Anda di halaman 1dari 3

Bab 8

PEMIKIRAN PARA TOKOH : SOSIOLOGI - ANTROPOLOGI - PENDIDIKAN

A. Tokoh-tokoh yang mempengaruhi Porkembangan Sosiologi

Ada beberapa tokoh penting yang buah pemikiran dan ide-idenya sangat mempengaruhi
perkembangan sosiologi, diantaranya adalah:

1. Auguste Comte (1798-1857 M).

Auguste Comte lahir di Mountpelier, Perancis pada tanggal 19 Januari 1798. Keluarganya beragama
Katolik dan berdarah bangsawan, tetapi Comte adalah seorang mahasiswa yang keras kepala dan
suka memberontak sehingga ia tidak pemah mendapat ijazah dari perguruan tingginya. Dalam setiap
kelasnya di Ecole Polytecnique, Comte bersama seluruh kelasnya dikeluarkan karena gagasan politik
dan pemberontakan yang mereka lakukan. Pemecatan ini berpengaruh buruk terhadap karir
akademiknya. Tahun 1817 ia menjadi sekretaris dan sekaligus anak angkat Saint Simon, seorang filsuf
yang 40 tahun lebih tua.

Mereka bekerja bersama secara akrab selama beberapa tahun dan Comte menyatakan utang
budinya kepada Saint Simon. Tetapi pada tahun 1824 keduanya bersengketa karena Comte yakin
Saint Simon menghapus namanya dari salah satu karya sumbangannya Comte kemudian menyurati
teman-temannya sambil menuduh Saint Simon bersifat "katastropik dan menyebutnya sebagai
"penyulap besar"

Salah satu keistimewaan dari tokoh ini adalah bahwa ia memiliki daya ingat yang luar biasa Berkat
daya ingat yang seperti foto copy itu ia mampu menceriterakan kembali kata-kata yang tertulis di
satu halaman buku yang hanya sekali dibaca. Kemampuan berkonsentrasinya sedemikian rupa
sehingga ia mampu

mengungkapkan keseluruhan isi buku yang akan ditulisnya tanpa harus menulisnya. Materi kuliah
seluruhnya disajikan tanpa berbekal catatan Bila ia duduk untuk menulis buku, ia menuliskan
segalanya dari ingatannya (Ritzer & Donglas, 2004).

Auguste Comte dikenal sebagai bapak sosiologi, karena dia yang pertama kali memberi nama pada
ilmu tersebut, yaitu dari kata "socius" dan "logos". Pokok pikiran dari Comte yang terpenting adalah
bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu "social statistics" dan "social dynamic".

*Social statistic" dari sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antar lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan "social dynamic" mempelajari bagaimana
lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Perkembangan tersebut harus melewati 3 tahap, yaitu:

Tahap teologis, yaitu tingkat perkembangan pemikiran manusia yang menyatakan bahwa semua
benda di dunia ini mempunyai roh atau jiwa dan itu disebabkan oleh kekuatan yang berada di atas
manusia.

Tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan
oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia. Cara pemikiran pada tahap teologis maupun
tahap metafisis tidak dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan bertujuan
untuk mencari sebab-sebab dan akibat-akibat dan gejala-gejala tersebut. Tahap ilmiah merupakan
tahap dimana manusia telah sanggup

untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini telah terjadi perkembangan ilmu pengetahuan yang
cukup pesat. Beberapa karya Comte yang terpenting adalah: The scientific labors aecessory for the
reorganization of society (1822). The positive philosophy (6 jilid. 1830 1890), Subyective synthesis
(1820)

2. Emile Durkheim (1858-1917)

Durkheim lahir di Epinal Perancis. 15 April 1858 la keturunan pendeta Yahudi dan ia sendiri belajar
untuk menjadi pendeta (rabbi). tetapi ketika berumur 10 tahun Durkheim menolak menjadi pendeta
Sejak saat itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademis daripada teologis.

la bukan hanya kecewa terhadap pendidikan agama tetapi juga pendidikan umum, dan ia banyak
memberikan perhatian kepada masalah kesusasteraan dan estetika. Durkheim juga mendalami
metodologi ilmiah dan prinsip-prinsip moral yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial.
Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi, sehingga
antara tahun 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di Paris.

Tahun-tahun berikutnya dilalui dengan serentetan kesuksesan dirinya, yang ditandai antara lain
dengan diterbitkannya tesis doktornya, "The Devision of Labor in Sosiety" dalam bahasa Perancis
dan tesisnya tentang Montesquiau dalam bahasa Latin. Sekitar tahun 1896 ia menjadi profesor
penuh di IJniversitas Bordeaux dan tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas
Sarbone yang sangat terkenal itu. Pada tahun 1913, Durkheim dinobatkan sebagai profesor bidang
ilmu pendidikan dan sosiologi, sehingga semakin mengukuhkan dirinya sebagai ilmuwan ilmu sosial
yang sangat disegani.
Tetapi Durkheim dianggap penganut pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian
sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Namun dimasa hidupnya ia sesungguhnya berpikiran liberal
dan ini ditunjukkan oleh peranan yang sangat aktif dalam membela Alfred Dreyfus, seorang kapten
tentara Yahudi yang dijatuhi hukuman mati karena penghianatan yang oleh banyak orang dirasakan
bermotif anti Yahudi.

Perhatian Durkheim terhadap kasus Dreifus berasal dari perhatiannya yang sangat mendalam
terhadap moralitas dan krisis moral yang dihadapi masyarakat modern, Menurut Durkheim
perbaikan moral tidak dapat dilakukan secara cepat dan mudah, dan ia menyarankan tindakan yang
lebih khusus seperti menindak tegas orang yang mengobarkan rasa benci terhadap orang lain dan
pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa menyebarkan rasa benci terhadap
orang lain adalah perbuatan menyesatkan dan terkutuk. Ia kemudian mendesak rakyat agar

Anda mungkin juga menyukai