamanan, pertahanan, intervensi asing, terutama yang melalui
penegakkan hukum, dan keselamatan di laut perbatasan Kepulauan Natuna (diakses
bertujuan untuk menegakkan kedaulatan dan pada tanggal 21 Juni 2018 melalui situs
hukum, mempertahankan keutuhan wilayah resmi DPR RI dengan berita yang berjudul
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan “Ketua DPR Apresiasi Masterplan Pangkalan
melindungi segenap bangsa Indonesia Militer Natuna” http://www.dpr.go.id/berita/
dan seluruh tumpah darah Indonesia dari detail/id/20529/t/Ketua+DPR+Apresiasi+
ancaman, hambatan, dan gangguan di Masterplan+Pangkalan+Militer+Natuna).
wilayah laut. Program-program utama dalam Selain itu Badan Keamanan Laut Republik
melaksanakan strategi kebijakan pertahanan Indonesia (Bakamla RI) bekerjasama
dan keamanan maritim sebagai berikut: dengan mitra kerja atau stakeholder
a. Pembangunan pertahanan dan yang tergabung dalam operasi bersama
keamanan laut yang tangguh melalui dengan sandi “Operasi Nusantara” untuk
postur pertahanan kelautan Indonesia meningkatkan efektifitas penegakkan hukum
yang proposional dengan luas wilayah pelaku illegal fishing yang di lakukan oleh
perairan dan wilayah wilayah yuridiksi kapal asing khususnya di perairan natuna
Indonesia, serta mampu menanggulangi (dalam seminar dengan tema “Keamanan
ancaman dan gangguan dari dalam dan Keselamatan Laut dalam mewujudkan
dan luar negeri, ikut berperan dalam Poros Maritim Dunia” oleh Laksdya TNI Ari
membangun perdamaian dan Soedewo, S.E, M.H. diakses pada tanggal 2
keamanan kawasan; Agustus 2018 melalui http://satgas115.id/wp-
b. Peningkatan kemampuan dan kinerja content/uploads/2017/06/Keynote-Speech-
pertahanan dan keamanan secara Kabakamla-Compatibility-Mode.pdf). Untuk
terpadu di seluruh wilayah perairan peningkatan keselamatan pelayaran,
dan wilayah yuridiksi, serta di luar Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah
wilayah yuridiksi sesuai dengan hukum mengeluarkan kebijakan dalam pencegahan
internasional; kecelakaan kapal seperti membuat
maklumat pelayaran tentang peningkatan
c. Peningkatan pembangunan kawasan
pengawasan keselamatan pelayaran bagi
perbatasan di laut dan pulau-pulau kecil
kapal penumpang, membuat maklumat
terluar;
tentang kondisi cuaca perairan di Indonesia
d. Peningkatan peran aktif Indonesia seperti telegram perihal kesiapan cuaca
dalam kerja sama pertahanan dan buruk di laut (Muh. Kadarisman, 179: 2017).
keamanan laut baik di tingkat regional Disamping itu, kebijakan keselamatan dalam
maupun internasional; pelayaran atau transportasi laut tersebut,
e. Penegakkan kedaulatan dan hukum di juga diatur oleh lembaga internasional
wilayah perairan dan wilayah yuridiksi; yaitu International Maritime Organization
f. Optimalisasi sistem komando, kendali, (IMO) dan bernaung di bawah Perserikatan
komunikasi, komputerisasi, intelijen, Bangsa-Bangsa (PBB). Potensi di sektor
serta pengawasan dan pengintaian; perikanan di Kawasan Laut Natuna Utara
juga melimpah, Kementerian Kelautan
g. Pembangunan karakter bangsa yang
dan Perikanan (KKP) memiliki program
berorientasi kelautan dalam upaya bela
untuk menjadikan kawasan Selat Lampa di
negara; dan
Perairan Natuna sebagai salah satu sentra

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 27


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

kelautan dan perikanan terpadu (SKPDT) dalam melaksanakan strategi kebijakan


dimana lokasi tersebut dinilai paling strategis diplomasi maritim, sebagai berikut:
sebagai pusat perikanan di perbatasan Laut
China Selatan (diakses pada tanggal 2 a. Peningkatan kepemimpinan di dalam
Agustus 2018 dengan artikel yang berjudul berbagai kerja sama di bidang kelautan
“KKP Jadikan Selat Lampa Sentra Perikanan pada tingkat bilateral, regional, dan
Terpadu di Perairan Natuna” melalui situs multilateral;
resmi Direktorat Jendral Perikanan Tangkap b. Peningkatan peran aktif dalam upaya
http://www.djpt.kkp.go.id/read/kkp-jadikan- menciptakan dan menjaga perdamaian
selat-lampa-sentra-perikanan-terpadu-di- dan keamanan dunia di bidang kelautan;
perairan-natuna). c. Kepemimpinan atau peran aktif da-
Pemutakhiran peta di kawasan Laut lam penyusunan berbagai norma
Natuna Utara merupakan langkah awal internasional bidang kelautan;
untuk menjadikan Indonesia sebagai poros
d. Percepatan perundingan penetapan
maritim dunia karena dengan melakukan
batas maritim Indonesia dengan negara
pemutakhiran peta tersebut pemerintah
tetangga;
Indonesia menegaskan batas wilayah
kedaulatan Negara Kesatuan Republik e. Percepatan submisi penetapan ekstensi
Indonesia serta mengamankan potensi landas kontinen sesuai dengan hukum
sumber daya yang ada untuk kesejahteraan internasional;
Negara Kesatuan Republik Indonesia. f. Peningkatan penempatan warga negara
Dengan adanya Kebijakan Kelautan Indonesia di dalam berbagai organisasi
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman internasional bidang kelautan; dan
kemudian pemutakhiran peta di Kawasan g. Pembakuan nama pulau.
Laut Natuna Utara sebagai langkah
awal dari pelaksanaan program-program Sebagai Negara pantai yang melakukan
pertahanan, keamanan, penegakkan hukum pemutakhiran peta Indonesia harus
dan keselamatan di laut dapat menjadikan mengumumkan sebagaimana mestinya
Indonesia sebagai poros maritim dunia. peta atau daftar koordinat geografis dan
harus mendepositkan satu kopi setiap peta
5. Diplomasi Maritim di Kawasan Laut atau daftar demikian itu pada Sekertaris
Natuna Utara Jendral Perserikatan Bangsa-bangsa
(pasal 75). Hukum dan praktek penetapan
Pemutakhiran peta di kawasan batas wilayah (termasuk Zona Ekonomi
Laut Natuna Utara masih dilakukan Eksklusif) tersebar dalam berbagai
secara sepihak oleh Pemerintah Negara konvensi Internasional, putusan mahkamah
Republik Indonesia sehingga masih dapat internasional maupun ketentuan hukum
menimbulkan permasalahan mengenai batas nasional negara-negara yang menyatakan
Zona Ekonomi Eksklusif antara Indonesia, bahwa penetapan batas wilayah Zona
Malaysia dan Vietnam. Demi menjaga Ekonomi Eksklusif antara kedua negara
stabilitas kawasan maka sesegera mungkin yang berdampingan atau berhadapan, dapat
diadakan pertemuan untuk penyelesaian ditempuh melalui persetujuan atau perjanjian
batas wilayah tersebut, selain itu didalam secara damai antara kedua negara menurut
BAB XV Konvensi Hukum Laut 1982 tentang Hukum Internasional yang berlaku umum
penyelesaian sengketa, terdapat ketentuan dan khususnya tidak bertentangan dengan
mengenai kewajiban untuk menyelesaikan ketentuan-ketentuan Piagam Perserikatan
sengketa dengan damai. Hal tersebut Bangsa-Bangsa. Dengan kata lain, praktek
dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penetapan batas wilayah Zona Ekonomi
pelaksanaan diplomasi maritim seperti yang Eksklusif antara negara-negara sudah
sudah pernah dilakukan oleh Indonesia. menjadi aturan kebiasaan internasional,
Diplomasi maritim merupakan salah sehingga Indonesia, Vietnam dan Malaysia
satu dari tujuh pilar Kebijakan Kelautan dapat mencontohnya.
Indonesia, yang berupa pelaksanaan
Churchill and Lowe membenarkan
politik luar negeri yang bertujuan untuk
praktek tersebut dengan menyatakan bahwa
mengoptimalkan potensi kelautan guna
selama ini sejumlah 70 atau lebih negara
memenuhi kepentingan nasional dan hukum
yang telah menetapkan ketentuan tentang
internasional. Program-program utama

28 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

Zona Ekonomi Eksklusif, dan lebih dari law in order to achive an equitable
sepertiganya memasukan dalam perundang- solution).
undangannya yang merujuk pada prinsip Penetapan batas Zona Ekonomi
sama jarak seperti suatu solusi sementara Eksklusif secara permanen (persetujuan
sambil menunggu penyelesaian penetapan akhir) antara kedua negara (termasuk
batas melalui persetujuan. Berdasarkan Indonesia-Vietnam dan Indonesia-
ketentuan-ketentuan dan yurisprudensi Malaysia) juga dapat ditempuh melalui
maka Churchill and Lowe menyimpulkan pengaturan sementara yang bersifat
bahwa paling sedikit terdapat empat prinsip
praktis berdasarkan, semangat saling
yang dapat diterima dengan jelas mengenai
pengertian dan kerjasama antara kedua
penetapan batas yaitu: Pertama, hak-hak
negara, mendahului persetujuan akhir, atau
landas kontinen adalah melekat dan ini
penyelesaian sengketa harus dilakukan jika
harus diakui dalam penetapan-penetapan
perlu. Hal ini diatur dalam Pasal 74 ayat (3)
batas; ada dalam teori, tidak ada unsur
Konvesi Hukum Laut 1982 yang menyatakan
distribusi keadilan yang dilibatkan; Kedua,
penetapan batas melalui perjanjian tetap bahwa sambil menunggu suatu persetujuan
merupakan aturan yang utama dari Hukum yang bersangkutan dengan semangat saling
Internasional; Ketiga, tiap penetapan batas, pengertian dan kerjasama, harus melakukan
apakah disetujui oleh pihak ketiga, harus setiap usaha untuk mengadakan pengaturan
menghasilkan solusi yang adil; Keempat, sementara yang bersifat praktis dan selama
pada prinsipnya tidak ada pembatasan bagi masa peralihan ini tidak membahayakan
faktor-faktor yang berhubungan dengan atau menghalangi dicapainya suatu
penetapan-penetapan batas berdasarkan persetujuan akhir. Diplomasi maritim
keadilan. dapat mensinergikan antara pemanfaatan
ekonomi dan perlindungan atau konservasi
Ketentuan yang sama juga dikodifisir
dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor sumber daya laut sehingga dapat
5 tahun 1983 yang menyebutkan bahwa menghindarkan adanya tumpang tindih
apabila wilayah Zona Ekonomi Eksklusif dalam pemanfaatannya untuk kesejahteraan
Indonesia tumpang tindih dengan Zona rakyat Indonesia.
Ekonomi Eksklusif negara yang pantainya
saling berhadapan atau berdampingan
dengan Indonesia, maka batas Zona Eko- D. Simpulan dan Saran
nomi Eksklusif antara Indonesia dan negara
1. Kesimpulan
tersebut ditetapkan dengan persetujuan
antara Republik Indonesia dengan negara Pemutakhiran peta Indonesia da-
yang bersangkutan. Penetapan batas Zona pat menjadi salah satu langkah untuk
Ekonomi Eksklusif berdasarkan persetujuan mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi
juga diatur dalam Perjanjian antara poros maritim dunia. Pemutakhiran peta
Indonesia dan Australia tentang Penetapan tersebut menjadi langkah awal untuk
Batas Zona Ekonomi Eksklusif dan Batas- pelaksanaan program-program strategi
batas Laut Tertentu. Didalam konsiderans Kebijakan Kelautan Indonesia mengenai
perjanjian tersebut dikemukakan bahwa Pertahanan, Keamanan, Penegakkan
Republik Indonesia dan Australia terikat Hukum, dan Keselamatan dilaut. Program-
oleh Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982, program tersebut dapat terjamin dengan
khusunya berdasarkan ketentuan pasal 74 adanya batas wilayah yang jelas antara
dan pasal 83 yang menentukan bahwa batas Indonesia, Malaysia dan Vietnam.
Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen Untuk mewujudkannya Indonesia perlu
antara kedua negara yang pantainya mengadakan diplomasi maritim dengan
berhadapan harus diatur dengan persetujuan mengadakan perundingan mengenai batas
berdasarkan hukum internasional untuk Zona Ekonomi Eksklusif antara Indonesia
mencapai suatu penyelesaian yang adil (the dengan Malaysia dan Indonesia dengan
elimination of the economic exclusive zone Vietnam mengingat lebar wilayah di Kawasan
and continental shelf between States Laut Natuna Utara tidak lebih dari dua kali
with opposite coasts shall be effected by 200 mil laut sehingga cita-cita Indonesia
agreement on the basis of international sebagai poros maritim dunia dapat terwujud.

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 29


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

2. Saran memperhatikan kondisi geografis wilayah


Pemerintah Republik Indonesia se- tersebut. Terlebih dahulu perlu diadakan
yogyanya dapat memperhatikan kepentingan persetujuan mengenai batas wilayah Zona
negara lain agar stabilitas kawasan dan Ekonomi Eksklusif dengan Vietnam dan
perdamaian dapat terjaga sehingga cita- Malaysia, dengan adanya batas wilayah
cita Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang jelas maka Pemerintah Indonesia dapat
dapat terwujudkan. Menurut pandangan menerapkan Kebijakan Kelautan Indonesia
penulis Pasal 57 KHL 1982 dalam untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros
penetapan lebar Zona Ekonomi Eksklusif Maritim Dunia tanpa khawatir akan adanya
selebar 200 mil semata-mata tidak dapat klaim wilayah yang saling tumpang tindih.
diterapkan secara sepihak namun harus

Daftar Pustaka
Bambang Cipto. 2007. Hubungan Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Boer Mauna. 2000. Hukum Internasional. Bandung: Alumni.
Dikdik Mohammad Sodik. 2011. Hukum Laut, dan Pengaturannya di Indonesia. Bandung: Refika
Aditama.
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar. 2006. Hukum Internasional Kontemporer. Bandung: Refika
Aditama.
Malcolm N. Shaw. 2013. International Law. Bandung: Nusa Media.
Peter Mahmud Marzuki. 2014. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
R.R. Churchill and A.V. Lowe. 1999. The Law of The Se, Third Edition. Manchester University, UK: Juris
Publishing.
Wahyono. 2009. Indonesia Negara Maritim. Jakarta: PT. Mizan Publika.
Jurnal
Ansori. Cara Penetapan Batas Zona Ekonomi Eksklusif Antara Indonesia dan Malaysia dengan Median
Line. Volume 12 Nomor 2. Prespektif Hukum.
Etty R. Agoes. 2009. Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Volume 6 Nomer 3.
Imah Rustam. 2014. Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Cita-Cita Indonesia Sebagai Poros Maritim
Dunia. Indonesian Prespective. Volume 1 Nomor 1.
Muh. Kadarisman. 2017. Kebijakan Keselamatan Dan Keamanan Maritim Dalam Menunjang Sistem
Transportasi Laut. Volume 4 Nomor 2. Jurnal Manajemen Transportasi Dan Logistik.
lnternet
I Made Andi Arsana dalam artikel yang berjudul Diplomasi Kartografis di Laut Natuna Utara, diakses
melalui http://kompas.id/baca/opini/2017/07/04/diplomasi/kartografis-di-laut-natuna/, pada tang-
gal 22 Juni 2018 pukul 23.00 WIB.
Indonesia Poros Maritim Dunia, diakses melalui http://presidenri.go.id/wp-content/uploads/-
2017/10/20171018-Kemenko-Maritim-3th-Jokowi-JK-cetak.pdf, pada tanggal 20 Februari 2018
pukul 19.33 WIB.
Keamanan dan Keselamatan Laut dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia” oleh Laksdya TNI Ari
Soedewo, S.E, M.H. diakses melalui http://satgas115.id/wp-content/uploads/2017/06/Keynote-
Speech-Kabakamla-Compatibility-Mode.pdf, pada tanggal 2 Agustus 2018 pukul 00.15 WIB.
Ketua DPR Apresiasi Masterplan Pangkalan Militer Natuna, diakses melalui situs resmi DPR RI, http://
www.dpr.go.id/berita/detail/id/20529/t/Ketua+DPR+Apresiasi+Masterplan+Pangkalan+Militer+N
atuna pada tanggal 21 Juni 2018 pukul 20.30 WIB.
KKP Jadikan Selat Lampa Sentra Perikanan Terpadu di Perairan Natuna, melalui situs resmi Direktorat
Jendral Perikanan Tangkap http://www.djpt.kkp.go.id/read/kkp-jadikan-selat-lampa-sentra-peri-
kanan-terpadu-di-perairan-natuna pada tanggal 2 Agustus 2018 pukul 21.44 WIB..

30 Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019


Rio Atnan Riyadi, Diah Apriani Atika Sari: Pemutakhiran Peta di Kawasan Laut Natuna Utara sebagai Langkah...

Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Natuna, diakses melalui http://natunakab.go.id/potensi-


dan-peluang-investasi-di-kabupaten-natuna/ pada tanggal 15 Desember 2017 pukul 17.00 WIB.
Working Group On The Revision S-23 (Limits of Ocean and Seas), diakses melalui www.iho.int pada
tanggal 29 April 2018 pukul 23.55 WIB.

Belli Ac Pacis. Vol. 5 No. 1, Juni 2019 31

Anda mungkin juga menyukai