Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI DASAR

MENGHITUNG POPULASI CAPUNG DENGAN METODE

METODE TANGKAP-TANDAI-LEPAS DAN TANGKAP

KEMBALI

Nama : Ratih Kusuma Wardhani

NIM : 1901125069

Program Studi : Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

2021
PRAKTIKUM 1
METODE TANGKAP-TANDAI-LEPAS DAN TANGKAP
KEMBALI
(Suatu Simulasi di kelas)

Tujuan :
Menghitung populasi capung Pantala flavescens (khayalan) dengan menggunakan model biji
mute putih kecil.

Alat dan bahan yang diperlukan


1. Gelas plastik kecil (mewakili area lokasi pengamatan)
2. Sejumlah biji mute (mewakili capung khayalan)
3. Spidol warna permanen
4. Kalkulator
Cara Kerja :
1. Ambil sebagian biji mute yang terdapat dalam gelas plastik dengan menggunakan jari
tangan
2. Semua biji mute yang tertangkap diberi tanda khusus dengan spidol. Hitunglah berapa
jumlahnya
3. Mute yang telah bertanda dimasukkan kembali ke dalam gelas plastik
4. Gelas plastik berisi mute ini dikocok sebentar, kemudian ambil kembali biji mute
dengan jari tangan
5. Hitung berapa mute yang tertangkap. Hitung juga berapa mute yang sudah bertanda
6. Hitunglah total taksiran populasi capung khayalan tersebut (Gunakan rumus TTLTK)
7. Untuk menguji apakah taksiran yang dibuat sesuai dengan kenyataan atau tidak, maka
dilakukan penghitungan total jumlah mute yang ada dalam gelas plastik tersebut. Data
ini dibandingkan dengan hasil total taksiran dengan menggunakan rumus X 2 pada
level alpha 5 % .
8. Nilai tabel X2 adalah 3,84. Buatlah kesimpulannya

Rumus yang dipakai menaksir populasi capung adalah :

T2 PT = Populasi total taksiran


PT = T1 X  T1 = Jumlah tangkapan pertama kali
T1,2 T2 = Jumlah tangkapan yang kedua kali
bertanda
T1,2 = Jumlah yang tertangkap dua kali
Rumus yang dipakai untuk menguji populasi capung taksiran (hasil pengamatan) dengan
populasi capung sebenarnya adalah :

( amati – harapan)2
X 2
hitung = ∑ ───────────
harapan
H0 : tidak ada perbedaan antara populasi capung taksiran dengan populasi capung
sebenarnya
H1 : ada perbedaan antara populasi capung taksiran dengan populasi capung
sebenarnya

Kriteria : jika X2hitung < X2tabel non signifikan maka terima H0 dan tolak H1
jika X2hitung > X2tabel signifikan maka tolak H0 dan terima H1
LAPORAN PRAKTIKUM

Hari : Minggu Tanggal : 17 Oktober 2021 Jam : 5.00 WIB


Tempat : Rumah Ratih Nama pengamat : Ratih Kusuma Wardhani (1901125069)

Hasil pengamatan :
Populasi capung yang tertangkap pada periode pertama kali 4 ekor (T1).
Populasi capung yang tertangkap pada periode yang kedua 9 ekor (T2 ).
Populasi capung yang telah bertanda ada sebanyak 2 ekor ( T1,2)
Jumlah total capung yang sebenarnya adalah 13 (F): Faktual

Rumus yang dipakai menaksir populasi capung adalah :

T2 9 PT = Populasi total taksiran


PT = T1 X  = 4 X  = 18 T1 = Jumlah tangkapan pertama kali
T1,2 2 T2 = Jumlah tangkapan yang kedua kali
T1,2 = Jumlah yang tertangkap dua kali

Jumlah total taksiran capung adalah 18 (PT) : Teoritik

F + PT 13 +18 31
Nilai harapan adalah : ──────── = ─────── = ────── = 15,5
2 2 2

Rumus yang dipakai untuk menguji populasi capung taksiran (hasil pengamatan) dengan populasi
capung sebenarnya adalah :

( amati – harapan)2 ( F – H )2 ( P T – H )2
X 2
hitung = ─────────── = ────── + ───────
harapan H H

( 13 – 15,5 )2 ( 18 – 15,5)2
= ────── + ───────
15,5 15,5

(-2,5)2 (2,5)2
= ────── + ───────
15,5 23

6,25 6,25
= ────── + ───────
15,5 15,5

12,5
X2hitung = ────── = 0,806
15,5

Kriteria : jika X2hitung < X2tabel non signifikan maka terima H0 dan tolak H1
jika X2hitung > X2tabel signifikan maka tolak H0 dan terima H1

Nilai X2tabel adalah 3,84.


Nilai X2hitung adalah 0,806

Karena X2hitung < X2tabel non signifikan maka terima H0 dan tolak H1
Pembahasan
Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok makhluk yang sama
spesies (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik), yang
mendiami suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun
paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan
karakteristik individu dalam kelompok itu (Odum, 1971). Populasi memiliki beberapa
karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu
anggota populasi. Karakteristik dasar suatu populasi. adalah ukuran besar populasi,
kerapatan dan kelimpahan populasi.
Metode MMM, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk
menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan,
burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson
berdasarkan nama penemunya. Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah
individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu
diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan
kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari
(satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap
sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu
diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan
individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua.
Cara menandai ada bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti,
habitatnya (daratan, perairan), selama periode pengamaatan dan tujuan studi, namun
dalam cara apapun yang digunakan persyaratan-persyaratan berikut ini perlu dipenuhi:
1. Tanda yang digunakan harus mudah dikenal kembali dan tidak ada yang hilang
atau rusuk selama periode pengamatan.
2. Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau merubah perilaku atau
aktivitas atau peluang hidup.
3. Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan
individu-individu lain dalam populasi.
4. Peluang untuk ditangkap (kembali) harus sama bagi individu yang bertanda
maupun tidak.
Dari hasil data diatas, perlu diketahui bahwa pengamatan yang dilakukan
mendapatkan hasil yang. Non signifikan. Pada proses pengamatan populasi capung
(kacang tanah), tangkapan pertama mendapatkan 4 capung, kemudian ditandai dan
dimasukan kembali serta dikocok. Untuk mengetahui tangkapan selanjutnya, maka
dilakukan pengambilan kembali dari hasil kocokan yang ke dua yaitu 9 capung.
Sehingga Faktual yang didapatkan ialah 13 capung dan jumlah yang tertangkap dua kali
ialah 2 capung. Untuk mengetahui hasil dari metode ini, maka diperlukan perhitungan
dari pengamatan tersebut.
Dalam ketentuannya bahwa :
jika X2hitung < X2tabel non signifikan maka terima H0 dan tolak H1
jika X2hitung > X2tabel signifikan maka tolak H0 dan terima H1

Dan dalam hasil yang saya dapatkan bahwa X2hitung adalah 0,806 maka kriteria yang
dimiliki kurang dari 3,84. Sehingga tabel non signifikan, maka akan terjadinya terima
H0 dan tolak H1

Kesimpulan
Metode CMRR ialah suatu metode yang memiliki prinsip kerja berupa
menandai, melepaskan dan menagkap kembali sampel yang dilakukan. Estimasi
populasi capung yang saya dapatkan menggunakan metode CMRR dan menggunakan
rumus TTLTK, diperoleh data akhir yang didapatkan ialah 0,806 maka kriteria yang
dimiliki kurang dari 3,84 tabel non signifikan, Sehingga tabel non signifikan, maka
akan terjadinya terima H0 dan tolak H1.
Dihasilkan kurang dari nilai tabel X2 , karena pada pengihtungannya faktual
lebih kecil dibandingkan nilai harapan. Sehingga membuat hasil data akhirnya kurang
dari nilai tabel X2 .
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai