DISUSUN OLEH:
Luciana Leonard C014202275
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Pendrik Tandean, Sp. PD-KKV, FINASIM
Supervisor Pembimbing,
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
1. Aritmia ......................................................................................................... 3
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan referat
yang berjudul “Komplikasi Sindrom Koroner Akut”.
Penulis menyadari referat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan referat
selanjutnya. Terima kasih.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
NSTEMI terjadi oklusi yang tidak menyeluruh dan tidak melibatkan seluruh
miokardium, sehingga pada pemeriksaaan EKG tidak ditemukan adanya
elevasi segmen ST. Penanganan terhadap SKA perlu sesegera mungkin untuk
memberikan prognosi yang lebih baik pada SKA. Komplikasi tersering yang terjadi
pada SKA yakni aritmia dan gangguan pada aktivitas konduksi listrik jantung
terutama pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil. Komplikasi lain yang
dapat terjadi pada SKA yakni aneurisma ventrikel, gangguan katup jantung,
kerusakan otot jantung hingga gagal jantung. Terapi reperfusi dan revaskularisasi
pada SKA dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi akibat SKA.5-7
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aritmia
Aritmia pada pasien dengan SKA dapat terjadi baik sebelum maupun sesudah
dilakukan reperfusi dan revaskularisasi. Iskemia akut yang terjadi pada pasien SKA
memiliki dampak buruk terhadap metabolisme miokard yang menyebabkan
glikolisis anaerobik sehingga terjadi asidosis dan mempercepat pengeluaran kalium
dari miosit. Kaskade kejadian ini menghasilkan ketidakseimbangan elektrolit dan
ketidakstabilan listrik yang memfasilitasi kejadian aritmia ventrikular pada fase
awal infark miokard. Reperfusi miokard bermanfaat dalam mencegah iskemik
miokard tetapi juga dapat menyebabkan perubahan mendadak keseimbangan ion
dan listrik jantung yang mempromosikan terjadinya aritmia ventrikular yang dapat
mengancam jiwa. Pompa ion Na+/Ca2+ secara perlahan mengaktifkan penunda
masuknya K+ dalam sel selain itu perubahan pada protein retikulum sarkoplastik
merupakan faktor utama yang bertanggung jawab sebagai efek proaritmia saat
terjadi reperfusi. aritmia ventrikular yang diinduksi oleh reperfusi mungkin timbul
dari kelainan dalam inisiasi impuls (aktivitas fokal/ektopik) atau propagasi impuls
(masuk kembali). Aritmia ventrikular berulang yang terjadi selanjutnya mungkin
merupakan indikator dari presentasi yang terlambat dari terjadinya reperfusi yang
tidak lengkap, iskemia akut berulang, iskemia residual karena sindrom koroner akut
yang tidak diobati.8
Aritmia ventrikular yang terjadi pada fase kronis setelah infark miokard
dimana telah terjadi proses remodeling jantung, mungkin disebabkan oleh bekas
3
luka atau iskemia berulang. Bekas luka dengan fibrosis setelah infark miokard dapat
menyebabkan terjadinya blok konduksi disepanjang bekas luka miokard atau
melalui jalur di dalam daerah berkas luka. Blok konduksi di perbatasan daerah
bekas luka dapat muncul sebagai ventikular takikardi yang monomorfik.
Mekanisme aritmia ventrikular yang diinduksi iskemia berulang lebih kompleks,
iskemia transien menyebabkan abnormalitas pada miosit ventrikel dan serat
purkinje dengan depolarisasi parsial potensial membran yang menimbulkan arus
cedera antara jaringan iskemik dan miokardium yang normal. Gelombang eksitasi
yang mengalir dari endokardium ke epikardium memiliki durasi potensial aksi yang
lebih lama pada kondisi iskemik. Aritmia ventrikular pada iskemia lebih sering
berupa vetrikular takikardi yang polimorfik dari pada monomorfik.8
2. Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan salah satu komplikasi yang umum terjadi pada
SKA. Gagal jantung dapat terjadi akibat hilangnya subsrat kontraktil di jantung dan
terbatasnya kapasitas regeneratif kardiomiosit terutama bertanggung jawab atas
hasil kardiovaskular yang buruk. Gagal jantung setelah IMA terjadi akibat
kegagalan regenerasi dari kerusakan jantung. Setelah oklusi arteri koroner,
kematian kardiomiosit akibat iskemik dimulai dalam beberapa jam. Regenerasi
merupakan proses yang mencakup pembetukan organ yang membutuhkan kontrol
4
pembelahan sel, diferensiasi, migrasi, integrasi dan pematangan.10,11
5
3. Syok Kardiogenik
Penyakit arteri koroner adalah penyebab utama penyebab henti jantung, baik
karena presentasinya dengan IMA atau takiaritmia ventrikel yang diinduksi
iskemia. Perburukan akut pada kontraktilitas ventrikel kiri biasanya merupakan
penyebab utama syok kardiogenik. Namun, gangguan fungsi sistolik ventrikel
kanan dan gangguan fungsi pembuluh darah juga dapat berkontribusi terhadap
pembentukan dan/atau memburuknya syok kardiogenik. Disfungsi ventrikel kanan
memengaruhi kontraktilitas ventrikel kiri dan mengurangi preload ventrikel kiri
sehingga curah jantung menurun.12,13
6
curah jantung yang kemudian diikuti dengan hipotensi sistemik dan hipoperfusi
jaringan sistemik. Peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri meningkatkan
tekanan hidrostatik kapiler paru dan menyebabkan kongesti paru dan edema.
Hipoksemia dan peningkatan komplians paru meningkatkan kerja pernapasan dan
konsumsi oksigen. Hipoperfusi ginjal mengurangi laju aliran glomerulus dan
memicu aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron untuk meningkatkan retensi
natrium dan air. Perubahan status mental, sebagai akibat dari hipoperfusi serebral,
sering terjadi pada syok kardiogenik dan berhubungan dengan prognosis yang lebih
buruk. Selain kegagalan sirkulasi dan respon neurohormonal maladaptif, keadaan
fisiologis yang sesuai dengan sindrom respon inflamasi akut parah telah dijelaskan
pada sebagian besar pasien dengan syok kardiogenik, ditandai dengan aktivasi
berbagai kaskade inflamasi (generasi radikal bebas, pelepasan sitokin dan
komponen seluler (leukosit, trombosit, monosit, dan sel endotel).12,13
4. Regurgitasi Mitral
7
fungsional terjadi sekunder akibat dilatasi ventrikel kiri dengan pelebaran annular
katup mitral secara bersamaan atau proses penutupan katup yang buruk karena
disfungsi otot papiler. Regurgitasi mekanis dapat terjadi karena rupture chordae,
disfungsi otot papiler yang menyebabkan kegagalan penutupan katup mitral.
Presentasi klinis regurgitasi mitral paling sering terjadi dalam 2-7 hari pasaca
terjadinya IMA. Regurgitasi mitral dapat ditandai dengan terjadinya edema paru
akut, hipotensi hingga syok kardiogenik. Pada pemeriksaan fisik, meski tidak
spesifik, pada auskultasi dapat terdengar murmur pansistolik dan terdengar paling
keras di apeks jantung.14,15
Rupturnya dinding ventrikel terjadi pada 0,5-2,7% pasien setelah IMA dan
berkontribusi pada 20-30% kematian terkait IMA. Setelah munculnya intervensi
coroner perkutan dan agen trombolitik, kejadian ruptur dinding ventrikel akhir yang
terjadi setidaknya 1 hari setelah infark miokard telah berkurang, meskipun hal ini
mungkin tidak dilaporkan karena penurunan tingkat otopsi selama waktu yang
sama. Pasien dengan ruptur dinding ventrikel biasanya hadir dalam minggu pertama
setelah IMA. Ruptur dinding ventrikel awal yang terjadi dalam 24 jam pertama
disebabkan oleh robekan kecil di miokard. Robekan kecil pada miokard untuk
sementara dapat tertutup oleh bekuan darah atau atau perlengketan perikardial yang
berkembang lambat. Semakin lama IMA, ruptur yang terjadi akan semakin buruk
dan mengganggu fungsi ventrikel.15
8
terkait dengan infark posteroinferior dan bentuk sederhana lebih sering terlihat
setelah infark anterior.15
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Singh A, Museedi AS, Grossman SA. Acute Coronary Syndrome. [Updated 2021 Jul
19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/
2. World Health Organization (WHO). 2019. Cardiovascular Disease (CVDs). Available
from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds)
3. American Heart Association. 2021. Heart Disease and Stroke Statistics Update
Fact Sheet At-a-Glance. Statistic Update. United States. \
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Riset Kesehatan Dasar.
2018
5. Adnan G, Singh DP, Mahajan K. Coronary Artery Thrombus. 2021 Oct 9. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan–.
PMID: 30521229.
6. European Heart Journal, Volume 42, Issue 14, 7 April 2021, Pages 1289–
1367, https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehaa575
7. Jones DE, Braun M, Kassop D. Acute Coronary Syndrome: Common
Complications and Conditions That Mimic ACS. FP Essent. 2020 Mar;490:29-
34. PMID: 32150366.
8. Kalarus Z, et al. Cardiac arrhythmias in the emergency settings of acute
coronary syndrome and revascularization: an European Heart Rhythm
Association (EHRA) consensus document, endorsed by the European
Association of Percutaneous Cardiovascular Interventions (EAPCI), and
European Acute Cardiovascular Care Association (ACCA). Europace. 2019 Oct
1;21(10):1603-1604. doi: 10.1093/europace/euz163. Erratum in: Europace.
2019 Oct 1;21(10):1604. PMID: 31353412.
9. Liu M, Li W, Wang H, Yin L, Ye B, Tang Y, Huang C. CTRP9 Ameliorates
Atrial Inflammation, Fibrosis, and Vulnerability to Atrial Fibrillation in Post-
Myocardial Infarction Rats. J Am Heart Assoc. 2019 Nov 5;8(21):e013133. doi:
10.1161/JAHA.119.013133. Epub 2019 Oct 18.
10. Cahill, T. J., Choudhury, R. P., & Riley, P. R. (2017). Heart regeneration and
repair after myocardial infarction: translational opportunities for novel
therapeutics. Nature Reviews Drug Discovery, 16(10), 699–
11
717. doi:10.1038/nrd.2017.106
11. Hesse M, Welz A, Fleischmann BK. Heart regeneration and the cardiomyocyte
cell cycle. Pflugers Arch. 2018 Feb;470(2):241-248. doi: 10.1007/s00424-017-
2061-4. Epub 2017 Aug 28. PMID: 28849267; PMCID: PMC5780532.
12. Zeymer U, Bueno H, et al. Acute Cardiovascular Care Association position
statement for the diagnosis and treatment of patients with acute myocardial
infarction complicated by cardiogenic shock: A document of the Acute
Cardiovascular Care Association of the European Society of Cardiology. Eur
Heart J Acute Cardiovasc Care. 2020 Mar;9(2):183-197. doi:
10.1177/2048872619894254. Epub 2020 Mar 2. PMID: 32114774.
13. Shah AH, Puri R, Kalra A. Management of cardiogenic shock complicating
acute myocardial infarction: A review. Clin Cardiol. 2019 Apr;42(4):484-493.
doi: 10.1002/clc.23168. Epub 2019 Mar 27. PMID: 30815887; PMCID:
PMC6712338.
14. Marsit O, Clavel MA, et al. Attenuated Mitral Leaflet Enlargement Contributes
to Functional Mitral Regurgitation After Myocardial Infarction. J Am Coll
Cardiol. 2020 Feb 4;75(4):395-405. doi: 10.1016/j.jacc.2019.11.039. PMID:
32000951; PMCID: PMC7946170.
15. Montrief, T., Davis, W. T., Koyfman, A., & Long, B. (2019). Mechanical,
inflammatory, and embolic complications of myocardial infarction: An
emergency medicine review. The American Journal of Emergency
Medicine. doi:10.1016/j.ajem.2019.04.003
12