Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS TYPOID ABDOMALIS

Tn. A berusia 59 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak ± 2 minggu yang lalu. klien sudah
berobat dipuskesmas tetapi tidak ada perubahan sehingga klien memutuskan untuk berobat ke RSUD Makassau
Parepare. pada hari sabtu tanggal 24 Juni 2006 di poli klinik Internal dan klien dianjurkan untuk opname untuk
mendapatkan perawatan yang intensif. saat dikaji pasien mengeluh demam mual dan muntah. Pasien juga
mengatakan nafsu makan dan minum berkurang. Pasien juga mengeluh nyeri pada perut bagian kanan dan sudah 3
hari yang lalu pasien belum pernah BAB. Saat dikaji terdapat hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu : TD :
120/60 mmHg, N : 84 x/menit, S : 40 °C, RR : 20 x/menit. Membran mukosa kering, KU : lemah, ekspresi
wajah meringis
PENGKAJIAN

I. Identitas klien

Nama : TN “A”

Umur : 59 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Status perkawinan : Kawin

Pendidikan : D III

Pekerjaan : Guru

Alamat : Ujung Lero Pinrang


Identitas Penanggung
Nama : NY “N”

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

Status perkawinan : Kawin


Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Ujung Lero Pinrang

Hubungan dengan klien : istri

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengalami demam sejak 2 minggu yang lalu.

III. RIWAYAT KESEHATAN

a. Riwayat penyakit sekarang

Klien masuk rumah sakit dengan demam keluhan dirasakan ± 2 minggu yang lalu, klien
sudah berobat dipuskesmas tetapi tidak ada perubahan sehingga klien memutuskan
untuk berobat ke RSUD Makassau Parepare pada hari Sabtu, tanggal 24 Juni 2006
di poli klinik Internal dan klien dianjurkan untuk opname untuk mendapatkan
perawatan dan perawatan yang intensif, kondisi klien saat dikaji klien demam, kadang
mual dan muntah.
b. Riwayat penyakit dahulu

Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dank klien tidak ada riwayat
alergi.
c. Riwayat penyakit keluarga

Didalam klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular atau
keturunan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : lemah

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : T : 120/60 mmHg


N : 84 x/menit
S : 40 °C

RR : 20 x/menit

d. Kepala : bersih,tidak ada ketombe


Ekspresi wajah : menahan sakit
Mata : Konjuntiva tidak pucat, Sklera tidak ictrus, Pupil isokor
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.

Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen.

Mulut : tidak ada perdarahan pada gusi, mukosa bibir


kering
Leher : Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroi.

e. Toraks dan pernapasan

Inspeksi : Bentuk dada normal chest

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : Terdengar vesikuler di semua lapang paru, Tidak


terdengar adanya bunyi tambahan
f. Jantung

Inspeksi : Ictus kordis tidak nampak

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : Bunyi jantung I : LUB pada ics 4 dan 5. Bunyi


jantung II : DUB pada ics 2 kiri dan kanan.
g. Abdomen

Inspeksi : Tidak tampak adanya luka bekas operasi

Palpasi : Nyeri tekan pada kuadran kanan

Perkusi : Suara perkusi tympani

Auskultasi : Peristaltik usus 3 kali /menit

h. Ekstremitas

Atas : Kedua lengan simetris kiri dan kanan, Kekuatan otot kiri
dan kanan nilai 4, Terpasang infus di lengan kanan dengan RL 20 tts/ mnt Bawah :
Kedua tungkai simetris kiri dan kanan, Kekuatan otot kiri dan kanan nilai 4.
i. BAB

Frekuensi : belum pernah


Warna : belum pernah

Konsisten : belum pernah


ANALISA DATA

Nama : Tn. A

Dx. Medis : Typus abdominalis

NO DAT PENYEBAB MASALAH


A
1. Ds : pasien mengatakan merasa demam dan Peradangan didalam usus Kekurangan volume
mual muntah. halus cairan

Do : S : 40cC
Nyeri
Ds : pasien mengatakan nyeri pada Persepsi nyeri
2. bagian perut.
Do : Nyeri tekan pada kuadran kanan
Membran mukosa kering, KU : lemah,
ekspresi wajah meringis.
3. Ds : pasien mengatakan sudah 3 hari konstipasi
konstipasi
belum BAB
Do : KU : lemah

Peristaltic 3x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Tn. A.

Dx. Medis :Thypus abdominalis

NO DIAGNOSA MEDIS
(prioritas)
1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2 Nyeri kronis berhubungaan dengan agen pencedera
3 Konstipasi berhubungan denganasupan serat tidak cukup
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A

Dx. Medis : Thypus abdominalis


NO DIAGNOSA TUJUA INTERVENSI
N
1 Kekurangan volume Tujuan : Setelah Intervensi : manajemen
cairan berdasarkan cairan
dilakukan tindakan
kehilangan cairan 1. timbang berat badan
keperawatan selama
aktif setiap hari dan monitor status
3x24 jam kebutuhan
pasien.
cairan pasien terpenuhi
2. jaga intake atau asupan
Indicator : hidrasi
yang akurat dan catat output.
1. turgor kulit
3. monitor tanda-tanda vital.
2. membrane mukosa
4. monitor perubahan berat
lembab
badan pasien sebelum dan
3. inake cairan
sesudah dianalisis.
4. output urin 5. monitor status gizi.

5. senam zodium 6. berikan cairan dengan


tepat
.

2 Nyeri kronis Tujuan : Setelah Intervensi : manajemen nyeri


berhubungan dengan
dilakukan tindakan 1. lakukan pengkajian nyeri
agen pencedera
komprehensif yang meliputi
keperawatan selama 3x24
lokaasi, karakteristik, durasi,
jam nyeri pasien
frekuensi, kualitas, intensitas
berkurang
atau berat nyeri da faktor
Indicator : nyeri efek yang
pencetus.
mengganggu
2. pastiakan perawatan
1. ketidaknyamanan
analgesic bagi pasien
2. gangguan hubungan
dilakukan dengan
interpersonal
pemantauan yang ketat.
3. gangguan konsentrasi
3. gali pengetahuan dan
4. gangguan pergerakan
fisik kepercayaan pasien
mengenai nyeri.
5. kehilangan nafsu
4. ajarkan prinsip-prinsip
makan.
nyeri.
5. dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya dengan
cepat.

3. Konstipasi Tujuan : setelah dilakukan Intervensi : manajemen


berhubungan dengan tindakan keperawatan saluran cerna
supan serat tidak selama 3x24 jam
cukup kebutuhan eliminasi 1. catat tanggal buang air
pasien terpenuhi besar terakhir.

Indicator : eliminasi 2. monitor BAB termasuk


frekuensi, konsistensi,
1. pola eliminasi
bentuk, volume dan warna
2. control gerakan usus
dengan cara yang tepat.
3. warna feses
3. monitor bising usus.
Jumlah feses untuk diet

4. kemudan buang air


4. evaluasi inkontinensia
besar
fekal seperlunya.

5. masukkan supositoria
rektal, sesuai dengan
kebutuhan.
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

(Kekurangan volume cairan berdasarkan kehilangan cairan aktif)

1. Menimbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien.

2. Menjaga intake atau asupan yang akurat dan mencatat output.

3. Mengukur tanda-tanda vital.

4. Mengukur perubahan berat badan pasien sebelum dan sesudah dianalisis.

5. Memantau status gizi.

6. Memberikan cairan dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai