PDF 88628 124720 KMB Gangguan Kebutuhan Nutrisi Akibat Patologis Pencernaan Dan Metabolisme Endokrinndocx Compress Dikonversi
PDF 88628 124720 KMB Gangguan Kebutuhan Nutrisi Akibat Patologis Pencernaan Dan Metabolisme Endokrinndocx Compress Dikonversi
Oleh Kelompok 6
Tingkat 2.1
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper dengan judul “Gangguan
Kebutuhan Nutrisi Akibat Patologis Pencernaan dan Metabolie Endoerine” tepat
sesuai pada waktunya. Paper ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Dalam penyusunan paper ini, kami
mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, diantaranya :
1. Ns I G A Ari Rasdini., S.Pd., S.Kep., M.Pd
2. Teman-teman kelompok,
3. Teman-teman kelas 2.1 D3 Keperawatan.
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih
belum sempurna, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan paper ini selanjutnya. Akhirnya kami berharap semoga paper ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gangguan Kebutuhan Nutrisi...........................................................4
Patologis Sistem Pencernaan dan Metabolic Endocrine4
MasalahPerawatanPadaUlkusPeptikum,Gastroenteritis,Thypus
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada
nutrisi maka gizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit /
terkena gizi buruk oleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.
Begitu pentingnya nutrisi bagi tubuh sehingga setiap manusia tidak
boleh kekurangan nutrisi. Namun, pada kenyataannya masih banyak yang
kekurangan nutrisi sehingga berdampak pada organ-organ didalam tubuh.
Maka dari itu penulis akan menjelaskan beberapa gangguan karena kurangnya
nutrisi serta bagaimana perawatannya.
5
1.3.5 Untuk mengetahui persiapan klien pada pemeriksaan barium
enema, USG abdomen dan endoskopi
1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dalam kondisi saluran
pencernaan, bentuk abdomen, keulitan mengunyah dan menelan,
bising usus
1.3.7 Untuk mengetahui evaluasikebutuhan nutrisi
pemenuhan nutrisi adalah pemenuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan metabolic yang dibutuhkan oleh tubuh. (LyndaJuall,C
mengalami peradangan. Pada umumnya ulkus aftosa terjadi di sepanjang lidah. Mereka dapat berjumlah banyak dan melibatkan pula m
ncul dalam satu kelompok yang terdiri dari 2-3 luka terbuka, biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 10 hari. Sariawan yang
Pleomorphic adenoma
Pleomorphic adenoma atau mixed tumor merupakan tumor
jinak yang berasal dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari
kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat,
tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakan, dan konsistensi
kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat
membesar mendesak jaringan sekitarnya.
Penyebab Adenoma pleimorfik pada kelenjar saliva belum
diketahui secara pasti, diduga karena keterlibatan lingkungan
dan faktor genetik. Adenoma pleimorfik mempunyai gambaran
klinis berupa massa tumor tunggal, pertumbuhan lambat, tanpa
rasa sakit, nodul tunggal.
2. Esofagus
Karsinoma Lambung
Ulkus Peptikum
Ileus Obstruksi
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada
usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali
menutup atau menganggu jalannya isi usus. Obstruksi usus
dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus
biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan
perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru
mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan
keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Ada dua
tipe obstruksi yaitu mekanis (Ileus Obstruktif) dan
neurogenik/fungsional (Ileus Paralitik).
5. Usus Besar
Penyakit Crohn
Sembelit (Konstipasi)
Berbanding terbalik dengan diare, dimana feses yang keluar
berbentuk cair dengan frekuensi yang tinggi. Sembelit atau
konstipasi merupakan gangguan pada sistem pencernaan dimana
penderitanya mengalami pengerasan feses sehingga sulit
untuk dikeluarkan, bahkan sampai menyebabkan rasa sakit yang
amat sangat bagi penderitanya. Penyebab konstipasi bermacam-
macam, mulai dari pola makan yang buruk, stres, gangguan
hormon, efek samping obat-obatan tertentu, dan bisa juga karena
kelainan anatomis. Pencegahan konstipasi dapat dilakukan
dengan memperbaiki pola makan dan memperbanyak asupan
serat, sedangkan untuk pengobatannya dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat pencahar
Wasir (Hemoroid)
Ini merupakan gangguan pencernaan berupa pelebaran
pembuluh darah balik di dalam jaringan pembuluh darah di bagian anus akibat tekanan yang be
besar namun tetap lembek, sehingga proses BAB menjadi mudah dan lancar karena tidak pe
merangsang timbulnya wasir.
ngan dengan hormon gangguan. Setiap kelenjar sistem endokrin melepaskan hormon tertentu ke aliran darah tubuh Anda. Hormon-horm
2.3.2 Gastroenteritis
A. Pengertian Gastroenteritis
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya (Manjoer Arief dkk, 1999). Gastroenteritis adalah inflamasi pada
daaerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang
bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan Wang’s
1995).
B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
Faktor Infeksi
1. Malabsorbsi karbohidrat
2. Malabsorbsi Lemak
Faktor Makanan
2.5 Persiapan Klien Pada Pemeriksaan Barium Enema, USG Abdomen Dan
Endoskopi
2.5.1 Barium Enema
Enema barium adalah pemeriksaan x-ray terhadap usus besar.
Barium sulfat (zat kontrak tunggal) atau barium sulfat dan udara (kontras
ganda atau kontra udara) diberikan secara perlahan melalui selang rectal.
Proses pengisian dimonitor melalui fluoroskopi dan kemudian di lakukan
foto ronsen. Kolon harus bebas dari bahan-bahan tinja sehingga barium
memperlihatkan gambaran usus besar untuk dideteksi adanya berbagai
gangguan. Kontras ganda (barium dan udara) sangat bermanfaat
untuk mengidentifikasi polip.
Barium enema dapat digunakan untuk mendeteksi keberadan polip,
tumor atau lesi lain dari usus besar dan menunjukan adanya kelaianan
anatomi atau gangguan fungsi usus.
Persiapan pemeriksaan enema barium:
1). Pra-persiapan
• Informed consent, serta beri penjelasan tentang prosedur tindakan,
edukasi, dan kemungkinan yang terjadi agar menghilangkan rasa cemas.
• Diet rendah sisa 1 sampai 2 hari sebelum pemeriksaan.
• Anjurkan klien untuk diet cair bening malam sebelum
pemeriksaan.
• Berikan pencahar (minyak kastor atau magnesium sitrat) yang
sebaiknya di lakukan sehari sebelum pemeriksaan pada sore hari atau
menjelang malam (16.00 sampai 18.00)
• Enema atau laksatif supositorial mis. Bisakodil (dulcolax) dapat
diberikan pada malam sebelum pemeriksaan.
2). Pasca-pemeriksaan
• Pemeriksaan menginformasikan tentang meningkatkan asupan
fluid.
• Mengevaluasi buang air besar untuk mengeluarkan barium.
• Mencatat peningkatan buang air besar karena barium, osmolaritas
tinggi, dapat menarik cairan ke dalam usus sehingga meningkatkan isi
intramulinal dan menghasilkan outpus yang lebih besar.
2.5.2 USG Abdomen
Ultrasonography adalah teknik diagnostik invasif dimana gelombang suara
frekuensi tinggi yang masuk ke struktur tubuh internal dan gemaultrasonik dicatat
pada ossiloskop karena mereka meyerang jaringan kepadatan yang
berbeda.
USG Abdomen bertujuan untuk mendeteksi kelainan empedu,
kandung kemih dan pankreas yang kemungkinan adanya pembesaran
ovarium kehamilan atau usus buntu.
Persiapan dan Pelaksanaan:
a) Lakukan informed consent
b) Anjurkan untuk puasa makan dan minum 8-12 jam sebelum
pemeriksaan USG Aorta Abdomen, kandung empedu hepar, limpa,
pankreas.
c) Oleskan jelly koduptif pada permukaan kulit yang akan dilakukan
USG.
d) Transduser dipegang dengan tangan dan gerakkan kedepan dan
kebelakang diatas permukaan kulit.
e) Lakukan antara 10-30 menit.
f) Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan
gelisah.
g) Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah
masuknya udara.
h) Pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan kedua), velvis
dan ginjal, pasien dianjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh
berkemih.
i) Bila pemeriksaan dilakukan pada otak, lepaskan semua perhiasan
dari leher dan jepit rambut dari kepala.
j) Bila pemeriksaan dilakukan pada jantung, anjurkan untuk bernafas
secara perlahan- lahan dan menahannya setelah inspirasi dalam.
2.5.3 Endoskopi
Endoskopi yang di gunakan dalam penilaian saluran pencernaan
termasuk EGD,Enteroscopi, usus kecil, kolonoskopi, signoidoskopi,
proctoskopi, anoskopi, dan endoskopi melalui ostomy. Prosedur ini juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi esophageal dan mobilitas lambung
dan mengumpulkan skresi dan spesimen jaringan untuk analisa lebih
lanjut.
Tujuan pemeriksaan endoskopi:
1. Diagnostik
• Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada
pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang
jelas.
• Untuk menentukan diagnosa pada klien yang sering mengeluh
nyeri epigastrum, muntah-muntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan
radiologi menunjukkan hasil yang normal
• Melaksanakan biopsi atau sitologi pada lesi-lesi di saluran
pencernaan yang diduga keganasan
• Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat
• Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien residif
pada keganasan maupun menilai klien pasca-bedah.
• Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
Pesiapan dan klien dengan endoskopi :
• Pra endoskopi:
Klien yang akan dilakukan pemeriksaan endoskopi perlu dipersiapkan
dengan baik. Persiapan yang harus dilakukan adalah:
1. Persiapan umum
a. Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan kinseling
keperawatan kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan
kemungkinanyang dapat terjadi agar klien dapat membatu kelancaran
pemeriksaan edoskopi antara lain dengan mengurangi atau menghilangkan
rasa cemas dan akut.
b. Administrasi
2. Persiapan khusus
a. Endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau
esofago gastro duodenoskopi (EGD):
Pasien baru di perbolehkan makan atau minum satu jam
setelah tindakan endoskopi
• Palpasi
Palpasi ringan: untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri
tekan letakan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan
secara merata sesuai kuadran. Palpasi dalam: untuk mengetahui posisi
organ dalam seperti hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual ½
tangan
a. Cara kerja palpasi pada HEPAR
Letakan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada
bagian hipokondria kanan, kira-kira pada interkosta ke 11-12. Tekan saat
pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji
hepatomegali.
b. Cara kerja palpasi pada LIMPA
Metode yang digunakan seperti pada pemeriksaan hepar. Anjurkan
pasien miring kanan dan letakan tangan pada bawah interkosta kiri dan
minta pasien mengambil nafas dalam kemudia tekan saat inhalasi
tentukkan adanya limpa. Metode yang digunakan seperti pada pemeriksaan
hepar. Anjurkan pasien miring kanan dan letakan tangan pada bawah
interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas dalam kemudian tekan
saat inhalasi tentukan adanya limpa pada organ dewasa normal tidak teraba.
c. Cara kerja palpasi pada RENALIS
Untuk palpasi ginjal kanan letakan tangan pada atas dan bawah
perut setinggi lumbal 3-4 di bawah kosta kanan. Untuk palpasi ginjal kiri
letakan tangan setinggi 1-2 di bawah kosta kiri. Tekan sedalam 4-5 cm
setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur,
ukuran dan respon nyeri.
2.7 Tindakan Keperawatan Pada Gangguan Kebutuhan
Nutrisi 2.7.1 Memasang NGT
4. Cuci tangan
5. Gunakan sarung tangan dan masker
6. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
7. Letakan perlak dan pengalas di bawah area stoma
8. Letakan nierbeken didekat pasien
9. Buka kolostomi bag lama (hati-hati jangan sampai
menyentuh stoma ) dengan menggunakan pinset
anatomi kaji jumlah, warna, konsintensi produk stoma.
Buang kolostomi bag bekas ke dalam nierbeken
10. Kaji kondisi, lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari
stoma
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Gunakan sarung tangan
13. Bersihkan stoma dan kulit di sekitarnya dengan air hangat
secara perlahan
14. Irigasi/bathing or shower stoma dengan normal salin
15. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kassa steril
16. Ukur diameter stoma
2 6. L p a s ka n s a r u g t a n g a n d a n
Terminasi 1 . B e ri ta h u p a s i en t i n d a k a n s u d
c uc i t a n g an
a h s e l e sa i
2. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan,
berikan umpan balik
3. Kontak pertemuan selanjutnya
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
2.7.4 Bilas Lambung
MELAKUKAN BILAS/KUMBAH LAMBUNG
Pengertian Membersihkan lambung dengan cara memasukkan air atau
cairan tertentu ke dalam lambung dan mengeluarkan kembali
dengan menggunakan selang NGT
Tujuan Membersihkan dan mengeluarkan racun atau darah dari dalam
lambung
Indikasi 1. Keracunan o bat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
Kontraindikasi 1. Pasien yang mengalami cidera kepala
2. Pasien dengan keracunan benda/zat korosif asam atau
basa
Prosedur : 1. Selang penduga lambung sesuai ukuran yang diperlukan
Persiapan alat dan corongnya
2. Bengkok besar
3. Perlak dan alasnya
4. Ember penampung
5. Air hangat-dingin 1-2 liter/ NaCL 0,9% sesuai kebutuhan
6. Gelas ukur
7. Celemek dari karet
8. Gelas berisi air matang
9. Pelicin atau jelly
10. Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
11. Pinset anatomi
12. Obat-obatan (sulfas antropine, norit/susu yang diperlukan
dalam tempatnya)
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien
(TTV, instrupsi dokter, kesadaran pasien dan kondisi
lain yang dipelukan )
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri (untuk pertemuan pertama )
2. Menanyakan keluhan atau kondisi pasien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh
kesehatan
3. Melakukan demonstrasi (jika perlu)
Terminasi 1. Evaluasi dengan memberipertanyaan terkait
penyampaian pendidikan kesehatan
Menyampaikan rencana tindak lanjut
Mengakhiri pembicaraan dengan cara yang baik
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh.
2019
https://www.academia.edu/35123602/KEBUTUHAN_DASAR_MANUSIA_NUT
RISI. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019
https://www.scribd.com/document/269306609/SOP-pemasangan-NGT-
docx.Diakses pada tanggal 13 Oktober 2019
https://www.alomedika.com/bising-usus-untuk-deteksi-obstruksi-usus. Diakses
pada tanggal 12 Oktober 2019
https://www.academia.edu/36175688/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_SISTEM_G
ASTROINTESTINAL_PADA_LANSIA.docx Diakses pada tanggal 12
Oktober 2019
https://www.scribd.com/document/349214018/Anamnesa-Gangguan-Sistem-
Pencernaan-dan-Metabolic-Endokrin Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019
https://www.academia.edu/6040535/Rute_Pemberian_Obat Diakses pada tanggal
13 Oktober 2019
https://www.academia.edu/17325320/MODUL_PRKATIKUM_KUMBAH_ LAMBUNG.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2019