Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah serta inayah-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Pendidikan
Islam. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Isny Lellya, S.Ag., M.Ag.
Selaku dosen Pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam UIN Antasari
Banjarmasin.
Pendidikan Islam” sebagai bahan pembelajaran bagi kami. Makalah ini tentu nya
masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kelompok 9
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... II
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidakhanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang adadalam sistem
pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah,dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung
sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan !slam itu sendiri. Dalam
pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an secara eksplisit,
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Benar, bahwa lingkungan pendidikan Islam tidak dijelaskan secara langsung dalam
Al-Quran, kecuali lingkungan pendidikan yang terdapat dalam praktek sejarah yang
dengan istilah al-qaryah, sebagai tempat tinggal mnausia umumnya yang dapat
tempat tinggal para nabi. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan juga merupakan
3
lembaga pendidikan inilah yang akan berpengaruh terhadap perkembangan
1. Lingkungan Keluarga
Pada dasarnya, manusia merupakan “homo educandum” artinya manusia itu pada
orang tua mereka dengan tujuan untuk megembangkan potensi-potensi yang ada
pada dirinya, sampai menjadi manusia yang dewasa baik jasmani maupun
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
dirinya dan keluarganya sedangkan dia sendiri tidak mengetahui apa-apa. Inilah
informal. Selain itu, keluarga juga disebut sebagai satuan pendidikan luar sekolah.
oleh peserta didik. Dalam hal ini, orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai
4
peserta didik. Oleh karena itu, keluarga hendaknya dapat menciptakan suasana yang
Karena besarnya peran keluarga dalam pendidikan, Sidi Gazalba, seperti yang
utamanya untuk masa bayi dan masa kanak-kanak sampai usia sekolah. Dalam
lembaga ini, sebagai pendidik adalah orang tua, kerabat, famili, dan sebagainya.
Orang tua selain sebagai pendidik, juga sebagai penanggung jawab. Oleh karena
itu, orang tua dituntut menjadi teladan bagi anak-anaknya, baik berkenaan dengan
ibadah, akhlak, dan sebagainya. Dengan begitu, kepribadian anak yang Islami akan
terbentuk sejak dini sehingga menjadi modal awal dan menentukan dalam proses
2. Lingkungan Sekolah
lembaga pendidikan kedua yang berperan dalam mendidik peserta didik. Abu
Ahmadi dan Nur Uhbiyati[2] menyebutkan bahwa disebut sekolah jika dalam
perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu, berlangsung mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi, dan dilaksanakan berdasarkan aturan resmi yang
telah ditetapkan.
periode awal terdapat pendidik, peserta didik, materi dan metode pembelajaran
yang diterapkan sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik. Hanya saja, dalam
5
mengajarkan suatu materi, terkadang dibutuhkan tanya jawab, pertukaran pikiran,
hingga dalam bentuk perdebatan sehingga metode seperti ini kurang serasi dengan
ketenangan dan rasa keagungan yang harus ada pada sebagian pengunjung-
pengunjung masjid.
membaca dan menulis huruf Al-Quran serta pengajaran ilmu agama dan ilmu Al-
Quran. Pembelajaran membaca dan menulis ini pada waktu itu sangat penting
karena membaca dan menulis dapat dipandang sebagai sumber ilmu pengetahuan
bagi manusia.
madrasah. Mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA)—dan sekolah milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan
jenjang yang ada, termasuk perguruan tinggi seperti IAIN dan STAIN. Semua
lembaga ini akan menjalankan proses pendidikan yang berdasarkan kepada konsep-
konsep yang telah dibangun dalam sistem pendidikan Islam. Selain itu, di
3. Lingkungan Masyarakat
6
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan non formal, juga menjadi bagian penting
dalam proses pendidikan, tetapi tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan
ketat. Masyarakat yang terdiri dari sekelompok atau beberapa individu yang
Oleh karena itu, dalam pendidikan Islam, masyarakat memiliki tanggung jawab
Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang lebih luas turut berperan dalam
nyaman dan mendukung. Oleh karena itu, dalam pendidikan anak pun, umat Islam
menghindari masyarakat yang buruk. Sebab, ketika anak atau peserta didik berada
tersebut akan bermasalah. Dalam kaitannya dengan lingkungan keluarga, orang tua
harus memilih lingkungan masyarakat yang sehat dan cocok sebagai tempat tinggal
orang tua beserta anaknya. Begitu pula sekolah atau madrasah sebagai lembaga
sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata “santri” diduga
berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang berarti “melek huruf”, atau dari bahasa
Jawa “cantrik” yang berarti orang yang mengikuti gurunya kemanapun pergi.[3]
Dalam jangka panjang, pesantren berada dalam kedudukan kultural yang relatif
7
lebih kuat dari pada masyarakat di sekitarnya. Kedudukan ini dapat dilihat dari
ini bukan hanya dalam bidang pengetahuan saja tetapi juga dalam hal keterampilan
untuk kemudian sebagai bekal untuk hidup di lingkungan masyarakat yang lebih
luas.
yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus
sendiri.
sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang anak tinggal dalam
suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut akan mempengaruhi anak
tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Hurairah:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua orang tuanya
atau Majusi.”
Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya
dapat sangat kuat sehingga sangat mungkin dapat mengalahkan fitrah. Dengan
8
dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara
umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
prinsip ajaran Islam serta memberikan bekal kepada peserta didik untuk
masyarakat. Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting dalam
hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan
berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan
yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif
dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Jika ditinjau dari
setiap individu tidak hanya sekedar ‘hiasan’ untuk dirinya pribadi, tetapi harus
artinya adalah jika ada hal yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan pendidikan
formal maka dapat dilaksanakan pada lembaga non formal. Sebagai contoh pada
9
pengetahuan dan keterampilan yang belum tentu disampaikan di lembaga
Kemudian, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara
Islam. Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar ma’ruf nahi mungkar
rabbun gafuur.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk
berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar
lingkungan pendidikan.
Media massa sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu
yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus
10
diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu
sendiri.
sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang anak tinggal dalam
suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut akan mempengaruhi anak
tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Hurairah:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua orang tuanya
atau Majusi.”
Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya
dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang
secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
prinsip ajaran Islam serta memberikan bekal kepada peserta didik untuk
masyarakat. Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting dalam
hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan
11
masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profesional sesuai dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan
yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif
dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Jika ditinjau dari
setiap individu tidak hanya sekedar ‘hiasan’ untuk dirinya pribadi, tetapi
artinya adalah jika ada hal yang tidak dapat terpenuhi hanya dengan
lembaga kursus.
12
E. Pembinaan Lingkungan dalam Pendidikan Islam
lingkungan social perlu bekerja sama secara harmonis. Orang tua di tingkat
keteladanan dan pembiasaan serta penanaman nilai-nilai. Orang tua juga harus
beribadah kepada Allah semata, seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah khusus
lainnya, akan tetapi orang tua juga memperhatikan pendidikan bagi anaknya sesuai
sebagai khalifah fil ardhi serta menemukan kebahagiaan yang hakiki, dunia dan
akhirat. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mempersiapkan anaknya sebagai
anggota masyarakat yang baik, sebab, masyarakat yang baik berasal dari
individuindividu yang baik sebagai anggota dari suatu komunitas masyarakat itu
sendiri.
Mengenai hal ini, Allah Swt. juga telah menegaskan: “ Bagi manusia ada malaikat-
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada
13
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Menyadari besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak, maka orang
tua juga seyogyanya bekerja sama dengan sekolah atau madrasah sebagai
hubungannya dengan sekolah, orang tua mesti berkoordinasi dengan baik dengan
Sebaliknya, pihak sekolah juga menyadari bahwa peserta didik yang ia didik
merupakan amanah dari orang tua mereka sehingga bantuan dan keterlibatan orang
yang diterapkan.
sebaliknya.
menjadi salah satu prinsip dalam sistem pendidikan Islam. Prinsip ini tentu tidak
14
hanya keterpaduan antara dunia dan akhirat, individu dan masyarakat, atau jasmani
dan rohani; akan tetapi keterpaduan antara lingkungan keluarga, sekolah dan
15
BAB III
PENUTUP
keluarga.
masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
http://annisahidayat.wordpress.com/2010/05/05/peran-lingkungan-dalam-
penyelenggaraan-pendidikan-islam-2/
17