Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI ERA NEW NORMAL

DAN VAKSIN COVID-19 DI KELURAHAN PAKAN LABUAH KECAMATAN

AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI

DISUSUN OLEH:

EKA RAHMAYANI KUSWOYO


(1714201149)

DIKETAHUI OLEH:

PEMBIMBING AKADEMIK

( )

PRODI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PERINTIS PADANG
T.A 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI ERA NEW NORMAL

DAN VAKSIN COVID-19 DI KELURAHAN PAKAN LABUAH KECAMATAN

AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI

Pokok Bahasan : PHBS Di Era New Normal Dan Vaksin Covid-19

Penyaji : Mahasiswa UPERTIS yang PMPKL di Wilayah Kerja

Kelurahan Pakan Labuah Kecamatan Aur Birugo Kota

Bukittinggi

Sasaran : Masyarakat Daerah Kelurahan Pakan Labuah

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin, 12 Juni 2021

Tempat : Kantor Lurah Pakan Labuah Kota Bukittinggi

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada tahun 2019 terjadi kasus wabah dunia yaitu Coranavirus Disease 2019 (Covid

19) yang menjadi ancaman serius di Indonesia bahkan seluruh dunia, sehingga

disebut sebagai pandemi global. COVID-19 merupakan varians dari virus-virus yang

pernah melanda di dunia seperti SARS, flu burung, Flu babi, dan MERS. Namun

yang membedakan adalah mudah menular, transparansi informasi, kekurangan

pasokan bagi tenaga medis, masalah inkubasi virus tidak jelas, karantina bersakala

besar, dan “infodemic” yang unik, yaitu banyaknya informasi di media sosial yang

menyebabkan pengaruh psikologis pada banyak orang (Dong & Bouey, 2020). Dalam
hitungan bulan saja, virus ini sudah menyebar ke seluruh negara di dunia. Di

Indonesia, hampir semua provinsi telah terdeteksi kasus COVID-19. Selain itu,

dampak COVID-19 itu begitu dashyat. Dampaknya yang nyata adalah kehilangan

nyawa atau kematian, penurunan dan pelambatan ekonomi (resesi), terganggu

aktivitas pendidikan, ekonomi dan sosial, dan yang paling mengkhawatir dampak

psikologis dan perubahan perilaku pada masyarakat (Ivan, 2020).

Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi dalam kurun waktu hampir setahun ini

berdampak pada kesehatan mental semua orang. Adanya faktor-faktor seperti jarak

dan isolasi sosial, resesi ekonomi, stress dan trauma, stigma dan diskriminasi pada

seseorang yang terpapar virus CoV akan sangat berdampak pada kesehatan mental

dan jiwa pasien dengan penyakit kronis seperti stroke, hipertensi, dan TB (Winurini

dalam Sunnah, pujiastuti, dan liyanovitasari, 2020).

Disituasi pandemi ini menyebabkan pasien dengan penyakit kronis menjadi cemas

dan takut untuk memeriksakan kondisinya ke fasilitas kesehatan. Hal ini akan

berpengaruh terhadap psikologis seseorang. Kecemasan yang berlebihan, terutama

pada kondisi penyakit kronisnya dan kecemasan terhadap paparan virus CoV, serta

adanya pembatasan sosial dan jarak (Sunnah, pujiastuti, dan liyanovitasari, 2020).

Penyebaran virus COVID-19 terjadi terutama antara orang melalui rute droplet

(percikan) dari saluran pernapasan dan kontak. Penularan droplet terjadi saat

seseorang berada dalam kontak erat (dalam jarak 1 meter) dengan orang yang

terinfeksi dan terjadi pajanan dropletsaluran pernapasan yang kemungkinan

terinfeksi, misalnya melalui batuk, bersin, atau kontak sangat erat dengan orang

tersebut sehingga agen infeksi masuk melalui titik-titik seperti mulut, hidung, atau
konjungtiva (mata). Penyebaran juga dapat terjadi melalui fomit di lingkungan

langsung orang yang terinfeksi. Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian

komprehensif langkah pencegahan dan pengendalian yang dapat membatasi

penyebaran penyakit-penyakit virus saluran pernapasan tertentu, termasuk COVID-19

masker dapat digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai untuk

melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi) atau untuk

mengendalikan sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk mencegah

penularan lebih lanjut). WHO, (2020).

Indonesia pada 01 Juni 2021 terkonfirmasi positif 1.826.527, 1.674.479 sembuh dan

50.723 meninggal dan kasus aktif saat ini 50.723. Provinsi Sumatera Barat 01 Juni

2021 melalui situs Sumbar tanggap corona tercatat 44.443 kasus positif covid 19

terdiri dari 2.289 isolasi mandiri dan 575 dirawat, 40.420 dinyatakan sembuh dari

covid 19 dan 1.003 orang meninggal karena covid 19.

Konsep kesalahan persepsi bahwa seseorang yang kelihatan sehat dianggap tidak bisa

menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan prilaku menjaga jarak

dikalangan masyarakat sehingga perlu bagi masyarakat luas mengetahui konsep OTG

tentunya semakin baik pengetahannya semakin berhubungan dengan prilaku

pencegahan covid-19 yang lebih baik dan disiplin oleh karena itu pemerintah

Indonesia menetapkan status darurat bencana dengan membuat kebijakan untuk

memutuskan penyebaran Covid 19. Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan

kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan yang bersifat massal.

Aktifitas bekerja, belajar dan beribadah dilaksanakan dirumah, selanjutnya

pemerintah menghimbau untuk menerapkan 5 M selalu wajib memakai masker jika


bepergian, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir setiap akan

maupun sesudah berkegiatan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi

mobilisasi. (Ihsanuddin, 2020).

Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

sebagai bencana non-alam. Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi

pertama COVID-19 di Indonesia pada awal Maret 2020. Penambahan dan

penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung cukup cepat, tidak hanya

terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun

telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil. Pandemi COVID-19

memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

di Indonesia, yang juga berdampak terhadap sistem kesehatan Indonesia yang terlihat

dari adanya penurunan kinerja pada beberapa program kesehatan. Pandemi COVID-

19 juga memberi dampak besar bagi perekonomian yaitu: (1) Membuat daya beli

masyarakat, yang merupakan penopang perekonomian sebesar 60 persen, jatuh

cukup dalam. Hal ini dibuktikan dengan data dari BPS yang mencatatkan bahwa

konsumsi rumah tangga turun dari 5,02 persen pada kuartal I 2019 menjadi 2,84

persen pada kuartal 1 tahun 2020 ini; (2) Menimbulkan adanya ketidakpastian yang

berkepanjangan pada dunia usaha sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi

pada terhentinya usaha; dan (3) Seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi

sehingga menyebabkan harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa

negara juga terhenti.

Pemerintah telah melakukan secara gencar langkah-langkah pemutusan rantai

penularan COVID-19 secara cepat, tepat, fokus, terpadu, dan sinergis antar
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Upaya sosialisasi terkait pencegahan,

promotif dan penatalaksanaan COVID melalui penerapan Protokol Kesehatan

Penanganan COVID-19 yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak

minimal 1 – 2 meter telah dilakukan secara massif. Sementara itu, tingkat kerentanan

masyarakat semakin meningkat disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat

terhadap penerapan protokol Kesehatan sehingga tanpa intervensi kesehatan

masyarakat yang cepat dan tepat, diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19

akan memerlukan perawatan di rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian

yang diperkirakan mencapai 10% kematian. Pada situasi ini, jutaan masyarakat

sangat rentan tertular COVID-19.

Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan

protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk

memutuskan mata rantai penularan penyakit melalui upaya pemberian imunisasi.

Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan efisien dalam

mencegah beberapa penyakit berbahaya. Sejarah telah mencatat besarnya peranan

imunisasi dalam menyelamatkan masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan bahkan

kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti

Cacar, Polio, Tuberkulosis, Hepatitis B yang dapat berakibat pada kanker hati,

Difteri, Campak, Rubela dan Sindrom Kecacatan Bawaan Akibat Rubela

(Congenital Rubella Syndrome/CRS), Tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir,

Pneumonia (radang paru), Meningitis (radang selaput otak), Kanker Serviks yang

disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus dan Japanese Encephalitis (JE).

Pelayanan imunisasi COVID-19 dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol


kesehatan yaitu dengan menerapkan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

(PPI) dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter, sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan

Imunisasi Pada Masa Pandemi COVID-19. Untuk itu. petugas kesehatan yang akan

melakukan imunisasi COVID-19 diharapkan dapat melakukan kegiatan pelayanan.

2. Data Informasi Yang Akan Dikaji Lebih Lanjut

Penerapan PHBS khususnya 5 M di kelurahan Pakan Labuah Kecamatan Aur Birugo

Tigo Baleh Kota Bukittinggi seperti (mencuci tangan menggunakan sabun dengan air

mengalir, selalu memakai masker, menjaga jarak dan mendapatkan vaksin). Dan

sosialisasi tentang pemberian vaksin khususnya dalam lingkungan

masyarakat/keluarga seperti (pengetahuan tentang vaksin covid 19).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang PHBS Era Normal Dan Vaksin Covid-19 Di

Kelurahan Pakan Labuah Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota Bukittinggi

selama 1 x 30 menit masyarakat dapat mengetahui tentang PHBS Era New Normal.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit masyarakat mampu menjelaskan

kembali tentang:

- Menjelaskan tentang pengertian Covid-19

- Menjelaskan tentang pengertian PHBS

- Menjelaskan tentang Indikator PHBS

- Menjelaskan langkah-langkah Pencegahan Covid-19 Di Era New Normal

- Menjelaskan tentang pengertian vaksin covid-19


- Menjelaskan tentang tujuan pemberian vaksin covid-19

- Menjelaskan tentang jenis vaksin covid-19

- Menjelaskan tentang sasaran pemberian vaksin covid-19

- Menjelaskan tentang efek samping vaksin covid-19

- Menjelaskan tempat pelayanan vaksin covid-19

- Menjelaskan tentang yang boleh di vaksin dan yang tidak boleh di vaksin covid-19

C. Rencana Kegiatan

1. Topik : PHBS Era New Normal Dan Vaksin Covid-19

2. Sasaran : Masyarakat Kelurahan Pakan Labuah

3. Waktu : 30 menit Pukul : 10 WIB- selesai

4. Tempat : Kantor Lurah Pakan Labuah Kec. Aur Birugo Tigo Baleh Kota

Bukittinggi

5. Media : Leafleat dan Lembar balik

6. Metode : ceramah dan tanya jawab

D. Strategi Pelaksanaan

No Kegiatan Pemateri Audience Media


1 Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam - Leafleat
(5 menit) - Perkenalan diri - Mendengarkan dan - Lembar
- Kontrak topic, tempat dan memperhatikan balik
waktu.
- Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi yang
akan diberikan

2 Isi - Menanyakan (review) - Menjawab pertanyaan


(20 menit) kepada masyarakat PHBS di - Memperhatikan
era new normal. - Menjawab salam
- Menjelaskan materi:
 Defenisi Covid-19
 Defenisi PHBS
 Idikator PHBS
 Langkah-langkah
pencegahan Covid-19 di
era new normal
 Menjelaskan tentang
pengertian vaksin covid-
19
 Menjelaskan tentang
tujuan pemberian vaksin
 Menjelaskan tentang jenis
vaksin covid-19
 Menjelaskan tentang
sasaran pemberian vaksin
covid-19
 Menjelaskan tentang efek
samping vaksin covid-19
 Menjelaskan tempat
pelayanan vaksin covid-19
 Menjelaskan yang boleh di
vaksin dan yang tidak
boleh di vaksin covid-19
- Memberi kesempatan pada
audiens untuk bertanya jika
ada yang belum jelas.
3 Penutup - Evaluasi subjektif dan objektif. - Menjawab pertanyaan
(5 menit) - Menyimpulkan. - Memperhatikan
- Rencana tindak lanjut - Menjawab salam
- Mengucapkan maaf dan terima
kasih
- Salam Penutup

E. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Sruktur

- Mempersiapkan materi yang sudah diterima oleh dosen pembimbing

- Media penyuluhan yaitu leafleat dan lembar balik

- Peserta hadir di tempat penyuluhan

- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Kantor Lurah Pakan Labuah

b. Evaluasi Proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar dan
antusias
c. Evaluasi Hasil

- Minimal 70% masyarakat kelurahan Pakan Labuah mampu menyebutkan apa

itu Covid-19 dan apa itu PHBS.

- 75% masyarakat kelurahan Pakan Labuah mengetahui apa saja indikator

PHBS.

- Minimal 80% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui Langkah-

langkah Pencegahan Covid-19 di Era New Normal.

- Minimal 90% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang

pengertian vaksin

- Minimal 85% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang tujuan

pemberian vaksin

- Minimal 80% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang jenis

vaksin covid-19

- Minimal 90% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang

sasaran pemberian vaksin covid-19

- Minimal 90% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang efek

samping pemberian vaksin covid-19

- Minimal 90% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang

tempat pelayanan vaksin covid-19

- Minimal 90% masyarakat Kelurahan Pakan Labuah mengetahui tentang yang

boleh di vaksin dan yang todak boleh di vaksin covid-19


Lampiran Materi

PHBS DI ERA NEW NORMAL DAN VAKSIN COVID-19

1. Konsep Dasar PHBS

a. Pengertian Covid-19

Penyakit Covid-19 merupakan sindrom pernapasan akut berat disebabkan oleh

Coronavirus Severe Acute Respiratory syndrom Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang

sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCov yang merupakan coronavirus ketujuh. Virus

ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas

terutama di China dan lebih dari 190 negara teritori lainnya. Dengan semakin

meningkatnya angka covid oleh karena itu pemerintah indonesia menetapkan status

darurat bencana dengan membuat kebijakan untuk memutuskan penyebaran Covid

19. Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain,

menghindari pertemuan yang bersifat massal. Aktifitas bekerja, belajar dan beribadah

dilaksanakan dirumah, selanjutnya pemerintah menghimbau untuk menerapkan 5 M

selalu wajib memakai masker jika bepergian, mencuci tangan menggunakan sabun

dengan air mengalir setiap akan maupun sesudah berkegiatan, mrnjaga jarak,

menjauhi kerumunan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

b. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat

(Maryunani A, 2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan

pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu

masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-

masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,

memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).

c. Indikator PHBS

Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu pasangan

usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak.

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan

kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga yang digunakan yaitu mengacu kepada

standar pelayanan minimal bidang kesehatan ada sepuluh indikator, yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para medis lainnya). Persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan

steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

2. Memberi bayi ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja

tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk

kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. ASI

pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums), sangat baik

untuk bayi karena mengandung zat kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit

yang diderita

3. Menimbang bayi dan balita Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk

memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan

mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu. Dengan demikian dapat

diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan mengetahui kelengkapan

imunisasi serta bayi dicurigai gizi buruk

4. Menggunakan air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk

minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat

dapur dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.

Rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah tangga

yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi air dalam kemasan,

ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak

minimal 10 meter dari tempat penampungan

5. Mencuci tangan menggunakan air bersih. Manfaat mencuci tangan dengan sabun

adalah membunuh kuman penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan

penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran

Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

Covid-19 Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman

penyakit yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera,


disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu

burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) serta tangan mejadi

bersih.

6. Menggunakan jamban sehat. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai

fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau

tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang

dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk membersihkannya.

Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban

leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk.

7. Memberantas jentik di rumah. Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang

setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik

nyamuk.Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat

perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada dalam

rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan lain-lain. Hal

yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah melakukan 3 M plus (menguras,

menutup, mengubur plus menghindari gigitan nyamuk).

8. Makan buah dan sayur setiap hari. Makan sayur dan buah sangat penting karena

sayur dan buah mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan

dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Konsumsi sayur

dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya

dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan melarutkan

beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi

akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.


9. Melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota

tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi

pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar

tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara

lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,mencuci

mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti push up, lari ringan,

bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan sebagai aktifitas

fisik

10. Tidak merokok di dalam rumah. Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun

keatas yang tidak merokok selama 1 bulan terakhir. Perokok terdiri atas perokok

aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah dapat

menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak,

kehilangan pendengaran lebih awal disbanding bukan perokok, menyebabkan

penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, stroke, kanker kulit, kemandulan,

impotensi,

d. Langkah Langkah Pencegahan Covid-19 Di Era New Normal

1. Menurut WHO (2020) ada beberapa langkah dan kewaspadaan mencegah Corona

Virus:

a. Cuci tangan sesering mungkin

Cuci tangan secara teratur dan sesering mungkin dengan sabun dan air

mengalir atau bahan yang mengandung alkohol yang akan membunuh virus

yang mungkin ada di tangan.

b. Terapkan social distancing


Jaga jarak minimal 1 meter dengan mereka yang batuk atau bersih. Alasannya,

ketika seseorang batuk atau bersin atau bersih, mereka menyemprotkan tetesan

cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.

Jika terlalu dekat, kamu bisa menghirup tetesan air yang mungkin saja

mengandung virus Covid-19.

c. Hindari menyentuh mata

Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus mungkin menempel di sana.

Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung,

atau mulut kamu. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat

sakit.

d. Lakukan aturan bersin yang benar

Pastikan kamu, dan orang-orang di sekitar untuk selalu menutupi mulut dan

menutupi hidung dengan siku tangan yang ditekut ketika batuk atau bersih.

Kemudian segera buang tisu bekasnya. Alasannya, tetesan menyebarkan virus.

e. Jika mengalami batuk, demam dan sesak nafas tetap di rumah jika merasa

tidak sehat. Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari

bantuan medis dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat. Otoritas nasional

dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah masing-

masing.

2. Menurut Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes)

Republik Indonesia mengimbau cara mencegah virus Corona adalah sebagai

berikut: Lisa, (2020)

a. Meningkatkan prilaku dan pengetahuan


Cara mencegah penyebaran virus Corona dari Kemenkes RI yang utama

adalah meningkatkan prilaku dan pengetahuan individu.

b. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat

Pemerintah meminta masyarakat agar senantiasa menerapkan prilaku hidup

bersih dan sehat dengan cara :

a) Selalu menjaga kebersihan tangan dengan cara cuci tangan menggunakan

air mengalir dan sabun selama 20 detik lalu bilas

b) Menerapkan etika batuk dan bersin yang baik dengan cara hidung dan

mulut dengan tisu atau lengan baju sehingga tidak menularkan ke orang

lain

c) Makan makanan yang bergizi dan seimbang

d) Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran

e) Melakukan olahraga minimal setengah jam setiap hari

f) Meningkatkan daya tahan tubuh dan Cukup istirahat

g) Menggunakan masker

h) Segera berobat jika perlu atau keluhan yang dirasakan

c. Meningkatkan Kewaspadaan

Meningkatkan kewaspadaan setiap individu dan juga masyarakat untuk tidak

melakukan perjalan pada saat ini baik dalam maupun keluar negri khususnya

Tiongkok, Hongkong, Wuhan, dan Beijing, agar memperhatikan perkembangan

penyebaran infeksi virus Corona Annisa, (2020)

d. Memperbanyak pelayanan kesehatan

Sebagai upaya pencegahan penyebaran infeksi virus Corona, pemerintah


Indonesia telah menyiapkan 100 rumah sakit yang ditetapkan sebagai rujukan

untuk penyakit yang baru muncul, keseratus fasilitas medis tersebut sebelumnya

pernah menanganiwabah flu burung dan telah lolos evaluasi terbaru sehingga

dipastikan memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap, salah satunya ruamg isolasi

dengan teknologi tekanan negatif Annisa, (2020).

3. Menurut Tedy, (2020) Pencegahan dan Kewaspadaan Covid-19 di Lingkungan.

Berikut, terdapat 3 langkah pencegahan yang bisa dilakukan di lingkungan.

a. Cuci tangan

Langkah awal dan yang paling sederhana ialah merutinkan cuci tangan. Para

guru ataupun pembina dalam pendidikan bisa berkoordinasi dengan petugas

kebersihan untuk memastikan tersedianya sabun cuci tangan. Selain itu,

imbauan kepada anak untuk lebih sering cuci tangan juga perlu dilakukan.

Mengingat, anak kadang lupa untuk menjaga kebersihan tangan dan perlunya

arahan serta bimbingan.

b. Bersihkan ruangan dan lingkungan sekitar

Jika rutinitas bersih-bersih dilakukan setiap pagi atau sehabis kegiatan belajar

mengajar usai, tidak ada salahnya seminggu sekali diadakan jadwal untuk

kerja bakti, membersihkan lorong, hingga halaman, selain membuat anak aktif

bergerak, daya tahan tubuh mereka pun diharapkan menigkat.

c. Tunda pelaksanaan kegiatan diluar ruangan dengan banyak orang. Beberapa

pemerintah daerah indonesia, juga melakukan peninjauan kembali terhadap

acara yang mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat.

2. Konsep Dasar Vaksin Covid-19


a. Pengertian Vaksinisasi

Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau

terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan, biasanya dengan

pemberian vaksin (Kemenkes RI, 2020).

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau

bagiannya atau zat yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga

aman, yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan

spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (Kemenkes RI, 2020).

Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar

terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat. Selama belum ada obat yang

defenitif untuk COVID-19, maka vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta

perilaku 3M (memakasi masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak)

adalah upaya perlindungan yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit

COVID-19 (Kemenkes RI, 2020).

Menurut kemenkes RI imunisasi adalah suatu upaya pembentukan kekebalan tubuh

seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terkena penyakit yang

sama tidak akan sakit hanya mengalami sakit ringan. Salah satu bentuk imunisasi

adalah pemberian vaksin.

b. Tujuan vaksin COVID 19

1. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi atau penularan

COVID-19.

2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID 19.


3. Mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi

masyarakat dari COVID 19.

4. Menjaga agar tetap produktif secara sosialdan ekonomi. Kekebalan tubuh hanya

dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata diseluruh wilayah.

Upaya pencegahan mealui pemberian program vaksinasi jika dinilai dari segi

ekonomi akan lebih hemat biaya apabila dibandingan dengan upaya pengobatan.

c. Jenis vaksin COVID 19

Menurut KEMENKES RI NOMOR HK.02.02/4/1/2021 tentang petunjuk teknis

pelaksanaan vaksinasi dalam penanggulangan pandemi corona virus disease 2019.

Intervensi yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan selain dengan 3M

yaitu upaya pemberian vaksin, negara indonesia mengembangkan vaksin yang ideal

untuk pencegahan infeksi SARS-COV-2 dengan berbagai platform yaitu vaksin

inaktifasi / inactivated virus vacinnes, vaksin virus yang dilemahkan (life attenuated),

vaksin vektorvirus, vaksin asam nukleat, vaksin seperti virus (virus-like vaccine), dan

vaksin sub unit protein.

Vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinik (only for

clinical trial). vaksin COVID-19 buatan Sinovac tidak mengandung vero cell atau sel

vero, karena sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang

dan tumbuh virus tersebut untuk proses perbanyakan virus sebagai bahan baku

vaksin. Jika tidak mempergunakan media kultur, maka virus akan mati sehingga tidak

dapat digunakan untuk pembuatan vaksin.

Vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang akan digunakan mengandung bahan antara

lain virus yang sudah dimatikan (atau inactivatedvirus) dan tidak mengandung sama
sekali virus hidup atau yang dilemahkan. Ini merupakan metode paling umum dalam

pembuatan vaksin.Bahan selanjutnya adalah Alumunium Hidroksida yang berfungsi

untuk meningkatkan kemampuan vaksin. Ada pula Larutan fosfat sebagai penstabil

(Stabilizer), dan larutan garam Natrium Klorida untuk memberikan kenyamanan

dalam penyuntikan.Vaksin COVID-19 buatan Sinovac juga tidak mengandung bahan

seperti boraks, formalin, merkuri, serta tidak mengandung pengawet. Vaksin yang

akan digunakan di masyarakat telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian

uji yang ketat, sehingga terjamin kualitas, keamanan dan efektifitasnya di bawah

pengawasan BPOM serta memenuhi standar internasional.

d. Sasaran Masyarakat Yang Mendapatkan Vaksin

Menurut KEMENKES RI No. HK.02.02/368/2021 Tentang pelaksanaan vaksinasi

covid 19 pada kelompok sasaran lansia, komorbid dan penyintas covid 19 :

1. Kelompok lansia

Pemberian vaksinasi pada kelompok usia 60 keatas diberikan 2 dosis

dengen interval pemberian 28 hari (0-28)

2. Kelompok komorbid

a. Hipertensi dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya diatas

180/110 MmHg dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan

sebelum meja skrining.

b. Diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut

c. Penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin

3. Penyintas covid 19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan

4. Ibu menyusui dapat diberikan vaksin


5. Seluruh sasaran tunda akan diberikan informasi agar datang kembali ke

fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan untuk memperoleh vaksinasi.

Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia

yang berusia ≥ 18 tahun. Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun dapat

diberikan vaksinasi apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan

persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) atau

penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan

(Kemenkes RI, 2020).

e. Efek samping Vaksin

a) Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan

dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh.

Efek simpang ringan seperti demam dan nyeri otot atau ruamruam pada bekas

suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor.

b) Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping

yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut.

Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila

tidak divaksin.

c) Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kita sudah ada

Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI maupun komite di setiap

daerah untuk memantau dan menanggulangi KIPI (Kemenkes RI, 2020).

f. Tempat Pelayanan Vaksin


Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

atau milik masyarakat/ swasta yang memenuhi persyaratan, meliputi:

a. Puskesmas, Puskesmas Pembantu

b. Klinik

c. Rumah Sakit dan/ atau

d. Unit Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) (Kemenkes RI,

2020).

g. Yang Boleh Di Vaksin Dan Yang Tidak Boleh Di Vaksin

Vaksin diberikan hanya untuk mereka yang sehat. Ada beberapa kriteria inidvidu atau

kelompok yang tidak boleh di imunisasi Covid-19 :

a. Orang yang sedang sakit Orang yang sedang sakit, tidak boleh menjalani

vaksinasi. Jika sedang sakit, peserta harus sembuh terlebih dahulu sebelum

divaksin.

b. Memiliki penyakit penyerta. Orang dengan penyakit penyerta yang tidak

terkontrol seperti diabetes atau hipertensi disarankan tidak menerima vaksin. Oleh

karena itu, sebelum pelaksanaan vaksinasi, semua orang akan dicek kondisi

tubuhnya terlebih dahulu. Mereka yang memiliki penyakit komorbid harus dalam

kondisi terkontrol untuk mendapat persetujuan vaksinasi dari dokter yang

merawat

c. Tidak sesuai usia Sesuai anjuran pemerintah, orang yang mendapat vaksin

COVID-19 adalah kelompok usia 18+ tahun. Artinya, mereka yang diluar

kelompok tersebut seperti anak-anak, belum boleh menerima vaksin.


d. Memiliki riwayat autoimun.

e. Penyintas COVID-19

f. wanita hamil dan menyusui

(Kemenkes RI, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Home care for patients with COVID-19 presenting with mild symptoms and management of
contacts: interim guidance. Jenewa: World Health Organization; 2020
Infection prevention and control during health care when COVID-19 is suspected: interim
guidance. Jenewa:World Health Organization; 2020

Kementrian Kesehatan RI, , ITAGI, UNICEF, dan WHO (2020). Survei Penerimaan Vaksin
COVID-19 di Indonesia. November.

Kementrian Kesehatan RI, , ITAGI, UNICEF, dan WHO (2020). QUESTION ( FAQ ) SEPUTAR
PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-. 19.

Suprayitno Emdat (2020). Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dalam Pencegahan Covid 19.
Journal of Health Science. Vol. V.2020 (Ii), 68–73.

Utami Andriyani Ressa (2020). Pengetahuan sikap dan keterampilan masyarakat dalam
pencegahan Covid 19 atau SARS-CoV-2 COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. 4, 68–77.
https://doi.org/10.33377/jkh.v4i2.85

Yanti Ni Putu Emy Darma. (2020). Gambaran pengetahuan masyarakat tentang covid-19 dan
perilaku masyarakat di masa pandemi covid-19. 8(3), 491–504.

Willy (2021). Hubungan pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat dengan perilaku
pencegahan wabah virus corona skripsi.

WHO. (2021). The World Health Organization declared the coronavirus outbreak a Global
Public Health Emergency. Retrieved from https://www.worldometers.info/coronavirus/

Anda mungkin juga menyukai