Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEBIDANAN

OLEH :

1. INTAN SAFITRI
2. SINTA

DOSEN PEMBIMBING :
ELVIRA DWI SEPTIA, SST, M.bmd

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


(STIKES) PEMBINA PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasihnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengambilan
Keputusan Dalam Kebidanan”. Semoga makalah ini mampu menambah wawasan bagi
para pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.

            Kami  mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah


memberikan arahan kepaa kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.

                                                

Palembang, Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Dlk Kebidanan....... 2
2.2 Teori Pengambilan Keputusan......................................... 4
2.3 Model Pengambilan Keputusan....................................... 7

BAB III PENUTUP................................................................................. 12


3.1 Kesimpulan...................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengambilan keputusan sangat penting dalam sebuah organisasi.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan yang dilakukan oleh
manajer. Pengambilan keputusan sangat penting karena hal ini akan menentukan
bagaimana kondisi suatu organisasi kedepannya. Seorang manajer dalam
melakukan pengambilan keputusan harus mempertimbangkan banyak hal/faktor
faktor dan harus menentukan keputusan yang terbaik bagi organisasi dan
anggotanya, tidak boleh mementingkan kepentingan pribadi. Robins (1997) dalam
Syafaruddin berpendapat bahwa “decision making is which in choses between two
or more alternative”. Pernyataan ini mengatakan bahwa menentukan keputusan
adalah memilih di antara dua alternatif yang ada atau lebih untuk melakukan suatu
tindakan tertentu yang sangat berpengaruh terhadap organisasi.
Keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam realitanya adalah
suatu tindakan yang tidak mudah untuk dilakukan. Ada peluang terjadinya
kesalahan yang dilakukan manajer dalam mengambil keputusan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian latar belakang,
rumusan masalah yang diambil yaitu “Bagaimana Pengambilan Keputusan Dalam
Kebidanan” ?

1.3. Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui
cara pengambilan keputusan dalam kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan
data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat dalam praktek kebidanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan:
1. Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan
2. Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematikan tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia.
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi
administrasi dan manajemen di dalam organisasi
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada faka-fakta yang te rkumpul
dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas
akan menimbulkan berbagai masalah ;
a. Tidak tepatnya keputusan.
b. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan
organisasi baik dari segi manusia, uang, maupun material.
c. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi
antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi
tersebut.
d. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.

2
Metode Pemecahan Masalah
1. Masalah
2. Pegumpulan data
3. Analisa data
4. Mengembangkan pemecahan
5. Memilih alternatif
6. Implementasi
7. Evaluasi
Gaya Pengambilan Keputusan Ada 7 variabel yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan yaitu :
1. Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi.
2. Derajat informasi yang dimiliki oleh bidan.
3. Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi.
4. Pentingnya komitmen bawahan dan ketrampilan membuat keputusan.
5. Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima.
6. Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan intitusi.
7. Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir pada keputusan final.

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Pengambilan Keputusan


1). Faktor Internal. Faktor internal dari diri manajer sangat memepengaruhi
proses pengambilan keputusan. Faktor internal meliputi : keadaan emosional,
fisik, personal karakteristik, cultural, sosial, latar belakang, filosofi,
pengalaman masa lalu, minat, pengetahuan, sikap pengambilan keputusan
yang dimiliki.
2). Faktor Eksternal Faktor eksternal termasuk kondisi lingkungan waktu.

3 (tiga) faktor penting tentang keterlibatan bidan dalam proses


pengambilan keputusan: Menunjang pelayanan one to one, yaitu pelayanan antara
bidan dan klien yang di sertai rasa saling percaya terutama dalam menyelesaikan
masalah yang bersifat pribadi. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien, yaitu
bidan dapat memahami dan mengerti kebutuhan klien sehingga bidan berupaya

3
keras memenuhi kebutuhan tersebut. Perawatan berfokus-ibu (women centered
care) dan asuhan total (total care), sehingga bidan dapat memberi perawatan yang
berfokus pada klien secara menyeluruh.
Strategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan. Ada 4 strategi
yang dapat membantu klien dalam mengambil keputusan:
1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.
2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan.
3. Membantu klien mengevaluasi pilihan.
4. Membantu klien menyusun rencana kerja.

2.2 Teori Pengambilan Keputusan (Theory Of Decision Making)


Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang
dilakukan oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu
masalah.Tindakan para aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang
biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan
cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang
ada.Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling
sering digunakan dalam mengambil kebijakan yaitu :
1.  Teori Rasional Komprehensif
Barangkali teori pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan
diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif yang
mempunyai beberapa unsur.
a.  Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang
dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai
sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain
(dapat diurutkan menurut prioritas masalah)
b.  Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat
keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c.  Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara
saksama.

4
d.  Asas biaya manfaat atau sebab-akibat  digunakan untuk
menentukan prioritas.
e.  Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk
membandingkan dengan alternatif lain.
f.  Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai
tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom, 1965 (Ahli Ekonomi
dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu
sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan
tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap
akar permasalahan.
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional
dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil
keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga
mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang
ada, serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan
banyak masalah yang saling berkaitan.
Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara
nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena
teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat
dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara
fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti Indonesia
untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan
yaitu
–  Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa
dipakai untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan
terjadi sebuah keputusan yang kurang tepat.
–  Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara
berkembang ekologi budanyanya berbeda.

5
– Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur
rasional dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara
berkembang kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak
rasional.

2.  Teori Inkremental


Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak
masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering
ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan.
Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a.  Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang
diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b.  Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa
alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan
alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau
marjinal.
c.  Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi
sebab dan akibatnya.
d.  Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara
teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih
dapat ditanggulangi.
e.  Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap
masalah.Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis
yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f.  Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau
melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan
penyempurnaan.

6
3.  Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti
yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu
pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk
mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.
Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan
melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah
keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para
pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori
inkremental pada situasi yang berbeda-beda.
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan
kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif
dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

2.3 Model Pengambilan Keputusan Yang Tepat


Tidak hanya pemimpin, setiap karyawan juga terkadang harus melakukan
pengambilan keputusan di dalam pekerjaannya. Masalahnya, membuat keputusan
tidak selalu mudah untuk dilakukan terutama bila kamu dihadapkan pada situasi
yang kompleks dan waktu yang mendesak.
1. Model Pengambilan Keputusan Rasional
Gunakan metode rasional jika kamu memiliki banyak waktu untuk
mempertimbangkan keputusan terbaik.
Model pengambilan keputusan rasional pada dasarnya dilakukan
dengan melalui 6 tahapan, yaitu: 
1) Mendefinisikan masalah
2) Mengidentifikasi kriteria yang ada untuk menilai kemungkinan solusi
3) Memutuskan seberapa penting kriteria tersebut
4) Menarik berbagai alternatif
5) Evaluasi alternatif
6) Memutuskan solusi terbaik 

7
Situasi yang cocok bagi model pengambilan keputusan rasional adalah
ketika kamu harus membuat pilihan yang rumit dan berisiko, atau saat harus
membuat keputusan bersama orang lain. 
Meski demikian model ini tidak efektif bila dilakukan ketika kamu
berada di bawah kendala waktu dan situasi yang berubah cepat. 
2. Model Pengambilan Keputusan Intuitif 
Kenali pola masalah dari pengalaman yang pernah dialami akan
mempermudah pengambilan keputusan.
Pada dasarnya model ini memungkinkan kamu membuat keputusan
secara intuitif atau naluriah. Ini berarti kamu dapat melakukan pengambilan
keputusan secara instan. 
Ini terjadi karena otak kamu sebenarnya melakukan pengenalan pola
dengan cepat ketika meninjau semua yang telah kamu pelajari dari situasi
serupa yang sebelumnya pernah dihadapi untuk membantu kamu membuat
keputusan dalam situasi saat ini. 
Bagaimana caranya? Secara intuitif kamu mendeteksi potensi masalah
tersebut dan menyelidiki pola dengan melihat pada pengalaman, keahlian,
latar belakang, dan informasi lainnya. 
Dari sinilah kamu dapat mengintegrasikan data dan fakta tadi ke
gambaran lengkap dari seluruh masalah sehingga kamu dapat memahami
masalah dan solusi tepat yang harus diambil.
Caranya adalah melakukan simulasi mental dengan  membayangkan
skenario penyelesaian masalah tersebut dan membandingkannya dengan
pengetahuan yang dimiliki untuk melihat apakah solusi itu akan berhasil
dijalankan atau tidak.
Jika kamu menganggap skenario tadi akan berhasil, maka kamu tinggal
melanjutkannya dengan mengambil keputusan tersebut. Namun jika kamu
menganggap itu mungkin tidak berhasil karena potensi masalah lain, kamu
dapat mengubah skenario tersebut dengan beberapa cara.
Ketika dalam bayanganmu skenario itu masih belum berhasil juga,
maka kamu harus membuang opsi tersebut dan memilih skenario lainnya. 

8
Dari sini kamu bisa melihat bahwa dalam model ini kamu tidak
membandingkan beberapa alternatif solusi terhadap sebuah masalah
sekaligus.
Model ini cocok diterapkan ketika kamu berada di bawah tekanan
waktu. Namun keberhasilannya akan berhubungan lagi pada keahlian dan
pengalaman yang kamu miliki pada bidang masalah tersebut. 
3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan  
Bayangkan kemungkinan skenario yang mungkin terjadi dari keputusan
yang kamu ambil.
Model ini menggabungkan penilaian kontekstual dan evaluasi untuk
menghasilkan reaksi terbaik terhadap suatu masalah.  
Secara sederhana proses pengambilan keputusan dengan model ini
dilakukan dengan melihat isyarat dan indikator yang memungkinkan kamu
mengenali pola masalah yang ada. Berdasarkan pola ini kamu pun harus
mengambil keputusan dengan memilih satu tindakan yang dianggap akan
berhasil. 
4. Model pengambilan keputusan TDODAR
Gunakan teknik sebab akibat untuk mengetahui dasar persoalan yang
harus dipecahkan melalui pengambilan keputusan.
Beberapa orang mungkin bisa melakukan pengambilan keputusan
dengan tenang di situasi penuh tekanan, namun tidak jarang kamu merasa
mendadak buntu hingga akhirnya cenderung mengambil keputusan terburu-
buru. 
Agar hal ini tidak terjadi, kamu bisa mencoba model pengambilan
keputusan TDODAR. Model pengambilan keputusan ini dapat membantu
kamu tetap tenang saat mengambil keputusan tanpa terburu-buru dan panik di
situasi darurat dan tidak pasti.
TDODAR sebenarnya populer digunakan di industri penerbangan untuk
membantu pilot memecahkan masalah di tengah penerbangan. Namun, kamu
bisa menerapkannya pada berbagai situasi lain di pekerjaan. 

9
TDODAR sendiri merupakan singkatan dari Time, Diagnosis, Options,
Decide, Act or Assign, dan Review. Untuk menggunakan model ini, kamu
harus mengikuti beberapa tahapan: 
Time 
Ketahui berapa waktu yang kamu miliki untuk pengambilan keputusan.
Memiliki informasi yang jelas tentang sisa waktu akan memengaruhi caramu
melakukan langkah selanjutnya. Kamu pun bisa lebih terbantu membuat
prioritas. 
Diagnosis 
Cari  tahu masalah dan penyebab. Kumpulkan orang yang dapat
membantu, data yang dibutuhkan atau tools yang menunjang. Setelah itu
gunakan teknik 5Whysatau sebab akibat untuk mengetahui akar masalah.
Diagnosis menyeluruh penting agar kamu dapat menghindari bias konfirmasi
saat membuat keputusan. 
Option
Setelah mengetahui penyebab masalah dan sifatnya, pikirkan opsi apa
yang terbuka bagi kamu dengan terstruktur. Pertimbangkan sebanyak
mungkin opsi. Lakukanbrainstorming bila butuh.
Decide 
Pertimbangkan masing-masing opsi, pilih yang terbaik dan masuk akal
lalu sepakati untuk melanjutkannnya.  Dalam situasi penuh tekanan, kamu
dapat berkonsultasi pada orang lain untuk menghindari risiko terlalu percaya
diri atau terlalu terburu-buru. 
Act or Assign 
Terapkan keputusan itu. Perinci menjadi tugas dan delegasikan pada orang
yang paling memenuhi syarat untuk melakukannya. Misalnya siapa yang akan
memimpin proyek perbaikan tersebut, siapa yang bisa menangani siaran pers,
siapa yang bisa memotivasi orang. 
Review
Kamu perlu menilai kembali semuanya untuk melihat apakah sudah sesuai
dengan rencana dan hasil yang kamu butuhkan atau harapan. 

10
5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe 
Evaluasi berbagai opsi sebelum mengambil keputusan.
Model ini didasarkan pada premis bahwa tujuan akhir dari pengambilan
keputusan apa pun adalah untuk membuat pilihan sebaik mungkin dengan
mengevaluasi dan mengurangi risiko  yang ada. 
Ada 4 langkah dasar di dalam penerapan model ini, yaitu:
Penilaian situasi
- Mengidentifikasi masalah dan menguraikan prioritas.
Analisis masalah
- Menggambarkan masalah dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi
penyebab.
Analisis keputusan
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif dengan melakukan analisis
risiko untuk masing-masing alternatif dan kemudian membuat putusan
akhir. 
Analisis masalah potensial
- Mengevaluasi keputusan akhir untuk  menilai kemungkinan risiko dan
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk meminimalkan risiko itu. 

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan
data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat dalam praktek kebidanan.
Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil
kebijakan yaitu :
1.  Teori Rasional Komprehensif
2.  Teori Inkremental
3.  Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Model Pengambilan Keputusan Yang Tepat
1. Model Pengambilan Keputusan Rasional
2. Model Pengambilan Keputusan Intuitif 
3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan  
4. Model pengambilan keputusan TDODAR
5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe 

3.2 Saran
Semoga makalah ini lebih baik lagi kedepannya dan pembaca dapat
mengetahui tentang cara pengambilan keputusan dalam kebidanan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainudin, 2016, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika

Arimbi, Diah, 2014, Etikolegal Kebidanan, Yogyakarta: Pustaka Rihama

Azwar, Saifuddin, 2011, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dwienda Ristica, Octa & Juliarti, Widya, 2014, Prinsip Etika Dan Moralitas
Dalam Pelayanan Kebidanan, Yogyakarta: Deepublish.

Haryani, Reni, 2013, Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan, Jakarta: Trans Info
Media.

Hermawan, Asep, 2005, Penelitian Bisnis Pradigma Kuantitatif, Jakarta: PT.


Grasindo.

Marmi, 2014, Etika Profesi Bidan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muchtar, Masrudi, 2014, Bidan Dan Dinamika Hukum Kesehatan

Nasir, Moh, 1995, Metode Penelitian, Jakarta: Gralia Indonesia.

Notoatmojo, Soekidjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nurrobikha & Burhan, Asmawati, 2015, Buku Ajar Konsep Kebidanan,


Yogyakarta: Deepublish.

Puji Wahuningsih, Heni, 2006, Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

13

Anda mungkin juga menyukai