Anda di halaman 1dari 14

BUYUNG, M.

Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

GARIS DAN SUDUT


Konsep Titik, Ruang garis, Garis dan Sudut

A. Titik
Titik dalam matematika di definisikan sebagai bagian terkecil dari suatu objek
geometri, yang menempati suatu tempat, yang tidak memiliki panjang, lebar, dan
tinggi.Titik adalah suatu idea, benda pikiran yang bersifat abstrak. Dikarenakan
titik tidak bisa dijelaskan dengan cara biasa, Titik termasuk sesuatu yang tak
terdefinisi.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka untuk menandai sebuah titik dapat
disimbolkan dalam wujud noktah atau silang:
1. “.” Noktah untuk mewujudkan titik.
2. “x” Silang untuk mewujudkan titik.
Contoh Titik :

B. Garis
Garis adalah himpunan dari titik-titik yang mempunyai panjang tak terhingga
tetapi tidak memiliki lebar atau tebal.Panjangnya tak terbatas, lurus, tidak
mempunyai ketebalan, dan tidak mempunyai ujung.
Ciri-ciri garis yaitu:
1. Tidak mempunyai pangkal.
2. Tidak mempunyai ujung.
3. Panjangnya tak terhingga.
Contoh Garis :
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

C. Ruas Garis
Ruas garis adalah himpunan titik-titik. Dan semua titik-titik diantara A dan B.
Ciri-ciri ruas garis yaitu:
1. Mempunyai pangkal.
2. Mempunyai ujung.
3. Panjangnya terhingga (terbatas/dapat diukur).

Contoh Ruang Garis :

Ruas Garis adalah kurva lurus yang mempunyai pangkal dan ujung, dilambangkan
dengan yang artinya panjang garis AB terbatas. Contoh ruas garis adalah
jembatan.
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

Jembatan merupakan penghubung antara dua tempat yang terpisah. Misalkan sisi kiri
sungai sebagai titik A, sisi kanan sungai sebagai titik B maka titik A dan titik B dapat
terhubung dikarenakan oleh ruas garis. Titik A merupakan titik pangkal ruas garis
AB. Titik B merupakan titik ujung ruas garis AB.

Sinar Garis adalah kurva lurus yang mempunyai pangkal namun tidak berujung.
Sinar garis dilambangkan . Contoh dari sinar garis adalah cahaya yang dihasilkan
senter.

Titik A merupakan titik awal, namun tidak memiliki ujung (garis yang melewati titik
B tidak berujung). Garis AB merupakan sinar garis.

 Kedudukan Garis

1. Sejajar
Dua garis dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut terletak pada suatu bidang
datar yang tidak akan berpotongan meskipun diperpanjang tanpa batas dan jarak
antara kedua garis tersebut selalu sama. Contoh pada lintasan rel kereta api.

Rel kereta api


BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

Garis m dan n diatas , jika diperpanjang sampai tak terhingga maka kedua
garis tidak akan pernah berpotongan. Sehingga garis m dan n merupakan garis
sejajar dan dinotasikan “ //”.

2. Berhimpit
Dua garis dikatakan saling berimpit ketika suatu garis terletak pada garis lain
atau sebaliknya dan membentuk satu garis lurus. Contoh jam dinding.

Pada gambar menunjukan pukul 12.00 dan jarum panjang berimpit dengan
jarum pendek sehingga membentuk satu garis.

Pada gambar diatas garis k dan l saling berimpit, dalam sajian geometri
direpresentasikan sebagai garis yang sama (identik).
3. Garis berpotongan
Garis- garis yang terletak pada bidang datar dikatakan berpotongan apabila
garis-garis tersebut memiliki satu titik persekutuan yang disebut titik potong.
Garis p, q dan r saling berpotongan karena memiliki titik potong di titik O.

4. Garis bersilang
Dua garis yang saling bersilang. Garis k dan l dikatakan bersilang jika kedua
garis tidak memiliki persekutuan, tidak sejajar, dan tidak terletak pada bidang
yang sama.
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

Pada gambar diatas, garis a dan b adalah garis saling bersilang karena garis a
dan b bukanlah garis yang sejajar dan kedua garis terletak pada sisi atau
bidang yang berbeda. Apabila kedua garis diperpanjang, kedua garis tersebut
tidak akan pernah berpotongan.

D. Sudut
Sudut dibentuk oleh dua garis lurus yang berpotongan pada satu titik yang sisi-sisinya
bersekutu pada salah satu ujungnya. Ciri-cirinya yaitu sisi-sisi sudut dibentuk
oleh ruas-ruas garis dan sudut terbentuk karena ruas-ruas garis yang pangkalnya
bersekutu (bertemu) pada satu titik yang disebut titik sudut.
Berdasarkan besar sudutnya, maka sudut digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180o.
2. Sudut siku adalah sudut yang besarnya 90o.
3. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0o – 90o.
4. Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya lebih dari 90o.
Contoh sudut :

SUDUT
1. Pengertian Sudut
Sudut dibentuk dari dua sinar yang titik pangkalnya berimpit. Sinar
digambarkan berupa garis lurus yang di ujungnya tanda panah dan di
pangkalnya tanda titik. Dari gambar 1 dapat kita lihat bahwa sudut terdiri dari
dua buah kaki sudut, titik sudut dan daerah sudut.
- Kaki sudut adalah sinar yang membentuk sudut
- Titik sudut adalah titik potong dua sinar
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

- Daerah sudut (besar sudut) adalah daerah yang dibatasi oleh oleh kaki-
kaki sudut.
2. Mengenal Satuan Sudut
a. Ukuran sudut dalam derajat
Lebih dari 3000 tahun yang lalu, orang babylonia telah menemukan
bahwa untuk mengeliling matahari satu kali putaran penuh pada lintasan
yang berbentuk lingkaran, bumi memerlukan waktu 360 hari. Mereka
membagi lintasan menjadi 360 bagian yang sama. Setiap bagian itu
dinamakan derajat.
Ukuran sudut yang sering digunakan adalah derajat. Satuan sudut
dinyatakan dua jenis, yaitu derajat (o) dan radian (rad). Dalam satuan
derajat, keliling lingkaran dibagi 360 bagaian yang sama. Tiap bagiannya
disebut 1 derajat (1o). dengan demikian ada 360 derajat dalam satu putaran
penuh.
1 1
putaran atau 1  putaran.
360 360
1 putaran =360O
Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit (’) dan detik (”)
Hubungan antara derajat, menit dan detik

1 derajat = 60 menit atau 1  60 '



1 1
1 menit = derajat atau 1' 
60 60
1 menit = 60 detik atau 1'  60"
'
1 1
1 detik = menit atau 1" 
60 60
10 = 3600’’
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

b. Ukuran sudut dalam radian


1 radian sama dengan besar sudut pusat lingkaran yang dibatasi oleh busur
lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari.

 3,14159
1  radian  0,017453radian
180 180
180 180
1 radian    57,296
 3,14159

3. Penjumlahan dan Pengurangan yang Melibatkan Satuan Sudut


Untuk penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan satuan sudut, samakan
terlebih dahulu satuannya, ubah satuan derajat, menit dan detik ke dalam
satuan yang sama.
4. Mengukur Sudut dengan Busur Derajat
Busur derajat adalah alat untuk mengukur besar sudut dengan menggunakan
satuan derajat. Garis penghubung angka nol bagian atas dengan nol bagian
bawah disebut garis horizontal dan garis yang tegak lurus dengan garis itu
disebut garis vertical. Perpotongan antara garis horizontal dan garis vertical
disebut pusat busur.

5. Menggambar Sudut dengan Busur Derajat


Untuk menggambar sudut ABC dengan ukuran 500, ikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

a. Buat salah satu kaki sudutnya, yaitu AB .


b. Letakkan busur derajat pada AB sehingga titik tengah busur derajat
berimpit dengan titik B dan garis lurus yang melalui titik tengah busur itu
berimpit dengan AB . Jadi yang berimpit dengan garis AB adalah garis
lurus yang melalui titik tengah busur, bukan bagian tepi bawah busur
derajat.
c. Perhatikan angka nol pada busur derajat yang terletak pada BA . Apakah
terletak di bagian dalam atau bagian luar? Jika terletak di dalam, maka
angka 50 yang digunakan juga yang berada di bagian dalam. Jika nol
terletak di luar, maka angka 50 yang digunakan juga yang berada di
bagian luar. Beri tanda dengan titik tempat angka 50 berada.
6. Melukis Sudut yang Besarnya Sama yang Diketahui
Ukurlah terlebih dahulu besar sudut yang diketahui menggunakan busur
dengan teliti. Kemudian, gambar ulang besar sudut tersebut pada tempat yang
tersedia. Bisa dengan busur tau jangka.
7. Membagi Sudut menjadi Dua Sama Besar
Membagi sebuah sudut menjadi dua sama besar berasal dari sifat
belahketupat, yaitu sudut belahketupat dibagi menjadi dua sama besar oleh
diagonalnya. Membagi sudut menjadi dua sama besar sama dengan melukis
garis bagi sudut.
8. Melukis Sudut-sudut Istimewa
Sudut-sudut istimewa yang akan dilukis adalah sudut-sudut 900, 450 , 600 dan
300.Untuk melukis sudut istimewa tersebut pada bidang polos dapat
menggunakan jangka dan penggaris. Busur derajat digunakan hanya untuk
menggambar atau mengukur sudut.
a. Melukis sudut 900
Langkah-langkah :
a. Buat garis AB
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

b. Buat busur lingkaran berpusat di titik B sehingga memotong


perpanjangan AB di titik B'
c. Dengan titik A dan B' sebagai pusat, buatlah dua busur lingkaran
berjari-jari sama yang saling berpotongan di luar garis AB' di titik C
d. Hubungkan B dan C, maka ABC = 90o
b. Melukis sudut 450
Langkah-langkah :
a. Buat dua garis saling tegak lurus ( DB AC )
b. Buat busur lingkaran dengan menggunakan jangka dari titik A yang
memotong AC di titik P dan memotong AB di titik Q
c. Buat busur lingkaran dari titik P dan dari titik Q dengan jari-jari yang
sama, sehingga berpotongan di titik R
d. Tarik garis dari titik A ke titik R
e. Garis AR membagi BAC menjadi dua bagian yang sama besar.
CAR = BAR = ½ x 90o = 45o
c. Melukis sudut 600
Langkah-langkah :
a. Buat garis AB
b. Buat busur lingkaran berpusat di titik A dan jari-jari AB
c. Dengan berpusat di titik B dan jari-jari tetap sama, buatlah busur
lingkaran sehingga kedua busur tadi berpotongan di titik C
d. Hubungkan titik A dan titik C, maka
BAC = 60o
d. Melukis sudut 300
Langkah-langkah :
a.
Lukis BAC = 60o
b. Buat busur lingkaran dengan menggunakan jangka dari titik A yang
memotong AC di titik P dan memotong AB di titik Q
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

c. Buat busur lingkaran dari titik P dan dari titik Q dengan jari-jari yang
sama, sehingga berpotongan di titik R
d. Tarik garis dari titik A ke titik R
e. Garis AR membagi BAC menjadi dua bagian yang sama besar
f. CAR = BAR = ½ x 60o = 30o
9. Jenis-jenis Sudut
a. Sudut siku-siku : sudut yang besarnya 900
b. Sudut lancip : sudut yang besarnya kurang dari 900
c. Sudut tumpul : sudut yang besarnya lebih dari 900- 1800
d. sudut lurus : besar sudut garis lurus ialah 1800
e. sudut reflex : bagian luar dari sudut lancip dan sudut tumpul
f. sudut satu putaran penuh : besar sudut satu putaran penuh sama dengan
besar sudut pada lingkaran yaitu 3600

E. HUBUNGAN ANTARA SUDUT


i. Sudut Berpelurus
Jika dua sudut berjumlah 1800, maka salah satu sudut merupakan pelurus
sudut yang lain. Pasangan sudut yang demikian disebut pasangan sudut yang
saling berpelurus.

1350 450
A O B
 AOP adalah pelurus  BOP , sehinggs :
 AOP +  BOP = 1800
 AOB adalah sudut lurus, berarti  AOP dan  BOP saling berpelurus.
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

ii. Sudut Berpenyiku


Jika dua sudut berjumlah 900, maka salah satu sudut merupakan penyiku sudut
yang lain. Dua sudut yang demikian disebut pasangan sudut yang saling
berpenyiku.

550
350
A D

 BAC +  CAD = 900


 BAD adalah sudut siku-siku, berarti  BAC dan  CAD saling
berpenyiku.

iii. Sudut Bertolak Belakang

B
D
F

T E

A
C

 BOF disebut bertolak belakang dengan  AOT , demikian juga  BOT


bertolak belakang dengan  AOF , dan lainnya.
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

F. MEMBAGI RUAS GARIS


Sebuah ruas garis dapat menjadi dua bagian yang sama panjang dengan
menggunakan garis sumbu. Jika ruas garis PQ akan dibagi menjadi 3 bagian
yang sama maka ikuti langkah-langkah sebagai berikut :
i. Letakkan titik P pada sembarang tempat.
ii. Lukis PQ dengan panjang sembarang.

iii. Lukis PR dengan panjang sembarang.


iv. Dengan pusat titik p, lukis sebuah busur dengan jangka sehingga busur
tersebut memotong PR di titik S.
v. Dengan pusat titik S, lukis sebuah busur dengan jangka sehingga busur
tersebut memotong PR di titik T dan PS = ST
vi. Dengan pusat titik T, lukis sebuah busur dengan jangka sehingga busur
tersebut memotong PR di titik U dan ST = TU
vii. PQ akan dibagi menjadi 3 bagian, kita sudah menapatkan 3 titik (S, T dan
U). Hubungkan titik U dengan titik Q.
viii. Dengan pusat titik U dan jari-jari TU buat busur sehingga memotong QU di
K.
ix. Dengan pusat titik K dan jari-jari UK buat busur sehingga berpotongan
dengan busur yang pusatnya titik T di titik L.
x. Dengan pusat titik L dan jari-jari LT buat busur sehingga berpotongan
dengan busur yang pusatnya titik S di titik M.
xi. Tarik garis melalui M dan S yang memotong PQ di N.

xii. Tarik garis melalui L dan T yang memotong PQ di O.


BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

G. SIFAT SIFAT GARIS SEJAJAR


i. Kedudukan Dua Garis

H G

E F

D
C

A B
Dari gambar kubus ABCD.EFGH di atas terdepat beberapa kedudukan garis
yaitu :
1. Garis AB dan EF disebut sejajar, sering ditulis AB EF.
2. Garis AB dan garis AD disebut berpotongan di titik A.
3. Garis AB dan garis CG disebut bersilangan. Garis yang bersilangan tidak
sejajar dan tidak berpotongan.

b. Sifat-sifat Sudut dari Dua Garis Sejajar.

a
b

2 1 2 1 c
3 4 3 4

P Q

Perhatikan garis a dan garis b. garis a b, garis c memotong kedua garis


tersebut berturut-turut di titik P dan Q sehingga terjadi sudut-sudut berikut P1,
P2, P3, P4, Q1, Q2, Q3, Q4.
BUYUNG, M.Pd
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Singkawang
Program Studi Pendidikan Matematika

1. Pasangan-pasangan sudut P1 dan Q1, sudut P2 dan Q2 disebut pasangan


sudut-sudut sehadap.
2. Pasangan-pasangan sudut P1 dan Q3 disebut pasangan sudut dalam
bersebrangan.
3. Pasangan-pasangan sudut P1 dan Q2 disebut pasangan sudut dalam
sepihak.
4. Pasangan-pasangan sudut P2 dan Q4 disebut pasangan sudut luar
bersebrangan.
5. Pasangan-pasangan sudut P2 dan Q1 disebut pasangan sudut luar sepihak.

Anda mungkin juga menyukai