Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tugas ini untuk memenuhi Tugas Besar 1 Mata Kuliah Perilku Organisasi

Dosen Pengampu : Bpk Eri Marlapa, SE,MM

Disusun oleh Kelompok 13

1. Devit Rizaldi - 43116120170


2. Apriani Sulistio Wati – 43118120178
3. Eka Yuliana – 43118120013

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa.
Karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami ingin membahas
tugas yang tentang “Pengambilan Keputusan”

Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang terkait
dalam proses pembuatannya. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada


makalah yang kami buat. Maka dari itu, kami berharap agar pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan akhir kata kami ucapkan terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB 1......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

BAB 2......................................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................................2

2.1 Pengambilan Keputusan...........................................................................................2

2.2 Teori Pengambilan Keputusan..................................................................................3

2.3 Kriteria Pengambilan Keputusan..............................................................................4

2.4 Dasar – Dasar Pengambilan Keputusan....................................................................6

2.5 Tahapan Pengambilan Keputusan............................................................................8

2.6 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan.............................................................9

BAB III..................................................................................................................................11

PENUTUP.............................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTKA...............................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu


bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang
diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung
unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian
keputusan. Lantas pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu
saja hadir keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis
sehingga hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang
memandang keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam
modelnya.

Kajian tentang keputusan juga banyak berbasis metode. Basis kajian tersebut,
dipandang lebih menarik daripada domain pengambilan keputusan itu sendiri.
Berdasarkan kajian metode, keputusan terpecah menjadi empat, yaitu, metode
keputusan rasional, metode keputusan tawar menawar, metode keputusan agregatif,
dan metode keputusan keranjang sampah. Sehubungan dengan pendekatan metode
berbagai aliran pun dapat sesuai untuk mengkaji keputusan. Aliran-aliran yang
dimaksudkan adalah birokratik, manajemen saintifik, hubungan kemanusiaan,
rasionalitas ekonomi, kepuasan dan analisis sistem.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas


utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making)
diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan
(decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :

 R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif
kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
 Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif
mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana
dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
 Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan
cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara
bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti
penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.

2
 Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik
dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang
akan datang.
 Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan
dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan
bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan
perorangan.

2.2 Teori Pengambilan Keputusan

Adapun teori-teori pengambilan keputusan, antara lain yaitu:

 Teori Rasional Komprehensif


Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak
diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari
teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan
dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang
dapat diperbandingkan satu sama lain.
Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat
jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan
kePentingannya Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara
saksama. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif
Yang diPilih diteliti. Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang
menyertainya, dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya. Pembuat

3
keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang dapat memaksimasi
tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.

 Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori
pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus
dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang
sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari.

 Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)


Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju
terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional
komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang
terdapat pada teori inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh
pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih mewakili atau
mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan
mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya
dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok
yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya
praktis akan terabaikan.

2.3 Kriteria Pengambilan Keputusan

Anderson dalam Solichin Abdul wahab (2008:26-28) menyatakan nilai-nilai yang


memungkinkan menjadi pedoman prilaku para pembuat keputusan itu dapat
dikelompokan menjadi 4 (empat) kategori.

4
Keempat kategori yang dikemukan Anderson tersebut yaitu:

 Nilai Politik.

Pembuatan keputusan memungkinkan melakukan penilaian atas alternatif


kebijaksanaan yang dipilihny dari sudut pentingnya alternatif-alternatif itu bagi partai
politiknaya atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang
dipimpinnya.

 Nilai-nilai Organisasi.

Para pembuat keputusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di
dalamnya

 Nilai-nilai pribadi.

Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejahteraan atau kebutuhan fisik atau
kebutuhan finansial, reputasi diri, atau posisi historis kenungkinan juga digunakan
oleh pada pembuat keputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.

 Nilai kebijaksanaan.

Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita
mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para
pengambil keputusan politik semata-mata hanyalah diperngaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi.

 Nili-nilai ideologis.

Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang


secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai
dunia serta berfungsi sebagai pedoman bertindak bagi masyarakat yang meyakininya.

5
2.4 Dasar – Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan adalah :

 Intuisi 

Suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman
yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Segi positif dalam
pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :

Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.

Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan


kepuasan pada umumnya.

Kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan,


dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.

Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah :

a.       Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.

b.      Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan


keabsahannya.

c.       Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

d.       Pengalaman

 Pengalaman

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan


praktis.  Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat
memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan
dihasilkan.  Karena pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun
hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara
penyelesaiannya.

6
 Fakta

Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,


solid, dan baik.  Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan
yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada.

 Wewenang

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan


terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih
rendah kedudukannya.  Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang juga
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :

a.       Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan


tersebut secara sukarela ataukah terpaksa.

b.      Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.

c.       Memiliki otentisitas (otentik).

Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :

a.         Dapat menimbulkan sifat rutinitas.

b.         Mengasosiasikan dengan praktek dictatorial.

c.         Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat


menimbulkan kekaburan.

 Rasional

Pada pengambilan keputusan yang berdasar-kan rasional, keputusan yang dihasilkan


bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau
nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran
atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

7
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara
rasional :

a.       Kejelasan masalah.

b.      Orientasi tujuan.

c.       Pengetahuan alternative.

d.      Preferensi yang jelas.

e.       Hasil maksimal

2.5 Tahapan Pengambilan Keputusan

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dan secara berurut dalam proses
pengambilan sebuah keputusan, antara lain:

 Tahap Pemahaman (Intelegencephase)


Tahap ini merupakan tahap penelusuran terhadap suatu masalah atau data yang akan
diproses atau diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

 Tahap Perancangan (Design phase)


Merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan atau sebuah
solusi yang dapat diambil sebagai representasi kejadian nyata yang di sederhanakan,
sehingga diperlukan proses falidasi dan verifikasi untuk mengetahui seberapa akurat
model dalam meneliti masalah yang ada.

 Tahap Pemilihan (ChoicePhase)


Pada tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai solus alternatif yang di
munculkan pada tahap sebelumnya agar dapat menentukan kriteria berdasarkan
tujuan yang akan dicapai.

8
 Tahap Implementasi
Dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perencanaan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap
pemilihan.

Menurut Herbert A. Simon, proses pengambilan keputusan meliputi :


1. Fase intelegensia; merupakan fase penelusuran infomasi pada keadaan yg
memungkinkan untuk pengambilan keputusan (observasi lingkungan).
2. Fase desain; merupakan fase pencarian, pengembangan serta analisa berbagai
alternatif kemungkinan tindakan yang dapat diambil, yaitu identifikasi masalah dan
formulasi masalah
3. Fase pemilihan; merupakan fase seleksi alternatif berdasarkan alternatif yang sudah
ditentukan. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan dan dilaksanakan.

2.6 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi


yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Menurut Iqbal
Hasan (2002: 2-3), pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara
pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa
yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

9
Sedangkan, tujuan dari pengambilan keputusan itu sendiri dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
 Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali
diputusakan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
 Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan
yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu
keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang
bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi kehidupan sehari-


hari, bahkan tanpa dihindari kalau setiap harinya kita tanpa harus mengambil sebuah
keputusan dalam hidup. Dalam mengambil sebuah keputusan diperlukan ketepatan
dalam menganalisis masalah, menetapkan tujuan, mengidentifikasi alternatif yang
ada, dan mengevaluasinya.
Di kehidupan manapun masalah selalu menjadi tantangan bagi setiap manusia
yang ada di bumi ini. Adanya masalah dalam kehidupan bukan berarti kehidupan
tersebut memiliki kualitas yang buruk, bahkan dengan adanya masalah dalam
kehidupan , kita sebagai manusia dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat
dalam menyelesaikan masalah yang ada.

11
DAFTAR PUSTKA

1. https://mfauzanali.wordpress.com/2016/10/15/makalah-pengambilan-
keputusan/

2. http://ronamase.blogspot.com/2012/10/kriteria-pengambilan-
keputusan.html

3. http://danialrahman206.blogspot.com/2016/11/teori-pengambilan-
keputusan.html

4. https://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-
objektif-dan-konstruktif/

5. https://zmanajemen.blogspot.com/2018/05/komponen-pengambilan-
keputusan.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai