Anda di halaman 1dari 27

Dosen:Dr.Ns.Firman Telaumbanua S.

kep

Ns.Dedi Sudarmei S.kep

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

DI SUSUN

OLEH

KELOMPOK II

Anisa kiki sainafat

Anita martina balay

Asmita Azis

Sekolah tinggi ilmu keperawatan famika Makassar

Tahun ajaran 2020/2021


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Alloh Swt. Karena
berkat taufik dan hidayah-Nya.Selawat serta salam semoga senantiasa
tercurah untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga
dan sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi upaya meneladani
akhlaknya yang mulia
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1
Latar belakang BAB II
PEMBAHASAN
KOMUNIKASI PADA
a.orang panik
b.orang marah
c.orang syok
d.orang berkelahi
e.kerumunan massa
f.menyendiri
g.menjelang
kematian h.anak
mennagis
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar pustaka.
BAB 1

LATAR BELAKANG

Komunikasi merupakan sarana efektif yang sehari-hari kita gunakan untuk


bertukar pikiran, berpendapat, serta mempengaruhi cara pikir orang lain, tak
terkecuali dalam dunia kesehatan. Tenaga kesehatan, misalnya perawat, dokter,
maupun tenaga medis lainnya memerlukan komunikasi yang baik agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai bagi kliennya. Tenaga medis
yang mempunyai waktu berinteraksi paling lama dengan klien adalah perawat.
Kehadiran perawat untuk pasien selain untuk memberikan pelayanan kesehatan
juga memberi kenyamanan bagi pasien. Oleh karena itu, kehadiran perawat dan
interaksinya bisa dikatakan menjadi sebuah ‘obat’ bagi pasien tersebut.

Komunikasi untuk menunjang peran perawat dan pasien dalam konteks


kesehatan dikenal dengan ‘komunikasi terapeutik’.
‘Komunikasi terapeutik’ adalah komunikasi secara sadar yang dilakukan oleh
perawat dan bertujuan untuk kesembuhan pasien. Pada hakikatnya komunikasi
terapeutik bertujuan mempercepat kesembuhan pasien. Perawat harus sadar
bahwa pasien butuh pertolongan untuk mengurangi bahkan menghilangkan
keluhan yang dirasakan.
BAB II

PEMBAHASAN

Komunikasi adalah suatu interaksi antara perawat dan pasien, perawat dan
profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi
manusia terjadi melalui komunikasi verbal dan non verbal, tertulis dan tidak
tertulis, terencana dan tidak terencana. Agar perawat efektif dalam berinteraksi,
mereka harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik. Mereka harus
menyadari kata- kata dan bahasa tubuh yang mereka sampaikan pada orang lain.
Ketika perawat mengemban peran kepemimpinan, mereka harus menjadi efektif,
baik dalam ketrampilan komunikasi verbal maupun komunikasi tertulis
Komunikasi yang
jelas dan tepat penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif, dan
ini adalah tantangan yang unik dalam bidang perawatan kesehatan saat ini.
Banyak tantangan dalam memberikan perawatan untuk pasien, adanya diversitas
budaya dan bahasa juga menjadi tantangan dalam bekerja dengan kolega.
Komunikasi yang jelas mengenai perawatan dan mengenai informasi klien sama
pentingnya, baik dalam bentuk interaksi verbal maupun non verbal Komunikasi
terapeutik sangat dibutuhkan oleh lanjut usia mengingat lanjut usia sangat
sensitif
dan perawat harus menerapkan pola komunikasi terapeutik dengar benar agar
para lanjut usia merasa nyaman atas pelayanan 2 yang diberikan oleh perawat
dan merasa puas dan bahagia tinggal dipanti sosial, karena diperkirakan jumlah
lanjut usia akan naik cukup signifikan baik di negara maju maupun di negara
berkembang hal ini tentu saja merupakan tugas dari perawat untuk
memaksimalkan asuhan keperawatan mulai dari tahap pra interaksi, tahap
orientasi, tahap kerja, dan tahap terminasi, jika perawat tidak melakukan
komunikasi teraupetik dengan baik kepada lanjut usia maka akan tercipta kondisi
yang tidak nyaman terutama bagi lanjut usia.
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan tulisan ataupun
lisan. Bentuk komunikasi ini membutuhkan alat berupa bahasa yang outputnya
berupa ucapan atau tulisan kata-kata. Komunikasi verbal efektif selama orang
yang berinteraksi mengerti bahasa yang digunakan

.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa
secara langsung. Hal seperti lambaian tangan untuk menyatakan selamat tinggal
adalah contoh yang paling sederhana. Komunikasi tidak memiliki struktur yang
standar seperti bahasa, tapi dengan interpretasi dan logika, orang dapat mengerti
maksud orang lain tanpanya
A. KOMUNIKASI PADA ORANG PANIK

Gangguan Panik

Gangguan panik adalah kondisi yang tergolong ke dalam gangguan kecemasan


yang ditandai dengan terjadinya serangan panik secara tiba-tiba, kapan dan di
mana saja, serta dialami berulang-ulang. Pada kondisi normal, tiap orang dapat
mengalami kecemasan pada waktu tertentu sebagai bentuk respons alami tubuh
dalam menghadapi stres atau situasi yang mengancam jiwa. Namun, pada
penderita gangguan panik, perasaan cemas, panik, dan stres terjadi secara tidak
terduga, tanpa mengenal waktu atau situasi yang sedang terjadi di lingkungan
sekitar, berulang-ulang, bahkan sering kali tanpa adanya hal yang
membahayakan atau perlu ditakuti.

Gangguan panik lebih sering dialami oleh kaum wanita, dibandingkan laki-
laki. Gangguan ini umumnya berkembang saat usia seseorang beranjak
dewasa, dan dalam banyak kasus dipicu oleh stres.

Gangguan panik bisa disembuhkan melalui psikoterapi yang dilakukan secara


bertahap untuk memberikan pemahaman dan cara berpikir kepada pasien dalam
mengatasi gangguan panik, sebelum gejala-gejalanya mulai dirasakan. Selain
psikoterapi, penanganan melalui obat juga dilakukan untuk mengatasi
gangguan panik.

Penyebab Gangguan Panik

Dalam beberapa kasus, gangguan panik dicurigai diturunkan secara genetik.


Akan tetapi, belum ada penelitian yang mampu membuktikan kenapa gangguan
ini bisa diturunkan pada salah satu atau beberapa anggota keluarga saja, tetapi
tidak pada anggota keluarga yang lainnya.

Penelitian menemukan bahwa terdapat bagian otak tertentu dan proses biologi
yang memegang peranan kunci dalam mengatur perasaan takut dan
kecemasan. Beberapa ahli menilai, penderita gangguan panik memiliki
kekeliruan dalam
menginterpretasikan gerakan atau sensasi tubuh yang sebenarnya tidak
membahayakan, namun dianggap sebagai suatu ancaman. Selain itu, faktor
dari luar seperti faktor lingkungan juga dianggap menjadi pemicu gangguan
panik.

Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu gangguan panik:

Stres merupakan pemicu paling utama.


Riwayat kesehatan keluarga.
Kejadian traumatis yang pernah dialami, seperti kecelakaan atau
sakit keras.
Perubahan drastis dalam hidup, seperti bercerai atau memiliki anak.
Mengonsumsi kafein dan nikotin yang terlalu berlebihan.
Riwayat mengalami kekerasan fisik atau seksual.

Gejala Gangguan Panik

Gejala-gejala gangguan panik, biasanya berkembang pada usia remaja menuju


ke dewasa. Tanda-tanda yang akan dirasakan ketika mengalami gangguan panik
adalah mengalami lebih dari tiga kali serangan panik dan selalu merasa takut
karena serangan panik yang terus terjadi.

Rasa takut yang diciptakan pada penderita serangan panik adalah takut yang
sangat mencekam dan menakutkan, serta bisa terjadi pada waktu atau lokasi
yang acak (kapan dan di mana saja).

Dalam satu kali serangan panik, gejala-gejala yang terjadi dapat bertahan selama
10-20 menit. Pada kasus yang jarang terjadi, gejala-gejala panik bisa muncul
lebih dari satu jam. Gejala-gejala yang ditimbulkan juga umumnya bisa
bervariasi dan berbeda-beda antara penderita gangguan panik yang satu dengan
lainnya.

Gejala-gejala lain yang berhubungan dengan serangan panik adalah:

Pusing
Vertigo.
Mual.
Sesak napas.
Merasa seperti tercekik.
Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki.
Nyeri dada.
Berkeringat
Menggigil.
Gemetar.
Kejang.
Mulut kering.
Jantung berdebar.
Perubahan kondisi mental, seperti merasakan bahwa seluruhnya
tidak nyata atau depersonalisasi.
Rasa takut akan kematian.

Diagnosis Gangguan Panik

Diagnosis gangguan panik, seperti yang tertulis di dalam Buku Manual


Diagnosis dan Statistik dari Gangguan Mental (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder/DSM-5), penting untuk mengenyampingkan
penyebab lain atau kondisi- kondisi yang mirip dengan gangguan panik. Menurut
DSM-5, dalam mendiagnosis gangguan panik, terdapat beberapa poin penting
yang berupa:

Gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang cukup


sering terjadi.
Gangguan panik dengan serangan panik yang bukan disebabkan
efek pemakaian obat-obatan ataupun karena penyakit.
Gangguan panik tidak berhubungan dengan dengan gangguan
mental lainnya, seperti fobia tertentu seperti fobia sosial, gangguan
kecemasan, post-traumatic stress disorder, hingga gangguan obsesif
kompulsif.
Untuk diagnosis awal, dokter akan memastikan apakah pasien menderita
gangguan hormon tiroid atau penyakit jantung dari gejala-gejala yang timbul
saat serangan panik. Untuk membantu menegakkan diagnosis gangguan panik,
dokter akan melakukan pemeriksaan berupa:

Pengisian kuesioner atau diskusi mengenai riwayat


penyalahgunaan minuman beralkohol atau zat-zat lainnya
Evaluasi status mental mengenai gejala-gejala gangguan panik yang
sedang dialami, kecemasan, ketakutan, stres, masalah pribadi,
kondisi yang sedang menimpa, serta riwayat kesehatan.
Pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
Tes darah untuk mengecek fungsi tiroid dan pemeriksaan rekam jantung
(elektrokardiografi).

Pengobatan Gangguan Panik

Metode-metode pengobatan gangguan panik dilakukan untuk mengurangi


frekuensi dan intensitas terjadinya serangan panik, serta memperbaiki kualitas
hidup. Dua metode pengobatan utama untuk mengatasi gangguan panik adalah
psikoterapi dan pemberian obat. Metode pengobatan yang digunakan akan
disesuaikan dengan kesehatan pasien secara keseluruhan dan tingkat
keparahan gangguan panik yang sedang dialami.

Psikoterapi
Psikoterapi dipercaya sebagai metode pengobatan utama gangguan panik yang
efektif. Dalam psikoterapi, dokter akan memberikan pemahaman dan
perubahan cara pikir kepada pasien agar bisa menghadapi situasi panik yang
sedang dihadapi. Salah bentuk psikoterapi adalah terapi kognit if perilaku
(cognitive behavioral therapy) yang akan memberikan pemahaman dan cara
berpikir dalam menghadapi panik sebagai suatu situasi yang tidak
membahayakan jiwa. Pada tahap ini, dokter akan menciptakan kondisi secara
bertahap yang akan memicu timbulnya gejala-gejala dari gangguan panik.
Namun kondisi tersebut akan
dilakukan dengan memperhatikan keamanan pasien. Terapi tersebut diharapkan
akan membentuk kebiasaan serta perilaku pasien yang tidak lagi merasa
terancam. Selain itu, psikoterapi juga akan berhasil meningkatkan kepercayaan
diri pasien dalam menghilangkan perasaan takut, bila serangan panik yang terjadi
sebelumnya telah mampu ditangani.
Psikoterapi memang membutuhkan waktu dan usaha dari pasien, akan tetapi
terapi ini akan membawa pasien pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Hasil psikoterapi, yakni berubahnya cara berpikir dan tindakan yang akan
dilakukan oleh pasien dalam mengatasi serangan, bisa dirasakan dalam
beberapa minggu hingga beberapa bulan. Oleh sebab itu, pasien akan
disarankan untuk melakukan psikoterapi secara rutin demi memastikan gejala-
gejala gangguan panik bisa ditangani dan mencegahnya kambuh.
Obat-obatan
Obat ant iansietas bisa digunakan untuk mengurangi gejala-gejala yang
berkaitan dengan gangguan panik, seperti serangan panik dan depresi. Dokter
bisa meresepkan satu jenis obat, lalu menggantinya, atau memberikan
kombinasi obat untuk meningkatkan efektivitas obat. Pada ibu hamil, menyusui,
atau sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya diskusikan kepada dokter
terlebih dahulu mengenai manfaat dan risikonya. Beberapa jenis obat yang bisa
digunakan untuk mengatasi gangguan panik adalah:
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI),
seperti fluoxetine atau sertraline. Obat antidepresan ini tergolong cukup aman
dan risiko rendah terjadinya efek samping. Jenis obat ini akan direkomendasikan
sebagai pengobatan pertama untuk meredakan serangan panik.
Benzodiazepine, seperti alprazolam atau clonazepam. Obat penenang (sedatif)
ini bekerja dengan menekan aktivitas di sistem saraf pusat. Obat ini hanya
dikonsumsi untuk jangka waktu pendek, karena dapat menimbulkan
ketergantungan obat, dan gangguan fisik atau mental. Jika ingin mengosumsi
obat ini, hindari mengonsumsi minuman beralkohol. Beri tahu dokter jika sedang
menggunakan obat lainnya, termasuk suplemen dan produk herba, untuk
menghindari timbulnya interaksi yang tidak diinginkan.
Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI), seperti venlafaxine.
Ini merupakan obat antidepresan yang bisa dijadikan pilihan lain oleh dokter
untuk meredakah gejala-gejala serangan panik.

Komplikasi Gangguan Panik

Pada gangguan panik yang tidak tertangani dengan baik, akan membuat
kondisi penderita makin memburuk dan menimbulkan sejumlah masalah lain,
seperti depresi, kecanduan alkoho l atau penyalahgunaan NAPZA, menjadi
antisosial, serta timbul masalah di sekolah atau tempat kerja, hingga masalah
keuangan.

Pencegahan Gangguan Panik

Belum ada cara yang secara signifikan dapat mencegah terjadinya


gangguan panik. Akan tetapi, ada beberapa tindakan yang bisa kita lakukan
untuk mengurangi gejala-gejala yang terjadi. Di antaranya adalah:

Hindari jenis-jenis makanan atau minuman manis, mengandung


kafein, atau beralkohol.
Berhent i merokok dan tidak menyalahgunakan NAPZA.
Melakukan aktivitas menyehatkan, seperti berolahraga.
Mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat.
Latihan manajemen stres dan teknik relaksasi, misalnya dengan
melakukan teknik pernapasan dalam dan panjang, yoga, atau
melemaskan otot-otot.
Bergabung bersama komunitas yang memiliki permasalahan yang sama.
Hal ini untuk menciptakan kesadaran, pemahaman, hingga
membiasakan diri untuk menangani kepanikan.
B.KOMUNIKASI PAS ORANG MARAH

Ruang
konsultasi
merupakan
ruangan yang
penuh dengan cerita menarik, khususnya dari pasien.
Ketika pasien tidak bisa mengontrol emosi, dokter dan perawat terkadang
perlu mengatasinya dengan komunikasi terapeutik. Berikut beberapa tips
bagaimana Anda bisa menangani pasien atau anggota keluarga
pasien yang marah:

1.
Mempersiapkan
diri

Ketika
menghadapi
orang sakit,
Anda mungkin
akan menemukan berbagai reaksi emosi. Sesaat setelah
mulai bekerja, Anda perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi
ketidaknyamanan yang mungkin muncul. Anda juga perlu mengidentifikasi
kapan sesuatu akan berubah menjadi buruk, mengikuti bahasa
tubuh pasien.

2. Tunjukkan
empati

Ketika ada
pasien marah,
cara terbaik
menghadapinya
adalah
mendengarkan
dan
menunjukkan empati daripada ikut berdebat dan berargumen. Sulit
mengetahui akar penyebab kemarahan, bisa jadi karena mereka sedang kesakitan,
ketakutan, atau hal lain. Dokter perlu tetap sabar dan mendengarkan keluhan
pasien mereka, meskipun kadang tidak masuk akal. Agar bisa melakukannya,
cobalah posisikan diri Anda di posisi mereka dan rasakan sakit yang mereka
rasakan. Anda mungkin tidak perlu menghiraukan ketika mereka mengeluarkan
kata-kata kasar ke diri
Anda.

3. Hati-hati
dalam berbicara

Kata-kata dokter
bisa dijadikan
alat oleh pasien.
Dalam situasi
marah, dokter
perlu berhati-hati saat berbicara, sehingga tidak memperparah situasi. Kata-
kata memiliki kekuatan, jadi daripada memperpanas kemarahan, Anda
mungkin bisa membiarkan pasien Anda mencurahkan dan menyampaikan
perasaan mereka. Dengan cara bicara yang benar, Anda mungkin bisa
menemukan alasan frustasi
dan kemarahan
mereka,
darimana itu berasal dan menyelesaikan akar
permasalahanny a.

4. Jangan
menghiraukan
perasaan mereka

Tidak ada pasien


marah yang suka
dihiraukan oleh
dokter atau
perawat. Tenaga
kesehatan justru perlu memberi perhatian khusus ke pasien ini. Cara Anda
menunjukkan respek akan menunjukkan kepedulian Anda terhadap situasi
yang sedang mereka hadapi. Ini juga bisa dianggap sebagai perlindungan diri,
untuk
mencegah keluhan atau komentar negatif di media sosial.

5. Hiburlah
mereka

Jika Anda telah


berusaha
meredakan
amarah pasien
dan tidak
berhasil, biarkan
saja pasien marah. Tidak ada orang yang sempurna, dan jika pasien ingin marah,
biarkan mereka sedikit marah, karena Anda tahu Anda telah memberi yang
terbaik dan Anda tahu tidak Ada lagi yang bisa Anda lakukan. Ingatlah untuk
tetap tenang dan berusaha menghibur mereka, dan sampaikan bahwa Anda
memahami
perasaan mereka. Biarkan keberuntungan, pelampiasan, dan waktu - akan
menyelesaikann ya. MIMS

C.KOMUNIKA SI PADA ORANG


SYOK
a.pengertian

Shock merupakan sindrom klinis dengan karakteristik ketidakseimbangan


sistemik antara suplay/demand oksigen Inadekuat aliran darah jaringan
perifer
Disfungsi seluler Hipotensi Oliguri

b.cara komunikasi pada pasien syok

Pastikan jalan nafas adekuat,

berikan bantuan nafas

Kaji penyebab perdarahan


Kaji manifestasi shock; TD sistolik/diastolik menurun, pols
cepat/lemah, respirasi cepat, kulit dingin/cepat, haus, kelelahan,
perubahan tingkat kesadaran

Pertahankan posisi klien dengan bahu dan kepala elevasi ( jika tidak
ada trauma kepala)

Selimuti klien dan pertahankan kehangatan

Gunakan sentuhan dan komunikasi verbal Beri medikasi segera


sesuai keperluan

c. Terapi cairan pada shock

Tindakan efektif pada klien shock hipovolemik adalah cairan


intravena atau darah

Cairan diberikan juga pada shock septik dan shock neurogenik

Pada klien dengan shock kardiogenik dapat diberikan/restriksi


tergantung tekanan arteri pulmonal

Darah/produk darah meningkatkan oksigenasi

Larutan crystalloid dan kolloid diberikan untuk meningkatkan


volume darah dan perfusi jaringan

Larutan crystalloid meningkatkan volume intravaskuler dan intertitial

Larutan crystalloid; isotonis ( normal saline 0,9%, Ringer laktat), hipotonis


(normal saline 0,45%, D5W)
D.KOMUNIKASI PADA PASIEN BERKELAHI

Berkelahi adalah wujud ketidakharmonisan.

Perkelahian muncul karena ketidakmampuan yang terlibat dalam menyelesaikan


konflik. Namun, hal ini juga dapat terjadi karena hukum tidak
berlaku sebagaimana mestinya.

Ada kalanya pertengkaran itu terjadi pada pasien, lalu bagaimana cara
menghadapi dan mengatasi hal ini? Tentu dirimu sebagai seorang perawat
tidak boleh memihak ,Ini yang bisa perawat lakukan untuk menyelamatkan
pasien.

1. Jangan memihak

Pastikan dirimu tidak memihak salah satunya. Jadilah pihak yang netral, yang
berada di tengah dan mencari jalan tengah agar keduanya bisa berbaikan dan
menyelesaikan masalah dengan fair. Seperti diungkapkan psikolog Marie
Land dalam Huffington Post, jangan biarkan salah satu dari mereka
membuatmu memihak, sebaliknya, jadilah mediator mereka.

2. Dengarkan argumen dari kedua belah pihak

Karena dirimu menjadi pihak di tengah, ada baiknya mendengar pendapat dari
keduanya, seperti apa duduk perkaranya dan analisis hal ini dengan bijak. Jangan
membumbui permasalahan hingga menjadi tambah runyam. Bahkan jika
memang dirimu ingin memihak salah satunya, tahan dirimu.

E.KERUMUNAN MASSA

Kerumunan

Kerumunan dapat diartikan individu-individu yang bergabung atau


menghimpunkan diri untuk mengerubungi sesuatu. Kerumunan lebih mudah
dihasut dan digerakkan daripada massa dan publik. Objek yang menjadi
perhatian kerumunan adalah kejadian yang sedang terjadi saat itu. Dalam
menyikapi
kejadian tersebut, kerumunan seringkali menggunakan cara-cara yang
emosional dan diluar rasional. Sulit dilakukan kontrol

Massa

Massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi.


Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal,
berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan tidak
individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah, tidak dapat bergerak
dengan terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya sendiri melainkan terdapat
"dalang" di belakangnya yang berfungsi memanipulasi mereka. Ini berbeda
pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam komunikasi
lebih merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut audience.

Ciri-ciri kerumunan , sebagai berikut:

Di dalam kerumunan setiap orang tidak saling mengenal satu


dengan lainnya.
Memiliki sifat kontak fisik saja tidak terdapat kontak batin.
Adanya sesuatu yang menjadi pusat perhatian khalayak umum.
Terjadi secara tidak sengaja atau kebetulan saja.

F.MENYENDIRI

trovert /menyendiri adalah tipe orang yang tidak begitu aktif di berbagai forum
dan komunitas. Namun bukan berarti mereka tidak bisa berkontribusi dan
berkomunikasi dengan baik. Pada umumnya, seseorang yang introvert lebih
suka mempelajari dan menyimpan informasi terlebih dulu. Mereka hanya
mengutarakannya jika hal tersebut dibutuhkan saja. Berikut ini adalah beberapa
tips yang tepat agar introvert bisa menjalin ko munikasi yang efekt if:
Kenali Diri Sendiri
Jika komunikasi dan berbagai hal lain tidak sesuai keinginan, jangan terlalu
dipikirkan sehingga memicu stres dan tekanan buat si introvert. Kamu harus
menyadari dengan baik hal ini, dan membatasi diri untuk bersikap keras pada
diri sendiri. Berdamai dengan keadaan merupakan langkah terbaik yang bisa
dilakukan saat tidak dapat mencapai tujuan, termasuk dalam hal komunikasi.

Komunikasi dengan Singkat, Padat, Jelas


Introvert memiliki ketakutan tersendiri ketika berpendapat atau bahkan sekedar
berkomunikasi di depan forum. Hal ini tentu akan sangat merugikan, terutama
untuk momen-momen penting dalam karier. Menghilangkan rasa khawatir dan
mencoba untuk menyampaikan ide merupakan langkah baik yang bisa dilakukan.
Jika sulit, mulailah dengan komunikasi yang singkat, padat, namun tetap jelas
dan mudah diterima orang lain.
Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Bersama orang lain kerap terasa kurang nyaman dan membuat introvert merasa
tidak 100% menjadi diri sendiri. Padahal itu dibutuhkan. Untuk menjadi lebih
baik lagi, introvert perlu memiliki waktu khusus untuk menyendiri, di mana
mereka bisa diam dengan nyaman dan memikirkan berbagai hal penting di
dalam hidup mereka, termasuk belajar membangun komunikasi dengan orang
lain.
Kuasai Materi, Mulai Bangun Komunikasi di Forum Rapat
Berbagai pertemuan atau rapat sering menjadi tantangan bagi introvert yang
tidak suka keramaian. Namun hal ini bukan lagi masalah, jika sejak
awal introvert sudah mempersiapkan diri dan menguasai materi rapat
dengan baik. Jika materi dan ide sudah di kepala, maka introvert bisa
menghadapi pertemuan dengan penuh percaya diri dan lebih siap untuk
komunikasi yang efektif.
G.MENEJELANG KEMATIAN

a.Pengertian Terminal\menjelang kematian


Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual
bagi individu (Carpenito, 1995).

Kondisi Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
ada harapan lagi untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu
penyakit atau suatu kecelakaan.

Kondisi Terminal adalah fase akhir kehidupan menjelang kematian yang


dapat berlangsung singkat atau panjang.

b.Tahap-tahap Menjelang Ajal

menggambarkan atau membagi tahap-tahap menjelang ajal (dying) dalam 5


tahap, yaitu:

1. Menolak/Denial

Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi,
dan menunjukkan reaksi menolak.

2. Marah/Anger

Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan segala


hal yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya

3. Menawar/bargaining

Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat
menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.

4. Kemurungan/Depresi

Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan
mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang
disamping pasien yang sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.

5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang
kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini
sangatmembantu apabila kien dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau rencana-
rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu
dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat.

c. Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian

Ada 4 tipe dari perjalanan proses kematian, yaitu:

1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya


perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.

2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi
pada kondisi penyakit yang kronik.

3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti,


biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.

4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien
dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.

c.Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian

1. Kehilangan Tonus Otot, ditandai:

a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.

b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek menelan.

c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah,


perut kembung.

d. Penurunan control spinkter urinari dan

rectal. e. Gerakan tubuh yang terbatas.

2. Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai:


a. Kemunduran dalam sensasi.

b.Cyanosis pada daerah ekstermitas.

c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga
dan hidung.

3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda

vital a. Nadi lambat dan lemah.

b.Tekanan darah turun.

c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur

H.ANAK MENANGIS

Anak ialah pribadi yang unik. Untuk itu diperlukan pendekatan


khusus oleh perawat pada pasien anak untuk memberi pengertian dan mengubah
perilakunya yang cenderung manja dan rewel. Ketika dirawat di rumah
sakit terkadang anak merasakan stress karena adanya perubahan status kesehatan,
prosedur perawatan yang harus dijalani, perubahan lingkungan, serta keterbatasan
mekanisme koping.

Umumnya ketika anak sedang sakit orang tua sering mengalami


kepanikan. Dalam hal ini perawat harus meyakinkan dan memberi
pengarahan pada orang tua pasien anak. Perawat mendorong orang tua pasien
untuk bercerita dan membuat suasana menjadi terasa nyaman terlebih dulu.
Selanjutnya pembicaraan baru masuk pada pertanyaan inti secara perlahan.

Hal yang biasanya terjadi pada pertemuan awal antara perawat dengan
pasien anak adalah perawat melakukan pengkajian awal. Seringkali perawat
melakukan komunikasi pada orang tua pasien anak karena anak belum bisa diajak
berkomunikasi dengan baik. Namun, ketika anak dapat diajak berkomunikasi
dengan baik, perawat dapat melakukan pengkajian dan langkah-langkah
selanjutnya pada anak.
Dalam berinteraksi pada anak perawat diharapkan untuk selalu bersikap
terapeutik. Saat bertemu dengan anak maupun ketika akan melakukan intervensi
keperawatan, perawat sebaiknya menyapa pasien anak dengan nama/panggilan
yang disukainya. Perawat juga harus selalu menjelaskan hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan setelah tindakan pengobatan dengan bahasa yang
dimengerti anak. Dalam interaksinya perawat harus bisa menjadi kawan bagi
anak dengan menunjukkan raut muka bersahaja, sikap hangat, mengerti
kebutuhan serta perasaan anak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak cemas dan
takut, sehingga cepat tercapai kesembuhan.

Komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat dalam memberikan


asuhan keperawatan pada anak berbeda dengan orang dewasa. Diperlukan
cara yang berbeda dalam menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien anak.
Cara-cara tersebut di antaranya adalah:

1. Perawat berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat agar
anak dapat mengerti hal yang dikatakan perawat.

2. Perawat sebaiknya membuat jadwal yang tidak monoton antara terapi


medis dengan hal yang disukai anak (misal: bermain).

3. Perawat diharapkan untuk memperhatikan posisi badan ketika


berinteraksi dengan pasien anak agar anak merasa nyaman.

4. Dalam melakukan kontak mata sebaiknya perawat dapat


mengaturnya. Ketika mendapat respon kurang baik maka perawat harus
mengurangi kontak mata, dan saat anak sudah bisa mengontrol perilakunya
perawat kembali melakukan kontak mata pada anak.

5. Ketika berkomunikasi dengan anak diperlukan untuk melakukan


sentuhan agar anak merasa nyaman dan dekat dengan perawat, namun perlu
diingat bahwa perawat harus meminta izin terlebih dulu.
Saat berkomunikasi terapeutik dengan anak, secara verbal perawat dapat
menggunakan teknik bercerita dengan bahasa anak supaya ia tertarik untuk
mendengarkan dan perasaan tertekannya dapat terkurangi. Dengan teknik
bercerita perawat dapat mengetahui perasaan anak. Selain menggunakan teknik
bercerita, perawat dapat menggunakan cara bermain game tiga permintaan. Game
ini sangat disukai oleh anak, oleh karenanya dengan game tersebut perawat dapat
mengarahkan anak untuk masuk dalam percakapan.

Komunikasi terapeutik pada anak tak hanya dilakukan secara verbal,


namun juga dilakukan komunikasi terapeutik secara non verbal. Untuk
berkomunikasi secara non verbal perawat dapat menggunakan teknik
menulis. Dengan cara menuis perawat bisa melakukan pendekatan pada anak.
Tak hanya itu, perawat pun bisa menggunakan teknik menggambar. Menggambar
merupakan salah satu cara yang dilakukan anak untuk mengekspresikan
perasaannya dan mengungkapkan tentang dirinya dengan bebas. Selain itu ada
teknik lain, yaitu dengan bermain. Teknik bermain saya rasa merupakan cara
terefektif bagi perawat untuk berinteraksi dengan pasien anak karena dunia anak
adalah bermain.

Perawat perlu untuk menjalin hubungan terapeutik yang baik pada anak.
Hubungan terapeutik yang baik antara perawat dan pasien anak dapat
memperlancar pemberian terapi medis. Selain itu, perawat dapat memberikan
pendidikan kesehatan pada anak agar ia dapat mengerti cara meningkatkan
kesehatannya. Dalam komunikasi terapeutik pada anak diperlukan cara dan
teknik tertentu agar tujuan dari komunikasi itu tercapai, yaitu kesembuhan pasien
anak.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ilmu keperawatan telah berkembang pesat di beberapa negara.. Kondisi


masyarakat masih belum memahami bahkan menerima bahwa keperawatan
ternyata memiliki area yang luas di bidangnya, tidak terbatas pada praktik klinik
(kuratif). Salah satu area disiplin ilmu keperawatan yang masih belum
populer yaitu perawat informatik.
Perawat informatik adalah salah satu area spesialisasi dari ilmu
keperawatan yang berkembang dan mulai dikembangkan di Indonesia.
Keperawatan informatika bermanfaat untuk menunjang tugas perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan baik di area klinik maupun non-klinik.
Saat ini posisi manajemen keperawatan informatik masih banyak diambil
alih oleh ahli dari disiplin ilmu lain. Kenapa hal ini dapat terjadi? Inilah
tantangan untuk para perawat kenapa keadaan di negara-negara berkembang,
sangat berbeda dengan keadaan perkembangan keperawatan informatik di luar
negri misal USA, Australia, Canada, Jepang, dan beberapa negara maju lainnya.
Daftar pustaka

https://www.google.com/search?q=PASIEN+PANIK&oq=PASIEN+PANIK&aqs
=chrome..69i57j0i22i30.4405j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

http://chaerunnisat ia.blogspot.com/2016/11/prinsip -dan-teknik-


ko munikasi- dalam.html?m=1

https://ruangterang.pikiran-rakyat.com/news/pr-102979924/prediksi-efek-
penyebaran-covid-19-hasil-kerumunan-massa-hrs-epidemiolog-akan-terlihat-
dua- pekan?page=2

ogle.com/search?q=komunikasi+pada+pasien+anak+yang+rewel&oq=KOMUNI
KKASI+PADAPASIEN+ANAK+YA&aqs=chrome.1.69i57j33i22i29i30l3.2215
2 j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

pemikiran sendiri

Anda mungkin juga menyukai