Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dedy Setiadi

NIM 2174201035
PANCASILA DAN FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA

A. Pengertian Korupsi
Dalam KBBI (2007), Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Berdasarkan Undang-undang No.31/1999 jo Undang-undang No.20/2001
menyebutkan bahwa pengertian korupsi mencakup perbuatan :
1. Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan keuangan
/perekonomian negara (pasal 2).
2. Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/perekonomian negara (pasal 3).
3. Kelompok delik penyuapan (pasal 5,6, dan 11).
4. Kelompok delik penggelapan dalam jabatan (pasal 8, 9, dan 10).
5. Delik pemerasan dalam jabatan (pasal 12)
6. Delik yang berkaitan dengan pemborongan (pasal 7).
7. Delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C).

B. Korupsi di Indonesia
Di Indonesia korupsi diawasi oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan
tugas dan kewenangannya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun. Sehingga tujuan dibentuknya KPK adalah untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Pemerintah melalui KPK berperan penting dalam upaya pemberantasan
Korupsi. Tetapi setiap masyarakat maupun pemerintah perlu melakukan pencegahan
terjadinya Korupsi. Karena korupsi bisa saja dilakukan oleh setiap manusia. Maka
hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak korupsi adalah :
1. Penegakkan undang-undang secara jelas dan tegas. Undang-undang sebagai dasar
yang mengatur pelaksanaan kehidupan maka penegakkannya harus secara jelas
dan tegas. Hukum dan undang-undang harus secara tegas dan tidak bercelah untuk
menimbulkan makna ambigu yang bisa dipermainkan dan diselewengkan.

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 1


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
Penegakannya pun harus sejara tegas dan jelas memutuskan kebenaran ataupun
jenis pelanggaran. Dengan begitu, selain masyarakat memiliki kepercayaan
kepada hukum dan apparat penegakkannya, masayarakat juga memiliki kepatuhan
akan hukum. Dengan adanya undang-undang dan juga aparat penegakkannya
yang tegas dan jelas maka korupsi ataupun segala sesuatu bentuk tindakan bisa
diatur berdasarkan undang-undang yang diawasi oleh para aparat penegakkannya.
Apabila terjadi ketidaksesuaian maka hal tersebut bisa saja menjadi hal yang
terindikasi sebagai tindak pelanggaran, maka bisa diproses secara hukum. Kondisi
saat ini, di Indonesia yang terjadi ialah lemahnya para aparat penegakkan hukum
dalam memutuskan suatu pelanggaran. Hal ini tidak lepas dari undang-undang
yang masih bermakna ganda, sehingga dijadikan celah untuk lepas dari jerat
hukum.
2. Keterbukaan Seperti asas KPK dalam upaya pemberantasan tindak korupsi yaitu
keterbukaan, maka setiap proyek atau pekerjaan harus bersifat terbuka. Hal ini
bertujuan agar memudahkan pelaksanaan pengawasan atas suatu proyek ataupun
pekerjaan. Setiap individu yang bertanggungjawab memiliki keharusan untuk
melaporkan progress maupun laporan keuangan dari proyek atau pekerjaannya
secara luas, jelas dan terbuka. Sehingga pengawasan tidak hanya dilakukan oleh
badan pengawas, tetapi oleh seluruh lini masyarakat sekalipun. Seiring
perkembangan teknologi, hal ini sebenarnya bisa dioptimalkan oleh pemerintah
dengan membuat wadah pelaporan secara online yang bisa diakses oleh setiap
masyarakat sekalipun. Dengan begitu pengawasan bisa terjadi secara tepat waktu
dan meluas. Masyarakat maupun organisasi juga bisa andil berkomentar ataupun
menyampaikan tindak pelanggaran korupsi. Semakin banyak pengawasan maka
pencegahan tindak korupsi semakin ketat.
3. Nilai-nilai kehidupan. Selain memiliki dasar yang kuat (undangundang) dan juga
memiliki pengawasan yang ketat, maka hal individu pelaksananya juga harus
diperbaiki. Individu adalah pelaksana langsung sehingga sangat erat hubungannya
dan berperan penting. Tindakan korupsi bahkan muncul dari dorongan dan
keputusan individu. Maka upaya pencegahan yang perlu dilakukan selanjutnya

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 2


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
adalah memperbaiki dan menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada diri setiap
masing-masing individu. Adapun nilai-nilai anti korupsi yaitu :
a. Kejujuran, Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak
curang. Dalam berbagai buku juga disebutkan bahwa jujur memiliki makna
satunya kata dan perbuatan.
b. Kepedulian, Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan.
c. Kemandirian, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki
sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai
hal. Kedisiplinan, yaitu patuh dan taat terhadap aturan. Manfaat dari disiplin
ialah seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu yang lebih efisien.
Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi
lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam
berbagai hal.
d. Tanggung Jawab, Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan
diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang dapat
menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik akan
mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
e. Kerja Keras, Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian, ketabahan, keteguhan dan pantang mundur.
f. Kesederhanaan, Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
interaksi dengan masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana
manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan
kemampuannya. Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina
untuk memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.
g. Keberanian, mempunyai sikap tidak takut terhadap apapun. Keberanian sangat
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan semakin matang

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 3


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika
pengetahuannya juga kuat.
h. Keadilan, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Keadilan adalah penilaian
dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi
haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hukum.
Penyebab kesejahteraan tidak mengikuti jatuhnya sebuah pemerintahan yang
buruk. Alasannya adalah perubahan politik dari komunis/otoriter ke demokrasi hanya
merubah tipe korupsinya dan tipe penjahatnya yakni perubahan dari “penjahat yang
diam (pasif)” menjadi “penjahat yang aktif”. Penjahat yang diam tahu mereka akan
berkuasa untuk jangka waktu yang lama. Mereka menjual perlindungan kepada para
penjahat yang lebih kecil berkat monopoli kekuasaan mereka. Namun, ketika rezim
berubah menjadi demokrasi, tipe penjahat ini berubah menjadi aktif dan lebih
berbahaya dibandingkan dengan yang diam Penjahat yang aktif menyadari bahwa
mereka mempunyai waktu yang sedikit untuk berkuasa karena sistem demokrasi yang
akhirnya melakukan praktek korupsi secara besar ketika mereka berkuasa.
Di Eropa Timur, demokrasi menciptakan korupsi yang lebih berbahaya lagi
dibandingkan rezim militer, bahkan demokrasi itu mengarah kepada kerusuhan etnis,
sektarian dan dijelaskan juga oleh Junaidi dalam Riset Akuntansi dan Keuangan
Indonesia (2018) korupsi mengancam perpecahan di negara demokrasi baru, Oleh
karena itu, korupsi merupakan tindak pidana yang sangat merugikan Negara. Selama
ini, seiring dengan seringnya terjadi munculnya kasus korupsi yang terus menerus,
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sudah dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan, namun selalu ada yang melakukan korupsi
kembali. penegakan hukum dapat diperkuat melalui program reformasi hukum. Ketika
lembaga penegak hukum justru menjadi bagian dari problem korupsi, maka dibuat
lembaga baru yang independen. KPK adalah salah satu contoh dari program reformasi
hukum.
Dilansir dari katadata.co.id, Hasil survei Transparency International Indonesia
pada tahun 2018 berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) berada di poin 38 dari
skala 0-100 (angka semakin mendekati 0 maka semakin banyak korupsi, sebaliknya
jika mendekati 100 semakin bersih dari korupsi). Dari 180 negara, Indonesia

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 4


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
menduduki peringkat 89 yang sebelumnya berada di peringkat 96. Walaupun data ini
memperlihatkan adanya perbaikan atau menurunnya tingkat korupsi di Indonesia,
dibandingkan dengan Thailand jika di Kawasan Asia Tenggara, tidak lantas membuat
bangga dan lengah terhadap kasus korupsi. Sebagaimana dikatakan di atas bahwa
korupsi seperti penyakit menular, yang dapat mempengaruhi siapa saja dan kapan saja.
(databooks.katadata.co.id). Penanganan korupsi memang tidak serta merta
membalikan telapak tangan, perlu penangan yang ektra dan terus memberikan
pemahaman bahwa korupsi merusak nilai-nilai pancasila serta perkuatnya aturan-
aturan yang mengikat dan ketegasan penegak hukum dalam penanganan tindak pidana
korupsi.

C. Pancasila dan Korupsi


Manusia Indonesia yang berjiwa Pancasilais pasti menentang dan menolak
keras perilaku koruptif. Sebab sudah hadir dalam dirinya kesadaran bahwa korupsi
merupakan perbuatan yang melanggar hak orang lain. Padahal setiap warga negara
berhak mendapat kesempatan yang sama untuk hidup sejahtera, adil dan makmur
sebagaimana amanat pendiri bangsa. Ketika ada seorang manusia Indonesia
melakukan korupsi, maka dirinya sudah merugikan hak yang seharusnya diperoleh
setiap warga negara tersebut.
Seorang yang berjiwa Pancasila juga menyadari Indonesia adalah negara
hukum (pasal 1 ayat 3 UUD 1945), maka penting sekali menjunjung tinggi hukum
dengan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Sebagai makhluk
beragama, juga tak ada satupun agama yang mengajarkan untuk merugikan
kepentingan orang lain. Tak kalah pentingnya, setiap membela Pancasila adalah
membela negara, dimana salah satu wujud bela negara dengan melawan perbuatan
korupsi yang merugikan masa depan negara. Korupsi sebagai bentuk penyimpangan
sosial jelas bertentangan dengan butir dalam Pancasila.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menekankan bahwa manusia Indonesia memiliki
keimanan dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti diketahui, di
Indonesia berkembang enam agama resmi (Islam, Kristen Protestan, Katolik,
Hindu, Buddha dan Konghucu) dan semuanya menolak korupsi. Penolakan hadir

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 5


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
disebabkan perilaku korupsi sangat berlawanan dengan semangat manusia yang
memiliki Tuhan dalam hidupnya. Secara nyata koruptor sudah menafikan adanya
tindakan yang merugikan orang lain dan perbuatan dosa yang kelak akan
mendapatkan pembalasannya. Tindakan pidana korupsi juga melupakan bahwa
Tuhan Yang Maha Esa itu Maha Melihat segala perbuatan hambanya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini menegaskan tindakan korupsi
mengabaikan pengakuan persamaan derajat, saling mencintai, sikap tenggang
rasa, membela kebenaran dan keadilan. Seorang koruptor tidak memiliki rasa
keadilan dan keadaban, sebab hak yang seharusnya dimiliki rakyat diambil secara
sepihak untuk kepentingan pribadinya.
3. Persatuan Indonesia. Seorang koruptor mementingkan nafsu dan urusan
pribadinya saja, mengabaikan betapa kesalahan yang diperbuatnya merusak sendi
kehidupan perekonomian, pembangunan sosial, melemahkan budaya positif di
masyarakat dan melunturkan rasa kecintaan kepada bangsa dan negara. Dengan
melakukan korupsi, maka dirinya merusak persatuan nasional karena perbuatan
yang dilakukannya berdampak kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tidak
dapat merasakan kenikmatan dan hasil pembangunan di Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Munculnya perilaku koruptif khususnya di
kalangan parlemen jelas menabrak sila keempat. Kepercayaan masyarakat kepada
parlemen luntur padahal amanah mereka dalam sistem demokrasi dititipkan
kepada para wakil rakyat. Ketika wakil rakyat justru sibuk menguras anggaran
negara, maka pelanggaran terhadap sila keempat sudah terjadi dan mengundang
sinisme masyarakat bahwa gedung wakil rakyat tak ubahnya tempat pertemuan
para koruptor.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tak ada lagi keadilan ketika
kesenjangan sosial semakin lebar disebabkan anggaran negara tidak lagi pro
rakyat. Kepentingan umum terganggu akibat tidak selesainya pembangunan
karena dana pembangunan tertahan di tangan para koruptor. Kemajuan
pembangunan yang merata dan kesempatan menikmati keadilan sosial hilang
sudah ketika banyak sekali agenda pembangunan tidak berjalan sesuai harapan.

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 6


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
D. Implementasi Pancasila terhadap Tindakan Korupsi
Konteks mengatasi persoalan korupsi, implementasi nilai Pancasila dapat
dimulai dari kehidupan keluarga dengan membiasakan kewajiban enjalankan ajaran
agama sehingga mampu menjadi benteng moralitas dan garda terdepan dalam menilai
sebuah perbuatan baik-buruk maupun benarsalah kelak di mata Tuhan Yang Maha
Esa. Seorang yang beragama sebelum menjalankan perbuatannya akan
mempertimbangkan sisi baik-buruk di mata Tuhan dan apakah menguntungkan atau
merugikan diri serta lingkungannya.
Selain faktor keluarga, peran tokoh agama juga penting dalam mendidik dan
mencerdaskan masyarakat untuk berkata tegas menolak perbuatan korupsi karena
bertentangan dengan ajaran agama. Interaksi kalangan agawaman dan masyarakat
menjadi simbiosis mutualisme dalam upaya tindakan pencegahan terhadap
kesempatan melakukan korupsi. Dalam menciptakan nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab, keluarga dapat saling mengingatkan anggota keluarga lainnya bahwa
perbuatan korupsi merusak keadaban. Sejak dulu bangsa Indonesia dikenal ramah,
jujur, bertanggung jawab dan suka gotong royong.
Nilai itu harus terus ditumbuhkan kepada anggota keluarga bahwa kejujuran
adalah modalitas menciptakan kepercayaan dalam berhubungan dengan orang lain.
Orang yang tidak jujur merusak keadaban dan membuatnya tidak dipercaya orang
lain. Sementara lingkungan sekitar dalam hal ini tokoh masyarakat dapat
mengimplementasikan nilai dalam sila kedua dengan mengajak masyarakat di
lingkungannya dengan memberikan keteladanan jujur dalam berbagai kegiatan di
lingkungannya terutama mengenai transparansi keuangan. Pembelajaran dalam
keluarga dan masyarakat dapat diteruskan penyelenggara negara dengan
menampilkan keteladanan tokoh yang terbukti sukses menerapkan perilaku anti
korupsi. Ketiga unsur ini dapat menjadi senjata ampuh dalam menolak korupsi yang
melanggar nilai kemanusiaan dan keadaban.
Bagaimanapun korupsi bagaikan kata pepatah nila setitik, rusak susu
sebelanga. Satu orang manusia Indonesia melakukan korupsi maka dampaknya
dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Perbuatan korupsi akan merusak persatuan
nasional karena mengakibatkan pembangunan nasional terhenti disebabkan dana

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 7


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
pembangunan dikorupsi oknum tertentu. Seorang koruptor juga menjadi teladan
buruk bagi generasi penerus, karena menciptakan nilai negative bahwa jika ingin
ingin kaya maka korupsilah.
Untuk itu diperlukan sebuah gerakan nasional anti korupsi yang melibatkan
seluruh pemangku kepentingan di seluruh daerah dan masyarakat daerah
bersangkutan. Tidak berhenti pada simbolis, tetapi diperlukan sebuah gerakan nyata
untuk memiskinkan koruptor dengan menyita hartanya untuk kepentingan negara,
mempermalukan koruptor dengan memasang wajahnya di media massa lokal dan
nasional serta mempertimbangkan hukuman mati untuk manusia Indonesia yang
terlibat dalam perilaku korupsi. Setiap keluarga di Indonesia juga perlu
memasyarakatkan gerakan ingatkan dan hukum anggota keluarganya yang terlibat
korupsi. Selain sanksi, perlu dipertimbangkan penghargaan kepada anggota keluarga,
anggota masyarakat dan pemerintah daerah yang sudah berhasil menjalankan
kebijakan anti korupsi sebagai bentuk keteladanan atas pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Sila keempat sejatinya dapat dimulai dengan keterlibatan aktif para aktor
demokrasi dalam hal ini lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif yang masing-
masing sudah diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk mengelola negara sesuai
kewenangannya. Tindakan penindakan penting dijalankan dengan menangkap dan
menghukum para pelaku korupsi di tiga lembaga tersebut. Tapi tak kalah penting
bagaimana mencegah tindakan korupsi melalui pemberian gaji yang layak, apresiasi
terhadap sosok personal yang anti korupsi, meningkatkan kesadaran anti korupsi
melalui berbagai kegiatan partisipasi aktif di ketiga lembaga tersebut. Jangan sampai
kegiatan demokrasi yang terkait kesuksesan melawan korupsi diukur dengan
penilaian berapa jumlah koruptor yang ditangkap saja tapi mengabaikan pentingnya
upaya mencegah korupsi sejak dini.
Menciptakan nilai keadilan social menjadi elemen penting dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Sebab keadilan sosial adalah harapan dan cita-cita bersama
seluruh masyarakat Indonesia. Dalam mendorong keadilan sosial maka negara harus
berusaha keras melalui lembaga negara mendorong pertumbuhan ekonomi dan
memaksimalkan anggaran negara untuk kepentingan rakyat. Jika terbukti ada

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 8


Nama : Dedy Setiadi
NIM 2174201035
anggaran negara yang seharusnya dipakai untuk pembangunan dikorupsi, maka harus
ada tindakan tegas mulai dari mengembalikan anggaran yang dikorupsi hingga sanksi
tegas penjara seumur hidup. Hal ini diperlukan sebagai bentuk efek jera sekaligus
sanksi moral-sosial agar tidak lagi ada anggaran negara yang dipakai untuk
memperkaya kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Selain keluarga, lingkungan masyarakat dan negara, elemen penting dalam
mengimplementasikan nilai Pancasila lainnya adalah lingkungan pendidikan. Selama
ini institusi pendidikan sudah memiliki beberapa mata pelajaran atau mata kuliah
yang cukup memenuhi standar menekan angka korupsi seperti agama dan pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan (PKN), bahkan beberapa kampus menerapkan mata
kuliah anti korupsi. Tapi persoalannya materi yang diberikan masih mengutamakan
sisi pengetahuan semata, belum mencakup tindakan atau kerja nyata.
Maka diperlukan sebuah kebijakan agar materi atau bahan ajar menampilkan
kesuksesan negara yang menjalankan kebijakan anti korupsi, teladan tokoh bangsa
anti korupsi, ancaman sanksi sosial kepada koruptor yang semuanya berangkat dari
sila yang terkandung dalam Pancasila. Ini sebagai bentuk nyata bahwa implementasi
sila dalam Pancasila tidak bersifat kaku dan dapat masuk dalam banyak dimensi baik
yang bersifat formal (institusi pendidikan dan negara), lingkungan sekitar (non
formal) dan keluarga (informal).

Sumber:
Fernando, J.Z. 2020. Pancasila sebagai Ideologi Pembarantas Kejahatan Koorporasi di
Indonesia. Vol. 29. No.2. ISSN: 1693-766X ; e-ISSN: 2579-4663. Halaman 78-90

Nur, M dan Rahman Ningsih. 2019. Korupsi Mendegradasikan Nilai Etika Pancasila.
Jurnal Forum Ilmiah. Vol. 16. No. 03. Halaman 242-252.

Saputra, I. 2017. Implementasi Nilai Pancasila dalam Mengatasi Korupsi di Indonesia.


Jurnal PPKn. Vol.2. No.01 ISSN 2541-6707. Halaman 1-8

Tugas Resume Pancasila dan Fenomena Korupsi di Indonesia Page 9

Anda mungkin juga menyukai