Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN ISLAM


"LINGKUNGAN YANG KONDUSIF TAHAP PENDIDIKAN ISLAM"
Dosen Pengampu : Isny Lellya, S.Ag, M.Ag

Disusun oleh kelompok 9 :


Dwi Maulania Putri
Wahdatun Hasanah
Febryana Agrainy

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah serta inayah-

Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta

salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Pendidikan

Islam. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Isny Lellya, S.Ag., M.Ag.

Selaku dosen Pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam UIN Antasari

Banjarmasin.

Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Lingkungan yang Kondusif terhadap

Pendidikan Islam” sebagai bahan pembelajaran bagi kami. Makalah ini tentu nya

masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Banjarmasin, 16 November 2021

Kelompok 9

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... I

DAFTAR ISI....................................................................................................................... II

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN .................................................. 3

B. MACAM-MACAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN ........................................... 3

C. Fungsi Lingkungan Pendidikan Islam..................................................................... 8

D. PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN .................................................. 10

E. Pembinaan Lingkungan dalam Pendidikan Islam ................................................. 13

BAB III ............................................................................................................................. 16

PENUTUP ........................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentukbaik atau buruknya pribadi manusia

menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia

tidakhanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang adadalam sistem

pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat

pengaruh dari keluarga, sekolah,dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering

disebutsebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan

pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung

tentang bagaimana sistempendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung

pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal. Lingkungan

yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan

dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

Demikian pula dalam sistem pendidikan !slam, lingkungan harus diciptakan

sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan !slam itu sendiri. Dalam

literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga

pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an secara eksplisit,

akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya

lingkunganpendidikan tersebut. oleh karenanya, dalam kajian pendidikan islam

pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu lingkungan pendidikan ?

2. Apa saja macam-macam lingkungan pendidikan ?

3. Apa fungsi dari lingkungan pendidikan ?

4. Bagaimana pengaruh dari lingkungan pendidikan ?

5. Bagaimana pembinaan lingkungan dalam pendidikan islam ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana

pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses

pendidikan yang berlangsung. Dalam berbagai kajian pendidikan, tidak banyak

yang mengemukakan pengertian lingkungan pendidikan Islam. Namun dapat

dipahami bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang di

dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan terselenggaranya

pendidikan Islam dengan baik.

Benar, bahwa lingkungan pendidikan Islam tidak dijelaskan secara langsung dalam

Al-Quran, kecuali lingkungan pendidikan yang terdapat dalam praktek sejarah yang

digunakan sebagai tempat terselenggaranya pendidikan, seperti masjid, rumah,

sanggar para sastrawan, madrasah, dan universitas. Walaupun begitu, Al-Quran

tetap memberikan perhatian terhadap lingkungan sebagai tempat sesuatu. Dikenal

dengan istilah al-qaryah, sebagai tempat tinggal mnausia umumnya yang dapat

dihubungkan dengan tingkah laku penduduknya, tingkah laku pendidiknya, serta

tempat tinggal para nabi. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan juga merupakan

faktor penting dalam pendidikan.

B. MACAM-MACAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Dalam perkembangan pendidikan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh

dunia, institusi atau lingkungan pendidikan dapat disederhanakan menjadi tiga

macam, yaitu lembaga pendidikan informal (lingkungan keluarga), formal

(lingkungan sekolah), dan non formal (lingkungan masyarakat). Ketiga macam

3
lembaga pendidikan inilah yang akan berpengaruh terhadap perkembangan

pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik.

1. Lingkungan Keluarga

Pada dasarnya, manusia merupakan “homo educandum” artinya manusia itu pada

hakikatnya merupakan makhluk yang harus dididik dan mendidik. Pendidikan

informal ini merupakan-menurut sejarah-pendidikan yang paling luas

jangkauannya. Manusia yang baru dilahirkan perlu memperoleh pendidikan dari

orang tua mereka dengan tujuan untuk megembangkan potensi-potensi yang ada

pada dirinya, sampai menjadi manusia yang dewasa baik jasmani maupun

rohaninya. Seberapa pentingnya pendidikan informal dalam keluarga tersebut,

diisyaratkan dalam Q.S. At-Tahrim: 6, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan, bagaimana seseorang dapat melindungi

dirinya dan keluarganya sedangkan dia sendiri tidak mengetahui apa-apa. Inilah

salah satu pentingnya pendidikan yang dilakukan dalam lingkungan keluarga.

Kemudian, merujuk kepada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang

menyebutkan bahwa keluarga merupakan bagian dari lembaga pendidikan

informal. Selain itu, keluarga juga disebut sebagai satuan pendidikan luar sekolah.

Ayat dan undang-undang di atas merupakan tanda mengenai pentingnya pendidikan

di dalam keluarga. Karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenali

oleh peserta didik. Dalam hal ini, orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai

4
peserta didik. Oleh karena itu, keluarga hendaknya dapat menciptakan suasana yang

edukatif sehingga anak didiknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia

sebagaimana yang menjadi tujuan ideal dalam pendidikan Islam.

Karena besarnya peran keluarga dalam pendidikan, Sidi Gazalba, seperti yang

dikutip Ramayulis[1], mengkategorikannya sebagai lembaga pendidikan primer,

utamanya untuk masa bayi dan masa kanak-kanak sampai usia sekolah. Dalam

lembaga ini, sebagai pendidik adalah orang tua, kerabat, famili, dan sebagainya.

Orang tua selain sebagai pendidik, juga sebagai penanggung jawab. Oleh karena

itu, orang tua dituntut menjadi teladan bagi anak-anaknya, baik berkenaan dengan

ibadah, akhlak, dan sebagainya. Dengan begitu, kepribadian anak yang Islami akan

terbentuk sejak dini sehingga menjadi modal awal dan menentukan dalam proses

pendidikan selanjutnya yang akan ia jalani.

2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dan disebut sebagai

lembaga pendidikan kedua yang berperan dalam mendidik peserta didik. Abu

Ahmadi dan Nur Uhbiyati[2] menyebutkan bahwa disebut sekolah jika dalam

pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai

perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan

dasar sampai pendidikan tinggi, dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang

telah ditetapkan.

Secara historis, keberadaan sekolah merupakan perkembangan lebih lanjut dari

keberadaan masjid. Sebab, proses pendidikan yang berlangsung di masjid pada

periode awal terdapat pendidik, peserta didik, materi dan metode pembelajaran

yang diterapkan sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Hanya saja, dalam

5
mengajarkan suatu materi, terkadang dibutuhkan tanya jawab, pertukaran pikiran,

hingga dalam bentuk perdebatan sehingga metode seperti ini kurang serasi dengan

ketenangan dan rasa keagungan yang harus ada pada sebagian pengunjung-

pengunjung masjid.

Kemudian, pada perkembangan berikutnya didirikan berbagai model kelembagaan

pendidikan Islam yang mula-mula dinamakan Kuttab, yang mengajarkan cara

membaca dan menulis huruf Al-Quran serta pengajaran ilmu agama dan ilmu Al-

Quran. Pembelajaran membaca dan menulis ini pada waktu itu sangat penting

karena membaca dan menulis dapat dipandang sebagai sumber ilmu pengetahuan

bagi manusia.

Setelah sistem Kuttab , kemudian dibentuk sistem pendidikan klasikal yang

dikenal dengan madrasah atau sekolah. Selain sistem madrasah (klasikal)

pendidikan Islam berkembang pula dalam institusi kependidikan yang disebut

zawiyah, yaitu tempat belajar yang terpisah dari bangunan masjid.

Di Indonesia sendiri lingkungan pendidikan Islam formal diidentikkan dengan

madrasah. Mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan

Madrasah Aliyah (MA)—dan sekolah milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan

jenjang yang ada, termasuk perguruan tinggi seperti IAIN dan STAIN. Semua

lembaga ini akan menjalankan proses pendidikan yang berdasarkan kepada konsep-

konsep yang telah dibangun dalam sistem pendidikan Islam. Selain itu, di

Indonesia, madrasah juga dituntut menyeimbangkan antara pengetahuan agama dan

umum di setiap jenjang pendidikan.

3. Lingkungan Masyarakat

6
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan non formal, juga menjadi bagian penting

dalam proses pendidikan, tetapi tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan

ketat. Masyarakat yang terdiri dari sekelompok atau beberapa individu yang

beragam akan mempengaruhi pendidikan peserta didik yang tinggal di sekitarnya.

Oleh karena itu, dalam pendidikan Islam, masyarakat memiliki tanggung jawab

dalam mendidik generasi muda tersebut.

Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang lebih luas turut berperan dalam

terselenggaranya proses pendidikan. Setiap individu sebagai anggota dari

masyarakat tersebut harus bertanggung jawab dalam menciptakan suasana yang

nyaman dan mendukung. Oleh karena itu, dalam pendidikan anak pun, umat Islam

dituntut untuk memilih lingkungan yang mendukung pendidikan anak dan

menghindari masyarakat yang buruk. Sebab, ketika anak atau peserta didik berada

di lingkungan masyarakat yang kurang baik, maka perkembangan kepribadian anak

tersebut akan bermasalah. Dalam kaitannya dengan lingkungan keluarga, orang tua

harus memilih lingkungan masyarakat yang sehat dan cocok sebagai tempat tinggal

orang tua beserta anaknya. Begitu pula sekolah atau madrasah sebagai lembaga

pendidikan formal, juga perlu memilih lingkungan yang mendukung dari

masyarakat setempat dan memungkinkan terselenggaranya pendidikan tersebut.

Bentuk lingkungan pendidikan yang dapat dikategorikan kepada lembaga

pendidkan non formal adalah pesantren. Kata “pesantren” mengandung pengertian

sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata “santri” diduga

berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau dari bahasa

Jawa “cantrik” yang berarti orang yang mengikuti gurunya kemanapun pergi.[3]

Dalam jangka panjang, pesantren berada dalam kedudukan kultural yang relatif

7
lebih kuat dari pada masyarakat di sekitarnya. Kedudukan ini dapat dilihat dari

kemampuan pesantren untuk melakukan transformasi total dalam sikap hidup

masyarakat sekitarnya, tanpa ia sendiri mengorbankan identitas dirinya. Perubahan

ini bukan hanya dalam bidang pengetahuan saja tetapi juga dalam hal keterampilan

untuk kemudian sebagai bekal untuk hidup di lingkungan masyarakat yang lebih

luas.

C. Fungsi Lingkungan Pendidikan Islam

Lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi terselenggaranya suatu pendidikan

sangat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan

yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus

diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu

sendiri.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,

namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dan pengaruhnya

sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang anak tinggal dalam

suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut akan mempengaruhi anak

tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Hurairah:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua orang tuanya

(mewakili lingkungan) mungkin dapat menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani,

atau Majusi.”

Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya

dapat sangat kuat sehingga sangat mungkin dapat mengalahkan fitrah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan penting

dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga dikenal

8
dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara

umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

Keluarga sangat diperlukan untuk mendidik anakanaknya sesuai dengan prinsip-

prinsip ajaran Islam serta memberikan bekal kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi yang dimilikinya ketika berada di lingkungan sekolah dan

masyarakat. Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting dalam

proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yang pada

hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan

masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profesional sesuai dengan

prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan Islam. Sekolah harus mengajarkan

berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan

kemampuan peserta didik itu sendiri.

Begitu pula, masyarakat dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat

yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif

dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Jika ditinjau dari

segi manfaatnya, pendidikan non formal berperan dalam:

1. Peningkatan pendidikan informal, artinya potensi-potensi yang ada dalam

setiap individu tidak hanya sekedar ‘hiasan’ untuk dirinya pribadi, tetapi harus

dapat bermanfaat terhadap lingkungan masyarakatnya.

2. Kelengkapan pendidikan formal. Pendidikan non formal sebagai pelengkap,

artinya adalah jika ada hal yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan pendidikan

formal maka dapat dilaksanakan pada lembaga non formal. Sebagai contoh pada

masa sekarang ini terdapat pendidikan berbasis masyarakat yang memberikan

9
pengetahuan dan keterampilan yang belum tentu disampaikan di lembaga

pendidikan formal, dan biasanya berbentuk lembaga kursus.

Kemudian, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara

harmonis sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran

Islam. Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar ma’ruf nahi mungkar

dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan sehingga terwujudlah

masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat yang baldatun tayyibatun wa

rabbun gafuur.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam

interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya

pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk

berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar

lingkungan pendidikan.

Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat manusia.

Lingkungan sekolah sebagai bekal skil dan ilmu pengetahuan, sedangkan

lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di

keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

Media massa sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu

pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak.

D. PENGARUH LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi terselenggaranya suatu pendidikan

sangat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan

yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus

10
diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu

sendiri.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,

namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dan pengaruhnya

sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang anak tinggal dalam

suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut akan mempengaruhi anak

tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Hurairah:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua orang tuanya

(mewakili lingkungan) mungkin dapat menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani,

atau Majusi.”

Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya

dapat sangat kuat sehingga sangat mungkin dapat mengalahkan fitrah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan

penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga

dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang

secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah,

dan masyarakat.

Keluarga sangat diperlukan untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-

prinsip ajaran Islam serta memberikan bekal kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi yang dimilikinya ketika berada di lingkungan sekolah dan

masyarakat. Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting dalam

proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yang pada

hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan

11
masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profesional sesuai dengan

prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan Islam. Sekolah harus mengajarkan

berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan

kemampuan peserta didik itu sendiri.

Begitu pula, masyarakat dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat

yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif

dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Jika ditinjau dari

segi manfaatnya, pendidikan non formal berperan dalam:

1) Peningkatan pendidikan informal, artinya potensi-potensi yang ada dalam

setiap individu tidak hanya sekedar ‘hiasan’ untuk dirinya pribadi, tetapi

harus dapat bermanfaat terhadap lingkungan masyarakatnya.

2) Kelengkapan pendidikan formal. Pendidikan non formal sebagai pelengkap,

artinya adalah jika ada hal yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan

pendidikan formal maka dapat dilaksanakan pada lembaga non formal.

Sebagai contoh pada masa sekarang ini terdapat pendidikan berbasis

masyarakat yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang belum

tentu disampaikan di lembaga pendidikan formal, dan biasanya berbentuk

lembaga kursus.

3) lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara harmonis

sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran Islam.

Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar ma’ruf nahi mungkar

dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan sehingga

terwujudlah masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat yang

baldatun tayyibatun wa rabbun gafuur.

12
E. Pembinaan Lingkungan dalam Pendidikan Islam

Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, maka ketiga lembaga atau

lingkungan pendidikan yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan social perlu bekerja sama secara harmonis. Orang tua di tingkat

keluarga harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya, terutama dalam aspek

keteladanan dan pembiasaan serta penanaman nilai-nilai. Orang tua juga harus

menyadari tanggung jawabnya dalam mendidik anak-anaknya tidak sebatas taat

beribadah kepada Allah semata, seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah khusus

lainnya, akan tetapi orang tua juga memperhatikan pendidikan bagi anaknya sesuai

dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam.

Termasuk di antaranya mempersiapkan anaknya memiliki kemampuan dan

keahlian sehingga ia dapat menjalankan hidupnya sebagai hamba Allah sekaligus

sebagai khalifah fil ardhi serta menemukan kebahagiaan yang hakiki, dunia dan

akhirat. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mempersiapkan anaknya sebagai

anggota masyarakat yang baik, sebab, masyarakat yang baik berasal dari

individuindividu yang baik sebagai anggota dari suatu komunitas masyarakat itu

sendiri.

Mengenai hal ini, Allah Swt. juga telah menegaskan: “ Bagi manusia ada malaikat-

malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka

menjaganya atas perintah Allah, Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada

13
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

(QS. ar-Ra’du/13: 11).

Menyadari besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak, maka orang

tua juga seyogyanya bekerja sama dengan sekolah atau madrasah sebagai

lingkungan pendidikan formal untuk membantu pendidikan anak tersebut. Dalam

hubungannya dengan sekolah, orang tua mesti berkoordinasi dengan baik dengan

sekolah tersebut, bukan malah menyerahkan begitu saja kepada sekolah.

Sebaliknya, pihak sekolah juga menyadari bahwa peserta didik yang ia didik

merupakan amanah dari orang tua mereka sehingga bantuan dan keterlibatan orang

tua sangat dibutuhkan. Kemudian sekolah juga harus mampu memberdayakan

masyarakat seoptimal mungkin, dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan

yang diterapkan.

Begitu pula masyarakat pada umumnya, harus menyadari pentingnya

penyelenggaraan pendidikan yang dimulai dari tingkat keluarga hingga kepada

sekolah serta lembaga-lembaga pendidikan non formal lainnya dalam upaya

pencerdasan umat. Sebab antara pendidikan dengan peradaban yang dihasilkan

suatu masyarakat memiliki korelasi positif, semakin berpendidikan suatu

masyarakat maka semakin tinggi pula peradaban yang ia hasilkan, demikian

sebaliknya.

Jadi, dibutuhkan pendidikan terpadu antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut.

Dengan keterpaduan ketiganya diharapkan pendidikan yang dilaksanakan mampu

mewujudkan tujuan yang diinginkan. Pendidikan terpadu seperti inilah yang

diinginkan dalam perspektif pendidikan Islam. Bahkan prinsip integral (terpadu)

menjadi salah satu prinsip dalam sistem pendidikan Islam. Prinsip ini tentu tidak

14
hanya keterpaduan antara dunia dan akhirat, individu dan masyarakat, atau jasmani

dan rohani; akan tetapi keterpaduan antara lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat juga termasuk di dalamnya.

15
BAB III

PENUTUP

1. Pengertian lingkungan pendidikan Islam adalah suatu lingkungan yang

di dalamnya terdapat ciri-ciri ke-Islaman yang memungkinkan

terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.

2. Macam-macam lingkungan ada tiga, yaitu

• Lingkungan pendidikan informal, yaitu berupa lingkungan

keluarga.

• Lingkungan pendidikan formal, berupa sekolah atau madrasah.

• Lingkungan pendidikan non formal, berupa lingkungan

masyarakat.

3. Walaupun setiap lembaga/ institusi/ lingkungan pendidikan memiliki

perannya masing-masing. Lingkungan keluarga memberikan bekal,

sekolah memberikan pengetahuan agama dan umum, dan masyarakat

berperan meningkatkan potensi seorang individu serta sebagai

pelengkap dari pengetahuan yang didapatkan ketika berada di

lingkungan formal. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya dibutuhkan

kerja sama yang baik. Sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang

diikat dengan ajaran agama Islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati.1991.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Rineka

Cipta.

anonymous. Al-Quran Digital versi 2.1.

Arifin, M. 2006. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Indisipliner edisi revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Dindin Jamaludin. 2010. Potret Konstruksi Pendidikan Karakter (Kajian atas

Lembaga Pendidikan di Jawa Barat), hal 3

http://annisahidayat.wordpress.com/2010/05/05/peran-lingkungan-dalam-

penyelenggaraan-pendidikan-islam-2/

17

Anda mungkin juga menyukai