kep
MAKALAH
DI SUSUN
OLEH
KELOMPOK II
Asmita Azis
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Alloh Swt. Karena
berkat taufik dan hidayah-Nya.Selawat serta salam semoga senantiasa
tercurah untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga
dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani
akhlaknya yang mulia
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1
Latar belakang BAB II
PEMBAHASAN
KOMUNIKASI PADA
a.orang panik
b.orang marah
c.orang syok
d.orang berkelahi
e.kerumunan massa
f.menyendiri
g.menjelang
kematian h.anak
mennagis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar pustaka.
BAB 1
LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
Komunikasi adalah suatu interaksi antara perawat dan pasien, perawat dan
profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi
manusia terjadi melalui komunikasi verbal dan non verbal, tertulis dan tidak
tertulis, terencana dan tidak terencana. Agar perawat efektif dalam berinteraksi,
mereka harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik. Mereka harus
menyadari kata- kata dan bahasa tubuh yang mereka sampaikan pada orang lain.
Ketika perawat mengemban peran kepemimpinan, mereka harus menjadi efektif,
baik dalam ketrampilan komunikasi verbal maupun komunikasi tertulis
Komunikasi yang
jelas dan tepat penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif, dan
ini adalah tantangan yang unik dalam bidang perawatan kesehatan saat ini.
Banyak tantangan dalam memberikan perawatan untuk pasien, adanya diversitas
budaya dan bahasa juga menjadi tantangan dalam bekerja dengan kolega.
Komunikasi yang jelas mengenai perawatan dan mengenai informasi klien sama
pentingnya, baik dalam bentuk interaksi verbal maupun non verbal Komunikasi
terapeutik sangat dibutuhkan oleh lanjut usia mengingat lanjut usia sangat
sensitif
dan perawat harus menerapkan pola komunikasi terapeutik dengar benar agar
para lanjut usia merasa nyaman atas pelayanan 2 yang diberikan oleh perawat
dan merasa puas dan bahagia tinggal dipanti sosial, karena diperkirakan jumlah
lanjut usia akan naik cukup signifikan baik di negara maju maupun di negara
berkembang hal ini tentu saja merupakan tugas dari perawat untuk
memaksimalkan asuhan keperawatan mulai dari tahap pra interaksi, tahap
orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi, jika perawat tidak melakukan
komunikasi teraupetik dengan baik kepada lanjut usia maka akan tercipta kondisi
yang tidak nyaman terutama bagi lanjut usia.
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan tulisan ataupun
lisan. Bentuk komunikasi ini membutuhkan alat berupa bahasa yang outputnya
berupa ucapan atau tulisan kata-kata. Komunikasi verbal efektif selama orang
yang berinteraksi mengerti bahasa yang digunakan
.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa
secara langsung. Hal seperti lambaian tangan untuk menyatakan selamat tinggal
adalah contoh yang paling sederhana. Komunikasi tidak memiliki struktur yang
standar seperti bahasa, tapi dengan interpretasi dan logika, orang dapat mengerti
maksud orang lain tanpanya
A. KOMUNIKASI PADA ORANG PANIK
Gangguan Panik
Gangguan panik lebih sering dialami oleh kaum wanita, dibandingkan laki-
laki. Gangguan ini umumnya berkembang saat usia seseorang beranjak
dewasa, dan dalam banyak kasus dipicu oleh stres.
Penelitian menemukan bahwa terdapat bagian otak tertentu dan proses biologi
yang memegang peranan kunci dalam mengatur perasaan takut dan
kecemasan. Beberapa ahli menilai, penderita gangguan panik memiliki
kekeliruan dalam
menginterpretasikan gerakan atau sensasi tubuh yang sebenarnya tidak
membahayakan, namun dianggap sebagai suatu ancaman. Selain itu, faktor
dari luar seperti faktor lingkungan juga dianggap menjadi pemicu gangguan
panik.
Rasa takut yang diciptakan pada penderita serangan panik adalah takut yang
sangat mencekam dan menakutkan, serta bisa terjadi pada waktu atau lokasi
yang acak (kapan dan di mana saja).
Dalam satu kali serangan panik, gejala-gejala yang terjadi dapat bertahan selama
10-20 menit. Pada kasus yang jarang terjadi, gejala-gejala panik bisa muncul
lebih dari satu jam. Gejala-gejala yang ditimbulkan juga umumnya bisa
bervariasi dan berbeda-beda antara penderita gangguan panik yang satu dengan
lainnya.
Pusing
Vertigo.
Mual.
Sesak napas.
Merasa seperti tercekik.
Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
Nyeri dada.
Berkeringat
Menggigil.
Gemetar.
Kejang.
Mulut kering.
Jantung berdebar.
Perubahan kondisi mental, seperti merasakan bahwa seluruhnya
tidak nyata atau depersonalisasi.
Rasa takut akan kematian.
Psikoterapi
Psikoterapi dipercaya sebagai metode pengobatan utama gangguan panik yang
efektif. Dalam psikoterapi, dokter akan memberikan pemahaman dan
perubahan cara pikir kepada pasien agar bisa menghadapi situasi panik yang
sedang dihadapi. Salah bentuk psikoterapi adalah terapi kognit if perilaku
(cognitive behavioral therapy) yang akan memberikan pemahaman dan cara
berpikir dalam menghadapi panik sebagai suatu situasi yang tidak
membahayakan jiwa. Pada tahap ini, dokter akan menciptakan kondisi secara
bertahap yang akan memicu timbulnya gejala-gejala dari gangguan panik.
Namun kondisi tersebut akan
dilakukan dengan memperhatikan keamanan pasien. Terapi tersebut diharapkan
akan membentuk kebiasaan serta perilaku pasien yang tidak lagi merasa
terancam. Selain itu, psikoterapi juga akan berhasil meningkatkan kepercayaan
diri pasien dalam menghilangkan perasaan takut, bila serangan panik yang terjadi
sebelumnya telah mampu ditangani.
Psikoterapi memang membutuhkan waktu dan usaha dari pasien, akan tetapi
terapi ini akan membawa pasien pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Hasil psikoterapi, yakni berubahnya cara berpikir dan tindakan yang akan
dilakukan oleh pasien dalam mengatasi serangan, bisa dirasakan dalam
beberapa minggu hingga beberapa bulan. Oleh sebab itu, pasien akan
disarankan untuk melakukan psikoterapi secara rutin demi memastikan gejala-
gejala gangguan panik bisa ditangani dan mencegahnya kambuh.
Obat-obatan
Obat ant iansietas bisa digunakan untuk mengurangi gejala-gejala yang
berkaitan dengan gangguan panik, seperti serangan panik dan depresi. Dokter
bisa meresepkan satu jenis obat, lalu menggantinya, atau memberikan
kombinasi obat untuk meningkatkan efektivitas obat. Pada ibu hamil, menyusui,
atau sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya diskusikan kepada dokter
terlebih dahulu mengenai manfaat dan risikonya. Beberapa jenis obat yang bisa
digunakan untuk mengatasi gangguan panik adalah:
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI),
seperti fluoxetine atau sertraline. Obat antidepresan ini tergolong cukup aman
dan risiko rendah terjadinya efek samping. Jenis obat ini akan direkomendasikan
sebagai pengobatan pertama untuk meredakan serangan panik.
Benzodiazepine, seperti alprazolam atau clonazepam. Obat penenang (sedatif)
ini bekerja dengan menekan aktivitas di sistem saraf pusat. Obat ini hanya
dikonsumsi untuk jangka waktu pendek, karena dapat menimbulkan
ketergantungan obat, dan gangguan fisik atau mental. Jika ingin mengosumsi
obat ini, hindari mengonsumsi minuman beralkohol. Beri tahu dokter jika sedang
menggunakan obat lainnya, termasuk suplemen dan produk herba, untuk
menghindari timbulnya interaksi yang tidak diinginkan.
Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), seperti venlafaxine.
Ini merupakan obat antidepresan yang bisa dijadikan pilihan lain oleh dokter
untuk meredakah gejala-gejala serangan panik.
Pada gangguan panik yang tidak tertangani dengan baik, akan membuat
kondisi penderita makin memburuk dan menimbulkan sejumlah masalah lain,
seperti depresi, kecanduan alkoho l atau penyalahgunaan NAPZA, menjadi
antisosial, serta timbul masalah di sekolah atau tempat kerja, hingga masalah
keuangan.
Ruang
konsultasi
merupakan
ruangan yang
penuh dengan cerita menarik, khususnya dari pasien.
Ketika pasien tidak bisa mengontrol emosi, dokter dan perawat terkadang
perlu mengatasinya dengan komunikasi terapeutik. Berikut beberapa tips
bagaimana Anda bisa menangani pasien atau anggota keluarga
pasien yang marah:
1.
Mempersiapkan
diri
Ketika
menghadapi
orang sakit,
Anda mungkin
akan menemukan berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah
mulai bekerja, Anda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi
ketidaknyamanan yang mungkin muncul. Anda juga perlu mengidentifikasi
kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk, mengikuti bahasa
tubuh pasien.
2. Tunjukkan
empati
Ketika ada
pasien marah,
cara terbaik
menghadapinya
adalah
mendengarkan
dan
menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan berargumen. Sulit
mengetahui akar penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan,
ketakutan, atau hal lain. Dokter perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan
pasien mereka, meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa melakukannya,
cobalah posisikan diri Anda di posisi mereka dan rasakan sakit yang mereka
rasakan. Anda mungkin tidak perlu menghiraukan ketika mereka mengeluarkan
kata-kata kasar ke diri
Anda.
3. Hati-hati
dalam berbicara
Kata-kata dokter
bisa dijadikan
alat oleh pasien.
Dalam situasi
marah, dokter
perlu berhati-hati saat berbicara, sehingga tidak memperparah situasi. Kata-
kata memiliki kekuatan, jadi daripada memperpanas kemarahan, Anda
mungkin bisa membiarkan pasien Anda mencurahkan dan menyampaikan
perasaan mereka. Dengan cara bicara yang benar, Anda mungkin bisa
menemukan alasan frustasi
dan kemarahan
mereka,
darimana itu berasal dan menyelesaikan akar
permasalahanny a.
4. Jangan
menghiraukan
perasaan mereka
5. Hiburlah
mereka
Pertahankan posisi klien dengan bahu dan kepala elevasi ( jika tidak
ada trauma kepala)
Ada kalanya pertengkaran itu terjadi pada pasien, lalu bagaimana cara
menghadapi dan mengatasi hal ini? Tentu dirimu sebagai seorang perawat
tidak boleh memihak ,Ini yang bisa perawat lakukan untuk menyelamatkan
pasien.
1. Jangan memihak
Pastikan dirimu tidak memihak salah satunya. Jadilah pihak yang netral, yang
berada di tengah dan mencari jalan tengah agar keduanya bisa berbaikan dan
menyelesaikan masalah dengan fair. Seperti diungkapkan psikolog Marie
Land dalam Huffington Post, jangan biarkan salah satu dari mereka
membuatmu memihak, sebaliknya, jadilah mediator mereka.
Karena dirimu menjadi pihak di tengah, ada baiknya mendengar pendapat dari
keduanya, seperti apa duduk perkaranya dan analisis hal ini dengan bijak. Jangan
membumbui permasalahan hingga menjadi tambah runyam. Bahkan jika
memang dirimu ingin memihak salah satunya, tahan dirimu.
E.KERUMUNAN MASSA
Kerumunan
Massa
F.MENYENDIRI
trovert /menyendiri adalah tipe orang yang tidak begitu aktif di berbagai forum
dan komunitas. Namun bukan berarti mereka tidak bisa berkontribusi dan
berkomunikasi dengan baik. Pada umumnya, seseorang yang introvert lebih
suka mempelajari dan menyimpan informasi terlebih dulu. Mereka hanya
mengutarakannya jika hal tersebut dibutuhkan saja. Berikut ini adalah beberapa
tips yang tepat agar introvert bisa menjalin ko munikasi yang efekt if:
Kenali Diri Sendiri
Jika komunikasi dan berbagai hal lain tidak sesuai keinginan, jangan terlalu
dipikirkan sehingga memicu stres dan tekanan buat si introvert. Kamu harus
menyadari dengan baik hal ini, dan membatasi diri untuk bersikap keras pada
diri sendiri. Berdamai dengan keadaan merupakan langkah terbaik yang bisa
dilakukan saat tidak dapat mencapai tujuan, termasuk dalam hal komunikasi.
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
ada harapan lagi untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan.
1. Menolak/Denial
Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi,
dan menunjukkan reaksi menolak.
2. Marah/Anger
3. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat
menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
4. Kemurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan
mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang
disamping pasien yang sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang
kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini
sangatmembantu apabila kien dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau rencana-
rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu
dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi
pada kondisi penyakit yang kronik.
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien
dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga
dan hidung.
H.ANAK MENANGIS
Hal yang biasanya terjadi pada pertemuan awal antara perawat dengan
pasien anak adalah perawat melakukan pengkajian awal. Seringkali perawat
melakukan komunikasi pada orang tua pasien anak karena anak belum bisa diajak
berkomunikasi dengan baik. Namun, ketika anak dapat diajak berkomunikasi
dengan baik, perawat dapat melakukan pengkajian dan langkah-langkah
selanjutnya pada anak.
Dalam berinteraksi pada anak perawat diharapkan untuk selalu bersikap
terapeutik. Saat bertemu dengan anak maupun ketika akan melakukan intervensi
keperawatan, perawat sebaiknya menyapa pasien anak dengan nama/panggilan
yang disukainya. Perawat juga harus selalu menjelaskan hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan setelah tindakan pengobatan dengan bahasa yang
dimengerti anak. Dalam interaksinya perawat harus bisa menjadi kawan bagi
anak dengan menunjukkan raut muka bersahaja, sikap hangat, mengerti
kebutuhan serta perasaan anak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak cemas dan
takut, sehingga cepat tercapai kesembuhan.
1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar
anak dapat mengerti hal yang dikatakan perawat.
Perawat perlu untuk menjalin hubungan terapeutik yang baik pada anak.
Hubungan terapeutik yang baik antara perawat dan pasien anak dapat
memperlancar pemberian terapi medis. Selain itu, perawat dapat memberikan
pendidikan kesehatan pada anak agar ia dapat mengerti cara meningkatkan
kesehatannya. Dalam komunikasi terapeutik pada anak diperlukan cara dan
teknik tertentu agar tujuan dari komunikasi itu tercapai, yaitu kesembuhan pasien
anak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
https://www.google.com/search?q=PASIEN+PANIK&oq=PASIEN+PANIK&aqs
=chrome..69i57j0i22i30.4405j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://ruangterang.pikiran-rakyat.com/news/pr-102979924/prediksi-efek-
penyebaran-covid-19-hasil-kerumunan-massa-hrs-epidemiolog-akan-terlihat-
dua- pekan?page=2
ogle.com/search?q=komunikasi+pada+pasien+anak+yang+rewel&oq=KOMUNI
KKASI+PADAPASIEN+ANAK+YA&aqs=chrome.1.69i57j33i22i29i30l3.2215
2 j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
pemikiran sendiri