Kelompok 5 :
Fitra 2010070170030
Junisa 2010070170031
Dosen pengampu :
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
tugas makalah tentang “Gagal Ginjal Kronik” ini selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Ns.
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
kelompok kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
F. Penatalaksanaan 7
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme,
kemudian berakhir pada gagal ginjal tahap akhir. Penyakit ginjal tahap akhir
adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal kronik
dan memperbaiki kualitas hidup pada penderita GGK. Terapi hemodialisis adalah
metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium,
1
kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran
semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan
dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Sukandar, 2010).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme,
kemudian berakhir pada gagal ginjal tahap akhir. Penyakit ginjal tahap akhir
adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal kronik
B. Etiologi
Pada dasarnya, penyebab gagal ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi
iskemik ginjal dan kematian jaringan ginjal. Lesi yang paling sering adalah
3. Infeksi : Dapat dijelaskan dengan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.coli
yang berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini
mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara askenden
dari traktus urinarius bagian bawah lewat ureter ke ginjal sehingga dapar
disebabkan oleh endapan zat zat protein nemia abnormal pada dinding
berat.
6. Obstruksi traktur urinarius : oleh batu ginjal, hipertropi prostat, dan konstruksi
uretra.
keturunan yang dikarakteristik oleh terjadinya kista atau kantong berisi cairan
didalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan ginjal yang bersifat
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar kreatinin serum dan BUN
3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi,
pruritis, uremik frost, kejang-kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR
kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan BUN meningkat tajam,
D. Klasifikasi
Penyakit gagal ginjal kronis dapat di bagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
4. Gagal ginjal stadium akhir : kurang dari 10% - 15% dari fungsi ginjal
E. Patofisiologi
dan tubulus) di duga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron - nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari
nefron - nefron rusak. Beban bahan yang harus di larut menjadi lebih besar
daripada yang bias di absorbs berakibat dieresis osmotic disertai poliuri dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak timbul di sertai
retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala - gejala pad pasien menjadi
lebih jelas dan muncul gejala - gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul
gejala - gejala khas kegagalan ginjal bila kira - kira fungsi ginjal telah hilang 80%
- 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian lebih rendah itu ( barbara C
long).
kedalam urine) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap
system tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan
1. Dialisis
2. Koreksi hiperkalemi
hyperkalemia juga dapat di diagnosis dengan EEG dan EKG. Bila Terjadi
3. Koreksi anemia
gagal ginjal pada keseluruhan akan meninggikan HB. Transfusi darah hanya
dapat diberikan ada indikasi yang kuat, misalnya ada infusiensi corener.
4. Koreksi asidosis
bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada permulaan 100 mEq
5. Pengendalian hipertensi
6. Transplantasi ginjal
Dengan pencakokan ginjal yang sehat kepasien gagal ginjal kronik, maka
sejak sekitar 5 bulan sebelum masuk rumah sakit. Bengkak dirasakan terjadi
sepanjang hari dan tidak membaik meskipun dengan kedua kaki dinaikkan.
Sebelumnya kedua kelopak mata pasien juga sering bengkak jika bangun tidur.
Sejak 5 bulan ini juga pasien mengatakan buang air kecil hanya satu kali sehari
dan jumlahnya sedikit berwarna kuning jernih. Selama 1 bulan ini pasien
merasakan kulitnya lebih kering dan terkadang gatal. Pasien juga mengalami
penurunan nafsu makan sehingga pasien mengakui berat badannya turun dan
merasa cepat lelah. Pada pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan kesadaran
compos mentis keadaan umum tampak sakit sedang, berat badan 40 kg, tinggi
badan 155 cm, kesan gizi kurang, IMT (indeks massa tubuh) kurang (16.0)
tekanan darah 180/100 mmHg, respiration rate 22 kali per menit, nadi 96 kali per
menit dan suhu 37oC. Kedua mata anemis kanan dan kiri, lidah pucat dan kedua
tungkai edema. Hemogloinbin 6,4 mg/dl, hematokrit 18,2 %, albumin 3,0 gr/dl,
- pengkajian
Identitas pasien :
Nama : Tn. K
Umur : 59 th
Agama : islam
No RM 191201
a. riwayat kesehatan :
keluhan utama :
Tn.k mengeluh sejak 5 bulan terakhir dia merasakan kaki dan matanya
bengkak serta buang air kecil satu kali sehari dengan jumlah sedikit
berwarna kuning.
Tn.k mengeluh sejak 5 bulan terakhir dia merasakan kaki dan matanya
bengkak serta buang air kecil satu kali sehari dengan jumlah sedikit
tampak sakit sedang, BB:40 Kg, Tb:155 cm, kesan gizi kurang IMT kurang
16, Td: 180/100 mmHg, Rr: 22x/menit, Nadi: 96x/menit, Suhu: 37°c kedua
c. Pemeriksaan fisik :
Keadaan Umum
Tanda-tanda Vital :
Nadi = 96 x/menit
Suhu = 37 0 C
TD = 180/100 mmHg
RR = 22 x/menit
BB: 40 Kg
Data Laboratorium :
- Analisa Data
RS.
- Pasien mengatakan
bangun tidur.
sehari
- jumlahnya sedikit
DO :
edema
mg/dl )
5,3 gr/dl)
- Rr 22x/menit ( 12-20
x/menit)
– 1,5 mg/dl)
- BB 40 kg
- TB 155
- IMT ≤16,0
DS : Anorexia Kekurangan nutrisi
- pasien mengatakan
mengalami penurunan
nafsu makan
badannya turun
- Pasien mengatakan
DO :
- BB 40 kg
- TB 155cm
- IMT ≤16,0
DS : oksigenasi jaringan
lelah Anemia
- Pasien mengatakan
beraktivitas
DO :
- Kesadaran composmentis
- HB 6,4mg/dl
- lidah pucat
- Rr 22x/menit
- Hemoktokrit 18,3%
- intervensi
setiap 2 jam
3. Posisikan ekstremitas
di atas ketinggian
jantung apabila
mungkin (kecuali di
kontraindikasikan
dokter urologi
dengan pemberian
obat lasix
3. Jelaskan pentingnya
menggunakan rempah-
rempah untuk
membantu memperkaya
makanan.
menyenangkan
dan santai untuk
makan
sebelum makan.
7. Pertahankan
kebersihan mulut
mendapatkan nutrien
dengan kandungan
protein/ kalori
tertinggi yang
ingin makan.
keletihan berhubungan Pasien Tn. K mampu 1. Kaji TTV pasien
dengan menyeimbangkan aktivitas 2. Kaji penyebab keletihan
Ketidakedekuatan dan istirahat mengatur 3. Pantau asupan nutrisi
oksigenasi jaringan jadwal aktivitas untuk pasien
sekunder akibat : anemia menghemat energi
4. Ajarkan pengaturan
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan.
mengidentifikasi
aktivitas pasien
- implementasi
menggunakan membantu
kandungan
protein/kalori
tertinggi yang
ingin makan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif
dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara
B. Saran
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/325/326.
1 : 87– 92.
Suwitra Ketut. 2007. Penyakit ginjal kronik. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Editor:Sudoyo, Aru W, dkk. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI. hlm 570-3
Sukandar E. 2010. Neurologi klinik. Edisi ketiga. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah
Andra, S.W., & Yessie, M.P. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
Muttaqin, Arif, Kumala, Sari. (2011). Askep Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:
Salemba Medika
Black, MJ & Hawk. HJ. 2005. Medical Surgical Nursing Clinical Management For
Smeltzer & Bare. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing volume 1).