Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EKOLOGI TANAMAN
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN UBI JALAR

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Ridwan M, M.S.

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Supriyanti ( D1A020048)
Wahyuni Wulandari ( D1A020049)
Muhammad Ilyas Alqurni (D1A020217)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya, serta sholawat dan salam tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad
SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Prospek
Pengembangan Tanaman Ubi Jalar” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kulliah Ekologi Tanaman.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Ridwan M,
M.S. selaku dosen penngampu mata kulia Ekologi Tanaman, yang teah memberikan
tugas berupa makalah mengenai prospek pengembangan tanaman ubi jalar, sehingga
kami dapat memahami bagaimana prospek, potensi, permasalahan yang dihadapi serta
strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan tanaman ubi jalar. Selain itu, kami
juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman- teman yang memberikan
semangat dan mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lupa pula
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pendukung dari
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran dari
para pembaca untuk kesempurnaan pada karya ilmiah ini. Penulis harap makalah ini
dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya, dan memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Terimakasih.

Jambi , 23 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………..……... 1
1.2 Tujuan Penulisan…………...……………………………………...…… 2

II. TANAMAN UBI JALAR…………………………………………………….. 3


2.1 Sejarah Tanaman Ubi Jalar……………………………………………. 3
2.2 Pemanfaatan Tanaman Ubi Jalar………………………………………. 3
2.3 Sosialisasi dan Pengenalan Masyarakat Terhadap Tanaman Ubi Jalar…. 4

III. SYARAT TUMBUH TANAMAN UBI JALAR................................................. 6


3.1 Tanah Yang Sesuai Untuk Budidaya Dalam Pengembangan Tanaman Ubi
Jalar............................................................................................................. 6
3.2 Iklim Yang Sesuai Untuk Budidaya Dalam Pengembangan Tanaman Ubi
Jalar............................................................................................................. 6

IV. PROSPEK TEKNIS DAN EKONOMIS TANAMAN UBI JALAR……….. 7


4.1 Prospek Teknis Tanaman Ubi Jalar……………………………………… 7
4.2 Prospek Ekonomis Tanaman Ubi Jalar………………………………….. 7

V. MASALAH, SOLUSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN UBI


JALAR…………………………………………………………………………… 8
5.1 Masalah Yang Ditemui Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar……… 8
5.2 Solusi Ynag Ditawarkan Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar…….. 8
5.3 Strategi Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar……. 9

VI. KESIMPULAN………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 12

iii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori (energi) yang cukup
tinggi. Kandungan karbohidrat ubi jalar menduduki peringkat keempat setelah padi,
jagung, dan ubi kayu. Ubi jalar juga merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga
cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan masyarakat. Vitamin yang terkandung
dalam ubi jalar adalah vitamin A (beta karotin), vitamin C, thiamin (vitamin B1), dan
rebovlavin (vitamin B2). Sedangkan mineral yang terkandung dalam ubi jalar adalah
zat besi (Fe), fosfor (P), kalsium (Ca), dan natrium (Na). Kandungan gizi lainnya yang
terdapat dalam ubi jalar adalah protein, lemak, serat kasar, kalori, dan abu.

Secara umum, ubi jalar memiliki berbagai peran yang ketika dikembangkan
mampu memberikan keuntungan dan manfaat baik dari segi ekonomi maupun
ketahanan pangan. Di Indonesia sendiri tanaman ubi jalar sudah dikenal dan
dibudidayakan secara turun temurun oleh sebagian masyarakat. Sebagai sumber
karbohidrat, ubi jalar merupakan tanaman bahan makanan dari kelompok umbi-umbian
yang sering dimanfaatkan sebagai pengganti beras, bahkan di beberapa daerah ubi jalar
digunakan sebagai makanan pokok. Sebagian besar produksi ubi jalar digunakan untuk
memenuhi kebutuhan di dalam negeri sebagai bahan pangan, dan dalam jumlah yang
lebih kecil juga dimanfaatkan sebagai pakan maupun bahan baku industri. Sementara
di negara-negara maju pemanfaatan ubi jalar tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan
baku pangan, namun juga bahan baku industri non pangan. Misalnya di Vietnam, bahan
baku pati ubi jalar (starch) digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie, di Jepang
selain digunakan untuk memasak yaki imo (ubi bakar), pati ubi jalar digunakan untuk
pembuatan minuman keras Imo Shochu, di Amerika ubi jalar dimasak menjadi ubi
goreng, s’more, bahkan diolah menjadi berbagai makanan penutup.

Ke depan, Permintaan produk-produk pertanian pada 10 tahun mendatang


diperkirakan akan semakin menguat di seluruh dunia. Hal ini karena dari sisi pasokan
total produksi tanaman pangan dunia semakin rendah yang disebabkan adanya
perubahan iklim, sementara dari sisi permintaan terjadi pertumbuhan populasi dan
pendapatan yang diikuti oleh peningkatan urbanisasi dan tumbuhnya masyarakat

1
menengah ke atas. Hal ini akan mendorong kemungkinan- kemungkinan dan potensi
adanya pengembangan tanaman ubi jalar sebagai penyeimbanng dan pemenuh ke
utuhan pangan di dunia. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
bagaimana prospek, potensi, permasalahan yang dihadapi serta strategi yang dapat
dilakukan dalam pengembangan tanaman ubi jalar.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Prospek Pengembangan


Tanaman Ubi Jalar” ini adalah untuk mengetahui bagaimana prospek, potensi,
permasalahan yang dihadapi serta strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan
tanaman ubi jalar.

2
II. TANAMAN UBI JALAR

2.1 Sejarah Tanaman Ubi Jalar


Ubi jalar atau ketela rambat (sweet potato) diduga berasal dari benua Amerika.
Menurut para ahli botani dan pertanian mengatakan bahwa vs daerah asal tanaman ubi
jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich
Vavilov, seorang ahli botani Soviet, dan memastikan asal tanaman ubi jalar adalah
Amerika Tengah.
Tanaman ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara
beriklim tropis, diperkirakan pada abad ke-16. Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi
ke Spanyol melalui Tahiti, Kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Orang-orang
Spanyol juga dianggap berjasa menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama
Filipina, Jepang, sampai ke Indonesia.
Ubi jalar termasuk bahan pangan tertua yang ditemukan manusia. Mula-mula
dikenal di Amerika Tengah. Christopher Columbus, membawa ubi jalar ini ke Eropa
setelah pelayarannya yang pertama ke Dunia Baru sekitar tahun 1492. Di abad ke-16
ubi jalar dibawa oleh penjelajah Spanyol ke Filipina, kemudian oleh orang Portugis
dibawa ke Afrika, India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

2.2 Pemanfaatan Tanaman Ubi Jalar


Di Indonesia ubi jalar sudah lama dikenal sebagai sumber karbohidrat dan melalui
diversifikasi konsumsi dimanfaatkan sebagai substitusi karbohidrat asal beras
(Damarjati dan Widowati 1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari umbi ubi
jalar dapat dibuat beberapa produk strategis seperti: tepung, pati, granula, dan sawut.
Dari tepung dan pati dapat dibuat berbagai produk makanan seperti roti, saus, selai
maupun es krim (Antarlina dan Utomo 1999, Antarlina dan Utomo 2002).
Ubi jalar sebagai komoditas yang menghasilkan karbohidrat dapat digunakan
sebagai bahan baku industri diolah melalui proses dehidrasi ( chip, pellet, pasta ),
hidrolisa (dekstrose, maltose, sukrose, sirup glukose) dan proses fermentasi (alkohol,
butanol, aseton, asam laktat, sorbitol dll). Namun sejauh ini komoditas ubi jalar lebih
banyak digunakan untuk konsumsi .
Alasan utama banyak yang membudidayakan adalah karena tanaman ini relatif
mudah tumbuh, tahan hama dan penyakit serta memiliki produktivitas yang cukup
tinggi. Ubi Jalar juga merupakan bahan pangan yang baik, khususnya karena patinya

3
yang memiliki kandungan nutrisi yang sangat kaya antara lain karbohidrat yang tinggi.
Oleh karena itu di beberapa daerah ubi jalar juga digunakan sebagai bahan makanan
pokok. Selain itu juga mengandung protein, vitamin C dan kaya akan vitaman A
(betakaroten). Ubi jalar juga bagus untuk makanan ternak.
Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan. Di Afrika umbi dari
ubi jalar dimanfaatkan menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di
Asia, selain umbinya yang dimanfaatkan sebagai makanan, daun muda ubi jalar juga
dimanfaatkan untuk sayuran. Di Indonesia ubi jalar cukup populer, khususnya di
wilayah Indonesia bagian timur, yaitu Papua dan Papua Barat yang menggunakan ubi
jalar sebagai bahan makanan pokok dan makanan ternak. Terdapat juga ubi jalar yang
dimanfaatkan menjadi tanaman hias karena keindahan daunnya. Sementara di negara-
negara maju pemanfaatan ubi jalar tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku
pangan, namun juga bahan baku industri non pangan. Misalnya di Vietnam, bahan baku
pati ubi jalar (starch) digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie, di Jepang selain
digunakan untuk memasak yaki imo (ubi bakar), pati ubi jalar digunakan untuk
pembuatan minuman keras Imo Shochu, di Amerika ubi jalar dimasak menjadi ubi
goreng, s’more, bahkan diolah menjadi berbagai makanan penutup. Tepung ubi jalar
bahkan dapat difermentasi untuk diolah menjadi kecap dan alkohol. Lebih lanjut tepung
dapat diolah menjadi minuman anggur, cuka dan nata de coco. Bahkan akhir-akhir ini
dengan adanya permasalahan yang dihadapi terkait dengan pasokan energi, beberapa
negara maju telah melakukan penelitian pemanfaatan ubi jalar menjadi bahan baku
bioethanol, salah satunya adalah Biofuel Center of North Carolina, NC, State
University, Amerika.

2.3 Sosialisasi dan Pengenalan Masyarakat Terhadap Tanaman Ubi Jalar


Ubi jalar merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Namun, kuranngnya pemahaman tentang manfaat ubi jalar bagi kesehatan tubuh,
persepsi masyarakat selama ini yang masih menganggap bahwa ubi jalar adalah
makanan pengganti atau tambahan dan hanya dikonsumsi oleh masyarakat kelas
bawah, serta masih rendahnya pengetahuan tentang teknologi pengoahan tanaman ubi
jalar membuat pengembangan tanaman ubi jalar dinegara-negara berkembang relative
kurang. Untuk itulah diperlukan sosialisasi dan pengenalan masyarakat terhadap
tanaman ubi jalar.

4
Ubi Jalar atau ketela rambat (dalam bahasa latin: Ipomoea Batatas) adalah
tanaman dikotil yang masuk dalam kelompok keluarga Convol-vulaceae. Ubi jalar
merupakan tumbuhan semak bercabang yang memiliki daun berbentuk segitiga yang
berlekuk-lekuk dengan bunga berbentuk payung ini, memiliki bentuk umbi yang besar,
rasanya manis, dan berakar bongol. Terdapat sekitar 50 genus dan lebih dari 1.000
spesies dari keluarga Convol-vulaceae ini, di mana ketela rambat dengan nama latin
Ipomoea Batatas ini merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh manusia,
meskipun masih banyak jenis Ipomoea Batatas yang sebenarnya beracun.
Ubi jalar merupakan kelompok tanaman pangan yang paling banyak
dibudidayakan sebagai komoditas pertanian bersumber karbohidrat setelah gandum,
beras, jagung dan singkong. Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat
dimanfaatkan. Di Afrika umbi dari ubi jalar dimanfaatkan menjadi salah satu sumber
makanan pokok yang penting. Di Asia, selain umbinya yang dimanfaatkan sebagai
makanan, daun muda ubi jalar juga dimanfaatkan untuk sayuran. Di Indonesia ubi jalar
cukup populer, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur, yaitu Papua dan Papua
Barat yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan makanan pokok dan makanan ternak.
Terdapat juga ubi jalar yang dimanfaatkan menjadi tanaman hias karena keindahan
daunnya.
Potensi dan manfaat ubi jalar sebagai bahan pangan alternatif sangatlah besar,
terutama bagi upaya peningkatan gizi manusia, dan ketahanan pangan khususnya di
daerah pedesaaan atau daerah terisolasi. Menurut World Health Organization (WHO),
kandungan kalsium ubi jalar lebih tinggi disbanding beras, jagung, terigu maupun
sorghum. Kandungan vitamin A pada ubi jalar merah sebanyak empat kali dari wortel,
sehingga baik untuk pencegahan kebutaan. Terdapat delapan manfaat ubi jalar menurut
berbagai sumber kuliner dan kesehatan, mencakup kandungan zat besi dan magnesium;
vitamin B6; vitamin C; vitamin D; potassium; beta karoten (vitamin A); anti oksidan;
dan memiliki kandungan kadar gula yang rendah.
Selain itu, potensi bisnis ubi jalar jika dikembangkan secara serius juga cukup
menguntungkan. Berdasarkan pengalaman beberapa pembudidaya ubi jalar, potensi
bisnis ubi jalar juga cukup menjanjikan dengan rasio R/C > 1. Dari satu hektar lahan,
dengan patokan harga jual berkisar Rp. 1,500 – 2,000 dapat diperoleh keuntungan
bersih sebesar Rp. 17 – 27 Juta per musim tanam.

5
III. SYARAT TUMBUH TANAMAN UBI JALAR

3.1 Tanah Yang Sesuai Untuk Budidaya Dalam Pengembangan Tanaman Ubi
Jalar
Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik. Penanaman ubi jalar pada
tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi jalar mudah terserang hama
penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau
berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi
mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol. Dengan derajat keasaman tanah
(pH) adalah 5,5-7,5. Sewaktu muda memerlukan kelembaban tanah yang cukup, cocok
ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi, terutama pada musim
kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan tanah yang cukup lembab. Oleh
karena itu, untuk penanaman di musim kemarau harus tersedia air yang memadai.

3.2 Iklim Yang Sesuai Untuk Budidaya Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar
Tanaman ubi jalar dapat tumbuh dengan baik dan produksinya optimal pada
daerah yang cocok dengan pertumbuhannya. Ubi jalar tumbuh dengan baik pada tempat
tumbuh dengan syarat sebagai berikut : (a) Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa
panas dan udara yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah
daerah yang bersuhu 21-27 °C; (b) Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12
jam/hari merupakan daerah yang disukai.
Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ubi jalar tercapai pada
musim kering (kemarau). Di tanah yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik untuk
tanaman ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan, sedang pada tanah sawah waktu
tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padi dipanen; (c) Tanaman ubi jalar dapat
ditanam di daerah dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 750-
1500 mm/tahun.

6
IV. PROSPEK TEKNIS DAN EKONOMIS TANAMAN UBI JALAR

4.1 Prospek Teknis Tanaman Ubi Jalar


Ubi jalar banyak manfaat. Ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku aneka industri
seperti industri fermentasi, tekstil, kem. farmasi dan makanan. Warna ungu ubi jalar dapat
diolah menjadi pewarna makanan alami. Ubi jalar pun dapat digunakan sebagai bahan baku
dari mie dan roti. Industri lain yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah
pengolahan tepung ubi jalar. Tepung ubi jalar mempunyai banyak kelebihan antara lain lebih
luwes untuk pengembangan produk pangan dan nilai gizi. Produk ini lebih tahan disimpan
sehingga penting sebagai penyedia bahan baku industri dan harga lebih stabil. Selain itu,
memberi nilai tambah pendapatan produsen dan menciptakan industri perdesaan serta
meningkatkan mutu.

4.2 Prospek Ekonomis Tanaman Ubi Jalar


Ubi jalar merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi,
singkong, terigu dan jagung. Untuk mendukung keberhasilan program percepatan
diversifikasi konsumsi pangan, terdapat beberapa alternatif produk yang dapat
dikembangkan dari komoditas ubi jalar yaitu : (1) produk olahan dari ubi jalar segar
seperti ubi jalar rebus, ubi jalar goreng, jenang ubi jalar, kolak ubi jalar, timus, keripik
dan pencok (kering ubi jalar); (2) produk olahan ubi jalar untuk bahan baku (produk
antara) seperti irisan ubi jalar kering, pasta, pati dan tepung ubi jalar; (3) produk olahan
ubi jalar siap santap seperti saos, manisan dan asinan ubi jalar.

7
V. MASALAH, SOLUSI, DAN SRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN UBI
JALAR

5.1 Masalah Yang Ditemui Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar


Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan ubi jalar
antara lain adalah :
1. Sumber Daya Manusia (SDM) Masih Rendah
Kondisi sosial ekonomi petani ubi jalar terutama di lahan kering pada umumnya
lemah Hal ini mengakibatkan keterbatasan petani dalam mengakses informasi dan
mengadopsi teknologi yang lebih maju dalam berbudidaya ubi jalar. Kebanyakan
petani juga masih melakukan budidaya secara turun temurun dan secara tradisional,
padahal jika petani mendapatkan informasi terbaru dalam budidaya tanaman ubi jalar,
pengembangan tanaman ubi jalar akan meningkat.
2. Varietas unggul lama
Sebagian besar petani masih menggunakan varietas lokal atau varietas unggul lama
yang disukai secara turun temurun meskipun produktivitasnya rendah. Terbatasnya
penyebaran dan dopsi Varietas Unggul Baru (VUB) ubi jalar sebagian disebabkan
karena kelemahan dalam mendiseminasikan dan penyediaan bibitnya (Suryana, 2006).
Sejauh ini petani mendapatkan bibit ubi jalar dari pertanaman musim sebelumnya atau
memperoleh dari tetangga.
3. Teknologi Budidaya Sederhana
Sebagian besar petani (terutama petani subsisten) dalam berbudidaya ubi jalar
masih menggunakan teknologi budidaya sederhana, sehingga hasil yang diperolehpun
sangat rendah. Kondisi sosial ekonomi petani yang pada umumnya lemah menjadikan
keterbatasan bagi petani untuk mengadopsi teknologi maju (pemupukan, pengendalian
hama-penyakit, penyiangan) yang pada umunya memerlukan biaya yang cukup tinggi.
4. Teknologi Pasca Panen Yang Belum Memadai
Umbi ubi jalar merupakan produk yang mudah rusak (perish-able) karena proses
fisiologis maupun serangan hama dan penyakit tanaman. oleh karena itu penanganan
pasca panen menjadi bagian yang sangat penting. Namun sejauh ini sebagian besar
petani menjual umbi ubi jalar dalam bentuk umbi segar sehingga selain risiko kerusakan
tinggi, juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga.
5.2 Solusi Yang Ditawarkan Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar

8
Untuk mengatasi berbagai masalah yang ditemui dalam pengembangan
tanaman ubi jalar, diperlukan adanya solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut baik
dari pemerintah, teknologi, maupun dari petani itu sendiri. Dengan adanya solusi ini,
diharapkan petani mampu meningkatkan produktivitas ubi jalar serta menghasilkan ubi
jalar dengan kualitas yang tinggi.
Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah Sumber Daya Manusia
(SDM) yang masih rendah yaitu dengan mengadakan pelatihan dan bimbingan secara
berkelanjutan disertai fasilitasi berbagai skim perkreditan yang disediakan oleh
Pemerintah, misalnya Kredit Ketahanan Pangan (KKP), Kredit Usaha Rakyat (KUR)
diharapkan dapat membantu petani dalam mengembangkan usahatani ubi jalar.
Permasalahan rendahnya tingkat pengembangan teknologi solusi yang
ditawarkan yaitu dengan melakukan sosialisas dan uji adaptasi Varietas Unggul Baru
(VUB) ubi jalar di berbagai kabupaten sentra produksi ubi jalar dan penyediaan bibit
berkualitas oleh Balai Benih setempat diharapkan dapat membantu petani untuk
memperoleh VUB ubi jalar. Pelatihan dan bimbingan berkelanjutan, penyediaan sarana
produksi dan permodalan diharapkan dapat mendorong petani untuk mendorong petani
untuk mengadopsi teknologi maju. Upaya terjalinnya kemitraan yang adil dengan
industri berbasis ubi jalar merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini.

5.3 Strategi Yang Harus Dilakukan Dalam Pengembangan Tanaman Ubi Jalar
Adapaun strategi yang harus dilakukan dalam pengembangan tanaman ubi jalar
yaitu sebagai berikut :
1. Perbaikan regulasi atau kebijakan yang mendukung iklim usaha dan infrastruktur.
Pengembangan ubi jalar sangat dipegaruhi oleh aspek kebijakan baik yang
mendukung maupun kurang mendukung bagi pengembangan ubi jalar.
2. Penguatan kelembagaan organisasi pelaku utama dan pendukung pengembangan
ubi jalar. Pengembangan ubi jalar sangat tergantung pada inovasi dan kegigihan
dari para pelaku baik pelaku utama dalam rantai nilai maupun pelaku
pendukung/pendamping.
3. Pengembangan pola kerjasama dan kemitraan antara pemerintah –swasta dan
masyarakat madani. Pengembangan komoditas ubi jalar secara terpadu
membutuhkan partisipasi pelaku usaha yang memahami proses produksi dan

9
informasi pasar, LSM yang memahami masalah di tingkat petani dan lapangan,
perguruan tinggi sebagai think-thank dapat berperan dalam peningkatan
produktivias serta Pemda yang memiliki peran dalam pembuatan kebijakan,
fasilitasi program dan kegiatan melalui dana pembangunan daerah. Untuk itu
pengembangan pola kerjasama dan kemitraan antar pemerintah–swasta dan
masyarakat madani dibutuhkan guna mendukung pemecahan masalah di tingkat
pelaku (petani, pengumpul, pedagang dan industri olahan), mengantisipasi peluang
dan memberikan masukan kepada pengambil kebijakan di Daerah dan Pusat dalam
pengembangan komoditas ubi jalar.

10
VI. KESIMPULAN

Ubi jalar memiliki prospek dari segi teknis dan segi ekonomis. Dari segi teknis
ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku aneka industri seperti industri fermentasi,
tekstil, farmsi, dan makanan. Dari segi ekonomis ubi jalar dapat diolah menjadi
berbagai produk seperi tepung, pasta, pati, dan lain sebagainya yang dapat memberikan
keuntungan dari segi ekonomi.
Potensi ubi jalar sebagai bahan baku industry pangan sangat besar, mengingat
sumber daya bahan tersedia melimpah, karena budi daya yang mudah dan masa panen
yang singkat, selain itu ubi jalar juga memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam
pengolahan, kandungan zat gizinya cukup lengkap bahkan beberapa zat diantaranya
sangat penting bagi tubuh karena berfungsi fisiologis yaitu anthosianin dan karatenoid
sebagai anti oksidan serta serat rapinasa yang berfungsi prebiotik. Potensi lain dari ubi
jalar adalah daya terima masyarakat terhadap produk dari ubi jalar yang akan disukai
masyarakat karena bahan dasar sudah cukup dikenal dimasyarakat hanya perlu inovatif.
Diversifikasi ubi jalar yang dapat dikembangkan oleh industry pangan di antaranya ;
aneka cookies, cake, chip, ice cream dan bubur bayi.
Permasalahan yang dialami pada pengembangan tanaman ubi jalar yaitu
Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah, varietas unggul yang lama,
teknologi budidaya sederhana, dan teknologi pasca panen yang belum memadai. Solusi
yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan
pelatihan dan bimbingan secara berkelanjutan, melakukan sosialisas dan uji adaptasi
Varietas Unggul Baru (VUB) ubi jalar di berbagai kabupaten sentra produksi ubi jalar
dan penyediaan bibit berkualitas oleh Balai Benih setempat, serta penyediaan sarana
produksi dan permodalan diharapkan dapat mendorong petani untuk mendorong petani
untuk mengadopsi teknologi maju.

11
DAFTAR PUSTAKA

Admin, Distan. 2020. Budidaya Ubi Jalar.


https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/budidaya-ubijalar-71
(diakses pada 22 Oktober 2021, pukul 18. 59)

Budi. S & Hano. 2009. Potensi dan Prospek Pengembangan Ubi Jalar Dalam Mendukung
Ketahanan Pangan di Yogyakarta. https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2017/10/prosiding-2009-51-budi.pdf (diakses pada 22 Oktober
2021, pukul 19.20 WIB )

Jurnalis. Seperti Apa Sih Potensi Tepung Ubi Jalar.


https://dispertan.bantenprov.go.id/lama/read/artikel/1548/Seperti-Apa-Sih-
Potensi-Tepung-Ubi-Jalar.html (diakses pada 22 Oktober 2021, pukul 19.22)

ILO. 2006. Kajian Ubi Jalar dengan Pendekatan Rantai Nilai dan Iklim Usaha di
Kabupaten Jayawijaya https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-
bangkok/---ilo jakarta/documents/publication/wcms_342931.pdf. (diakses pada 23
Oktober 2021 pukul 14.00 WIB)

Saleh, Nasir. 2008. Profil dan Peluang Penngembanngan Ubi Jalar Untuk Mendukung
Ketahanan Pangan dan Agroindustri. https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2017/02/bp_no-15_2008_04.pdf (diakses pada 24 Oktober 2021
pukul 01.00 WIB)

Sasongko, Lutfi Aris. Perkembangan Ubi Jalar dan Peluang Pengembangannya Untuk
Mendukung Program Percepatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Di Jawa Tengah.
https://media.neliti.com/media/publications/152081-ID-perkembangan-ubi-
jalar-dan-peluang-penge.pdf ( diakses pada 22 Oktober 2021, pukul 19. 02
WIB)

Suryana, A. 2006. Kebijakan Penelitian dan Pengembangan ubi kayu untuk


agroindustri dan ketahanan pangan. Prospek, strategi dan teknologi

12
pengembangan ubi kayu untuk Agroindustri dan Ketahanan Pangan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor hlm: 1-19

Wikipedia. 2021. Sejarah Ubi Jalar. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ubi_jalar (diakses


pada 23 Oktober 2021, pukul 14.20 WIB)

13

Anda mungkin juga menyukai