gerak benda sepanjang garis lurus. 4. Menganalisa gerak lurus jika percepatan tidak
konstan
Seperti yang telah dikemukakan pada pendahuluan bab ini, salah satu
cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak benda dan
hal-hal yang menyebabkan benda bergerak adalah mekanika.
Mekanika dibagi dalam dua sub topik yaitu kinematika dan dinamika.
Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang gerak
suatu benda sedangkan dinamika merupakan ilmu yang mempelajari
tentang penyebab gerak benda, disamping juga mempelajari gerak
benda itu sendiri. Pada bab ini kita akan mempelajari kinematika dan
membatasi pada gerak benda satu dimensi, yaitu gerakan pada lintasan
yang lurus.
Gerak adalah fenomena yang sudah sangat umum kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Perhatikan peta Jawa Tengah berikut ini,
daerah yang ditandai dengan huruf A adalah kota Boyolali. Sebuah
kota kecil yang terletak di antara Yogyakarta, Surakarta dan Salatiga.
Daerah yang ditandai dengan huruf B adalah Yogyakarta, sebuah kota
budaya dan pendidikan yang sangat terkenal.
A
B
Rosari Saleh dan Sutarto
22 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
Gambar 2.1 Peta Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kota yang diberi tanda
huruf A adalah kota Boyolali sedangkan kota yang ditandai dengan huruf B
adalah kota Yogyakarta.
Apa yang dilihat Helen pernah juga kita alami. Pohon-pohon yang
terlihat bergerak ketika kita naik mobil sebenarnya tidak bergerak,
yang bergerak adalah kita. Demikian halnya yang terlihat oleh
pengendara mobil ketika melewati orang yang sedang berdiri.
Pengendara mobil seolah-olah melihat orang berdiri di pinggir jalan
bergerak ke belakang, beserta pohon-pohon di sekitarnya, lihat
Gambar 2.2. Gerak bersifat relatif artinya suatu benda dikatakan
bergerak bergantung dari titik acuan yang diambil.
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 23
C D
Gambar 2.4 Para pembalap saling Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa mobil berangkat dari titik A menuju
berkejaran untuk mendahului agar titik B kemudian titik C dan berhenti di titik D. Diketahui jarak AB =
menjadi yang paling depan. Pada 10 km, BC = 6 km, dan CD = 10 km. Titik A dimana mobil mulai
lintasan yang lurus, para pembalap bergerak disebut titik awal, sedangkan titik D dimana mobil berhenti
akan lebih mudah untuk mengatur disebut titik akhir. Perpindahan mobil diukur dari titik akhir dan titik
kecepatan gerak motornya. awal posisi mobil sehingga untuk mengukur besarnya perpindahan
maka kita harus mengukur jarak dari titik D ke titik A. Jarak tempuh
mobil adalah panjang lintasan total yang dilalui dari titik A hingga
titik D sehingga jarak tempuh total merupakan penjumlahan dari jarak
AB, BC, dan CD.
Rosari Saleh dan Sutarto
24 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
Secara umum, untuk memahami gerak suatu benda maka kita harus
menganalisa dalam besaran-besaran yang dapat diukur secara
langsung dari gerak tersebut. Ketika benda bergerak maka setidaknya
ada dua besaran yang dapat diukur secara langsung yaitu jarak dan
waktu. Kita dapat menggunakan meteran atau penggaris untuk
mengukur jarak sedangkan untuk mengukur waktu kita dapat
menggunakan jam atau stopwatch. Perhatikan Gambar 2.4 yang
menunjukkan sebuah arena balap sepeda motor.
Gambar 2.5 Grafik jarak (x) terhadap waktu (t) dari seorang pembalap yang
menempuh jarak 300 m selama selang waktu 3,5 s.
Dari grafik pada Gambar 2.5 dapat kita perkirakan bagaimana gerak
pembalap beserta motornya. Pada saat t = 0, terlihat bahwa jarak yang
ditempuh oleh pembalap adalah nol, itu artinya motor mula-mula
berada dalam keadaan diam. Hingga t = 1 sekon, kurva pada grafik
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 25
Kembali pada Gambar 2.4, jika pada t1 posisi pembalap adalah x1 dan
pada saat t2 posisi pembalap adalah x2 maka perpindahan pembalap
tersebut dapat dituliskan sebagai selisih posisi akhir dan posisi awal
atau dalam notasi matematik dapat dituliskan sebagai berikut:
∆ x ≡ x 2 − x1 (2–1)
∆t = t2 − t1 (2–2)
Mari kita perhatikan sejenak persamaan (2–1) dan (2–2). Seperti yang
telah dijelaskan pada Bab 1, besaran vektor dapat memiliki dua nilai
yaitu positif atau negatif bergantung pada titik acuan yang diambil
yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hal itu berarti selisih
antara x1 dan x 2 dapat bernilai positif atau negatif. Jika arah lintasan
balapan diasumsikan positif untuk jalur start ke finish maka
perpindahan pada arah tersebut akan bernilai positif. Dikatakan bahwa
pembalap yang menempuh arah tersebut bergerak pada arah x (+).
Sebaliknya, jika pembalap menempuh arah yang berlawanan dengan
arah tersebut maka pembalap itu dikatakan bergerak pada arah x (–)
dan perpindahan yang ia lakukan juga bernilai negatif. Lain halnya
dengan waktu, selisih waktu ∆t selalu bernilai positif.
Hal ini tentu saja menjadi rumit walaupun secara prinsip kita akan
memperoleh gambaran gerak yang sangat detail. Misalnya mobil
menemuh lintasan lurus AF dimana pada lintasan AB mobil bergerak
selama tAB, pada lintasan BC mobil bergerak selama tBC, pada lintasan
CD mobil bergerak selama tCD, pada lintasan DE mobil bergerak
selama tDE sedangkan pada lintasan EF mobil bergerak selama tEF
dimana tAB ≠ tBC ≠ tCD ≠ tDE ≠ tEF.
v =
∑ r = AB + BC + CD + DE + EF
∑ t t AB + t BC + t CD + t DE + t EF
∑r
v = i
(2–4)
∑t
i
Rosari Saleh dan Sutarto
28 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
perpindahan
v =
selang waktu
x 2 − x1
=
t 2 − t1
∆x
=
∆t (2–5)
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 29
Paradoks!
Sederhana saja, pada satu waktu tertentu, benda berada pada posisi
tertentu pula. Dengan demikian pada saat itu benda tidak bergerak
∆x (benda diam) yang implikasinya adalah benda tidak mungkin memiliki
kelajuan atau kecepatan.
L
Paradoks ini memberikan gambaran pada kita bahwa untuk
Gambar 2.6 Mobil bergerak pada mengetahui kecepatan suatu benda maka kita harus melakukan
lintasan L menempuh jarak ∆x
pengamatan pada (minimal) dua waktu yang berbeda. Dengan
yang sangat pendek selama
mengacu pada konsep dasar ini, selanjutnya kita dapat
selang waktu ∆t yang sangat
singkat. mengaplikasikan konsep matematika untuk menentukan kecepatan
benda pada suatu saat tertentu. Kecepatan benda pada keadaan
seperti inilah yang disebut sebagai kecepatan sesaat. Demikian juga
dengan kelajuan.
Rosari Saleh dan Sutarto
30 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
∆x
v rata − rata =
∆t
x(t + ∆t ) − x(t ) ∆x
v = lim = lim (2–6)
∆t →0 ∆t ∆t → 0 ∆ t
x0
∆x dx
v = lim = (2–7)
∆t →0 ∆t dt
dx dx
Notasi berarti turunan dari fungsi jarak (x) terhadap waktu (t).
dt dt
menunjukkan gradien persamaan garis x sebagai fungsi t dimana
dalam konteks gerak dapat diinterpretasikan sebagai rasio perubahan
jarak terhadap waktu. Rasio tersebut menunjukkan kecepatan gerak
suatu benda.
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 31
2–5 Percepatan
∆v
a= (2–8)
∆t
∆v
a rata − rata = (2–9)
∆t
∆v dv
a = lim = (2–10)
∆t → 0 ∆t dt
dv dx
Karena = maka persamaan (2–10) dapat dituliskan kembali
dt dt
dalam bentuk:
∆v dv
a = lim =
∆t →0 ∆t dt
⎛ dx ⎞ (2–11)
d⎜ ⎟
d 2x
a= ⎝ ⎠= 2
dt
dt dt
v = v0 + at (2–12)
Jika posisi benda pada saat t0 = 0 adalah x0 dan posisi benda pada saat
t tertentu adalah di x maka perpindahan benda pada saat t (∆x = x – x0)
adalah:
∆x = ½ (v0 + v) t (2–14)
karena v = v0 + at maka:
∆x = v0t + ½at2
x – x0 = v0t + ½at2
2
⎛ v − v0 ⎞ ⎛ v − v0 ⎞
∆x = v0 ⎜ ⎟ + ½a ⎜ ⎟
⎝ a ⎠ ⎝ a ⎠
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 33
(v v − v ) + 12 (v
0
2
0
2
− 2v 0 v + v 2 )
∆x =
a
1 2 1
v 0 v − v 02 + v − v 0 v + v 02
v (t) v = v0 + at 2 2
∆x =
a
v 2 − v 02
∆x = (2 − 16a )
2a
2 2
v0 v = v 0 + 2a∆x (2 − 16b)
t
Persamaan (2–16a) dan (2–16b) adalah bentuk lain dari persamaan
Gambar 2.8 Grafik v – t (2–15) yang menyatakan kebergantungan jarak terhadap variabel
pada gerak dengan kecepatan. Pada gerak dengan percepatan konstan, kecepatan berubah
percepatan
secara linier setiap selang waktu tertentu. Dari persamaan (2–12). Kita
dapat membuat sebuah grafik hubungan antara kecepatan dan waktu:
v = v0 + at
Rosari Saleh dan Sutarto
34 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
Percepatan, seperti yang telah kita pelajari pada sub bab sebelumnya,
merupakan laju perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu. Untuk
gerak yang dipengaruhi oleh percepatan konstan maka pertambahan
kecepatan juga bersifat konstan. dengan mengadopsi persamaan gerak
satu dimensi yang mengalami percepatan konstan maka kita peroleh
persamaan berikut ini:
v = v0 + at
v = v0 – gt (2–17)
∆y = vrata-rata t (2–20)
∆y = v0t – ½gt2
y – y0 = v0t – ½gt2
Rosari Saleh dan Sutarto
36 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
y = – ½gt2 (2–22)
Selama kita menganalisis gerak jatuh pada sub bab ini, kita
mengasumsikan bahwa percepatan gravitasi adalah konstan. pada
kenyataannya asumsi tersebut hanya berlaku di tempat-tempat yang
dekat dengan permukaan bumi. Percepatan gravitasi bervariasi untuk
ketinggian tempat yang berbeda-beda artinya nilainya tidak konstan.
Percepatan gravitasi bumi yang paling besar adalah yang dekat
dengan permukaan bumi. Semakin jauh dari permukaan bumi, maka
semakin kecil percepatan gravitasinya. Jadi, persamaan yang telah
kita turunkan tadi hanya berlaku untuk wilayah-wilayah yang dekat
dengan permukaan bumi.
vt = v0 – gt
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 37
Pada saat bola mencapai titik tertinggi kecepatan bola adalah nol atau
vt = 0 sehingga:
0 = v0 – gt Æ t = v0/g
y = y0 + v0t – ½gt2
Rosari Saleh dan Sutarto
38 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
v
v xn ∆tn
v xn
t0 ta
Gambar 2.11 Grafik kurva umum fungsi kecepatan terhadap waktu dari
suatu benda yang bergerak.
∆x = ∑ vi ∆t i (2–24)
i
∆x = lim ∑ vi ∆t i (2–25)
∆t →0 i
Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus | 39
∆x = ∫tt a vdt
0
Dalam kasus gerak linier tanpa percepatan maka hasil integrasi dari
persamaan (2–26) adalah:
x = x0 + v (ta – t0)
x = x0 + vt (2–27)
∆v = ∫tt a adt
0
v = v0 + at (2–30)
Jika persamaan (2–28) kita integrasi sekali lagi maka kita akan
memperoleh persamaan gerak dengan percepatan konstan.
Rosari Saleh dan Sutarto
40 | Bab 2 Gerak Sepanjang Garis lurus
ta ta
∆x = ∫ vdt = ∫ (v0 + at )dt
t0 t0
1
(
∆x = v0 (t a − t 0 ) + a t a2 − t 02
2
)
1
x − x0 = v0t + at 2
2
1
x = x0 + v0t + at 2
2
Rosari Saleh dan Sutarto
Lampiran Referensi Gambar
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis Lurus
Gambar Cover Bab 2 Gerak Sepanjang Garis Lurus
Sumber: http://www.inmagine.com
Gambar Sumber
Gambar 2.1 Peta Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Kota yang diberi tanda huruf A
adalah kota Boyolali sedangkan kota yang http://www.pusakamitrajasa.wordpress.com
ditandai dengan huruf B adalah kota
Yogyakarta.
Gambar 2.2 Seseorang berdiri di pinggir
jalan melihat Helen dan mobilnya bergerak.
Helen yang berada di dalam mobil melihat Dokumentasi Penulis
seolah‐olah orang tersebut bergerak ke
belakang.
Gambar 2.3 Perbedaan antara perpindahan
http://www.tonterias.com
dan jarak.
Gambar 2.4 Para pembalap saling
berkejaran untuk mendahului agar menjadi
yang paling depan. Pada lintasan yang lurus, Dokumentasi Penulis
para pembalap akan lebih mudah untuk
mengatur kecepatan gerak motornya
Gambar 2.5 Grafik jarak (x) terhadap waktu
(t) dari seorang pembalap yang menempuh Dokumentasi Penulis
jarak 300 m selama selang waktu 3,5 s.
Gambar 2.6 Mobil bergerak pada lintasan L
menempuh jarak Δx yang sangat pendek Dokumentasi Penulis
selama selang waktu Δt yang sangat singkat.
Gambar 2.7 Grafik jarak sebagai fungsi
waktu pada sebuah mobil yang bergerak Dokumentasi Penulis
dengan kecepatan sembarang.
Gambar 2.8 Grafik v – t pada gerak dengan
percepatan Dokumentasi Penulis
Gambar 2.11 Grafik kurva umum fungsi
kecepatan terhadap waktu dari suatu benda Dokumentasi Penuli
yang bergerak.
Daftar Pustaka
Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt Brace
College Publisher.
Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.
Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.
Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, 3rd
Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New Hampshire
03750.
Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version, 5th
Edition. W.H. Freeman & Company.
Young, Freedman. 2008. Sears and Zemanky’s University Physics with Modern Physics,
12th Edition. Pearson Education Inc.
Crowell, B. 2005. Vibrations and Waves. Free Download at:
http://www.lightandmatter.com.
Crowell, B. 2005. Newtonian Physics. Free Download at:
http://www.lightandmatter.com.
Crowell, B. 2005. Conservations Law. Free Download at:
http://www.lightandmatter.com.
Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. John-Willey and Sons,
Inc.
Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley & Sons
Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ,
England.
Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science
Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young
University Press.
Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer-Verlag
New York, Inc.
Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition. United
State of America: Brooks/Cole Publisher Co.