Anda di halaman 1dari 16

IDEOLOGI NEGARA UNI EMIRAT ARAB (DUBAI)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Seminar Lokal dalam Mata Kuliah


“Kewarganegaraan” Semester II Jurusan Manajemen Dakwah ( MD-B )
Tahun Akademik 2019/2020

Oleh

Bobbi Muhammad Adam


NIM: 1912030074

Dosen Pengampu :
Drs. Marhadi Efendi, M.Si

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH (MD- B )


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG

1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الر حمن الرحيم‬

Segala puji dan syukur atas rahmat dan hidayah yang telah
diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang
memegang teguh ajaran islam sampai akhir hayat.

Didalam penulisan makalah ini penulis mendapat berbagai bantuan


dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Maka penulis ingin berterima kasih orang tua penulis yang telah
memberikan do’a dan motivasi penuh pada penulis sehingga penulis bisa
berusaha menyelesaikan cita-cita dan harapan keluarga.

Selanjutnya penulis juga ingin berterima kasih kepada bapak Drs.


Marhadi Efendi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
tugas ini sehingga penulis mendapatkan banyak tambahan pengetahuan
khususnya dalam masalah ideologi Negara asing.

Penulis menyadari bahwa ilmu-ilmu yang penulis miliki masih


terbatas, sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Namun, penulis telah berusaha mencurahkan segenap
tenaga dan pikiran yang dimiliki agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca .

Bengkulu, 29 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................1

BAB II IDEOLOGI NEGARA DUBAI

A. Ideologi...................................................................................2
B. Kepatuhan terhadap Negara....................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................10
B. Saran.......................................................................................10

DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dubai (dalam bahasa Arab: ‫دب ّي‬, Dubaīy) adalah satu dari tujuh emirat dan


kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai
selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai kadang-kadang
disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat. Dokumen tertulis
menyatakan keberadaan kota ini selama 150 tahun sebelum pembentukan
UEA.Dubaiberbagikekuasaan hukum, politik, militer dan ekonomi dengan
emirat lain dalam lingkaran federal, meskipun setiap emirat memiliki
yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti penegakan hukum sipil
dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai memiliki populasi
terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut luasnya,
setelah Abu Dhabi. Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua emirat
yang memiliki hak veto terhadap masalah kritis kepentingan nasional
dalam Dewan Nasional Federal negara itu. Dubai telah dipimpin oleh
dinasti Al Maktoum sejak 1833. Pemimpinnnya saat ini, Mohammed bin
Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil
Presiden UEA.

B. Rumusan Masalah

1. Apa ideologi yang dipakai oleh Negara Dubai?


2. Bagaimana kepatuhan warga negara terhadap negaranya tersebut?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ideologi yang dipakai oleh Negara Dubai


2. Untuk mengetahui kepatuhan warga Dubai terhadap negaranya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ideologi Uni Emirat Arab (Dubai)

Dubai (dalam bahasa Arab: ‫دب ّي‬, Dubaīy) adalah satu dari


tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di
sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai
kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.
Dokumen tertulis menyatakan keberadaan kota ini selama 150 tahun
sebelumpembentukanUEA.Dubaiberbagikekuasaan hukum, politik, militer 
dan ekonomi dengan emirat lain dalam lingkaran federal, meskipun setiap
emirat memiliki yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti penegakan
hukum sipil dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai
memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut
luasnya, setelah Abu Dhabi. Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua
emirat yang memiliki hak veto terhadap masalah kritis kepentingan
nasional dalam Dewan Nasional Federal negara itu. Dubai telah dipimpin
oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833. Pemimpinnnya saat ini, Mohammed
bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan
Wakil Presiden UEA.

Pendapatan emirat berasal dari perdagangan, real


estat dan pelayanan keuangan. Pendapatan dari minyak bumi dan gas
alam menyumbang kurang dari 6% (2006) ekonomi Dubai senilai US$37
miliar (2005). Real estat dan konstruksi, menyumbang 22.6% kepada
ekonomi tahun 2005, sebelum musim konstruksi berskala besar yang
berlangsung hingga sekarang. Dubai telah menarik perhatian dunia melalui
proyek real estat yang inovatif dan ajang olahraga. Hal ini meningkatkan
perhatian, bersamaan dengan kepentingannya sebagai hub bisnis dunia,
telah juga mengangkat masalah hak asasi manusia mengenai terlibatnya
banyak tenaga kerja asing.

1. Etimologi
Tahun 1820-an, Dubai disebut sebagai Al Wasl oleh
sejarawan Britania Raya. Tetapi, beberapa catatan yang menyebutkan
sejarah budaya UEA atau emiratnya muncul karena tradisi wilayah ini
untuk mencatat dan mewariskan cerita rakyat dan mitos. Asal linguistik
kata Dubai juga diperdebatkan, beberapa orang percaya berasal
dari bahasa Persia, sementara lainnya menganggap bahasa Arab adalah
akar bahasa dari kata ini. Menurut Fedel Handhal, peneliti sejarah dan
budaya UEA, kata Dubai mungkin berasal dari kata Daba (derivatif
dari Yadub), yang berarti menjalar; kata ini bisa saja menjadi rujukan pada
aliran Dubai Creek ke daratan.

2. Pemerintahan dan politik


Artikel utama: Politik Uni Emirat Arab

Lihat pula: Hak asasi manusia di Dubai dan Sanitasi di Dubai

Dubai memiliki sekitar 250.000 buruh, kebanyakan Asia Selatan,


bekerja pada proyek pembangunan real estat seperti Dubai Marina.

Pemerintah Dubai beroperasi di dalam lingkup monarki


konstitusional, dan telah dipimpin oleh keluarga Al Maktoum sejak 1833.
Pemimpin saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat
sebagai Perdana Menteri Uni Emirat Arab dan anggota Dewan Tertinggi
UEA (SCU). Dubai menunjuk 8 anggota dalam periode dua masa jabatan
kepada Dewan Nasional Federal (FNC) UEA, badan legislatif federal
tertinggi. Dubai Municipality (CM) didirikan oleh pemimpin
Dubai, Rashid bin Saeed Al Maktoum tahun 1954 untuk perencanaan kota,
pelayanan warga kotadan pembaharuan fasilitas lokal. DM diketuai
oleh Hamdan bin Rashid Al Maktoum, deputi pemimpin Dubai dan terdiri
dari beberapa departemen seperti Departemen Jalan, Departemen
Perencanaan dan Survei, Departemen Lingkungan dan Kesehatan Umum
dan Departemen Keuangan. Tahun 2001, Dubai Municipality memasuki
proyek e-Government dengan tujuan menyediakan 40 layanan kota
melalui portal web-nya (Dubai.ae). Tiga belas layanan diluncurkan
Oktober 2001, sementara beberapa layanan lainnya dijadwalkan beroperasi
pada masa depan.
Dubai dan Ras al Khaimah adalah satu-satunya dua emirat yang
tidak mengikuti sistem yudisial federal Uni Emirat Arab. Mahkamah
yudisial emirat terdiri dari Mahkamah Pertama, Mahkamah Banding, dan
Mahkamah Kasasi. Mahkamah Pertama terdiri dari pengadilan sipil, yang
mendengar seluruh klaim sipil, Pengadilan Kriminal, yang mendengar
klaim dari keluhan polisi, dan Pengadilan Syariah, yang bertanggungjawab
atas masalah antara Muslim. Non-Muslim tidak masuk ke Pengadilan
Syariah. Mahkamah Kasasi adalah mahkamah tertinggi emirat dan hanya
mendengar sengketa dalam hukum. Dubai Police Force, didirikan tahun
1956 di permukiman Naif, memiliki yurisdiksi penegakan hukum di
emirat ini; kekuasaan berada dibawah komando langsung Mohammed bin
Rashid al Maktoum, pemimpin Dubai. Dubai Municipality juga bertugas
dalam sanitasi dan infrastruktur selokan bawah tanah kota. Pertumbuhan
cepat kota menyebabkan perawatan infrastruktur selokan bawah tanah
diperluas hingga batasnya.

Artikel 25 Konstitusi UEA menyebutkan perlakuan sederajat


terhadapwarganegaratanpamemandang ras, kebangsaan, kepercayaan atau 
status sosial. Tetapi, sebagian besar dari 250.000 buruh asing di Dubai
tinggal dalam kondisi yang dijelaskan oleh Human Rights Watch sebagai
"lebih buruk dari manusia. NPR melaporkan bahwa pekerja "tinggal
berdelapan di satu kamar, mengirim sebagian gaji mereka kepada
keluarga, yang tidak mereka kunjungi selamam beberapa tahun pada satu
waktu." Tanggal 21 Maret 2006, pekerja di situs konstruksi Burj Dubai,
kecewa karena jadwal bus dan kondisi kerja, memberontak: merusak
mobil, kantor, komputer, dan alat konstruksi. Peraturan yudisial di Dubai
yang meliputi kebangsaan asing mencuat ke berita ketika usaha tertuduh
untuk menutupi informasi pemerkosaan terhadap Alexandre Robert,
seorang Prancis-Swiss berusia 15 tahun, oleh tiga warga lokal, salah
satunya positif HIV dan penahanan massal buruh migran, kebanyakan dari
India, karena protes mereka terhadap gaji dan kondisi hidup yang
kurang. Prostitusi, meskipun ilegal menurut hukum, muncul di emirat ini
karena ekonomi yang didasarkan pada pariwisata dan perdagangan.
Penelitian yang dilakukan oleh American Center for International Policy
Studies (AMCIPS) menemukan bahwa wanita Rusia dan Ethiopia adalah
pelaku prostitusi paling umum, juga wanita dari sejumlah negara Afrika,
sementara yang berasal dari India adalah bagian dari jaringan prostitusi
lintas lautan yang terorganisir.[50] Sebuah dokumenter PBS tahun 2007
yang berjudul Dubai: Night Secrets melaporkan bahwa prostitusi di klub
dibolehkan oleh pihak berwenang dan banyak wanita asing bekerja di sana
tanpa dipaksa, tertarik oleh uang

3. Ekonomi
Produk domestik bruto Dubai pada tahun 2005 mencapai US$37
miliar. Meskipun ekonomi Dubai dibangun dengan latar belakang industri
minyak, pendapatan dari minyak dan gas alam hanya menyumbang kurang
dari 6% pendapatan emirat ini. Diperkirakan bahwa Dubai memproduksi
240.000 barel minyak per hari dan banyak gas dari pengeboran lepas
pantai. Pendapatan emirat dalam pendapatan gas UEA hanya
menyumbang sekitar 2%. Cadangan minyak Dubai telah berkurang drastis
dan diperkirakan kosong dalam 20 tahun mendatang. Real
Estat dan Konstruksi (22.6%), Perdagangan (16%), entrepôt (15%)dan lay
anan keuangan (11&) adalah kontributor terbesar kepada ekonomi
Dubai. Negara re-ekspor tertinggi di Dubai meliputi Iran (US$790 juta),
India(US$204 juta) dan Arab Saudi (US$194 juta). Negara impor tertinggi
emirat adalah Jepang (US$1.5 miliar), Cina (US$1.4 miliar) dan Amerika
Serikat (US$1.4 miliar).

Dalam konteks sejarah, Dubai dan kembarannya di seberang


Dubai Creek, Deira (Dubai City independen pada waktu itu), menjadi
pelabuhan penting bagi manufaktur Barat. Kebanyakan perbankan dan
pusat finansial kota berpusat di wilayah pelabuhan. Dubai
mempertahankan kepentingannya sebagai rute dagang sepanjang 1970-an
dan 1980-an. Dubai memiliki perdagangan bebas dalam emas dan hingga
1990-an, adalah hub bagi "perdagangan penyelundupan" ingot emas ke
India, di mana impor emas dilarang.

Pelabuhan Jebel Ali di Dubai, dibangun tahun 1970-an, adalah


pelabuhan buatan terbesar di dunia dan menempati peringkat ke-8 terbesar
di dunia menurut volume lalu lintas kontainer yang mampu disimpan .
Dubai juga berkembang sebagai hub bagi industri jasa
seperti TI dan keuangan, dengan pendirian zona bebas industri di seluruh
kota. Dubai Internet City, bersama Dubai Media City sebagai bagian dari
TECOM (Dubai Technology, Electronic Commerce and Media Free Zone
Authority) adalah satu jenis enklave di mana anggotanya meliputi firma TI
seperti EMC Corporation, Oracle Corporation, Microsoft, dan IBM, dan
organisasi media seperti MBC, CNN, BBC, Reuters dan AP.

Dubai Financial Market (DFM) didirikan Maret 2000 sebagai pasar


sekunder bagi saham perdagangan, lokal dan asing. Pada perempatan
keempat 2006, volume dagangnya berdiri di atas 400 miliar saham, senilai
US$95 miliar. DFM memiliki kapitalisasi pasar senilai US$87
miliar. Keputusan pemerintah untuk terbebas dari perdagangan, tetapi
bergantung pada minyak, ekonomi yang berorientasi pada jasa dan
pariwisata telah menjadikan real estat lebih bernilai, menghasilkan
apresiasi properti pada periode 2004-2006. Penetapan jangka panjang,
memperlihatkan depresiasi properti: properti tertentu kehilangan 64% nilai
mereka sejak 2001 hingga November 2008. Proyek pembangunan real
estat berskala besar telah membawa pada pembangunan sejumlah pencakar
langit tertinggi dan proyek terbesar di dunia seperti Emirates Towers, Burj
Dubai, Palm Islands dan hotel tertinggi dan termahal di dunia, Burj Al
Arab.

4. Budaya

Sebuah souk tradisional di Deira

Dubai memiliki masyarakat yang berbeda-beda dan multietnis.


Budaya asli kota sebagai sebuah komunitas pemburu permata asli yang
kecil digantikan dengan datangnya kelompok etnis dan bangsa lain —
pertama dari Iran di awal 1900-an, dan kemudian dari India dan Pakistan
di 1960-an. Karena berbeda-bedanya populasi, hanya sedikit ketegangan
etnis, terutama antara ekspatriat, yang dilaporkan terjadi di kota itu. Tahun
1994, buruh Hindu dan Muslim bertengkar karena penghancuran Masjid
Babri di Ayodhya, India, yang mengakibatkan penahanan dan deportasi
ratusan pekerja India dan Pakistan. Hari libur besar di Dubai meliputi Idul
Fitri, yang menandakan akhir Ramadhan, dan Hari Nasional(2 Desember),
yang menandakan pembentukan Uni Emirat Arab. Perayaan hiburan
tahunan seperti Dubai Shopping Festival (DSF) dan Dubai Summer
Surprises (DSS) menarik lebih dari 4 juta pengunjung dari wilayah itu dan
memperoleh keuntungan melewati US$1 miliar. Mal perbelanjaan besar di
kota ini, seperti Deira City Centre, BurJuman, Mall of the Emirates dan
Ibn Battuta Mall juga souk tradisional menarik pembeli dari wilayah itu.

Keberagaman masakan di Dubai adalah refleksi dari masyarakat yang


kosmopolitan. Makanan Arab sangat populer dan tersedia di manapun di
kota ini, mulai dari tempat makan shawarma kecil di Deira dan Al Karama
hingga restoran kelas atas di hotel-hotel Dubai. Makanan cepat saji,
masakan Asia Selatan, masakan Cina juga sangat terkenal dan tersedia
secara luas. Penjualan dan konsumsi daging babi, meskipun tidak ilegal,
hanya dipasarkan dan dijual pada non-Muslim, di wilayah tertentu.
[ Sejenis itu, penjualan minuman beralkohol diawasi. Izin liquor
dibutuhkan untuk membeli alkohol; tetapi, alkohol tersedia di bar dan
restoran di hotel bintang empat atau lima. Kafe shisha dan qahwa juga
populer di Dubai.

Dubai dikenal karena kehidupan malamnya. Klub dan bar banyak


ditemukan di hotel karena hukum liquor. New York Times mendaftarkan
Dubai sebagai pilihan perjalanan untuk berpesta pada tahun 2008.

5. Pendidikan

Kampus American University in Dubai

Sistem sekolah di Dubai tidak berbeda dari Uni Emirat Arab.


Tahun 2006, terdapat 88 sekolah umum yang dijalankan oleh Menteri
Pendidikan yang melayani Emirati dan ekspatriat Arab juga 132 sekolah
pribadi. Bahasa utama di sekolah umum adalah bahasa Arab dengan
Inggris sebagai bahasa kedua, sementara kebanyakan sekolah pribadi
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Banyak sekolah
pribadi melayani satu komunitas ekspatriat atau lebih. Delhi Private
School, Our Own English High School, Dubai Modern High School, dan
The Indian High School, Dubai menawarkan CBSE dan silabus India
ICSE. Sejenis itu, juga terdapat beberapa sekolah Pakistan terkenal yang
menawarkan kurikulum FBISE bagi anak ekspatriat. Dubai English
Speaking School, Jumeirah Primary School, Jebel Ali Primary School, the
Cambridge High School (atau Cambridge International School), Jumeirah
English Speaking School, King's School dan Horizon School semuanya
memberikan pendidikan dasar Britania hingga usia sebelas tahun. Dubai
British School, Dubai College, English College Dubai, Jumeirah English
Speaking School, Jumeirah College dan St. Mary's Catholic High School
kesemuanya sekolah menengah Britania sebelas hingga delapan belas
tahun yang memberikan GCSE dan A-Level. Emirates International
School bersama Cambridge High School menyediakan pendidikan siswa
penuh hingga usia 18 tahun, ini merupakan sekolah internasional dan
memberikan IGCSE dan A-Level. Wellington International School, yang
melayani anak mulai usia 4 hingga 18 tahun, memberikan IGCSE dan A-
Level. Deira International School juga menawarkan program IB, termasuk
program IGCSE.

Menteri Pendidikan Uni Emirat Arab bertanggungjawab atas


akreditasi sekolah. Dubai Education Council dibentuk Juli 2005 untuk
mengembangkan sektor pendidikan di Dubai. Knowledge and Human
Development Authority (KHDA) didirikan tahun 2006 untuk
mengembangkan sektor pendidikan dan sumber daya manusia di Dubai,
dan memberi lisensi pada institusi pendidikan.

Sekitar 10% populasi memiliki gelar universitas dan pasca sarjana.


Banyak ekspatriat mengirimkan anaknya kembali ke negara asal atau
negara Barat untuk pendidikan universitas dan ke India untuk
pembelajaran teknologi. Tetapi, sejumlah besar universitas terakreditasi
asing telah didirikan di kota ini selama 10 tahun terakhir. Beberapa dari
universitas tersebut meliputi Michigan State University Dubai (MSU
Dubai), the Birla Institute of Technology & Science, Pilani - Dubai(BITS
Pilani), Heriot-Watt University Dubai, American University in Dubai
(AUD), American College of Dubai, Mahatma Gandhi University (Pusat
Lepas Kampus), SP Jain Center Of Management, University of
Wollongong in Dubai, Institute of Management Technology dan MAHE
Manipal. Tahun 2004, Dubai School of Government bersama John F.
Kennedy School of Government dan Harvard Medical School Dubai
Center (HMSDC) dari Universitas Harvard didirikan di Dubai. RIT Dubai
adalah kampus satelit dari Rochester Institute of Technology di Dubai, Uni
Emirat Arab. Rencana untuk perguruan tinggi, yang akana dibangun di
Dubai Silicon Oasis, diumumkan tanggal 5 Desember 2007. Kampus ini
dijadwalkan dibuka Musim Gugur 2008. Tahun 2009, direncanakan bahwa
akan terdapat program lulusan penuh waktu, dan pada 2010, program
mahasiswa penuh waktu. Tahun 2019, RIT berencana untuk memperluas
kampus menjadi 1.000.000 kaki persegi (93.000 m²), menerima sekitar
4.000 mahasiswa.

B. Kesadaran & Kepatuhan Hukum

Setiap tanggal 2 Desember, negara federasi Persatuan Emirat Arab


(PEA) memperingati hari jadi pembentukan negara federasi yang terdiri
dari 7 negara bagian (7 Emirates). PEA didirikan pada tahun 1971 oleh
Founding Father Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan (Sheikh di Emirate
Abu Dhabi) sehingga tanggal 2 Desember 2019 ini PEA memperingati
hari ulang tahun yang ke-48. Hal yang menarik di tahun 2019 ini adalah
ditetapkannya tahun 2019 sebagai Tahun Toleransi (Year of
Tolerance 2019)diPEA.

Penetapan tahun 2019 sebagai Tahun Toleransi merupakan suatu bentuk


peringatan bagi upaya berkelanjutan negara PEA dalam membina toleransi
dimana lebih dari 90% mayoritas penduduk adalah ekspatriat (pendatang)
dari hampir seluruh negara di dunia. Semangat toleransi ini diturunkan
oleh Sheikh Zayed dalam membentuk negara federasi, dimana beliau
mempunyai visi agar negara PEA sebagai negara Islam menjadi kiblat
dunia dalam toleransi mengingat nilai-nilai toleransi, kebersamaan dan
kerjasama merupakan nilai dasar dalam bermasyakat dan bernegara sesuai
ajaranagamaIslam.

Sheikh Mohamed bin Zayed, Presiden PEA selaku penerus Sheikh Zayed,
berpendapat bahwa toleransi, pluralisme serta integrasi sosial dalam
masyarakat merupakan salah satu indikator utama kemajuan suatu negara,
selain kemajuan ekonomi. Untuk itu, selain toleransi, kebersamaan dan
kerjasama merupakan suatu nilai yang harus dipelihara dan dibina dalam
masyarakat, pemerintah PEA berpandangan bahwa aspek toleransi harus
masuk dalam struktur hukum formal suatu negara.

Sebagai langkah konkrit, pada bulan Juli tahun 2015 negara federasi PEA
mengeluarkan Undang-Undang Federal No. 2 Tahun 2015 mengenai
Upaya Pemberantasan Diskriminasi dan Ujaran Kebencian (Combating
Discrimination and Hatred), dimana setiap individu, pihak, kelompok,
organisasi atau siapapun akan dikriminalisasi atas setiap tindakan atau
ucapan tentang diskriminasi dan/atau ujaran kebencian baik dari sisi
agama, kasta, doktrin, ras, warna kulit, ataupun suku bangsa. Kerangka
hukum ini diharapkan dapat mencipakan lingkungan yang kuat bagi
tumbuhnya nilai-nilai toleransi, kebersamaan dan kerjasama di PEA.

Lebih lanjut, negara PEA membentuk menteri khusus yang menangani


masalah toleransi, yaitu Minister of State for Tolerance. Keberadaan
menteri yang mengurusi toleransi ini menunjukkan upaya serius negara
PEA dalam menghapuskan segala bentuk intoleransi atas ideologi, agama
dan budaya. Ditetapkan juga suatu Program Toleransi Nasional, serta
dibentuk berbagai lembaga negara yang menangani dan memerangi
ekstrimisme, antara lain Institut Internasional untuk Tolerasi, Hedayah
Centre,danSawabCentre.

Institut Internasional untuk Toleransi merupakan satu-satunya organisasi


di kawasan Arab yang melembagakan dan mengajarkan nilai-nilai
kebersamaan, kasih sayang dan persaudaraan, sedangkan Hedayah Centre
merupakan lembaga internasional yang menghubungkan pembuat
kebijakan, praktisi dan peneliti dalam bidang Counter Violent Extremism
(CVE) untuk lebih memahami dan berbagi praktik terbaik di seluruh dunia
untuk menjaga toleransi, stabilitas dan kemanaan negara. Sawab Centre
merupakan platform online yang dibentuk bersama antara negara PEA dan
USA sebagai inisiatif global untuk menyuarakan suara masyarakat Muslim
dan agama lainya dalam memerangi terorisme dan penyalahgunaan ajaran
agamasebagaialatpropaganda.

Upaya perwujudan toleransi ini juga diwujudkan dalam bentuk simbol-


simbol fisik di negara PEA, antara lain melalui penamaan jembatan
penyeberangan di Dubai sebagai Jembatan Toleransi (Tolerance Bridge)
serta perubahan nama masjid di Mushrif, Abu Dhabi, dari Masjid Sheikh
Mohammad bin Zayed berganti nama menjadi Masjid Mariam, Umm Eisa
(dalam Bahasa Arab artinya Masjid Maryam, Ibu dari Yesus).

Selain berbagai langkah dan inisitiatif di atas untuk terus menjaga


toleransi antar umat, negara PEA sebagai negara Islam mempunyai
lembaga negara khusus untuk urusan agama Islam, yaitu General
Authority of Islamic Affairs and Endowments (Awqaf dalam bahasa
Arab). Lembaga ini menangani segala hal yang terkait agama Islam,
termasuk menyediakan, mengurusi dan mengawasi seluruh masjid di
seluruh negara PEA. Pelaku penting dalam pengajaran agama Islam, yaitu
para Imam Masjid dan Pendakwah (Preacher) juga harus memperoleh
training resmi, bersertifikat dan merupakan jenis pekerjaan formal yang
ditawarkan dan difasilitasi oleh negara melalui lembaga Awqaf ini.

Lebih lanjut, waktu dan panggilan sholat (adzan) juga dikontrol secara
sentral (bersamaan) ke seluruh Masjid serta tema/materi khutbah Jumat
juga ditentukan dan akan sama di seluruh Masjid negara PEA. Kegiatan
pengajian masyarakat juga harus dilaporkan dan mendapat ijin terlebih
dahulu, termasuk ijin lokasi dimana akan diadakan.

Untuk kegiatan beribadah bagi penduduk non Muslim, negara PEA juga
telah mengijinkan secara formal berbagai rumah ibadah seperti gereja,
candi (temple) serta jenis tempat beribadah lainnya, dimana sebelumnya
tempat beribadah diberikan ijin secara informal oleh otoritas setempat.
Berdasarkan fakta di atas, menarik untuk mencermati bagaimana negara
PEA sebagai negara Islam mengatur, melayani, memfasilitasi dan
mengawasi kegiatan masyarakatnya, baik bagi yang beragama Islam
maupun non Islam. 
Di satu sisi, sebagai negara Islam pemerintah PEA memfasilitasi,
melayani dan mengawasi secara terkontrol semua aspek kegiatan yang
terkait dengan agama Islam, dan di sisi lain menumbuhkan
wadah/lingkungan yang kondusif bagi beragam penduduknya dengan
menekankan pentingnya toleransi, kebersamaan serta kerjasama antar
warga, serta melakukan tindakan tegas (mengkriminalisasi) bagi siapapun
yang merusak wadah dan lingkungan dimaksud.

Penetapan tahun 2019 sebagai Tahun Toleransi di negara PEA merupakan


upaya negara PEA untuk menjadi ibu kota dunia (global capital) dalam
bidang toleransi, serta membentuk tambahan kekuatan baru di atas
kekuatan ekonominya karena sumber daya alam minyak bumi mulai
menipis, untuk menjadi suatu negara yang layak diperhitungkan di tataran
global serta nyaman untuk menjadi tempat tinggal bagi semua insan
manusia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dubai (dalam bahasa Arab: ‫دب ّي‬, Dubaīy) adalah satu dari


tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di
sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kotamadya Dubai
kadang-kadang disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari emirat.
Dokumen tertulis menyatakan keberadaan kota ini selama 150 tahun
sebelumpembentukanUEA.Dubaiberbagikekuasaan hukum, politik, militer 
dan ekonomi dengan emirat lain dalam lingkaran federal, meskipun setiap
emirat memiliki yurisdiksi terhadap beberapa kekuasaan seperti penegakan
hukum sipil dan pemantauan dan pembaharuan fasilitas lokal. Dubai
memiliki populasi terbesar dan merupakan emirat terbesar kedua menurut
luasnya, setelah Abu Dhabi. Dubai dan Abu Dhabi adalah satu-satunya dua
emirat yang memiliki hak veto terhadap masalah kritis kepentingan
nasional dalam Dewan Nasional Federal negara itu. Dubai telah dipimpin
oleh dinasti Al Maktoum sejak 1833. Pemimpinnnya saat ini, Mohammed
bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan
Wakil Presiden UEA.

2. Penetapan tahun 2019 sebagai Tahun Toleransi merupakan suatu bentuk


peringatan bagi upaya berkelanjutan negara PEA dalam membina toleransi
dimana lebih dari 90% mayoritas penduduk adalah ekspatriat (pendatang)
dari hampir seluruh negara di dunia. Semangat toleransi ini diturunkan
oleh Sheikh Zayed dalam membentuk negara federasi, dimana beliau
mempunyai visi agar negara PEA sebagai negara Islam menjadi kiblat
dunia dalam toleransi mengingat nilai-nilai toleransi, kebersamaan dan
kerjasama merupakan nilai dasar dalam bermasyakat dan bernegara sesuai
ajaranagamaIslam.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa ilmu yang penulis miliki masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mohon kritik dan saran yang
membangun kepada pembaca uuntuk makalah ini agar penulis dapat
memperbaikinya dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Uni Emirat Arab, Dubai

^ "The Governor General of Uni Emirat Arab, Dubai ". Official website of the Governor
General. Diakses tanggal 8 January 2011.

Anda mungkin juga menyukai