Disusun Oleh :
Kelompok 14 Kimia Lingkungan
Anggota : 1. Hanny Julya Putri (06101181924009)
2. Kevin Andrean Wijaya (06101281924021)
3.Thio Muhammad Pardomuan Alfarizi
Simanjuntak ( 06101281924031)
4. Yosi Anggraini (06101281924059)
Kelas : Indralaya
Dosen Pengampuh : Rodi Edi, S.Pd., M.Si.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta memberikan kesempatan kepada kami sebagai penulis untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Limbah Rumah Sakir (Hospital Waste)” yang
bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kimia Lingkungan Semester 5 .
Kami juga menyampaikan kepada para pembaca, jika dalam penulisan makalah ini
terdapat hal-hal yang kurang sesuai dankurang tepat, penulis dengan senang hati menerima
kritik, masukan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga apa yang kita harapkan dapat diberikan kemudahan untuk
menggapainya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit
dan kegiatan penunjang lainnya yang secara umum dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
limbah medis dan non medis baik padat maupun cair (Asmadi, 2013). Limbah adalah limbah
yang berupa padat, cair atau gas. Limbah dianggap berbahaya jika memiliki karakteristik yaitu:
mudah terbakar, mudah bereaksi, mudah meledak, mudah berkarat, radioaktif, infeksius, mudah
mengiritasi, dan bioakumulasi. Limbah medis termasuk ke dalam limbah infeksius dan
berbahaya yang dihasilkan oleh rumah sakit, klinik dan laboratorium (A.Pruss, 2013). Limbah
seperti itu termasuk jaringan atau eksresi manusia atau binatang, obat-obatan dan produk
kedokteran, kapas perban dan peralatan, atau bahan yang serupa (BPPT,2017)
Limbah medis yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) termasuk dalam
kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Limbah jenis ini merupakan limbah dengan
karakteristik tertentu yang mana baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan
dampak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan. Merujuk pada dampak yang ditimbulkan,
pengelolaan limbah medis fasyankes membutuhkan kolaborasi dan sinergi dari stakeholder terkait guna
mewujudkan pengelolaan limbah yang terpadu serta aman dari segi lingkungan maupun manusia
(Kemenkes RI, 2020).
Permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit adalah peraturan terkait kesehatan
lingkungan rumah sakit masih belum memasyarakat, pelaksanaan analisis dampak lingkungan, upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan rumah sakit masih berorientasi secara administrasi, serta
kegiatan kesehatan lingkungan rumah sakit masih belum menjadi prioritas. Salah satunya adalah
pengelolaan sampah rumah sakit yang bagi orang awam mungkin terkesan berjalan apa adanya dan
belum menjadi perhatia (Solikhah, 2017).
Keberhasilan pengelolaan sampah rumah sakit selain dilihat dari tingkat pengetahuan,
ditentukan juga dari sikap. Sikap akan mempengaruhi perilaku perawat dan petugas lainnya untuk
berperilaku dengan baik dan benar dalam melakukan upaya penanganan dan pembuangan sampah.
Dukungan pengetahuan dan sikap ini akan berpengaruh langsung terhadap perilaku yang nyata dalam
mengelola sampah.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik limbah rumah sakit ?
2. Bagaimana pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan ?
3. Bagaimana pengelolaan limbah rumah sakit ?
4. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan dampak limbah rumah sakit ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik limbah rumah sakit
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan
dan kesehatan
3. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan limbah rumah sakit
4. Untuk memahami bagaimana pencegahan dan penanggulangan dampak limbah
rumah sakit
1.4. Manfaat
Dengan membaca makalah ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi penulis dan
pembaca.
1. Manfaat bagi penulis, pengkajian ini memberikan pengetahuan tentang pengertian,
jenis, dampak dan upaya menaggulangi dan mengurangi dampak darihasil limbah
rumah sakit.
2. Manfaat bagi pembaca, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
tambahan dan wawasan bagi pembaca terkait limbah rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kewenangan penanganan limbah berada pada daerah atau Rumah Sakit yang bersangkutan, dengan
pembinaan teknis dari Kantor Departemen Kesehatan Daerah Tingkat II (Kabupaten) dan Kantor
wilayah Kesehatan di DT I (Kota).
2. Sesuai dengan edaran Dirjen Pelayanan Medis Nomor PM 01.05.6.1.01353 tentang Limbah Rumah
Sakit, maka
a. Setiap Rumah Sakit harus mempunyai IPAL.
b. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang telah ada agar dilola dengan baik.
c. Efluen IPAL dipantau secara berkala. Minimal 1 (satu) bulan sekali diperiksa di laboratorium
yang telah ditunjuk dan yang belum memenuhi syarat harus segera diperbaiki.
d. IPAL harus direncalakan dengan baik dan disertai studi kelayakan.
e. Tenaga pengelola IPAL didayagunakan seoptimal mungkin. Kualitas tenaga tergantung dari kelas
Rumah Sakit. Kelas A & B serendah-rendahnya S1 di bidang kesehatan lingkungan : teknik
penyehatan, kimia, teknik sipil. Kelas C serendah-rendahnya D3 di bidang kesehatan :
lingkungan, teknik penyehatan, biologi, teknik kimia, teknik lingkungan dan teknik sipil. Kelas D
Paramedik di bidang kesehatan lingkungan, teknik penyehatan, kimia, teknik sipil. f. Bagi Rumah
Sakit yang belum mempunyai tenaga-tenaga tersebut agar dipersiapkan antara lain mengikuti
pelatihan.
3. Teknis Pengelolaan Secara teknik, cukup banyak cara yang dapat dipergunakan untuk mengelola
limbah padat dan cair, namun pada dasarnya merupakan rangkaian unit pengelola limbah. Teknis
pengelolaan limbah tersebut mengacu kepada pedoman Menteri Kesehatan tentang Pengelolaan
Limbah Klinis, antara lain : tentang Standardisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah.
Keseragaman standar kantong dan kontainer mempunyai keuntungan sebagai berikut : mengurangi
biaya dan waktu pelatihan staf, meningkatkan keamanan secara umum, pengurangan biaya produksi
kantong dan kontainer. Secara nasional kode standar diusulkan untuk sampah yang paling berbah
aya, antara lain :
- Sampah infeksius: kantong berwarna kuning dengan simbol biohazard berwarna hitam
- Sampah sitotoksik kantong berwarna ungu dengan simbol berbentuk sel dalam telofase
- Sampah radio aktif kantong berwarna merah dengan simbol radio aktif.
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para
pembaca agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat: Universitas Indonesia.
Djaja,I.,M. & Maniksulistya, D. 2006. Gambaran Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit di
Jakarta.Jurnal Kesehatan. Vol 10 N0.2.Depok