Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SARIPUDIN

NPM : 2110631050032
KELAS : 1B
RESUME : Konsep Keimanan Dalam Islam

KONSEP KEIMANAN DALAM ISLAM


Iman berasal dari kata bahasa Arab amana yu'minu imanan secara harfiyah
(etimologis) artinya percaya dengan yakin. Sedangkan secara istilah iman artinya
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dalam perbuatan.
Iman juga adalah masalah mendasar dalam Islam. Seseorang yang menyatakan diri memeluk
Islam harus mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengakui Allah sebagai Tuhan dan
Muhammad sebagai Rasul-Nya.
Iman kepada Allah SWT merupakan fitrah manusia, artinya mempercayai dan
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT itu ada (wujud). Orang yang beriman pada
Allah SWT hanya akan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.
Selain itu, meyakini juga bahwa segala sesuatu di alam semesta ini diciptakan oleh-Nya.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari iman kepada hal-hal ghaib, Malaikat tidak
bisa dijangkau akal dan pancaindera karena berada di balik alam materi. Malaikat adalah
hamba-hamba Allah yang terhormat, tidak pernah durhaka kepada Allah, dan senantiasa
mengerjakan apa saja yang diperintahkan-Nya.
Iman kepada kitab – kitab Allah SWT artinya meyakini dan mempercayai adanyua
kitab – kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. Kitab – Kitab Allah adalah wahyu – wahyu
yang diterima para Nabi/Rasul Allah. Adapun kitab yang diturunkan Allah SWT kepada
rasul-Nya antara lain kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS,
kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan kitab Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Iman kepada rasul – rasul Allah SWT artinya meyakini dan mempercayai dengan
sepenuh hati bahwa rasul – rasul Allah SWT itu ada. Para Nabi dan Rasul Allah SWT mulai
dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW adalah utusan atau manusia – manusia
pilihan Allah SWT untuk mengemban tugas menyampaikan ajaran-Nya.
Iman kepada hari akhir atau hari kiamat artinya meyakini dan mempercayai bahwa
hari itu pasti akan dating serta yakin bahwa setelah kehidupan dunia ini ada alam kehidupan
yang kekal, yakni alam akhirat. Di alam akhirat itulah manusia menjalani kehidupan
sesungguhnya. Bahagia atau celakanya, ditentukan oleh amal perbuatannya selama di dunia
ini.
Iman kepada qadha dan qadar artinya yakin dan percaya dengan sepenuh hati bahwa
takdir yang baik maupun yang buruk datangnya dari Allah SWT. Qadha artinya ketetapan.
Sebelum manusia lahir di dunia dan Allah SWT sudah menetapkan segala tentang kehidupan
manusia tersebut. Qadar artinya ketentuan atau kepastian serta peraturan atau sistem yang
diciptakan Allah SWT sebagai hukum sebab akibat dan telah menentukan apa yang sudah
terjadi maupun yang akan terjadi.

#Sumber : PPT Google Classroom + menggunakan bahasa sendiri


NAMA : SARIPUDIN
NPM : 2110631050032
KELAS : 1B
RESUME : Aliran – Aliran Pemikiran Dalam Islam

ALIRAN – ALIRAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM


Dalam hadis riwayat Imam Thurmudzi dan Imam Ibnu Majam, nabi mengatakan
bahwa umat Islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan dan hanya 1 yang selamat yaitu
golongan yang mengikuti ajaran nabi. Puncak perpecahan ini yaitu pada masa Khalifah Ali
bin Abi Thalib yang berakhir munculnya kelompok aliran pemikiran Islam pun lahir.
Sunni atau Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) merupakan aliran yang mengikuti
petunjuk dari Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya. Aliran ini dalam menjalankan
kehidupan bertumpu pada Alquran, hadis, ijma' ulama, dan Qiyas.
Syiah adalah aliran yang mengikuti khilafah Ali bin Abi Thalib. Mereka berpendapat
bahwa sahabat – sahabat Nabi Muhammad SAW kecuali Ali bin Abi Thalib tidak benar.
Aliran ini mempunyai pendapat bahwa Al-Quran yang sekarang mengalami perubahan dan
pengurangan serta aliran ini juga tidak mengamalkan hadis kecuali dari jalur keluarga Nabi
Muhammad SAW.
Khawarij adalah aliran yang bermula dari sebuah kekuatan politik. Aliran Khawarij
merupakan aliran yang tidak setuju dengan adanya perdamaian antara Ali bin Abi Thalib
dengan Muawiyah saat perang Shiffin. Mereka menganggap Ali serta orang – orang yang
menyetujui perjanjian tersebut mendapatkan dosa besar, maka orang tersebut dapat dikatakan
orang yang kafir.
Murji’ah adalah aliran yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir – mengkafirkan
terhadap orang yang melakukan dosa besar. Murji’ah artinya menangguhkan dan aliran ini
muncul pada abad pertama Hijriah. Kaum Murji’ah berpendapat bahwa mukmin yang
melakukan dosa besar masih tetap mukmin, yaitu mukmin yang berdosa tidak menjadi kafir.
Jabariyah adalah aliran yang memiliki arti paksaan. Dalam aliran Jabariyah tersebut
menganut paham bahwa karena telah ditentukan dari semula, maka manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendaknya serta perbuatannya. Seluruh
perbuatan manusia tidak boleh lepas dari aturan, skenario, dan kehendak Allah SWT.
Qadariyah adalah aliran yang mempunyai arti mampu atau berkuasa. Dalam paham
Qadariyah manusia dipandang mempunyai kemerdekaan dan kebebasan untuk melaksanakan
kehendaknya serta menentukan perjalanan hidupnya. Pemahaman mereka dalam menentukan
keputusan yang menyangkut perbuatannya sendiri, manusialah yang menentukan, tanpa ada
campur tangan Tuhan.
Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-persoalan ilmu
agama yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka banyak
memakai akal sehingga mendapat nama “kaum rasionalis Islam”. Penganut aliran ini
meyakini bahwa akal dapat menghantarkan pada keimanan dan ketaatan.

#Sumber : PPT Google Classroom + menggunakan bahasa sendiri


NAMA : SARIPUDIN
NPM : 2110631050032
KELAS : 1B
RESUME : Akhlak

AKHLAK
Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “khuluqun” yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab dan tindakan. Sedangkan
secara istilah, akhlak merupakan sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan
manusia. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam dengan Al-Quran dan Sunnah
Rasul sebagai sumber nilainya serta ijtihad sebagai metode berpikir islami. Pola sikap dan
tindakan yang dimaksud mencakup hubungan dengan Allah SWT, sesama manusia, dan
dengan alam sekitar.
Akhlakul Karimah adalah Akhlak yang baik dan terpuji yaitu suatu aturan atau norma
yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta. Agama
Islam mengajarkan setiap muslim untuk memiliki akhlakul karimah atau akhlak terpuji dalam
dirinya dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Maka dari itu, sebagai seorang muslim,
memiliki akhlak terpuji merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki. Contohnya adalah
mematuhi perintah Allah SWT, berbakti kepada orang tua, bersikap baik dan menolong
sesama manusia, santun dalam berbicara, menjaga amanah dan menepati janji, serta selalu
bersyukur.
Akhlak madzmumah (akhlak tercela) atau akhlak sayyi’ah (akhlak yang jelek) artinya
sikap dan tingkah laku yang buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta
lingkungan. Akhlak ini merupakan tindakan buruk yang harus dihindari oleh setiap manusia
dan harus dijauhi karena dapat mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebagai seorang
muslim, sudah seharusnya menjauhi segala perbuatan tercela atau akhlak madzmumah ini
karena sangat dibenci oleh Allah SWT. Contoh dari akhlak tercela ini adalah memiliki sifat
iri dan dengki, sombong, tamak, hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya.
Birrul Walidain merupakan perbuatan baik yang dilakukan anak kepada orang tua.
Secara bahasa "birr" yang artinya berbuat baik, berbakti dan "walidain" yang artinya kedua
orang tua. Sedangkan secara istilah adalah Perilaku berbakti dan berbuat baik yang harus
dilakukan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya. Birrul walidain hukumnya fardhu
'ain bagi setiap Muslim. Keutamaan birrul walidain adalah lebih utama dari jihad, do'anya
dikabulkan (diterima) Allah SWT, karena Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, menjadi
sebab (kunci) untuk masuk surga. Contoh dalam kehidupan sehari – hari adalah mendo'akan
orang tua. meringankan beban orang tua (seperti membantu pekerjaan rumah, merawat
mereka), tidak membentak orang tua, mentaati perintah orang tua, dan menghormati serta
berbuat baik kepada mereka.

#Sumber : PPT Google Classroom + menggunakan bahasa sendiri


NAMA : SARIPUDIN
NPM : 2110631050032
KELAS : 1B
RESUME : Sumber – Sumber Ajaran Islam

SUMBER – SUMBER AJARAN ISLAM


Al-Quran secara bahasa adalah bacaan atau yang dibaca dan secara istilah Al-Qur’an
adalah firman Allah SWT yang diturunkan dengan perantara malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW untuk dipahami isinya. Al-Quran juga merupakan sumber hukum Islam
yang pertama dan utama. Sebagai sumber hukum, di dalam Al-Quran telah disebutkan secara
rinci hal – hal yang berkaitan dengan masalah – masalah kehidupan dan yang lainnya.
Sebagai kitab suci umat Islam, Al-Qur’an terdiri dari 30 juz’, 114 Surat dan 6.666 ayat.
Contoh keberkahan dan kemuliaan jika kita membaca atau mengamalkan isi dan kandungan
yang ada dalam Al-Quran adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, menguatkan
Hablumminallah dan menjaga Hablumminannas, dapat membedakan antara yang Haq dan
Bathil, mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT, menghargai dan toleransi terhadap
perbedaan, menjaga ukhuwah dan silaturrahmi, dan lain sebagainya.
As-Sunnah adalah jalan yang dilalui (Perjalanan). As-sunnah menurut para ahli hadits
adalah segala perkataan, perbuatan, sifat, keadaan, dan tabiat nabi Muhammad SAW, atau
dalam istilah lain ialah sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad SAW baik yang berkaitan
dengan masalah hukum atau tidak. Jadi, pada intinya As-Sunnah adalah segala sesuatu yang
datang kepada nabi Muhammad SAW baik ucapan, perbuatan baik atau sifat fisik maupun
psikis, setelah beliau diangkat menjadi Rasul maupun sebelumnya. Seluruh umat islam
sepakat bahwa as-sunah sebagai sumber ajaran islam kedua setelah al-quran. Apabila
mempedomani al-quran tanpa melalui as-sunnah mustahil bisa sempurna dalam
mengamalkan Al-Quran. Macam – macam As-Sunnah antara lain al-Fi’liyah (perbuatan /
tindakan), al-Qauliyah (perkataan / sabda), at-Taqririyah (persetujuan / keizinan), dan Sunnah
Hammiya.
Sumber ajaran dalam Islam yang selanjutnya adalah Ijtihad, dalam Bahasa Arab,
ijtihad berasal dari kata ijtihada – yajtahidu – ijtihadan yang artinya mencurahkan pikiran
secara bersungguh – sungguh. Pengertian ijtihad dilihat dari istilah adalah mencurahkan
semua tenaga serta pikiran dan bersungguh-sungguh dalam menetapkan suatu hukum. Maka
dari itu tidak disebut ijtihad jika tidak adanya unsur kesulitan pada suatu pekerjaan. Ijtihad
dilakukan apabila ada persoalan yang tidak ditemukan hukumnya pada Al – Qur’an dan
hadis. Kedudukannya sebagai sumber hukum islam setelah Al – Qur’an dan hadis. Hukum
yang diperoleh dari ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al – Qur’an dan hadis. Macam –
macam Ijtihad adalah Ijma, Qiyas, Maslahah Murshalah, Sududz Dzariah, Istishab, Urf, dan
Istihsan.

#Sumber : PPT Google Classroom + menggunakan bahasa sendiri

Anda mungkin juga menyukai