Oleh
Dosen Pengampu :
Drs. Marhadi Efendi, M.Si
1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas rahmat dan hidayah yang telah
diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang
memegang teguh ajaran islam sampai akhir hayat.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Ideologi...................................................................................2
B. Kepatuhan terhadap Negara....................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................10
B. Saran.......................................................................................10
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Etimologi
Tahun 1820-an, Dubai disebut sebagai Al Wasl oleh
sejarawan Britania Raya. Tetapi, beberapa catatan yang menyebutkan
sejarah budaya UEA atau emiratnya muncul karena tradisi wilayah ini
untuk mencatat dan mewariskan cerita rakyat dan mitos. Asal linguistik
kata Dubai juga diperdebatkan, beberapa orang percaya berasal
dari bahasa Persia, sementara lainnya menganggap bahasa Arab adalah
akar bahasa dari kata ini. Menurut Fedel Handhal, peneliti sejarah dan
budaya UEA, kata Dubai mungkin berasal dari kata Daba (derivatif
dari Yadub), yang berarti menjalar; kata ini bisa saja menjadi rujukan pada
aliran Dubai Creek ke daratan.
3. Ekonomi
Produk domestik bruto Dubai pada tahun 2005 mencapai US$37
miliar. Meskipun ekonomi Dubai dibangun dengan latar belakang industri
minyak, pendapatan dari minyak dan gas alam hanya menyumbang kurang
dari 6% pendapatan emirat ini. Diperkirakan bahwa Dubai memproduksi
240.000 barel minyak per hari dan banyak gas dari pengeboran lepas
pantai. Pendapatan emirat dalam pendapatan gas UEA hanya
menyumbang sekitar 2%. Cadangan minyak Dubai telah berkurang drastis
dan diperkirakan kosong dalam 20 tahun mendatang. Real
Estat dan Konstruksi (22.6%), Perdagangan (16%), entrepôt (15%)dan lay
anan keuangan (11&) adalah kontributor terbesar kepada ekonomi
Dubai. Negara re-ekspor tertinggi di Dubai meliputi Iran (US$790 juta),
India(US$204 juta) dan Arab Saudi (US$194 juta). Negara impor tertinggi
emirat adalah Jepang (US$1.5 miliar), Cina (US$1.4 miliar) dan Amerika
Serikat (US$1.4 miliar).
4. Budaya
5. Pendidikan
Sheikh Mohamed bin Zayed, Presiden PEA selaku penerus Sheikh Zayed,
berpendapat bahwa toleransi, pluralisme serta integrasi sosial dalam
masyarakat merupakan salah satu indikator utama kemajuan suatu negara,
selain kemajuan ekonomi. Untuk itu, selain toleransi, kebersamaan dan
kerjasama merupakan suatu nilai yang harus dipelihara dan dibina dalam
masyarakat, pemerintah PEA berpandangan bahwa aspek toleransi harus
masuk dalam struktur hukum formal suatu negara.
Sebagai langkah konkrit, pada bulan Juli tahun 2015 negara federasi PEA
mengeluarkan Undang-Undang Federal No. 2 Tahun 2015 mengenai
Upaya Pemberantasan Diskriminasi dan Ujaran Kebencian (Combating
Discrimination and Hatred), dimana setiap individu, pihak, kelompok,
organisasi atau siapapun akan dikriminalisasi atas setiap tindakan atau
ucapan tentang diskriminasi dan/atau ujaran kebencian baik dari sisi
agama, kasta, doktrin, ras, warna kulit, ataupun suku bangsa. Kerangka
hukum ini diharapkan dapat mencipakan lingkungan yang kuat bagi
tumbuhnya nilai-nilai toleransi, kebersamaan dan kerjasama di PEA.
Lebih lanjut, waktu dan panggilan sholat (adzan) juga dikontrol secara
sentral (bersamaan) ke seluruh Masjid serta tema/materi khutbah Jumat
juga ditentukan dan akan sama di seluruh Masjid negara PEA. Kegiatan
pengajian masyarakat juga harus dilaporkan dan mendapat ijin terlebih
dahulu, termasuk ijin lokasi dimana akan diadakan.
Untuk kegiatan beribadah bagi penduduk non Muslim, negara PEA juga
telah mengijinkan secara formal berbagai rumah ibadah seperti gereja,
candi (temple) serta jenis tempat beribadah lainnya, dimana sebelumnya
tempat beribadah diberikan ijin secara informal oleh otoritas setempat.
Berdasarkan fakta di atas, menarik untuk mencermati bagaimana negara
PEA sebagai negara Islam mengatur, melayani, memfasilitasi dan
mengawasi kegiatan masyarakatnya, baik bagi yang beragama Islam
maupun non Islam.
Di satu sisi, sebagai negara Islam pemerintah PEA memfasilitasi,
melayani dan mengawasi secara terkontrol semua aspek kegiatan yang
terkait dengan agama Islam, dan di sisi lain menumbuhkan
wadah/lingkungan yang kondusif bagi beragam penduduknya dengan
menekankan pentingnya toleransi, kebersamaan serta kerjasama antar
warga, serta melakukan tindakan tegas (mengkriminalisasi) bagi siapapun
yang merusak wadah dan lingkungan dimaksud.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa ilmu yang penulis miliki masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mohon kritik dan saran yang
membangun kepada pembaca uuntuk makalah ini agar penulis dapat
memperbaikinya dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
^ "The Governor General of Uni Emirat Arab, Dubai ". Official website of the Governor
General. Diakses tanggal 8 January 2011.