PDF Askep Kolitis Compress
PDF Askep Kolitis Compress
PENDAHULUAN
A. Lata
Latarr bela
belaka
kang
ng
Kolitis berasal dari kata kolon (usus besar) dan itis (peradangan). Kolitis ulserativa
merupak
merupakan
an penyakit
penyakit radang
radang non spesif
spesifik
ik kolon
kolon yang umumnya
umumnya berlang
berlangsun
sung
g lama
lama
disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Sakit abdomen, diare dan
perdarahan rektum merupakan tanda dan gejala yang penting. Frekuensi penyakit
paling banyak antara usia 2 -! tahun, dan menyerang ke dua jenis kelamin sama
banyak. "nsiden kolitis ulserativa adalah sekitar # per #. orang de$asa kulit putih
pu tih
per tahun.
%ugas utama kolon ialah untuk menyimpan sisa makanan yang nantinya harus
dikelu
dikeluark
arkan,
an, absorps
absorpsii air,
air, elektr
elektroli
olitt dan asam
asam empedu.
empedu. &bsor
&bsorpsi
psi terhada
terhadap
p air dan
elektr
elektroli
olitt terutam
terutamaa dilakuk
dilakukan
an di kolon
kolon sebela
sebelah
h kanan,
kanan, yaitu
yaitu di 'oe'um
'oe'um dan kolon
kolon
asenden, dan sebagian ke'il dibagikan kolon lainnya. egitu juga beberapa ma'am
obat-obat
obat-obat yang diberikan
diberikan per rektal dapat dilakukan absorpsi,
absorpsi, umumnya
umumnya dalam bentuk
suppositoria. Kolon yang normal selama 2! jam dapat melakukan absorpsi 2, liter air,
!* m+ a dan !2 m+ /l. Sebaliknya kolon mengeluarkan sekresi ! m+ K dan
20 m+ bikarbonat.
1eradangan
1eradangan kolon akut dapat disebabkan oleh sejumlah
sejumlah agen infeksi
infeksi yaitu virus,
bakteri, atau parasit. anisfestasi klinik infeksi ini adalah demam, sakit kejang
abdomen bagian ba$ah, dan diare yang dapat berdarah. 1ada kasus yang berat darah
se'ara kasar dapat ditemukan dalam feses, dan gambaran klinik dan sigmoidoskopi
dapat menyerupai kolitis ulserativa akut. Sel-sel radang akut terdapat pada infeksi
Shigella
Shigella atau Salmonella, kolitis amoeba akut, atau kolitis
kolitis ulserativa
ulserativa idiopatik3 sel-sel
ini
ini tidak
tidak terda
terdapat
pat pada
pada gast
gastro
roent
enter
erit
itis
is viru
viruss atau
atau diar
diaree yang
yang dise
diseba
babka
bkan
n oleh
oleh
enterotoksin.
B. Rumu
Rumusa
san
n Masa
Masala
lah
h
&dapun rumusan masalah dari makalah ini adalah tentang asuhan kepera$atan pada
klien dengan Kolitis.
C. Tujuan
juan
%ujuan
%ujuan dari
dari pembuat
pembuatan
an makalah
makalah ini adalah
adalah untuk
untuk mengeta
mengetahui
hui tentan
tentang
g asuhan
asuhan
kepera$atan pada klien dengan Kolitis.
1
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
A. Pengert"an
Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui penyebabnya biasanya
mulai pada rektum dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar keatas dan
melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau seluruh kolon. "ni biasanya hilang timbul
(akut eksaserbasi dengan remisi panjang), tetapi beberapa individu (*4-!4)
mengalami gejala terus menerus (5oenges, !6#, 2).
Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi akut atau kronik
oleh virus, bakteri, dan amoeba, termasuk kera'unan makanan. Kolitis dapat juga
disebabkan gangguan aliran darah ke daerah kolon yang dikenal dengan kolitis
iskemik. &danya penyakit autoimun dapat menyebabkan kolitis, yaitu kolitis ulseratif
dan penyakit /ohrn. Kolitis limfositik dan kolitis kolagenus disebabkan beberapa
lapisan dinding kolon yang ditutupi oleh sel-sel limfosit dan kolagen. Selain itu, kolitis
dapat disebabkan 7at kimia akibat radiasi dengan barium enema yang merusak lapisan
mukosa kolon, dikenal dengan kolitis kemikal.
Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kolitis ditinjau dari teori lum
dibedakan menjadi empat faktor, yaitu8 faktor biologi, faktor lingkungan, faktor
pelayanan kesehatan, dan faktor prilaku.
o Faktor iologi8 9enis kelamin8 :anita beresiko lebih besar dibanding laki-laki.
;sia8 #-2 tahun, dan lebih dari tahun. <enetik= familial8 >i$ayat keluarga
dengan kolitis
o Faktor ?ingkungan8 ?ingkungan dengan sanitasi dan higienitas yang kurang baik.
utrisi yang buruk
o Faktor 1erilaku8 Kegemukan (obesitas). erokok. Stress = emosi. 1emakaian
laksatif yang berlebihan. Kebiasaan makan makanan tinggi serat, tinggi gula,
alkohol, kafein, ka'ang, pop'orn, makanan pedas. Kurang kesadaran untuk berobat
dini. Keterlambatan dalam men'ari pengobatan. %idak melakukan pemeriksaan
rutin kesehatan.
o Faktor 1elayanan Kesehatan8 inimnya pengetahuan petugas kesehatan.
Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Keterlambatan dalam diagnosis
dan terapi. Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi. %idak adanya program yang
adekuat dalam proses skrining a$al penyakit.
2
B. Et"#l#g"
Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis. 1enyebab dari
kolitis ada beberapa ma'am antara lain8
"nfeksi 8 Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, Balantidium coli,
C. !las"$"kas"
erdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut 8
#. Kolitis infeksi, misalnya 8 shigelosis, kolitis tuberulosa, kolitis amebi , kolitis
pseudomembran, kolitis karena virus=bakteri=parasit.
2. Kolitis non-infeksi, misalnya 8 kolitis ulseratif, penyakit /rohnBs kolitis radiasi,
kolitis isemi , kolitis mirosopi , kolitis non-spesifik ( simple colitis).
D. Pat#$"s"#l#g"
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi,
sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak
sangat sakit. @ang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana
penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada
perut ba$ah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
9ika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal
atau keras dan kering. %etapi selama atau diantara $aktu buang air besar, dari rektum
keluar lendir yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. <ejala
umum berupa demam, bisa ringan atau malah tidak mun'ul.
3
9ika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar
sebanyak #-2 kali=hari.
1enderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa
nyeri, disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. 1ada malam haripun gejala
ini tidak berkurang. %inja tampak en'er dan mengandung nanah, darah dan lendir. @ang
paling sering ditemukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
1enderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya
berkurang.Kolitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan
mukosa kolon dan re'tum. 1enyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia, termasuk
keturunan @ahudi. 1un'ak insidens adalah pada usia *- tahun. Kolitis ulseratif
adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang
tinggi. &khirnya #4-#4 pasien mengalami karsinoma kolon.
Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan
dengan adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau
pengelupasan epitelium kolonik. 1erdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. ?esi
berlanjut, yang terjadi satu se'ara bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. 1roses
penyakit mulai pada re'tum dan akhirnya dapat mengenai seluruh kolon. &khirnya usus
menyempit, memendek dan menebal akibat hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
E. Man"$estas" !l"n"k
Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada a$alnya adalah berupa buang air besar
yang lebih sering. <ejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan
diare berdarah. 1asien juga dapat mengalami8
#. &nemia
2. Fatigue= Kelelahan
*. erat badan menurun
!. Ailangnya nafsu makan
. Ailangnya 'airan tubuh dan nutrisi
. ?esi kulit dan mata
6. yeri sendi
C. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
0. uang air besar beberapa kali dalam sehari (#-2 kali sehari)
#. %erdapat darah dan nanah dalam kotoran.
##. 1erdarahan rektum (anus).
#2. >asa tidak enak di bagian perut.
#*. endadak perut terasa mulas.
#!. Kram perut.
#. Sakit pada persendian.
#. >asa sakit yang hilang timbul pada re'tum
#6. &noreksia
4
#C. Aipokalsemia
%. Pemer"ksaan &enunjang
#. <ambaran >adiologi
- Foto polos abdomen
- arium enema
- ;ltrasonografi (;S<)
- /%-s'an dan >"
2. 1emeriksaan +ndoskopi
H. !#m&l"kas"
1erdarahan, merupakan komplikasi yang sering menyebabkan anemia karena
kekurangan 7at besi. 1ada #4 penderita, serangan pertama sering menjadi berat,
dengan perdarahan yang hebat, per!orasi atau penyebaran infeksi.
Kolitis %oksik, terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus.
Kerusakan ini menyebabkan terjadinya ileus, dimana pergerakan dinding usus
5
terhenti, sehingga isi usus tidak terdorong di dalam salurannnya. 1erut tampak
menggelembung. ;sus besar kehilangan ketegangan ototnya dan akhirnya
mengalami pelebaran.
Kanker Kolon (Kanker ;sus esar). >esiko kanker usus besar meningkat pada
orang yang menderita kolitis ulserativa yang lama dan berat.
ersifat lokal atau sistemik
Fistula dan fisura abses re'tal
5ilatasi toksik atau megakolon
1erforasi usus
Karsinoma kolon
6
BAB III
A. PEN'!AJIAN2PEN'UMPULAN DATA
#. 5ata iografi8 ama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
2. 5ata 5asar 1engkajian Klien
#) &ktivitas=istirahat
<ejala8
Kelemahan, kelelahan, malaise, 'epat lelah
"nsomnia, tidak tidur semalaman karena diare
erasa gelisah dan ansietas
1embatasan aktivitas=kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
2) Sirkulasi
%anda8
%akikardia /rospons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri.
Kemerahan area akimonsis (kekurangan vitamin K)
%58 hipotensi, termasuk postural
Kulit=membran mukosa, turgor buruk, kering, lidah pe'ah (dehidrasi=malnutrisi)
*) "ntegritas ego
<ejala8
&nsietas, ketakutan, emosi, kesal, misalnya perasaan tak berdaya=tak ada
harapan
Faktor stress akut=kronis, misalnya hubungan dengan keluarga=pekerjaan,
pengobatan yang mahal
Faktor budaya peningkatan prevalensi dari populasi @ahudi
%anda8
enolak, perhatian menyempit, depresi.
!) +liminasi
<ejala8
%ekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair
+pisode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering tak dapat
dikontrol (sebanyak 2 * kali defekasi=hari)
1erasaan dorongan=kram (temosmus), defekasi berdarah=pus= mukosa dengan
atau tanpa keluar feses.
1erdarahan per re'tal
>i$ayat batu ginjal (dehidrasi)
%anda8
enurunnya bising usus, tak ada peristoltik atau adanya peristoltik yang dapat
dilihat.
Aemosoid, fisura anal (2 4), fisura perianal
Gliguria
) akanan= 'airan
7
<ejala8
&noreksia, mual=muntah
1enurunan berat badan
%idak toleran terhadap diet=sensitif misalnya buah segar=sayur
1roduk susu makanan berlemak.
%anda8
1enurunan lemak subkutan=massa otot
Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk
embran mukosa pu'at, luka, inflamasi rongga mulut
) Aigine
%anda8
Ketidakmampuan mempertahankan pera$atan diri
Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin
au badan
6) yeri=kenyamanan
<ejala8
yeri=nyeri tekan pada k$adran kiri ba$ah (mungkin hilang dengan defekasi)
%itik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
yeri mata, fotofobia (iritis)
%anda8
yeri tekan abdomen=distensi
C) Keamanan
<ejala8
>i$ayat lupus eritoma tous, anemia hemolitik, vaskulitis,.
&rthritis (memperburuk gejala dengan eksoserbasi penyakit usus)
1eningkatan suhu *0, ! H/ (eksoserbasi akut)
1englihatan kabur
&lergi terhadap makanan=produk susu (mengeluarkan histamine ke dalam usus
dan mempunyai efek inflamasi)
%anda8
?esi kulit mungkin ada misalnya8 eritoma nodusum (meningkat), nyeri,
kemerahan dan membengkak pada tangan, muka, plodeima gangrionosa (lesi
tekan purulen=lepuh dengan batas keunguan)
&nkilosa spondilitis
;veitis, kongjutivitis=iritis.
0) Seksualitas
<ejala8 frekuensi menurun=menghindari aktivitas seksual
#) "nteraksi sosial
8
<ejala8
asalah hubungan=peran sehubungan dengan kondisi
Ketidakmampuan aktif dalam sosial
B. D"agn#sa ke&era3atan
1. yeri b.d. iritasi intestinal, diare, kram abdomen, respons pembedahan .
2. >isiko ketidakseimbangan 'airan tubuh b.d. keluar 'airan tubuh dari muntah.
3. &ktual=risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
9
pas'abedah yang dapat mengganggu
kondisi hemodinamik.
10
2. >isiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang adekuat.
%ujuan8 setelah *I2! jam pada pasien nonbedah dan setelah 6I2! jam pas'abedah
intake nutrisi dapat optimal dilaksanakan.
Kriteria evaluasi8
- 1asien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang tepat.
- Keluhan mual dan muntah berkurang.
- Se'ara subjektif melaporkan peningkatan nafsu makan.
- erat badan pada hari ke-6 pas'abedah meningkat , kg.
o "ntervensi >asional
#. Kaji dan berikan nutrisi sesuai 1emberian nutrisi pada pasien dengan
tingkat toleransi individu. enteritis regional bervariasi sesuai
dengan kondisi klinik dan tingkat
toleransi individu.
2. Sajikan makanan dengan 'ara embantu merangsang nafsu makan.
yang menarik. Aal ini dapat diberikan bila toleransi
oral tidak menjadi masalah pada
pasien.
*. Fasilitasi pasien memperoleh 5iet diberikan pada pasien dengan
diet rendah lemak. gejala malabsorpsi akibat hilangnya
fungsi penyerapan permukaan
mukosa, khususnya penyerapan lemak.
Keterlibatan ileum terminal dapat
mengakibatkan steatorrhea (buang air
besar dengan feses ber'ampur lemak).
!. Fasilitasi pasien memperoleh Suplemen serat dikatakan bermanfaat
diet dengan kandungan serat bagi pasien dengan penyakit kolon
tinggi. karena fakta bah$a serat diubah
menjadi rantai pendek asam lemak,
yang menyediakan bahan bakar untuk
penyembuhan mukosa kolon.
11
6. 1antau intake dan output, erguna dalam mengukur keefektifan
anjurkan untuk timbang berat nutrisi dan dukungan 'airan.
badan se'ara periodik (sekali
seminggu).
12
diberikan untuk men'egah syok
hipovolemik.
13
menurunkan frekuensi diare. Salah
satu obat yang la7im diberikan adalah
?operamide ("modium).
14
BAB III
PENUTUP
A. !es"m&ulan
;sus besar atau 'olon berbentuk saluran mus'ular beronga yang membentang dari
se'um hingga 'analis ani dan dibagi menjadi sekum, 'olon (assendens, transversum,
desendens, dan sigmoid), dan re'tum. Katup ileosekal mengontrol masuknya kimus ke
dalam kolon, sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengotrol keluarnya feses
dari kanalis ani. 5iameter kolon kurang lebih ,* 'm dengan panjang kurang lebih #,
m.
Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang tidak diketahui penyebabnya biasanya
mulai pada rektum dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar keatas dan
melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau seluruh kolon. "ni biasanya hilang timbul
(akut eksaserbasi dengan remisi panjang), tetapi beberapa individu (*4-!4)
mengalami gejala terus menerus (5oenges, !6#, 2).
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi,
sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak
sangat sakit. @ang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana
penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada
perut ba$ah dan tinja yang berdarah dan berlendir.
B. aran
5alam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bah$a dalam pebuatan
makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam
penulisan maupun dalam pengonsepan materi. ;tnuk itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada
semua pmba'a mahasis$a khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.
15
DA%TAR PUTA!A
16