Anda di halaman 1dari 6

Kecurangan (fraud) dalam Perusahaan

Sifat

Sifat-sifat dari kecuranganh (fraud) dalam perusahaan yaitu:

 Positioning
Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat memberikan kemampuan
untuk membuat atau memanfaatkan kesempatan untuk penipuan.
 Intelegence and Creativity
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup dan mengeksploitasi
kelemahan pengendalian internal dan untuk menggunakan posisi, fungsi, atau akses
berwenang untuk keuntungan terbesar.
 Convidence atau ego
Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dan tidak akan
terdeteksi.
 Coercion
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau
menyembunyikan penipuan. Seseorang individu dengan kepribadian yang persuasif
dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan
atau melihat ke arah lain.
 Deceit
Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan konsisten. Untuk
mengjhindari deteksi, individu harus mampu berbohong meyakinkan, dan harus
melacak cerita secara keseluruhan.

Unsur

Menurut Direktorat Utama Pembinaan dan pengembangan Hukum BPK (Ditama


Binbangkum), sebagaimana terdapat dalam Listiana N. (2012), secara umum unsur-unsur
kecurangan adalah:

 Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);


 Dari suatu masa lampau (past) dan sekarang (present);
 Fakta bersifat material (material fact);
 Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make knowingly or recklessly);
 Dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak bersaksi;
 Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
(misrepresentation);
 Yang merugikannya (detriment).

Pada dasarnya terdapat dua tipe kecurangan, yaitu eksternal dan internal. Kecurangan
eksternal adalah kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap suatu
perusahaan/entitas, seperti kecurangan yang dilakukan pelanggan terhadap usaha, wajib pajak
terhadap pemerintah. Kecurangan internal adalah tindakan illegal dari karyawan, manajer,
dan eksekutif terhadap perusahaan tempat dia bekerja.

Lingkungan

Lingkungan kecurangan manajemen yang sering terjadi dalam perusahaan yaitu:

 Tekanan situasi yang dialami karyawan suatu perusahaan


 Akses terhadap aset perusahaan yang tidak diawasi
 Sifat kepribadian manajemen yang merusak integritas manajemen dengan
perusahaan,

Pencegahan, Deteksi, dan Pelaporan Kecurangan

Pencegahan

Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan
kecuarangan adalah berupaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab- sebab
timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan
curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut. Pada
dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu entitas apa bila :

 Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak
efektif.
 Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.
 Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan
dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang
mengarah tindakan kecurangan.
 Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak
efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
 Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan,
biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang
berlebihan.
 Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi
kecurangan
Deteksi
Teknik mendeteksi kecurangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

 Critical Point Auditing (CPA)


merupakan suatu teknik dimana melalui pemeriksaan atas catatan pembukuan,
gejala suatu manipulasi dapat diidentifikasi. Critical point auditing ini adalah
 Analisis Tren ; pengujian ini terutama dilakukan atas kewajaran pembukuan
pada rekening buku besar dan menyangkut pula pembandingannya dengan
data sejenis untuk periode sebelumnya maupun dengan data sejenis dari
cabang-cabang perusahaan.  
 Pengujian Khusus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang memiliki
risiko tinggi untuk terjadinya kecurangan. Kegiatan-kegiatan tersebut
seperti: pembelian, Ppmeriksa tingkat kewenangan pejabat dalam
melakukan pembelian dan menyetujui faktur, lakukan uji-petik terhadap
kontrak, terutama dari pemasok yang barang-barangnya dibeli tanpa ada
harga resminya, penjualan dan pemasaran. Kecurangan dalam aktivitas ini
biasanya dilakukan dengan cara seolah-olah terjadi penjualan yang diikuti
dengan pengiriman barang namun tanpa pendebetan pada rekening debitur.
 Job Sensitivity Analysis (JSA)
merupakan teknik analisis kepekaan pekerjaan (job sensitivity analysis) didasarkan
pada suatu asumsi. Dengan kata lain, teknik ini merupakan analisis dengan risiko
kecurangan dari sudut “pelaku potensial”, sehingga pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya kecurangan dapat dilakukan misalnya dengan
memperketat pengendalian intern pada intern pada posisi-posisi yang rawan
kecurangan.

Pelaporan
Setelah terdeteksi kecurangan, maka kecurangan tersebut akan dilaporkan ke pihak
yang berwajib dan kemudian perusahaan akan meningkat pencegahan kecurangan dengan
cara:

 Membangun struktur pengendalian intern yang baik


 Mengefektifkan aktivitas pengendalian, seperti review kinerja, pengolahan
informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas
 Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan
prinsip-prinsip GCG yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong
kinerja sumber-sumber perusahaan.
Proses Mengaudit Kecurangan Cyber
 Bekerja sama dengan manajemen dan dewan direksi untuk mengembangkan
strategi dan kebijakan cyber security.
 Mengidentfikasi peluang untuk memperbaiki kemampuan organisasi untuk
mengidentifkasi, menilai, dan mengurangi risiko cyber security ke tingkat yang
dapat diterima.
 Mengakui bahwa risiko cyber security tidak hanya bersifat eksternal, menilai dan
mengurangi ancaman potensial yang dapat timbul dari tindakan karyawan atau
mitra bisnis.
 Pastikan risiko cyber security terintegrasi secara formal atau ke dalam rencana
audit.
 Mempeluas hubungan dengan komite audit dan dewan untuk meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan tentang cyber security dan memastikan bahwa dewan
direks tetap terlibat dalam masalah cyber security dan mengetahui perubahan sifat
risiko cyber security.
 Kembangkan pemahaman tentang bagaimana teknologi dan trend yang muncul
dapat mempengaruhi perusahaan dan profil risiko cyber security.
 Mengevaluasi program cyber security organisasi terhadap Cybersecurity NIST
framework.
 Carilah kesempatan untuk mengkomunikasikan kepada manajemen bahwa
sehubungan dengan cyber security.
 Tekankan bahwa kontrol cyber security dan cyber incident response harus menjadi
priotitas manajemen puncak.
 Mengkaji setaiap staf IT/audit dan kekurangan sumber daya serta kurangya
teknologi/alat pendukung.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.inspektorat.waykanankab.go.id/detailpost/upaya-mendeteksi-kecurangan-
fraud

http://repository.uin-suska.ac.id/13888/7/7.%20BAB%20II__2018534AKN.pdf

https://id.scribd.com/presentation/462693027/MATERI-15-pptx

Anda mungkin juga menyukai