Anda di halaman 1dari 10

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance,

and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4, Hal 161-170.

No. ISSN 2797-0760

Pemanfaatan Strategi Blended Learning untuk Pembelajaran


Akuntansi dan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19
Prisma Ramdhania Pasha1*, Nanda Lailatul Mukharromah2, Mokhammad Lutfi Arfiyan3, Octavianto4
1234
Universitas Negeri Malang
*
prisma.ramdhania.1904216@students.um.ac.id

Abstrak
Pandemi Covid-19 merupakan krisis kesehatan yang pertama dan saat ini menjadi fokus utama di Indonesia.
Tentunya adanya pandemi ini memunculkan banyak dampak negatif yang harus ditanggung oleh
masyarakat. Pembelajaran yang dilakukan di tengah pandemi, tentu memerlukan strategi tertentu supaya
proses pembelajaran berjalan secara efektif. Strategi pembelajaran yang dikembangkan dalam pandemi
Covid-19 ini adalah strategi Blended Learning. Blended Learning merupakan suatu strategi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru atau tenaga pendidik terhadap peserta didik maupun mahasiswa yang mana
memiliki 2 kegiatan belajar yang dipadukan yaitu belajar secara tatap muka langsung (face to face) maupun
melalui penggunaan sarana media seperti teknologi yang menggunakan internet (online). Pada penelitian
ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengetahui suatu fenomena melalui
pengumpulan data atau menunjukkan suatu fenomena yang diteliti secara detail. Dalam metode kualitatif
ini kami akan mengembangkan serta mendeskripsikan fakta-fakta yang kami dapat dari data-data saat
melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Pendekatan yang kami gunakan yaitu fenomologi, karena
dalam pendekatan fenomologi ini peneliti memperhatikan dan mengamati serta menelaah suatu fenomena
yang akan diteliti. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan dan pemanfaatan
strategi pembelajaran yang baru muncul di era pandemi Covid-19 ini terhadap pembelajaran akuntansi dan
bisnis. Hasil yang kami dapatkan dari penelitian yang telah kami lakukan yaitu terdapat respon positif dari
guru akuntansi terhadap penerapan strategi Blended Learning tersebut. Hal tersebut dikarenakan mata
pelajaran akuntansi tidak bisa hanya dengan pemberian materi tanpa ada praktek atau penjelasan langsung
yang disampaikan oleh guru. Strategi ini akan membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi
agar pembelajaran berjalan secara efektif. Namun, tedapat hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan
strategi Blended Learning tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru antara lain,
ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, kemampuan dalam mengoperasikan teknologi,
pengawasan yang perlu untuk dilakukan oleh orang tua, dan lain sebagainya.
Kata kunci: Akuntansi, Bisnis, Blended Learning, Covid-19

Abstract
The Covid-19 pandemic is the first health crisis and is currently the main focus in Indonesia. Ofcourse
there is a pandemic that has many negative impacts that must be borne by the community. Learning carried
out in the midst of a pandemic, of course, requires a definite strategy and an effective learning process.
The learning strategy developed in the Covid-19 pandemic is the Blended Learning strategy. Blended
Learning is a learning strategy carried out by teachers or educators towards students and students which
have 2 integrated learning activities, namely learning face-to-face or using media facilities such as
technology using the internet (online). In this study we use qualitative methods to see a phenomenon
through data or show a phenomenon that is studied in detail. We will develop this qualitative method and
describe the facts that we get from the data when we make direct observations in the field. The approach
we use is phenomology, because in this phenomological approach the researcher pays attention to and
pays attention to and examines a phenomenon to be studied. The purpose of this study is to determine the
application and application of learning strategies that have just emerged in the Covid-19 Pandemic era on
accounting and business learning. The results we get from the research we have done are that there is a
positive response from the accounting teacher to the application of the Blended Learning strategy. This is
because subjects cannot just provide material without any direct practice or explanation delivered by the
teacher. This strategy will help teachers in the implementation of accounting learning so that learning runs
effectively. However, things need to be considered in implementing the Blended Learning strategy. Some
things that must be considered by teachers are, among others, adequate data on facilities and
infrastructure, ability to operate technology, supervision that needs to be carried out by parents, and so

161
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

on.
Keywords: Accounting, Business, Blended Learning, Covid-19

PENDAHULUAN
Sejak Maret 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama penyakit virus
Covid-19, sehingga menyebabkan Indonesia berada dalam masa pandemi. Hampir semua bidang
kehidupan terpengaruh, termasuk bidang pendidikan. Bidang pendidikan, pemerintah
menetapkan kebijakan Learning from Home, terutama untuk satuan pendidikan yang berada di
wilayah kuning, orange, dan merah. Ketika Learning from Home diberlakukan, maka diiringi
dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Dijelaskan pada 20 UU No. 2003 pasal 1 ayat 15 bahwa PJJ
merupakan pendidikan yang memisahkan siswa dari pendidik, serta untuk pembelajaran
menggunakan berbagai media melalui teknologi informasi, komunikasi, dan media lainnya.
Pembelajaran yang dilakukan di tengah pandemi, tentu memerlukan strategi tertentu
supaya proses pembelajaran berjalan secara efektif. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana
tindakan yang meliputi pemakaian metode dan penggunaan sumber daya dalam pembelajaran. Di
era digital ini telah membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, antara lain munculnya
sumber belajar dan media pembelajaran yang semakin modern. Apa yang dulu dilaksanakan di
dalam kelas sekarang dapat dilaksanakan di luar kelas dan bisa dilakukan secara online.
Pembelajaran online adalah istilah umum yang menggambarkan kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung secara online, yang dapat diakses dari jarak jauh di situs web atau aplikasi melalui
perangkat seperti tablet atau ponsel. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan secara
tatap muka ataupun online adalah Blended Learning.
Strategi pembelajaran Blended Learning merupakan metode yang mudah dipelajari yang
menyatukan macam-macam metode pengajaran, model pembelajaran, dan metode pembelajaran,
serta menginformasikan beragam pilihan media dialog antara pendidik dan peserta didik. Blended
Learning juga merupakan kombinasi antara pengajaran tatap muka dan pengajaran online, bebas
dilakukan kapan saja, dimana saja dan keragaman metode belajar bukan hanya sebagai bagian
dari interaksi sosial. Strategi ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran termasuk
Akuntansi dan Bisnis.
Pada masa pandemi seperti saat ini, muncul berbagai kendala yang sedang dihadapi oleh
dosen dan mahasiswa. Pembelajaran yang semula tatap muka (luring) akibat pandemi beralih
dilakukan secara online. Adapun kendala dalam pembelajaran online antara lain, yakni lokasi
rumah tidak terjangkau oleh jaringan internet, media pembelajaran yang digunakan dominan
monoton dan mudah untuk menumbuhkan rasa jenuh, karakter ataupun perilaku dari mahasiswa
yang terkadang kurang disiplin, pembelajaran cenderung tugas online dan terkadang hingga
menumpuk, penyerapan materi pelajaran yang sangat kurang.
Hasil penelitian (Rahmat, 2020) menunjukkan bahwa penyebaran pandemi virus Covid-19
membuat banyak sekolah menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sehingga pembelajaran
dilaksanakan jarak jauh atau daring. Blended Learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran
yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran,
memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat
pengajaran.
Jadi melalui penelitian terdahulu dan adanya situasi saat ini, maka kami akan mengangkat
masalah mengenai apakah strategi pembelajaran Blended Learning ini sudah tepat untuk
diterapkan pada mata pelajaran Akuntansi dan Bisnis di tengah pandemi Covid-19. Semua

162
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

permasalahan ini termuat dalam artikel yang berjudul “Pemanfaatan Strategi Blended Learning
Digunakan untuk Pembelajaran Akuntansi dan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19”.

KAJIAN PUSTAKA
Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 yaitu krisis yang pertama terjadi dalam bidang kesehatan dan untuk saat
ini menjadi fokus utama di Indonesia. Adanya pandemi ini memunculkan banyak dampak negatif
yang harus ditanggung oleh masyarakat. Keadaan diluar ekspektasi masyarakat terjadi dimana
penyebaran Virus Covid-19 semakin meluas dengan cepat di seluruh dunia. Angka kematian dari
pandemi Covid-19 semakin tinggi sejak awal virus tersebut muncul. Oleh karena itu, terdapat
beberapa kebijakan baru yang dibuat dan dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatasi adanya
permasalahan tersebut (Khasanah, Parmudibyanto, & Widuroyekti, 2020).
Berbagai macam kebijakan diterapkan untuk menghadapi adanya pandemi Covid-19 ini.
Mulai dari pemberlakuan jaga jarak dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang
diterapkan di berbagai daerah di Indonesia (Herliandry, Nurchasanah, Suban, & Kuswanto, 2020).
Beberapa aspek maupun bidang yang bergerak didalam negeri turut terdampak pandemi ini. Salah
satu bidang penting yang terdampak oleh adanya pandemi ini adalah bidang pendidikan.
Keputusan dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang terdampak oleh
pandemi adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran di rumah secara online. Tentunya
terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari kegiatan belajar sebelumnya yang dilakukan di
sekolah dalam kelas dan betatap muka langsung dengan guru. Sistem PJJ adalah salah satu cara
untuk dilaksanakannya belajar dari rumah. Dalam pemberlakuannya, PJJ ini dilakukan dengan 2
pendekatan, yaitu PJJ dalam suatu jaringan (daring) dan PJJ diluar suatu jaringan (luring)
(Asmuni, 2020).
Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan pada proses pembelajaran yang telah
dilakukan sebelumnya. Tentunya untuk proses pembelajaran di rumah yaitu menggunakan sistem
online dimana peserta didik dituntut untuk menggunakan teknologi dalam proses
pembelajarannya. Jadi suka ataupun tidak suka, bisa ataupun tidak bisa, peserta didik harus siap
dalam mengakses teknologi untuk melakukan proses pembelajaran (Purwanto, et al., 2020).
Dengan perubahan yang singkat yang terjadi dalam proses pembelajaran, akan memunculkan
beberapa tantangan yang harus dihadapi atau dirasakan baik oleh guru maupun oleh peserta didik.
Tantangan yang paling utama dihadapi oleh guru maupun peserta didik adalah
ketidaktersedianya sumber daya yang mendukung proses pembelajaran online. Terdapat
dependensi sarana prasarana pembelajaran terutama penggunaan teknologi serta jaringan internet
(Arifa, 2020). Sarana lainnya yang juga dibutuhkan dalam proses pembelajaran online adalah
guru sebagai tenaga pengajar. Kesiapan pendidik untuk pembelajaran online di masa pandemi ini
sangat diperlukan (Ayuni et al., 2021). Guru harus memiliki kesiapan dalam penyajian materi,
metode pembelajaran yang akan dilakukan, serta bagaimana cara guru dalam proses penilaian
yang akan dilakukan kepada peserta didik.
Dalam proses pendidikan, guru juga harus bisa memahami dam menguasai berbagai media
pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan. Ini dilakukan karena perubahan pasti akan
berlangsung secara mendadak yang tidak bisa diperkirakan. Sesuai yang terjadi pada pandemic
Covid-19 ini, berbagai sektor mengalami perubahan yang drastis dan diharuskan untuk dapat
menyesuaikan diri dari kondisi yang akan atau sedang terjadi. Begitu juga dengan sektor
pendidikan yang harus siap dalam setiap perubahan yang terjadi dan siap dalam menyesuaikan
diri atas perubahan yang terjadi serta siap untuk mengolah dan menyesuaikan media pembelajaran

163
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

di masa pandemi Covid-19 (Atsani, 2020). Selain menyesuaikan media pembelajaran, guru juga
harus dapat menentukan strategi pembelajaran tepat yang akan dilaksanakan di masa pandemi.
Blended Learning
Strategi pembelajaran Blended Learning merupakan suatu strategi atau model
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik terhadap peserta didik maupun mahasiswa yang
mana memiliki 2 kegiatan belajar yang dipadukan yaitu belajar secara online maupun tatap muka
(Sari, 2013). Dalam pembelajaran Blended Learning ini materi pembelajaran yang digunakan
tidak hanya dari guru sebagai tenaga pendidik. Peserta didik juga dapat mengakses sendiri materi
pembelajaran dari internet, misalnya melihat video pembelajaran online di youtube, mencari topik
materi di internet dan lain sebagainya. Pengertian lain terkait strategi pembelajaran Blended
Learning yaitu suatu proses yang mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran yang dapat
dicapai melalui penggabungan data-data virtual maupun data fisik. Maksudnya disini adalah
menggabungkan proses pembelajaran yang dilaksanakan saat pembelajaran luring dan proses
pembelajaran yang dilakukan saat daring atau online (Istiningsih & Hasbullah, 2015).
Strategi pembelajaran Blended Learning ini juga perlu didukung oleh suatu aplikasi
Learning Management System (LMS) yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran
daring atau online (Darma, Karma, & Santiana, 2020). Aplikasi ini nantinya akan dapat membantu
memudahkan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Contoh aplikasi yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran daring adalah Google Classroom, Schoology, dan aplikasi lainya yang dapat
menunjang proses pembelajaran. Menurut (Aditama & Nurkhin, 2020) implementasi guru adalah
sistem yang baru, mudah, dan efektif. Melalui strategi tersebut membuat siswa merasa memiliki
tanggung jawab dan motivasi, membantu merencanakan, dan mempersiapkan diri sebelum pergi
ke kelas untuk mnengikuti pembelajaran. Siswa dapat belajar dengan nyaman dan dapat belajar
sebati dengan kepribadian yang dimiliki. Jadi berdasarkan beberapa teori di atas, Blended
Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan secara online maupun
offline.
Terdapat beberapa hal yang wajib dicermati ketika menerapkan strategi pembelajaran
Blended Learning ini. 1) Pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat waktu dan dilaksanakan
dengan online syncronus apabila memang dibutuhkan. Hal tersebut dikarenakan kemungkinan
terdapat beberapa peserta didik yang masih mengutamakan pembelajaran secara tatap muka. 2)
Menggabungkan dengan metode pembelajaran self-placed learning atau pembelajaran mandiri
yang dapat menjadikan peserta belajar dalam kondisi apa saja, dimana saja, dan menggunakan
media pembalajaran apapun. 3) Menggunakan teknologi yang ada untuk sarana komunikasi antar
guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung supaya tidak terjadi kesalahan
komunikasi. Tekonologi yang bisa digunakan seperti whatsapp, chatroom, forum diskusi, dan lain
sebagainya. 4) Memperhatikan jenis penilaian yang akan digunakan dalam strategi pembelajaran
ini. Guru harus dengan pintar dan kreatif dalam menyusun aspek penilaian untuk setiap peserta
didik dengan baik. 5) Memperhatikan sumber daya pendukung dalam proses pembelajaran apakah
sudah mendukung atau tidak. Sumber daya pendukung yang dimaksud disini misalnya media
pembelajaran seperti computer, laptop, handphone, atau media elektronik lainya yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran online (Widiara, 2018).
Kelebihan dari penggunaan strategi pembelajaran Blended Learning ini adalah kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, diluar kelas maupun didalam kelas
dengan pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang untuk sarana mengakses materi
pembelajaran yang digunakan yang tetap dikontrol oleh guru dalam pengawasan proses
pembelajaran yang berlangsung (Wardani, Toenlioe, & Wedi, 2018). Dapat diketahui bahwa

164
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

strategi pembelajaran Blended Learning ini dapat tercapai apabila porsi dari penggunaan e-
learning dalam pembelajaran berkisar antara 30-79%. Dan digabungkan dengan kegiatan
pembelajaran tatap muka. Adanya strategi pembelajaran Blended Learning ini akan dapat
mengubah paradigma peserta didik dalam proses pembelajaran yang mulanya berpusat pada guru
atau tacher center menjadi berpusat pada peserta didik itu sendiri atau student center (Syarif,
2012). Strategi ini dapat diterapkan pada semua pelajaran termasuk pelajaran Akuntansi dan
Bisnis.
Akuntansi dan Bisnis
Akuntansi merupakan bagian dari ilmu sosial yang sangat unik sebab mempelajari proses
pencatatan keuangan. Akuntansi pada umumnya dianggap sukar, rumit dan membuat siswa bosan.
Pembelajaran berkelanjutan memiliki pengaruh yang besar terhadap berhasil tidaknya
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses yang kompleks, sebab tidak hanya menyerap
informasi guru, tetapi juga melibatkan berbagai aktivitas dan tindakan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan efek pembelajaran (Effendi & Siregar, 2018). Dalam proses pembelajaran
akuntansi, pembelajaran harus mampu menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk secara
aktif menemukan, mencari, dan mengkonstruksi pengetahuan (Amin, 2013). Dalam rangka
pembinaan peserta didik yang aktif, muatan pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik
harus sepenuhnya mencerminkan karakteristik kualitas sumber daya manusia yang diwujudkan,
yaitu karakteristik kualitas dasar yang kuat dan karakteristik kualitas instrumen yang dinamis
(Kuat, 2017). Sehingga dapat menghasilkan hasil belajar akuntansi yang baik. Hasil belajar
akuntansi adalah kemampuan di bidang akuntansi yang diperoleh dalam proses pembelajaran
pada waktu tertentu dalam ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
dan evaluasi dalam bentuk nilai sebagai hasil belajar setelah mengikuti proses pembelajaran
akuntansi, dengan pokok bahasan pencatatan transaksi bisnis dan posting (Kristiyani &
Budiningsih, 2019).
Pembelajaran bisnis berperan penting dalam menambah pengetahuan dan keterampilan
individu untuk mandiri dalam memulai bisnis atau usaha yang lebih modern (Shahrul, 2021).
Pembelajaran bisnis online juga memberi pengetahuan dalam berbisnis secara daring tetapi
memahami penggunaan smartphone dan manfaat dari media sosial yang dapat digunakan untuk
hal yang bermanfaat juga dapat memunculkan minat siswa dalam memulai usaha. Setelah
melakukan proses pembelajaran bisnis, tentu dilakukan evaluasi pembelajaran. Bentuk evaluasi
pembelajaran melalui PR, ujian tertulis atau praktek. Pengujian di akhir setiap kelas merupakan
ukuran keberhasilan pembelajaran (Ulum et al., 2021).

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini kami memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk
mengetahui sesuatu fenomena melalui pengumpulan data atau menunjukkan suatu fenomena yang
diteliti secara detail. Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Pasuruan. Dalam metode kualitatif ini
kami akan mengembangkan serta mendeskripsikan fakta-fakta yang kami dapat dari data-data
saat melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Pendekatan yang kami gunakan yaitu
fenomologi, karena dalam pendekatan fenomologi ini peneliti memperhatikan dan mengamati
serta menelaah suatu fenomena yang akan diteliti. Peneliti melakukan pengumpulan data berupa
bagaimana makna suatu objek dalam memberikan arti terhadap fenomena terkait. Yang mana hal
tersebut sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk apakah strategi Blended Learning
merupakan strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.

165
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara, observasi partisipasi dan
catatan lapangan. Teknik ini dapat menyesuaikan keadaan yang terjadi di lapangan dalam proses
pengumpulan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) Mengumpulkan data melalui studi literatur dan menyebar kuisioner kepada
pihak yang terkait. 2) Mengklasifikasikan data yang telah terkumpul dalam kategori-kategori
tertentu. 3) Membandingkan dan menganalisis data yang telah diklasifikasikan. 4) Melakukan
pemaknaan terhadap data sebagai prinsip dasar riset kualitatif.

PEMBAHASAN
1. Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19.
Peraturan terkait pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 dipaparkan dalam Surat
edaran Nomor 4 Tahun 2020 mengenai pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran Covid-19. Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 yang dilakukan menggunakan
sistem daring atau pembejaran jarak jauh merupakan isi dari surat edaran tersebut. Tujuan utama
dalam pemberlakuan metode pembelajaran tersebut adalah untuk memberikan pengalaman dalam
pembelajaran yang dapat memiliki makna tanpa dibebani dengan capaian kurikulum sebagai
syarat kelulusan. Sejak awal diumumkannya sekolah dari rumah atau study at home dan beberapa
kebijakan lainya, kebanyakan sekolah sudah mulai menerapkan pembelajaran daring tersebut. Hal
tersebut dilakukan untuk meminimalisir angka penyebaran virus Covid-19 yang terjadi.
Pembelajaran daring/online adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media
internet atau teknologi yang dapat memunculkan interaksi dalam suatu pembelajaran (Firman.
Rahman, Sari Rahayu). Maka dari itu, pembelajaran daring/online sangat erat kaitannya dengan
teknologi atau internet. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran daring/online
ini sebagian besar memanfaatkan teknologi dan internet.
Munculnya pandemi Covid-19 ini menjadikan seluruh sekolah melakukan perubahan pada
metode, strategi, hingga model pembelajaran yang telah digunakan sebelumnya. Pembaruan
metode pembelajaran yang awalnya tatap muka langsung, kini berganti menjadi pembelajaran
jarak jauh. Dengan penggunaan metode pembelajaran terbaru yakni pembelajaran daring/online,
peserta didik dapat mengakses atau belajar kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun. Hal
tersebut dikarenakan peserta didik dapat belajar dari materi yang diberikan oleh guru di berbagai
aplikasi pembelajaran yang digunakan. Jadi peserta didik tidak harus selalu mendengarkan
pemaparan atau penjelasan dari guru, peserta didik juga dapat mencari materi pembelajaran
sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran daring/online ini juga dikatakan menerapkan student center
atau pembelajaran berpusan pada peserta didik, tidak lagi pada guru. Namun, meskipun
pembelajaran dilakukan secara online, guru juga harus tetap memastikan bahwa peserta didik
melakukan pembelajaran meskipun di tempat yang berbeda. Guru juga harus dapat memberikan
tugas atau tes yang dapat mengukur pemahaman peserta didik terkait materi yang diberikan
sehingga kegiatan evaluasi dalam pembelajaran tetap berjalan.
Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran
daring/online di masa pandemi Covid-19 ini. Kelebihan dari pembelajaran daring/online dari hasil
penelitian (Herliandry, Nurchasanah, Suban, & Kuswanto, 2020) antara lain, pembelajaran
daring/online dapat memberikan kemudahan dalam menyalurkan informasi pada berbagai situasi
dan kondisi yang terjadi. Kemudahan pembelajaran daring/online ini juga didukung dengan
berbagai platform yang digunakan, mulai dari aplikasi pembelajaran hingga tatap muka secara
virtual. Namun, disisi lain juga terdapat kekurangan yang dirasakan dari pelaksanaan
pembelajaran daring/online tersebut. Dilansir dari penelitian yang telah dilakukan oleh (Atsani,

166
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

2020), kekurangan dari pembelajaran daring/online antara lain kurang meratanya peserta didik
dan orang tua yang pandai dalam mengoperasikan teknologi atau media online, terdapat sebagian
orang tua dari peserta didik yang memiliki kondisi ekonomi yang pas-pasan, terdapat juga
keterbatasan media elektronik sebagai sarana penting dalam pembelajaran daring/online, yang
terkahir yaitu kurangnya kontrol atau pengawasan dalam proses pembelajaran yang menjadikan
peserta didik kurang memahami materi dengan baik. Begitu juga dari penelitian yang dilakukan
oleh (Asmuni, 2020) yang mengatakan bahwa terdapat permasalahan dari pelaksanaan
pembelajaran daring/online ditinjau dari sudut pandang guru, peserta didik, maupun orang tua.
Permasalahan tersebut antara lain, bagi guru permasalahan pembelajaran daring/online adalah
kurangnya penguasaan teknologi oleh peserta didik dan kurangnya akses pengawasan yang
seharusnya dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Bagi orangtua permasalahan yang terjadi
adalah kurangnya waktu untuk mengawasi atau mendampingi anak-anaknya dalam proses
pembelajaran daring/online. Sementara bagi peserta didik, kurangnya kontribusi keaktifan dalam
proses pembelajaran. Dari kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan
pembelajaran daring/online, baik guru, peserta didik, maupun orang tua harus saling bekerja sama
dalam menyukseskan penerapan pembelajaran daring/online di masa pandemi Covid-19 ini agar
tetap dapat mendaparkan pengetahuan dari proses pembelajaran serta daapt memutus rantai
penularan Covid-19 yang terjadi.
2. Pelaksanaan Strategi Blended Learning.
Blended Learning merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau
tenaga pendidik terhadap peserta didik maupun mahasiswa yang mana memiliki 2 kegiatan belajar
yang dipadukan yaitu belajar secara tatap muka langsung (face to face) maupun melalui
penggunaan sarana media seperti teknologi yang menggunakan internet (online) (Sari, 2013).
Blended Learning merupakan strategi pembelajaran yang memiliki daya tarik tersendiri bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebab, peserta didik pasti akan merasakan bosan apabila
proses pembelajaran yang dilakukan sama saja tanpa ada variasi didalamnya. Strategi ini juga
sangat cocok untuk diterapkan di era revolusi industri 4.0 karena dalam proses pembelajarannya
mengadopsi penggunaan teknologi dan internet yang saat ini sedang berkembang. Strategi ini juga
merupakan strategi yang cocok untuk digunakan dalam kondisi saat ini dimana terdapat kebijakan
pemerintah dalam perlakuan proses pembelajaran yang harus dilakukan dari rumah. Karena
strategi ini menggabungkan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online, maka
ini dapat dijadikan sebagai variasi atau pembaruan dalam proses pembelajaran sehingga peserta
didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam proses pembelajaran.
Blended Learning dapat mengimplementasikan perkembangan teknologi yang luas tanpa
mengesampingkan pembelajaran tatap muka (face to face) di kelas dengan cara menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan e-learning (Wardani, Toenlioe, & Wedi, 2018). Selain itu,
Blended Learning juga dapat membantu guru dalam mempersiapkan peserta didik menciptakan
suasana atau lingkungan belajar dan gaya belajar yang sesuai dengan keinginan dan karakteristik
masing-masing peserta didik. Pelaksanaan strategi ini juga dapat bermanfaat bagi peserta didik
dalam menghadapi tantangan di masa depan mengingat bahwa tekonologi semakin berkembang
dari waktu ke waktu dan tentunya akan berdampak pada aspek pendidikan seperti yang terjadi
saat ini.
Terdapat penelitian sebelumnya terkait pelaksanaan strategi Blended Learning dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh (Sari, 2013) mengatakan bahwa strategi pembelajaran Blended
Learning dapat meningkatkan sikap kemandirian peserta didik dalam pembelajaran,
meningkatkan kemampuan critical thinking siswa, dan dapat meningkatkan prestasi belajar

167
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

peserta didik. Dalam penelitian tersebut juga didapatkan hasil bahwa strategi Blended Learning
merupakan metode pembelajaran yang termasuk baru di Indonesia, yang tentunya masih jarang
diterapkan dalam berbagai sekolah maupun perguruan tinggi. Dalam penerapan strategi Blended
Learning ini diharapkan guru dapat memperhatikan tersedianya teknologi dan koneksi internet
yang memadai sehingga dapat memperlancar pelaksanaan strategi tersebut. Tidak hanya dilihat
dari sudut pandang guru, kesiapan teknologi dan koneksi internet dari sudut pandang peserta didik
juga perlu diperhatikan. Tanpa adanya ketersediaan teknologi dan koneksi internet yang
memadai, sebaiknya guru menerapkan strategi pembelajaran berbasis kelas (klasikal) atau
berbasis tatap muka agar tidak ada kerugian yang dirasakan baik oleh peserta didik maupun guru.
3. Strategi Blended Learning Dalam Pembelajaran Akuntansi dan Bisnis Pada Masa
Pandemi Covid-19.
Pembelajaran akuntansi dapat diartikan sebagai rangkaian proses belajar yang memiliki
tujuan agar peserta didik mampu untuk menerapkan metode-metode dalam akuntansi berdasarkan
perlakuan dalam akuntansi tersebut. Peserta didik disini diharuskan dapat memahami pentingnya
bidang akuntansi sebagai bahasa bisnis dalam pembuatan keputusan dalam kegiatan yang
dilakukan oleh suatu entitas dan membuat laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam pembelajaran akuntansi dan bisnis, tentunya perhitungan sangat penting untuk
dipahami oleh peserta didik. Dapat dipahami juga bahwa penjelasan terkait materi dalam
akuntansi dan bisnis tidak dapat dilakukan hanya dalam media online tanpa ada tatap muka
langsung. Ini merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para guru akuntansi yang
merasa kesulitan dalam mengajarkan materi karena akuntansi itu harus disertai dengan adanya
praktek dan penjelasan langsung dari guru.
Di masa pandemi Covid-19 ini, pembelajaran akuntansi dilakukan secara daring/online
dimana guru memberikn materi dapat melalui platform atau aplikasi pembelajaran online,
pembuatan media video pembelajaran, hingga pembuatan modul yang dapat memudahkan peserta
didik dalam proses belajarnya. Dikarenakan adanya kebijakan belajar dari rumah dalam masa
pandemi ini, maka guru harus dapat menginovasikan strategi pembelajaran akuntansi yang sesuai
dengan kondisi dan situasi peserta didik agar dapat diterima dan dipahami dengan baik. Untuk
mendukung hal tersebut, dibentuklah strategi Blended Learning yang seperti kita ketahui bahwa
strategi ini menggabungkan pembelajaran tatap muka (luring) dan pembelajaran online (daring).
Strategi ini akan sangat menguntungkan bagi guru akuntansi karena dapat memudahkan
pemberian materi yang sulit secara langsung tatap muka dengan peserta didik. Tentu dengan tidak
mengesampingkan pembelajaran daring/online yang juga diterapkan.
Penerapan strategi Blended Learning oleh guru dalam pembelajaran akuntansi dan bisnis
ini dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan terlebih dahulu materi yang terlalu sulit untuk
dijelaskan tanpa tatap muka dan materi yang bisa dengan mudah dipahami meskipun melalui
pembelajaran online. Dengan begitu selanjutnya guru dapat mengatur jadwal pembelajaran
dimana peserta didik dapat belajar dengan tatap muka langsung dan melalui online. Tentunya
penerapan strategi Blended Learning ini juga harus memperhatikan poin-poin penting yang sudah
dibahas sebelumnya, seperti ketersediaan sarana dan prasarana, dan lain sebagainya agar
pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
(Latifah dan Susilowati, 2011) ditemukan hasil bahwa strategi Blended learning tidak hanya
sebagai sebuah gabungan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran online,
tetapi strategi ini merupakan sarana untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi serta
keterampilan interpersonal peserta didik dalam proses pembelajaran. Maksudnya disini dengan
penerapan strategi Blended learning siswa dapat tetap aktif dalam pembelajaran karena

168
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

pembelajaran juga dilakukan didalam kelas secara langsung, tidak hanya melalui aplikasi
pembelajaran online, sehingga pastinya peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran.

SIMPULAN
Sejak Maret 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama penyakit virus
Covid-19, sehingga menyebabkan Indonesia berada dalam masa pandemi. Hampir semua bidang
kehidupan terpengaruh, termasuk bidang pendidikan. Pembelajaran yang dilakukan di tengah
pandemi, tentu memerlukan strategi tertentu supaya proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan yang meliputi pemakaian metode dan
penggunaan sumber daya dalam pembelajaran. Di era digital ini telah membawa dampak positif
bagi dunia pendidikan, antara lain munculnya sumber belajar dan media pembelajaran yang
semakin modern. Apa yang dulu dilaksanakan di dalam kelas sekarang dapat dilaksanakan di luar
kelas dan bisa dilakukan secara online. Pembelajaran online adalah istilah umum yang
menggambarkan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara online, yang dapat diakses
dari jarak jauh di situs web atau aplikasi melalui perangkat seperti tablet atau ponsel. Salah satu
strategi pembelajaran yang dapat dilakukan secara tatap muka ataupun online adalah Blended
Learning.
Dalam pembelajaran akuntansi dan bisnis, tentunya perhitungan sangat penting untuk
dipahami oleh peserta didik. Dapat dipahami juga bahwa penjelasan terkait materi dalam
akuntansi dan bisnis tidak dapat dilakukan hanya dalam media online tanpa ada tatap muka
langsung. Ini merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para guru akuntansi yang
merasa kesulitan dalam mengajarkan materi karena akuntansi itu harus disertai dengan adanya
praktek dan penjelasan langsung dari guru. Oleh karena itu, dibentuklah strategi Blended
Learning ini untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Penerapan strategi Blended Learning
oleh guru dalam pembelajaran akuntansi dan bisnis ini dapat dilakukan dengan
mengklasifikasikan terlebih dahulu materi yang terlalu sulit untuk dijelaskan tanpa tatap muka
dan materi yang bisa dengan mudah dipahami meskipun melalui pembelajaran online. Dengan
begitu selanjutnya guru dapat mengatur jadwal pembelajaran dimana peserta didik dapat belajar
dengan tatap muka langsung dan melalui online. Namun, terdapat hal yang perlu diperhatikan
juga dalam penerapan strategi Blended Learning tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru antara lain, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, kemampuan dalam
mengoperasikan teknologi, pengawasan yang perlu untuk dilakukan oleh orang tua, dan lain
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Aditama, R. R., & Nurkhin, A. (2020). Business and Accounting Education Journal. 1(1), 27–42.
Amin, Y. (2013). PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA MATERI BISNIS ONLINE
DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING KELAS XI BDP. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Arifa, F. N. (2020). TANTANGAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN BELAJAR DARI RUMAH
DALAM MASA DARURAT COVID-19. INFO SINGKAT KAJIAN SINGKAT
TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS, Vol. 12, No. 7 , 13-18.
Asmuni. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan Solusi
Pemecahannya. Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Vol.
7, No. 4 , 281-288.
Atsani, L. G. (2020). TRANSFORMASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI

169
Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 4 ISSN 2797-0760

COVID-19. Al-Hikmah : Jurnal Studi Islam, Vol. 1, No. 1 , 82-93.


Ayuni, D., Marini, T., Fauziddin, M., & Pahrul, Y. (2021). Kesiapan Guru TK Menghadapi
Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, Vol. 5, No. 1 , 414-421.
Darma, I. K., Karma, I. G., & Santiana, I. M. (2020). Blended Learning, Inovasi Strategi
Pembelajaran Matematika di Era Revolusi Industri 4.0 Bagi Pendidikan Tinggi. PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Vol. 3 , 527-539.
Dwiharja, L. M. (2015). Memanfaatkan Edmodo Sebagaimedia Pembelajaran Akuntansi.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi FE UNY" Profesionalisme Pendidik
Dalam Dinamika Kurikulum Pendidikan Di Indonesia Pada Era MEA", 332–344.
Effendi, S., & Siregar, S. A. (2018). Penerapan Strategi Giving Question And Getting Answer
Sebagai Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Liabilities (Jurnal Pendidikan
Akuntansi), 1(2), 125–137. https://doi.org/10.30596/liabilities.v1i2.2336
Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian
Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–89. https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659
Herliandry, L. D., Nurchasanah, Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada Masa
Covid-19. Jurnal Tekonologi Pendidikan, Vol. 22, No. 1 , 65-70.
Istiningsih, S., & Hasbullah. (2015). BLENDED LEARNING, TREND STRATEGI
PEMBELAJARAN MASA DEPAN. Jurnal Elemen, Vol. 1, No. 1 , 49-56.
Khasanah, D. R., Parmudibyanto, H., & Widuroyekti, B. (2020). Pendidikan Dalam Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Sinestesia, Vol. 10, No. 1 , 41-48.
Kristiyani, E., & Budiningsih, I. (2019). Pengaruh Strategi Pembelajaran E-Learning Dan Minat
Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi. Akademika, 8(01), 81–100.
https://doi.org/10.34005/akademika.v8i01.341
Kuat, T. (2017). Implementasi Employability Skills Pada SMK Program Keahlian Akuntansi
Bidang Keahlian Bisnis Manajemen. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 27(2), 1–9.
Miftachul Ulum, Abdul Mun’im, Erly Juliyani, P. S. (2021). EVALUASI PEMBELAJARAN
UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BISNIS ONLINE KELAS XII SMK
SUNAN DRAJAT LAMONGAN. 5(1), 6.
Purwanto, A., Pramono, R., Abari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., et al. (2020).
Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di
Sekolah Dasar. Journal of Education, Psychology and Conselling, Vol. 2, No. 1 , 1-12.
Sari, A. R. (2013). STRATEGI BLENDED LEARNING UNTUK PENINGKATAN
KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN CRITICAL THINKING
MAHASISWA DI ERA DIGITAL. Jurnal Pendidikan AKuntansi Indonesia, Vol. XI, No
2 , 32-43.
Shahrul, C. (2021). Pemanfaatan Media Sosial Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xii
Bdp Di Smk Negeri 1 Surabaya. 9(2), 1209–1215.
Syarif, I. (2012). PENGARUH MODEL BLENDED LEARNING TERHADAP MOTIVASI
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 2, Nomor 2 ,
234-249.
Wardani, D. N., Toenlioe, A. J., & Wedi, A. (2018). DAYA TARIK PEMBELAJARAN DI ERA
21 DENGAN BLENDED LEARNING. JKTP Volume 1, Nomor 1 , 13-18.
Widiara, I. K. (2018). BLENDED LEARNING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN
DI ERA DIGITAL. PURWADITA, Vol. 2, No. 2 , 50-56.

170

Anda mungkin juga menyukai