Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ADMINISTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN

PROSES DAN TEKNIK SUPERVISI

Oleh :

Kelompok 12
1. Wenny Kurnia (17029188)
2. Sherly Veronica (17031039)
3. Nurul Azizah (17031067)
4. Nurhayati Rizki AP (17329034)
5. Ilham Nurdin (17052136)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki
serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuang dalam
peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang
kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang
supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas
dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan
supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam
kehidupan masyuarakat. Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat
melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan,
menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak,
melainkan memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungandengan
usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik
material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan
oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh
kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat
melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja proses dari supervise pendidikan ?
2. Apa saja teknik yang digunakan dalam supervise pendidikan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja proses dari supervise pendidikan
2. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam supervise pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Supervisi
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi supervisi pendidikan dapat
diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah
supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi.
Menurut Rifai (1982), supervisi merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan
yang teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama lain dan diarahkan kepada suatu
tujuan. Secara garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat dibagi atas empat, yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan tindak lanjut.
Adapun proses dari supervisi pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan supervisi
dapat terarah. Mengingat perencanaan merupakan pedoman dan arah dalam
pelaksanaan, maka ada beberapa hal yang harus dicantumkan dalam perencanaan
supervisi, yaitu :
 Tujuan supervisi
 Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan
 Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan
 Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan-kegaitan yang akan
dilakukan
 Waktu pelaksanaan
 Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksaannya serta cara memperoleh hal-hal
tersebut.
Tahapan perencanaan terdiri dari :
a. Tahap penyusunan
 Penyusunan Program Tahunan
Penyusunan program tahunan adalah bersifat penugasan yang diberikan
kepada pengawas sekolah yang bersangkutan sesuai dengan kewenangannya
oleh koordinator pengawas sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
kegiatan penyusunan program tahunan adalah:
1) Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan kebijakan bidang
pendidikan
Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya adalah mendata atau
menandai keberhasilan dan ketidakberhasilan program pengawas
sebelumnya. Keberhasilan akan dintandai dengan pencapaian tujuan atau
terpenuhinya kriteria keberhasilan yang ditetapkan di dalam program.
Keberhasilan dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu didukung oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor pendukung itu juga dicatat atau diidentifikasi.
Keberhasilan pelaksaan program dengan faktor pendukungnya itu menjadi
modal untuk mengembangkan program tahun ini.
Faktor-faktor yang berpengaruh (yang mendukung keberhasilan dan
ketidakberhasilan) terhadap pelaksanan program kepengawasan tersebut
biasanya meliputi: (a) sumberdaya pendidikan seperti sarana/ prasarana,
manusia, dana, dan lingkungan; (b) program sekolah seperti program kepala
sekolah, program tatausaha, program kurikuler, dan program
ekstrakurikuler; (c) proses pembelajaran yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian; dan (d) hasil belajar seperti hasil ulangan harian,
hasil ulangan umum, hasil ujian akhir sekolah dan hasil ujian akhir nasional,
dan hasil kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler.
2) Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan sebelumnya
Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu meliputi
beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain: (a) mengelompokkan
masalah berdasarkan ruang lingkupnya; (b) menganalisis (menguraikan)
masalah menjadi lebih rinci;  (c) menempatkan atau mencari faktor
penyebab setiap masalah yang dianalisis; (d) mencari alternatif saran atau
pemecahan masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan format
tertentu.  Kriteria untuk pengolahan dan analisis ini adalah ketepatan
metodologi dan kelengkapan seluruh komponen yang diolah dan dianalisis.
3) Merumuskan Rancangan Program Tahunan    
Rancangan program tahunan pengawasan sekolah disusun dengan isi
(komponen atau unsur-unsur)  yang lengkap. Rancangan ini disusun dengan
sistematika yang logis dan dapat diukur keberhasilan dan
ketidakberhasilannya. Dengan demikian, untuk penganalisisan dalam rangka
penyususnan program tahun berikut akan dapat dilaksanakan dengan
mudah. Kriteria yang digunakan untuk penyusunan rancangan ini adalah
kelengkapan komponen atau isi dan ketepatan perumsuannya.
4) Mengkoordinasikan Rancangan Program
Rancangan program tahunan ini perlu dikoordinasikan dengan atasan
pengawas seperti Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Pengkoordinasian ini diperlukan untuk mendapat masukan dan dukungan
dari atasan. Dengan dukungan dan masukan itu, program akan mendapat
legalisasi secara administratif.
5) Memantapkan dan Menyempurnakan Rancangan Program
Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program tahunan
adalah pekerjaan yang terakhir dalam menyusun program tahunan
kepengawasan. Kegiatan pada tahap ini adalah merevisi program. Hal-hal
yang perlu diperbaiki, ditambah, dkurangi, dan disempurnakan akan
berlangsung pada fase ini. Semua masukan, terutama yang datang dari
atasan dijadikan bahan untuk merevisi program. Masukan atau informasi
dari satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran pengawasan, ditampung
dan diakomodasi pada fase ini. Selain itu, berbagai kemungkinan seperti
perkembangan baru, informasi baru, teknologi, dan sejenisnya yang juga
pantas dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki program. Artinya, fase
ini adalah fase final dalam penyusunan program tahunan sehingga program
itu benar-benar bedaya guna dan berhasil guna.
 Penyusunan program semesteran
Program semester pengawasan sekolah disusun oleh masing-masing
pengawas sekolah. Program ini berisi pengawasan seluruh sekolah yang menjadi
tanggung jawabnya. Langkah-langkah penyusunannya adalah seperti berikut ini.
1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi masalah
dari sekolah binaan.  
2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan dengan hasil
penjabaran program tahunan. Pengolahannya meliputi pengelompokan
masalah ke dalam kelompok yang sama di setiap sekolah. Kemudian juga
dikelompokkan sesuai dengan skala prioritas. Dengan demikian akan
diperoleh masalah sejenis dan masalah yang mendesak untuk dimasukkan
ke dalam program semesteran.
3) Mempelajari visi dan misi sekolah binaan yang menjadi tanggung jawab
pengawas. Setiap sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan yang berbeda.
Oleh karena itu pemahaman yang mendalam terhadap visi, misi, dan tujuan
setiap sekolah sangatlah diperlukan. Dengan adanya variasi visi, misi, dan
tujuan sekolah yang menjadi binaan pengawas, maka program semester
disusun secara spesifik setiap sekolah.
4) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria antara lain:
a. Disusun berdasarkan ketentuan yang ada
b. Sekurang-kurangnya berisi identitas sekolah yang akan dikunjungi :
nama pengawas, waktu atau jadwal kunjungan; visi dan misi sekolah;
identifikasi masalah
c. Deskripsi kegiatan yang terdiri dari tujuan, sasaran, indikator
keberhasilan
5) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kepada koordinator pengawas
sehingga mendapat masukan dan dukungan. Bedasarkan masukan itu
dilakukan revisi program semester sehingga menjadi program semester yang
mantap dan siap untuk dilaksanakan.
b. Tahap Persiapan
 Format/instrumen supervisi
 Materi pembinaan/supervisi
 Buku catatan
 data supervisi/pembinaan sebelumnya
2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
Pelaksanaan supervisi diawali dengan pengumpulan data untuk menemukan
berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang dikumpulkan adalah
mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar
b. Penilaian
Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian ini dilakukan
terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta faktor-faktor penunjang dan
penghambat dalam proses belajar mengajar.
c. Deteksi kelemahan
Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan guru dalam
mengajar. Dalam rangka mendeteksi kelemahan, supervisor memperhatikan
beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas guru yaitu : penampilan
guru di depan kelas, penguasan materi, penggunaan metode, hubungan antar
personil dan administrasi kelas.
d. Memperbaiki kelemahan
Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka pada tahap ini
dilakukan perbaikan atau peningkatan kemampuan.
e. Bimbingan dan pengembangan
Supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa yang
diperolehnya dapat diterapkan / diaplikasikan dalam proses belajar mengajar yang
dilakukannya
3. Evaluasi
Pada akhir proses supervisi dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tujuan yang sudah dicapai, hal-hal yang sudah dilakukan dan hal yang
belum dilaksanakan. Evaluasi supervisi dilakukan untuk semua aspek, meliputi evaluasi
hasil, proses dan pelaksanaan. Teknik evaluasi yang dilakukan : wawancara, angket,
observasi penampilan dan tingkah laku guru, kunjungan kelas, dan memperhatikan
reaksi dan pendapat pihak ketiga seperti sesama guru, pegawai, dan orang tua.
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan proses
pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang
disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang
menjadi sasaran kepengawasannya. Ada tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan
terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan penghargaan
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang bersifat
mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3)  Guru diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya. Penguatan adalah
bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk pengakuan atas kompetensi yang
dicapainya. Pengakuan seperti ini diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai
motivasi atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan
profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan hampir tidak
diterima oleh pendidik. Penghargaan bagi pendidik yang telah memenuhi standar perlu
diberikan. Hal itu akan membedakan antara pendidik yang berkompetensi standar
dengan yang belum standar. Bnetuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi
pada satuan pendidikan bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas sekolah yang menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir tidak
diperoleh guru selama ini. Oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007
tentang Standar Proses, hal ini sangat ditekankan.
Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau tertulis. Idealnya, untuk
memenuhi persyaratan administratif, teguran syogiyanya disampaikan secara tertulis.
Hal itu akan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi.  Jika teguran
itu behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik bagi yang
menegur maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil memotivasi agar
pendidik berupaya mencapai standar dalam kerjanya,  tentu dapat dilanjutkan dengan
teguran berikutnya. Intinya, teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang
diharapkan dapat menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa dilecehkan
atau tidak merasa tersinggung.
Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi itu bukan hanya
bermakna bagi pendidik, tetapi juga bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas
untuk meningkatkan kinerjanya.

B. Teknik Supervisi
1. Individu
Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216), teknik individu adalah
teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi – pribadi guru
guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik – teknik individual dalam
pelaksanaan supervisi antara lain:
a. Teknik Kunjungan kelas. 
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan
supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk
membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor
memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan
ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan
perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi
oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas
dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
 Kunjungan kelas tanpa diberitahu
 Kunjungan kelas dengan pemberitahuan
 Kunjungan kelas atas undangan guru
 Saling mengunjungi kelas.
b. Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor
mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu
yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor
melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor
mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu
sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar
mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti,
dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan
oleh guru selama jam pelajaran.
c. Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan dialog yang dilakukan oleh guru dan
supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang
dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat
memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha
menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah
baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk
memperbaikinya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan
menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah – sekolah yang ternama
dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat – kiat yang telah diambil
sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi
ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan
berdasarkan pengalaman masing – masing. Sehingga masing – masing guru dapat
memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar
mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor
pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar
sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan
menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar.  Adapun
cara  untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha
mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan
"profesional reading". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa
teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa
Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi
buku – buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f. Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang
akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik.
Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu
pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada
beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain
membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid
untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan
nama siswa.
2. Kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik  supervisi yang dilaksanakan
dalam pembinaan guru secara  bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru
dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86).  Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
antara lain : (Sagala 2010 : 210 – 227)
a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisee
(terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana
kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 210) dan Sahertian
(2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan
atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut (Sahertian 2008 :
86) :
 Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
 Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
 Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi
sekolah.
 Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam
bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
 Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau
berhubungan dengan sumber belajar.
 Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi
ini adalah makan bersama.
 Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru
tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan
untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan
profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip
menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai
berikut :
 Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam
mencapai makna dan tujuan pendidikan.
 Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas –
tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka
secara maksimal.
 Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian
pengajaran yang maksimal.
 Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses
pembelajaran.
 Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan –
kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama
dengan semua guru disekolah
c. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah
guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS
dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak
berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik
yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih
dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan
belajar.Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan
 pemecahan masalah pada materi pengajaran.
 Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau
bidang – bidang studi yang serumpun.
d. Diskusi
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan
supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam
mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran
antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor  dapat membantu para
guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan,
sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan
masalah tersebut (Sagala 2010 : 213).  Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah
untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya
sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.   
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah
pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara
kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop
antara lain :
 Masalah yang dibahas bersifat “Life centred” dan muncul dari guru tersebut,
 Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan
sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
f. Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam
mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima
tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang
sharing antara lain:
 Menentukan tujuan yang akan dicapai.
 Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
 Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat
pendapat mereka
 Merumuskan kesimpulan.
3. Langsung
Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan dengan orang
yang disupervisi, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh: Kunjungan
kelas (classroom visitation), Observasi kelas (classroom observation), Pertemuan atau
rapat (meeting), Diskusi kelompok (group discussion), dan lain-lain. Teknik supervisi
langsung menurut Glickman and Gordon (1995) dipergunakan ketika:
a. Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru cendrung
mematuhi pengawas.
c. Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan
pengawas dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
d. Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan dengan guru-guru.
e. Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu sementara guru
tidak. Dan ketika berbagai keputusan tidak menjadi perhatian guru, sementara guru
menyukai supervisor membuat keputusan.
4. Tidak Langsung
Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect Method) menghadapi
atau berhadapan dengan orang-orang yang disupervisi tetapi mempergunakan berbagai
alat atau media komunikasi. Contohnya: melalui radio, televisi, surat, papan
pengumuman, dll.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi pendidikan mempunyai makna kerjasama antara guru dan kepala sekolah
untuk mencapai ketentuan pendidikan yang sudah di sepakati bersama. Ketetapan
pendidikan yang dibuat berdasarkan dari beberapa ketentuan pendidikan yang merentang
dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan
tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud.
Supervisi pendidikan mengandung pengertian proses pengamatan dan pembinaan
supervisor kepada guru guna mencapai tujuan pendidikan yang disepakati. Proses supervisi
pendidikan pada hakikatnya merujuk pada upaya untuk mencapai harapan yang telah
ditetapkan, yang keberadaannya memerlukan peran kepala sekolah yang kooperatif,
demokratif, dan memiliki strategi pendekatan sesuai dengan karakteristik guru, dan strategi
pencapaian.
Langkah supervisi pendidikan lebih difokuskan pada bagaimana seorang kepala sekolah
mampu mengkondisikan guru yang disupervisi menjadi kooperatif dengan supervisor,
karena kurang optimalnya guru dalam mengajar perlu didiskusikan antar guru dan kepala
sekolah supaya masukan dari diskusi dengan guru berguna untuk pembenahan kinerja guru
kedepannya. Dalam ranah pemahaman srategi supervisi kepala sekolah, maka peran kepala
sekolah sebagai supervisor sangat diperhatikan. Tingkat kapabilitas kepala sekolah dalam
memimpin dan mengelola sekolah sangat menentukan keefektifan supervisi sekolah.

B. Saran dan Kritik


Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun kepada para
pembanca guna menyempurnakan makalah ini. Atas perhatiannya, pemakalah ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Subari. 1994. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Rifai, Moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars

https://www.academia.edu/36725998/MAKALAH_KELOMPOK_HAKIKAT_PEMBELAJAR
AN_KELOMPOK_9

Anda mungkin juga menyukai