OLEH :
1. INTAN SAFITRI
2. SINTA
DOSEN PEMBIMBING :
ELVIRA DWI SEPTIA, SST, M.bmd
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasihnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pengambilan
Keputusan Dalam Kebidanan”. Semoga makalah ini mampu menambah wawasan bagi
para pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Dlk Kebidanan....... 2
2.2 Teori Pengambilan Keputusan......................................... 4
2.3 Model Pengambilan Keputusan....................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan
data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat dalam praktek kebidanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan:
1. Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan
2. Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematikan tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia.
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi
administrasi dan manajemen di dalam organisasi
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada faka-fakta yang te rkumpul
dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas
akan menimbulkan berbagai masalah ;
a. Tidak tepatnya keputusan.
b. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan
organisasi baik dari segi manusia, uang, maupun material.
c. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi
antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi
tersebut.
d. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
2
Metode Pemecahan Masalah
1. Masalah
2. Pegumpulan data
3. Analisa data
4. Mengembangkan pemecahan
5. Memilih alternatif
6. Implementasi
7. Evaluasi
Gaya Pengambilan Keputusan Ada 7 variabel yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan yaitu :
1. Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi.
2. Derajat informasi yang dimiliki oleh bidan.
3. Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi.
4. Pentingnya komitmen bawahan dan ketrampilan membuat keputusan.
5. Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima.
6. Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan intitusi.
7. Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir pada keputusan final.
3
keras memenuhi kebutuhan tersebut. Perawatan berfokus-ibu (women centered
care) dan asuhan total (total care), sehingga bidan dapat memberi perawatan yang
berfokus pada klien secara menyeluruh.
Strategi Membantu Klien Dalam Pengambilan Keputusan. Ada 4 strategi
yang dapat membantu klien dalam mengambil keputusan:
1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya.
2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan.
3. Membantu klien mengevaluasi pilihan.
4. Membantu klien menyusun rencana kerja.
4
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk
menentukan prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk
membandingkan dengan alternatif lain.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai
tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom, 1965 (Ahli Ekonomi
dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu
sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan
tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap
akar permasalahan.
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional
dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil
keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga
mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang
ada, serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan
banyak masalah yang saling berkaitan.
Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara
nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena
teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat
dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara
fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti Indonesia
untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan
yaitu
– Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa
dipakai untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan
terjadi sebuah keputusan yang kurang tepat.
– Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara
berkembang ekologi budanyanya berbeda.
5
– Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur
rasional dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara
berkembang kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak
rasional.
6
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti
yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu
pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk
mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental.
Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan
melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah
keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para
pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori
inkremental pada situasi yang berbeda-beda.
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan
kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif
dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
7
Situasi yang cocok bagi model pengambilan keputusan rasional adalah
ketika kamu harus membuat pilihan yang rumit dan berisiko, atau saat harus
membuat keputusan bersama orang lain.
Meski demikian model ini tidak efektif bila dilakukan ketika kamu
berada di bawah kendala waktu dan situasi yang berubah cepat.
2. Model Pengambilan Keputusan Intuitif
Kenali pola masalah dari pengalaman yang pernah dialami akan
mempermudah pengambilan keputusan.
Pada dasarnya model ini memungkinkan kamu membuat keputusan
secara intuitif atau naluriah. Ini berarti kamu dapat melakukan pengambilan
keputusan secara instan.
Ini terjadi karena otak kamu sebenarnya melakukan pengenalan pola
dengan cepat ketika meninjau semua yang telah kamu pelajari dari situasi
serupa yang sebelumnya pernah dihadapi untuk membantu kamu membuat
keputusan dalam situasi saat ini.
Bagaimana caranya? Secara intuitif kamu mendeteksi potensi masalah
tersebut dan menyelidiki pola dengan melihat pada pengalaman, keahlian,
latar belakang, dan informasi lainnya.
Dari sinilah kamu dapat mengintegrasikan data dan fakta tadi ke
gambaran lengkap dari seluruh masalah sehingga kamu dapat memahami
masalah dan solusi tepat yang harus diambil.
Caranya adalah melakukan simulasi mental dengan membayangkan
skenario penyelesaian masalah tersebut dan membandingkannya dengan
pengetahuan yang dimiliki untuk melihat apakah solusi itu akan berhasil
dijalankan atau tidak.
Jika kamu menganggap skenario tadi akan berhasil, maka kamu tinggal
melanjutkannya dengan mengambil keputusan tersebut. Namun jika kamu
menganggap itu mungkin tidak berhasil karena potensi masalah lain, kamu
dapat mengubah skenario tersebut dengan beberapa cara.
Ketika dalam bayanganmu skenario itu masih belum berhasil juga,
maka kamu harus membuang opsi tersebut dan memilih skenario lainnya.
8
Dari sini kamu bisa melihat bahwa dalam model ini kamu tidak
membandingkan beberapa alternatif solusi terhadap sebuah masalah
sekaligus.
Model ini cocok diterapkan ketika kamu berada di bawah tekanan
waktu. Namun keberhasilannya akan berhubungan lagi pada keahlian dan
pengalaman yang kamu miliki pada bidang masalah tersebut.
3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan
Bayangkan kemungkinan skenario yang mungkin terjadi dari keputusan
yang kamu ambil.
Model ini menggabungkan penilaian kontekstual dan evaluasi untuk
menghasilkan reaksi terbaik terhadap suatu masalah.
Secara sederhana proses pengambilan keputusan dengan model ini
dilakukan dengan melihat isyarat dan indikator yang memungkinkan kamu
mengenali pola masalah yang ada. Berdasarkan pola ini kamu pun harus
mengambil keputusan dengan memilih satu tindakan yang dianggap akan
berhasil.
4. Model pengambilan keputusan TDODAR
Gunakan teknik sebab akibat untuk mengetahui dasar persoalan yang
harus dipecahkan melalui pengambilan keputusan.
Beberapa orang mungkin bisa melakukan pengambilan keputusan
dengan tenang di situasi penuh tekanan, namun tidak jarang kamu merasa
mendadak buntu hingga akhirnya cenderung mengambil keputusan terburu-
buru.
Agar hal ini tidak terjadi, kamu bisa mencoba model pengambilan
keputusan TDODAR. Model pengambilan keputusan ini dapat membantu
kamu tetap tenang saat mengambil keputusan tanpa terburu-buru dan panik di
situasi darurat dan tidak pasti.
TDODAR sebenarnya populer digunakan di industri penerbangan untuk
membantu pilot memecahkan masalah di tengah penerbangan. Namun, kamu
bisa menerapkannya pada berbagai situasi lain di pekerjaan.
9
TDODAR sendiri merupakan singkatan dari Time, Diagnosis, Options,
Decide, Act or Assign, dan Review. Untuk menggunakan model ini, kamu
harus mengikuti beberapa tahapan:
Time
Ketahui berapa waktu yang kamu miliki untuk pengambilan keputusan.
Memiliki informasi yang jelas tentang sisa waktu akan memengaruhi caramu
melakukan langkah selanjutnya. Kamu pun bisa lebih terbantu membuat
prioritas.
Diagnosis
Cari tahu masalah dan penyebab. Kumpulkan orang yang dapat
membantu, data yang dibutuhkan atau tools yang menunjang. Setelah itu
gunakan teknik 5Whysatau sebab akibat untuk mengetahui akar masalah.
Diagnosis menyeluruh penting agar kamu dapat menghindari bias konfirmasi
saat membuat keputusan.
Option
Setelah mengetahui penyebab masalah dan sifatnya, pikirkan opsi apa
yang terbuka bagi kamu dengan terstruktur. Pertimbangkan sebanyak
mungkin opsi. Lakukanbrainstorming bila butuh.
Decide
Pertimbangkan masing-masing opsi, pilih yang terbaik dan masuk akal
lalu sepakati untuk melanjutkannnya. Dalam situasi penuh tekanan, kamu
dapat berkonsultasi pada orang lain untuk menghindari risiko terlalu percaya
diri atau terlalu terburu-buru.
Act or Assign
Terapkan keputusan itu. Perinci menjadi tugas dan delegasikan pada orang
yang paling memenuhi syarat untuk melakukannya. Misalnya siapa yang akan
memimpin proyek perbaikan tersebut, siapa yang bisa menangani siaran pers,
siapa yang bisa memotivasi orang.
Review
Kamu perlu menilai kembali semuanya untuk melihat apakah sudah sesuai
dengan rencana dan hasil yang kamu butuhkan atau harapan.
10
5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe
Evaluasi berbagai opsi sebelum mengambil keputusan.
Model ini didasarkan pada premis bahwa tujuan akhir dari pengambilan
keputusan apa pun adalah untuk membuat pilihan sebaik mungkin dengan
mengevaluasi dan mengurangi risiko yang ada.
Ada 4 langkah dasar di dalam penerapan model ini, yaitu:
Penilaian situasi
- Mengidentifikasi masalah dan menguraikan prioritas.
Analisis masalah
- Menggambarkan masalah dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi
penyebab.
Analisis keputusan
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif dengan melakukan analisis
risiko untuk masing-masing alternatif dan kemudian membuat putusan
akhir.
Analisis masalah potensial
- Mengevaluasi keputusan akhir untuk menilai kemungkinan risiko dan
tindakan pencegahan yang diperlukan untuk meminimalkan risiko itu.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan
data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat dalam praktek kebidanan.
Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil
kebijakan yaitu :
1. Teori Rasional Komprehensif
2. Teori Inkremental
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Model Pengambilan Keputusan Yang Tepat
1. Model Pengambilan Keputusan Rasional
2. Model Pengambilan Keputusan Intuitif
3. Model pengambilan keputusan berdasar pengenalan
4. Model pengambilan keputusan TDODAR
5. Model pengambilan keputusan The Kepner-Tregoe
3.2 Saran
Semoga makalah ini lebih baik lagi kedepannya dan pembaca dapat
mengetahui tentang cara pengambilan keputusan dalam kebidanan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dwienda Ristica, Octa & Juliarti, Widya, 2014, Prinsip Etika Dan Moralitas
Dalam Pelayanan Kebidanan, Yogyakarta: Deepublish.
Haryani, Reni, 2013, Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan, Jakarta: Trans Info
Media.
Notoatmojo, Soekidjo, 2010, Etika & Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
13