Sebutkan dan jelaskan kegiatan-kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
BPR dan BPRS sesuai dengan Undang- Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998!
Jawab:
Seperti telah disinggung dalam uraian sejarah BPR,kegiatan operasional BPR di Indonesia diatur
berdasarkan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Dalam UU tersebut pengertian Bank Perkreditan
Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dari pengertian ini maka berdasarkan jenisnya BPR bisa merupakan BPR konvensional dan BPR
Syariah.
BPR yang bersifat Syariah secara khusus diatur dengan Undang-Undang No.21 Tahun 2008.
Dalam UU tersebut Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Apa yang dimaksud dengan tingkat kesehatan bank menurut Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum dan sebutkanlah
cakupan penilaian tersebut!
Jawab:
Suatu bank dikatakan sehat apabila mampu menjalankan fungsinya dengan optimal, baik dalam
hal intermediary(menghimpun dan menyalurkan dana) maupun dalam hal pemberian jasa
layanan perbankan. Oleh karena itu, berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan,Kesehatan Bank mencakup beberapa aspek, antara lain:kecukupan modal, kualitas
aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank.
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan
Bank Umum, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan
terhadap risiko dan kinerja bank. Penilaian tersebut menyangkut aspek kuantitatif maupun
kualitatif. Adapun cakupan penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Profil risiko(risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan
manajemen risiko dala : operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko, yaitu.
a. Risiko kredit
b. Risiko pasar
c. Risiko likuiditas
d. Risiko operasional
e. Risiko hukum
f. Risiko stratejik
g. Risiko kepatuhan
h. Risiko reputasi
2. Good Corporate Governance (GCG) merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
3. Rentabilitas (earnings) merupakan penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber
earnings, dan sustainability earnings bank.
4. Permodalan (capital) yang merupakan penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan.
3. Uraikanlah apa yang dimaksud dengan sewa pembiayaan menurut Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan No.29/POJK.05/2014!
Jelaskanlah pihak-pihak yang terkait dengan sewa pembiayaan!
Jawab:
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.29/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Sewa pembiayaan (finance lease) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
oleh perusahaan pembiayaan untuk digunakan debitur selama jangka waktu tertentu yang
mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang dibiayai. Jual dan sewa-
balik (sale and leaseback) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penjualan suatu barang oleh
debitur kepada perusahaan pembiayaan yang disertai dengan menyewa-pembiayaan kembali
barang tersebut kepada debitur yang sama.