Anda di halaman 1dari 14

VIRUS

Difinisi Virus

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau
fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel). Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein
yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur
hidupnya.

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influensa dan HIV), hewan (misalnya virus
flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

KLASIFIKASI JENIS VIRUS

Struktur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut:

Order (-virales)

Family (-viridae)

Subfamily (-virinae)

Genus (-virus)

Species (-virus)
Di dalam setiap famili, subdivisi disebut genera yang biasanya berdasarkan pada perbedaan
serologi dan fisikokimia. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan genera bervariasi dari
famili ke famili. Nama genus mempunyai akhiran –virus. Pada 4 famili (Poxviridae,
Herpesviridae, Parvoviridae, Paramyxoviridae), kelompok besar yang disebut sub famili
didefinisikan dengan mempertimbangkan kompleksitas hubungan di antara anggota virus. Jenis –
jenis virus digunakan untuk mengelompokkan famili virus yang memiliki karakter yang umum.
Hanya 1 jenis saat ini yang telah didefinisikan, yaitu Famili Mononegavirales, meliputi famili
Filoviridae, Paramyxoviridae, dan Rhabdoviridae,

Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of Viruses telah mengumpulkan
lebih dari 4000 virus binatang dan tumbuhan menjadi 71 famili, 11 subfamili, dan 164 genera,
tetapi masih ada ratusan virus yang masih belum ditemukan, 24 famili virus diantaranya dapat
menginfeksi manusia dan binatang.

I. Dasar Klasifikasi

1. Morfologi virion, meliputi ukuran, struktur, dan anatomi,


2. Bagian – bagian fisikokimia virion, meliputi banyaknya molekul, berat jenis, stabilitas
pH,stabilisasi suhu dan tingkat pengaruhnya terhadap agen fisik dan kimiawi, khusunya
eter dan detergen.
3. Bagian – bagian gen virus
4. Bagian – bagian protein virus
5. Replikasi virus
6. Bagian – bagian antigen
7. Bagian – bagian biologi
Secara garis besar klasifikasi virus terbagi atas:

A.Morfologi (Ukuran, struktur, dan anatomi virus)


Virus memiliki keanekaragaman ukuran dan bentuk. Virus berukuran sekitar 100 kali lebih
kecil dibanding bakteri. Beberapa virus telah dipelajari mempunyai suatu garis tengah antara
10 dan 300 nanometres. Beberapa filoviruses mempunyai total panjang mencapai 1400 nm,
walaupun garis tengah mereka hanya sekitar 80 nm. Beberapa virus tidak dapat dilihat
dengan suatu mikroskop cahaya dan hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron.Kapsid dibentuk dari subunit protein yang disebut capsomers. Virus dapat
mempunyai suatu lipid ” amplop” yang diperoleh dari selaput sel tuan rumah. Kapsid dibuat
dari protein yang disandikan oleh genome. Bagaimanapun, kode virus kompleks untuk
protein virus yang dibawa oleh genom membantu dalam konstruksi kapsid mereka. Protein
dalam nukleus dikenal sebagai nukleoprotein, dan yang digunakan dalam pembentukan
kapsid disebut nukleocapsid.
Secara umum, ada empat bentuk partikel virus utama:

Helical

Contoh struktur heliks pada virus mosaik tembakau: RNA virus bergulung berbentuk garis sekerup /
spiral selenoid yang disebabkan pengulangan sub-unit protein. Kapsid terdiri atas satu jenis capsomer
berbadan tegap di sekitar suatu poros pusat untuk membentuk suatu struktur seperti bentuk sekerup yang
mungkin punya suatu rongga pusat.

Icosahedral

Kebanyakan virus binatang adalah icosahedral atau near-spherical dengan icosahedral simetri. Suatu
bidang dua puluh reguler adalah jumlah maksimum suatu kelopak tertutup dari sub-unit tersebut. Jumlah
minimum capsomers yang diperlukan adalah duabelas, masing-masing terdiri atas lima sub-unit serupa.
Banyak virus, seperti rotavirus, mempunyai lebih dari duabelas capsomers dan nampak berbentuk bola
tetapi mereka mempertahankan simetri ini. Capsomers di apices dikelilingi oleh lima capsomers lain dan
disebut pentons. Capsomers pada atas muka yang bersegi tiga adalah mengepung dengan enam capsomers
yang lain dan yang disebut hexons.Contohnya adalah adenovirus.

Enveloped

Beberapa jenis amplop virus, terdapat di dalam suatu selaput sel, yaitu selaput eksternal yang melingkupi
suatu sel tuan rumah yang terkena infeksi/tersebar, atau selaput internal seperti selaput nuklir atau
reticulum endoplasmic, begitu mendapatkan lipid, maka virus akan membentuk bilayer yang dikenal
dengan sebutan amplop. Selaput ini adalah protein yang membawa kode genetic dari genom tuan rumah
ke genom virus.

Complex

Struktur khas dari suatu bacteriophage Virus ini memiliki suatu kapsid yang tidak berbentuk seperti
bentuk sekerup, walaupun semata-mata serupa dengan icosahedral, dan memiliki struktur ekstra seperti
jas berekor protein atau suatu dinding sebelah luar yang kompleks. Beberapa bacteriophages mempunyai
suatu struktur kompleks terdiri dari suatu icosahedral di depan dan diikuti suatu ekor seperti bentuk
sekerup yang memiliki suatu pelat dasar bersudut enam dengan serat ekor protein yang menonjol.
B. Klasifikasi berdasarkan fisikokimia
Asam Nukleat Simetri kapsid Sensitivitas Famili Virus Diameter Contoh Virus
dan amplop terhadap partikel
eter (nm)
DNA Icosahedral,tida Resisten Parvovirus 18 – 26 Adeno-
k associated virus
Beramplop Papovavirus 45 – 55 Papilloma virus
Adenovirus 70 – 90 Adenovirus

DNA Icosahedral, Sensitif Herpesvirus 100 – 150 Virus Herpes


beramplop simplek,
Varicella-zoster,
cytomegalovirus,
DNA Kompleks Bervariasi Poxvirus 230 – 300 Smallpox (variola),
vaccinia virus,
molluseum
contagiosum virus
RNA Icosahedral, tidak Resisten Picornavirus 20 – 30 Enterovirus,
beramplop rhinovirus
Reovirus 60 – 80 Reovirus,
Orbivirus
RNA Icosahedral, Sensitif Togavirus 40 – 70 Virus Rubella
beramplop

RNA Heliks, tidak Sensitif Bunyavirus 90 – 100 California


beramplop Arbovirus,
Bunyamwera
Arbovirus

Coronavirus 100 Coronavirus

Orthomyxvir 80 – 120 Virus Influenza


us A dan B

Paramyxovir 100 – 200 Parainfluenza


us

Retrovirus 100 – 200 Animal tumor


virus
Rhadbovirus 70-170 Virus Rabies
RNA Heliks, beramplop Sensitif Arenavirus 50 – 300 Lyphocytic
choriomeningitis
virus

C.Klasifikasi Virus berdasarkan jenis asam nukleat (DNA atau RNA)


1. Virus RNA
Contohnya :

a. Famili : Picornaviridae

Sifat penting :

RNA : rantai tunggal, polaritas positif, segmen tunggal, replikasi RNA melalui
pembentukan RNA komplementer yang bertindak sebagai cetakan sintesis
RNA genom.

Virion : tak berselubung, bentuk ikosahedral, tersusun atas empat jenis protein utama.
Diameter virion 28-30 nm.

Replikasi dan morfogenesis virus terjadi di sitoplasma.

Spektrum hospes sempit.

Contoh : virus polio

b. Famili : Calicivirdae

Sifat penting :

RNA : rantai tunggal, polaritas positif, segmen tunggal.

Virion : tak berselubung, bentuk ikosahedral, tersusun atas tiga jenis protein utama.
Diameter virion 35-45 nm.

Replikasi dan morfogenesis di sitoplasma.


Spektrum hospes sempit.

Contoh : virus Sapporo

c. Famili : Togaviridae

Sifat penting :

RNA : rantai tunggal, polaritas positif, segmen tunggal, replikasi RNA melalui
pembentukan RNA komplementer, yang bertindak sebagai cetakan RNA
genom.

Virion : berselubung, nukleokapsid ikosahedral, tersusun atas 3-4 jenis protein utama.
Protein selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi. Diameter virion 60-70
nm.

Replikasi di sitoplasma dan morfogenesis melalui proses budding di membran sel.

Spektrum hospes luas.

Contoh : virus Chikungunya, virus rubella

2. Virus DNA
Contohnya :

a. Famili : Adenoviridae

Sifat penting :

DNA : rantai ganda, segmen tunggal. Replikasi DNA dan translasinya menjadi protein
komplek.

Virion : tak berselubung, simetri kapsid ikosahedral. Diameter virion 70-90 nm.
Virion tersusun atas paling tidak 10 protein.
Replikasi dan morfogenesis di inti sel.

Spektrum hospes sempit.

Contoh : Adenivirus 1-49

b. Famili : Herpesviridae

Sifat penting :

DNA : rantai ganda, segmen tunggal. Replikasi DNA komplek.

Virion : berselubung, simetri kapsid ikosahedral. Diameter virion 15-200 nm.

Replikasi di intisel. Morfogenesis melalui proses budding di membran inti. Di dalam


sitoplasma virion dibawa dalam vesikel-vesikelke membran plasma. Di membran
plasma, membran vesikel fusi dengan membran plasma.

Contoh : virus herpes simplex 1-2, virus B

c. Famili : Hepadnaviridae

Sifat penting :

DNA : rantai ganda (bagian terbesar) dan rantai tunggal (bagian kecil, di ujung
molekul DNA), segmen tunggal. Pada replikasi genom, bagian rantai
tunggalnya harus dibuat rantai ganda. Transkripsi DNA menghasilkan
mRNA untuk sintesis protein dan RNA lain sebagai cetakan bagi pembuatan
DNA oleh reverse transcriptase.

Virion : berselubung (HBsAg), diameter 42 nm. Tersusun atas selubung (HBsAg) dan
nukleokapsid. Dalam nukleokapsid terdapat core (HBcAg) dan protein
penting lain (HBeAg).

Replikasi di hepatosit terjadi di inti sel sedangkan HBsAg dibuat di sitoplasma.


Contoh : virus hepatitis B

II. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDPAN MANUSIA

Peranan Virus dalam Kehidupan – Pada umumnya, virus dapat menyebabkan penyakit baik
pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Selain itu, virus juga memiliki manfaat bagi manusia.

Manfaat Virus bagi Manusia. Salah satu manfaat virus bagi manusia adalah adanya vaksin
yang dapat mencegah suatu penyakit. Ilmuwan membuat vaksin dari virus yang dilemahkan atau
virus yang tidak aktif. Vaksin berasal dari virus yang dilemahkan. Vaksin tersebut disuntikkan ke
tubuh manusia dan menyebabkan tubuh memproduksi antibodi atau zat lain yang membuat
tubuh kebal (tahan) terhadap virus. Vaksin yang dibuat dari virus hidup dibuat oleh ahli virus
dengan seleksi yang teliti. Vaksin tersebut merangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh dan
tidak membahayakan tubuh. Selain itu, virus dapat digunakan untuk membasmi hama secara
biologis. Pada waktu yang akan datang, bakteriofage diharapkan dapat dikembangkan menjadi
obat untuk membunuh bakteri yang menimbulkan penyakit secara spesifik.

Peran virus yang menguntungkan :


a. Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang pathogen

III.CARA PEMBRANTASAN DAN PENANGGULANGAN VIRUS

a. Virus Dengue

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore,
karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di
lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya.
Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan
atau pengendalian vektornya adalah :

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat.


perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.

2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan
bakteri (Bt.H-14).
3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).

4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,


gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

b. Virus Herpes

Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual, yang paling mudah adalah
tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun
hal ini tentunya tidak mudah dilakukan. Dibawah ini kami mencoba menyampai upaya
pencegahan antara lain sebagai berikut:

 Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat


kelamin pria dan wanita secara teratur.

 Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan.

 Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS

 Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang
menggunakan jarum suntik.

 Masih banyak penyakit menular seksual, seperti yang sedang menjadi perhatian
kita semua seperti HIV/AIDS, yang akan kami sajikan pada penulisan berikutnya

c. Virus Colera

Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan
prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces)
pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang
sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai
sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah
(lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang. Bila dalam
anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya
mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di
sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian
vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.

d. Virus Flu Burung (H5N1)

Pemerintah RI mempunyai Rencana Strategis Nasional Penanggulangan Avian


Influenza. Strategi untuk penanggulangan Flu burung, yaitu:
1. Pengendalian penyakit avian influenza pada hewan,
2. Penatalaksanaan kasus pada manusia dan pencegahan infeksi baru pada unggas,
3. Perlindungan pada kelompok resiko tinggi,
4. Surveilans epidmiologi,
5. Restrukturisasi sistem industri perunggasan,
6. Komunikasi, resiko, informasi dan peningkatan kesadaran masyarakat,
7. Memperkuat peraturan perundang-undangan,
8. Peningkatan Kapasitas
9. Penelitian kaji tindak,
10. Monitoring dan evaluasi.

Dari kesembilan langkah tersebut langkah utama yang dapat dilaksankan oleh
masyarakat adalah pelaksanaan biosekuriti Yang ketat, vaksinasi lengkap,pemusnahan
terbatas, pengisian kandang kembali, dan pemusanahan menyeluruh.

Pemusnahan unggas selektif di peternakan tertular dilakukan dengan:


a. Membunuh dengan menyemblih semua unggas hidup yang sakit dan unggas sehat yang
sekandang dan memusanhkan dengan pembakaran.
b. Pembakaran
• Membakar dan menguburkan unggas mati
• Lubang tmpat penguburan harus berlokasi di dalam areal peternakan tertulardan
berjarak minimal 20 metr dari kandang.
• Apabila lubang tempat penguburan trletak diluar areal peternakan tertular maka harus
jauh dari pemukiman penduduk.

Khusus untuk manusia, ada beberapa langkah yang dapat diimplementasikan


dalam menangani kasus seperti ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan,
secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis terutama pada peternakan dan
pemotongan hewan terdapat beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan :
1. Semua orang yang kontak dengan binatang terinfeksi harus sering-sering mencuci
tangan dengan sabun
2. Mereka yang memegang, membunuh dan membawa atau memindahkan unggas yang
sakit dan atau mati karena flu burung harus melengkapi diri dengan baju pelindung.
3. Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan
memerhatikan faktor keamanan petugas.
4. Pekerja peternakan pemotongan unggas, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk
melaporkan ke petugas kesehatan.
5. Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai mempunyai potensi tertular harus dalam
pengawasan petugas.
6. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Dengan mencuci tangan secara baik dan benar anak akan terhindar dari ancaman tertular
kuman, bakteri, atau virus flu burung. Juga perlu dilakukan kebersihan lingkungan
disekitar kita.

7. Cara Mencuci tangan yang Benar


Berikut ini adalah cara–cara sedrhana mencuci tangan yang benar.
1) Cuculah tangan anda dengan air mengalir
2) Gunakan sabun dan kemudian gosok tangan denan sabun sampai berbusa.
3) Bilaslah tangan, kemudian keringkan dengan baik mengunakan handuk.

8. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan penangan risiko terbaik dalam pencegahan terhadap
penularan penyakit.
Untuk mencegah tertular oleh virus flu burung perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Bersihkan kandang secara rutin
b. Buanglah kotoran unggas dengan cara dikubur dan ditimbun Bersihkan makanan
unggas yang tercecer dilantai
c. Alirkan limbah cair yang berasal dari hasil pembersihan kandang ke salpembuangan
kotoran
d. Jauhkan kandang-kandang unggas dari tempat tinggal
e. Apabila ada unggas yang mati gunakan sarung tangan atau kantong plastik dipakai
pada kedua tangan.
f. Bagi pekerja pada peternakan unggas seharusnya:
1) menggunakan pakaian pelindung diri
2) Cuci tangan dengan desifektans atau sabun
3) Jangan merokok dan makan di dalam areal kandang
g. Apabila akan menggunakan pupuk kandang pada tanaman diharapkan menggunakan
sarung tangan.

e. Virus Flu Babi (H1N1)

Cara pencegahan flu babi dapat melakukan langkah-langkah preventif sebagai berikut:
1. Tutupi hidung dan mulut Anda dengan tisu jika Anda batuk atau bersin. Kemudian
buang tisu itu ke kotak sampah.
2. Sering-seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah
Anda batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.
3. Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut Anda dengan tangan.
4. Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza
umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
5. Jika Anda sakit flu, Anda sebaiknya tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di
rumah.

f. Virus Cacar

Langkah –langkah perawatan pada pasien cacar air :

1. Mengganti baju penderita setiap hari.

2. Menaburkan bedak anti gatal pada bagian tubuh yang terkena cacar air untuk
mengurangi rasa gatal dan agar ruam cepat menajdi kering.

3. Memisahkan penderita dengan orang sehat agar cacar air tidak menular kepada orang
lain.
4. Mandi dengan air hangat yang telah dicampur dengan obat anti gatal setiap hari.

5. Memotong kuku agar tidak menggaruk ruam-ruam pada kulit sehingga tidak timbul
infeksi baru.

6. Menciptakan kondisi yang nyaman bagi penderita agar dapat beristirahat dengan
nyaman dan mempercepat proses kesembuhan.

Pada anak-anak bekas yang ditimbulkan akan hilang lebih cepat seiring kemampuan kulit
dalam meregenerasi diri, sedangkan untuk orng dewasa akan lebih terlihat bekasnya,
mengingat kemampuan kulit untuk beregenerasi juga telah berkurang.

g. Virus Campak

Pemberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan criteria pada tiap tahapan yang
berbeda-beda, yaitu :

1. Tahap Reduksi

Tahap reduksi campak dibagi menjadi 2 tahap:

 Tahap pengendalian campak; pada tahapan ini terjadi penurunan kasus dan kematian,
cakupan imunisasi > 80% dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4-8 tahun.
 Tahap pencegahan KLB; pada tahapan ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi
dan merata, penurunan tajam kasus dan kematian dengan interval terjadinya KLB relaif
lebih panjang.

2. Tahap Eliminasi

Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi campak sudah sangat tinggi (>95%), dan daerah dengan
cakupan  imunisasi rendah sudah sangat kecil. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir
tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai tidak terlindung harus diselidiki dan mendapat
imunisasi tambahan.

3. Tahap Eradikasi

Cakupan imunisasi tinggi dan merata dengan kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi
virus dapat diputuskan, dan negara- negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.

b) Penanggulangan

Penanggulangan penyakit campak terutama dilakukan melalui:


 Pengamatan yang ketat untuk penemuan kasus secara dini
 Pengobatan penderiita secara dini, terutama untuk mencegah komplikasi
 Pendidikan kesehatan masyarakat, untuk menjaga gizi anak, menghilangkan kebiasaan
yang merugikan penderita dan perkunya imunisasi campak.

Pencegahan penyakit camoak dapat dilakukan dengan membersihkan vaksinasi campak. Dua
macam vaksinasi campak yang beredar di Indonesia yaitu:

1. Vaksin kemasan kering tunggal, mengandung virus campak hidup yang dilemahkan,
diberikan pada bayi usia 9-11 bulan.
2. Vaksin kemasan kering dikombinasi dengan vaksin gondong/bengok (mumps) dan
campak Jerman (Rubella). Di Amerika Serikat kemasan ini dengan nama vaksin MMR
(Measles-Mumps-Rubella). Di Amerika Serikat di berikan pada anak-anak usia 4-6 tahun
sebelum memasuki sekolah dasar.

Selain imunisasi, pemberian  vitamin A yang mempunyai efek pemeliharaan mukosa sistem
pernapasan dan pencernaan serta peningkatan daya tahun tubuh terbukti menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada pasien-pasien campak di rumah sakit.

Pemberian vitamin A tampaknya juga meningkatkan kelangsungan hidup selama periode akut
pada suatu infeksi berat seperti tampak pada penyakit campak. Fatalitas kasus pada anak-anak
yang menderita campak sedang atau berat menurun 50% lebih, setelah mendapat terapi vitamin
A pada saat masuk rumah sakit. Pada penderita yang sudah sembuh, beratnya gejala akut
berkurang disertai semakin cepatnya penyembuhan.

h. Virus HIV

Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan


virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka
penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual. Pencegahan
lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum
suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.Secara ringkas,
pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak
melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah be faithful, artinya jika sudah
menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya
jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan
dengan menggunakan kondom.

Anda mungkin juga menyukai