Anda di halaman 1dari 18

CHAPTER 3 & 4

“LANGUAGE AND LITERACY” & “LITERATURE”

Untuk Memenuhi Nilai Tugas Kelompok


Mata Kuliah Pembelajaran Anak dan Dewasa

Dosen Pengampu:
Lufiana Harnany Utami, S.Pd, M.Si

Oleh:
Kelompok 1
1. Sophie Maylinda Madidar (J71218065)
2. Wukir Asih Girindani (J71218069)
3. Auliya Ulinuha Arumdhari (J91218081)
4. Lina Nur Elfiana (J91218093)
Kelas G1.6

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
CHAPTER 3

LANGUAGE AND LITERACY

1. Apa bedanya language dan literacy? (p.60)


 Language atau Bahasa merupakan sebuah ucapan individu untuk berkomunikasi
dan perkembangan Bahasa ini di ikuti dengan banyaknya menerima dan
memberikan informasi.
 Literacy atau literasi kemampuan membaca dan menulis seseorang untuk
komunikasi serta literasi juga di ikuti dengan keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis
2. Bagaimana tahap perkembangan bahasa pada anak? (p.61-62)
 Tahap perkembangan bahasa pada anak sebagai berikut :
- Tangisan bayi merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh bayi.
Variasi nada, intensitas yang berkaitan dengan rangsangan seperti rasa lapar,
ketidaknyamanan, atau ketakutan. Sama seperti orang dewasa menanggapi
atau memberi respon secara berbeda. Respon bayi juga bervariasi seperti bayi
dapat berhenti menangis, kemudian tersenyum dan tertawa merupakan bentuk
reaksi yang ditunjukkan pada orang dewasa.
- Cooing adalah suara yang dibuat saat kebutuhan dasar bayi telah terpenuhi
kemudian bayi merasa rileks, senang oleh apa yang dilihat dan didengarnya.
Bayi sangat senang berlatih dan mendengar gemericik.
- Mengoceh adalah pengulangan dari urutan suara konsonan dan vokal yang
jelas dan bergantian, seperti baba, wawa.
- Asosiasi keadaan dimana bayi mulai mengerti arti dari beberapa kata enam
sampai sembilan bulan. Hubungan antara suara yang dibuat bayi dan arti dari
suara yang mulai menjadi jelas. Ketika orang dewasa mulai mengenali dan
menafsirkan suara tersebut. Memainkan “peek-a-boo” dan “pat-a-cake” yang
dilakukan untuk membantu anak mengembangkan hubungan antara suara dan
pemaknaan. Penggunaan satu kata, kata pertama menandai mekarnya bahasa.
Usia 12 bulan pusat bicara otak siap untuk menghasilkan momen istimewa
pada masa kanak-kanak.
- Pada tahap awal perkembangan bahasa anak, terdapat tahap satu kata yang
juga menggunakan kata untuk mendapatkan respon dari orang lain seperti
senyuman dari orang dewasa yang mendorong anak untuk membuat suara
berulang kali. Bahasa merupakan proses dua arah. Reaksi adalah umpan balik
penting untuk bertindak. Meskipun anak hanya berbicara dalam kalimat satu
kata dia bisa mengerti kalimat yang lebih kompleks dan dapat bereaksi
terhadap apa yang dikatakan orang lain, ini menunjukkan telah
berkembangnya bahasa reseptif yaitu, mendengarkan dan pemahaman ke
periode bahasa ekspresif seperti berbicara.
- Recall, kemampuan anak untuk mengingat sebuah objek yang dinamai, dengan
menyentuh, menggenggam, dan mengecap objek. Menanggapi namanya
mengindentifikasi anggota keluarganya dan anak akan mengangkat lengannya
tanda anak telah mengenali.
- Pidato telegraf, Kalimat dua kata adalah langkah selanjutnya dalam
pengembangan bahasa anak kecil. Pidato ini membantu seorang anak
mengungkapkan keinginan dan perasaan, dan mengajukan pertanyaan. Banyak
kata yang dihilangkan karena keterbatasan anak kemampuan untuk
mengekspresikan dan mengingat segmen informasi yang besar ”(Machado,
1999). Anak itu mengulangi kata-kata berulang kali, seperti habis, minum
susu, atau melempar bola. Penting untuk berbicara dan mendengarkan balita.
Ini adalah masa pertumbuhan bahasa yang kritis, karena anak kecil sedang
memproses, menguji, dan mengingat bahasa.
- Multiword speech, ketika anak telah mencapai tahap berbicara seperti orang
dewasa kalimat yang lebih panjang, anak mengajukan pertanyaan dan
memahami jawaban. Anak bisa mengungkapkan perasaan dan memberi tahu
orang lain apa yang dia lakukan. Anak memahami perkataan orang lain dan
menyerap pengetahuan baru. Kosata kata meningkat, pengulangan lagu, cerita
dan puisi lebih mudah. Kata-kata sangat penting, membantu anak bertumbuh
secara sosial, anak dapat berbicara bersama dengan anak yang lainnya dan
hubungan pertemananpun terbentuk.
3. Apa saja cara membangun lingkungan untuk perkembangan literacy pada anak?
(p.64-65) (Buat menjadi poster).
4. Bagaimana cara membangkitkan dukungan keluarga terhadap perkembangan bahasa
anak? (p.66-67) (Buat poster yang menarik).
5.
Bagaimana cara memberikan pengalaman literacy menarik pada anak? (p.69-70)
(Buat poster).
6. Apa pentingnya group time activity? Bagaimana cara melaksanakan group time
activity? (p.73-74).
 Group time activity memberikan kesempatan untuk mendengarkan, berbicara,
pengembangkan kosakata, aktivitas kognitif dan sosial. Kegiatan yang dilakukan
harus sesuai dengan perkembangan dan mencerminkan konten multikultural,
inilah yang berperan penting dalam upaya mengembangkan kemampuan belajar
bahasa pada anak sehingga anak dapat mengikuti pertumbuhan secara sosial
dengan baik. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti permainan jari, puisi, cerita,
dan kegiatan sensorik.
Cara melaksanakan group time activity :
a) Mengatur aktivitas sebelumnya ; rencanakan dengan hati-hati dan pikirkan
tentang apa yang akan terjadi sebelumnya, selama aktivitas berjalan dan
setelahnya.
b) Miliki harapan yang realistis dari anak-anak dan bersikap fleksibel.
c) Pilih waktu dan tempat dimana beberapa anak dapat terlibat, dan bergabung
bersama orang lain. Mampu menampung seluruh kelompok.
d) Pilih kegiatan yang sesuai dengan perkembangan dan budaya yang
berhubungan dengan pengalaman anak-anak.
e) Bimbingan anak-anak masuk dan keluar dari waktu kelompok dengan transisi
yang sesuai.
f) Ubah kecepatan sesering mungkin dan sertakan berbagai aktivitas.
g) Dorong keterampilan mendengarkan dan berdiskusi.
h) Antisipasi masalah dan ambil langkah untuk menghindarinya dengan
menjelaskan perilaku yang diharapkan kepada anak-anak.
i) Akui dan perkuat perilaku yang pantas atau perilaku positif.
j) Berikan arahan yang jelas dan sederhana.
k) Tanggapi setiap anak dan kelompok.
l) Pertahankan kedekatan fisik dan emosional.
m) Antisipasi titik berhenti yang baik atau berhentilah sebelum anak kehilangan
minat.
n) Bersiaplah dengan kegiatan ekstra jika apa yang telah direncanakan tidak
berhasil atau waktu kegiatan diperpanjang.
o) Evaluasi dan buat perubahan yang diperlukan untuk waktu berikutnya.
p) Menikmati kegiatan yang dilakukan bersama anak-anak.
CHAPTER 4

LITERATURE

1. Apa itu literature? Apa itu children’s literature? (p.84-85).


 Literatur didefinisikan sebagai:
a) semua tulisan dalam prosa atau ayat yang berkarakter imajinatif,
b) semua tulisan suatu bangsa, negara atau periode, khususnya mereka yang dihargai
karena keindahan atau kekuatan gayanya.
c) semua tulisan tentang subjek tertentu.
Literatur meliputi berbagai bentuk tulisan yang mencerminkan zaman, budaya,
dan orang-orang dengan keindahan dan gaya yang khas, mencakup cerita, lagu, puisi,
drama, realistis dan imajinatif, faktual dan fantastis.
 Children’s literature adalah literatur yang ditulis semata-mata untuk anak guna
menyampaikan pesan yang sederhana dan lugas. Literatur ini mencerminkan masa
kecil suatu budaya atau kelompok dan mengungkapkan sudut pandang seorang anak
dengan rasa optimisme, harapan, dan kegembiraan. Children’s literature juga
didefinisikan dengan melihat tujuan, nilai, jenis, dan genre buku yang tepat untuk usia
dan tahap perkembangan anak.

2. Apa tujuan dan makna buku bagi anak? (p.85-86).


 Tujuan buku bagi anak ;
a) Memberikan kesenangan semata-mata untuk anak.
b) Membantu mengembangkan imajinasi anak.
c) Bantu anak menemukan makna dalam hidup.
d) Tawarkan waktu kepada anak untuk merenungkan yang berhubungan dengan
kehidupan nyata.
e) Bantu anak memperkuat penemuannya tentang dunia.
f) Memberikan anak kesempatan untuk membaca ulang bagian yang disukai atau
tidak dipahami.
g) Perkenalkan anak pada berbagai jenis pembelajaran melalui berbagai manfaat dari
buku.
Makna buku bagi anak ialah, penyalur pesan yang sederhana dan lugas,
mencerminkan masa kecil suatu budaya atau kelompok dan mengekspresikan anak-
anak melalui sudut pandang optimisme, harapan dan kegembiraan melalui tulisan.
Menurut (Hilman, 1999) Buku merupakan benda yang nyata yang memiliki makna
sesuai dengan tujuan, nilai, jenis, dan gendre buku pendidikan usia dini, materi
berasal dari berbagai sumber baik dalam bahasa maupun materi bergambar, hal ini
membantu anak untuk mendefinisikan pengalamannya dengan tepat untuk usia dan
tahap perkembangan anak. Sebagai hal yang penting juga untuk diperhatikan yaitu,
guru harus tahu bagaimana membuat pilihan literatur yang sesuai.

3. Apa saja jenis buku untuk anak? (p. 86-90).

 Alphabet Books

 Beginning-to-read Books

 Big Books Board Books

 Concept Books

 Counting Books

 Folk Literature

 Interaction Books

 Informational Books

 Mother Goose and Nursery Rhymes .

 Multicultural Books

 Picture Books or Picture Story Books

 Poetry

 Predictable Books

 Realistic Literature Reference Books

 Series Books

 Teacher- and Child-made Books


 Wordless Picture Books

4. Masuk ke halaman yang ada di pigure 4-1. Pilih 1 buku dan analisa jenis buku apa itu,
cocok untuk anak usia berapa tahun dan jelaskan alasannya.
 Judul buku : Baby Bear, Baby Bear, What Do You See?
Karya : Bill Martin Jr dan Eric Carle
Tahun : 2007
Buku ini termasuk jenis buku bergambar tanpa kata (wordless picture books).
Buku ini cocok untuk anak usia tiga, empat, dan lima tahun karena menampilkan
ilustrasi yang menarik secara visual, seperti gambar baby bear memanjat pohon;
menyajikan tindakan berurutan dari halaman ke halaman, meningkatkan kreativitas
dan mendorong anak berimajinasi untuk menulis cerita tentang apa yang dilihat
dengan mendeskripsikan karakter dan dialog.

5. Apa saja kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam memilih buku untuk anak? (p.91-92).

■ Pilih buku untuk kesenangan.

■ Pilih buku yang mendorong kemampuan anak untuk tertawa.

■ Pilih buku yang tahan lama. Buku untuk diatur dan digunakan oleh anak-anak.

■ Pilih buku dengan gaya ilustrasi yang berbeda.

■ Pertimbangkan panjang cerita. Buku harus sesuai dengan usia dan


perkembangannya.

■ Pilihlah buku yang menarik bagi anak-anak dan berhubungan dengan pengalaman
mereka.

■ Pilih buku yang memiliki cerita dan gaya menarik. Anak-anak menyukai suara,
ritme,

dan pengulangan dalam cerita mereka.

■ Hindari cerita yang terlalu menakutkan dan membingungkan.

■ Sertakan berbagai macam buku multikultural. Ada banyak yang mempresentasikan

keunikan budaya saat ini seperti yang terlihat dari mata seorang anak.
■ Pilih buku yang tidak menstereotipkan orang menurut jenis kelamin, latar belakang
etnis, budaya, usia, atau jenis pekerjaan.

■ Pilih buku yang menunjukkan orang dengan kemampuan berbeda dalam peran aktif
dan interaktif. Pastikan bahwa beberapa buku menampilkan orang berkebutuhan
khusus sebagai karakter utamanya.

■ Tawarkan anak-anak berbagai gaya menulis dan bahasa.

■ Beri literatur dari negara lain untuk memperluas kesadaran global anak-anak.

■ Pilih buku yang menarik bagi indra anak kecil. Kenikmatan ditemukan dalam buku
dengan kata deskriptif yang membuat anak mengecap, mencium, dan merasakan, serta
melihat dan mendengar.

■ Pilihlah buku yang membantu anak-anak mengembangkan harga diri yang positif
dengan menekankan pada kemampuan yang dimiliki anak-anak.

■ Bagikan buku yang mendorong perasaan aman.

■ Pilih buku yang menunjukkan karakter melihat diri mereka sendiri secara positif.

■ Pilih buku yang karakternya menunjukkan emosi yang umum pada anak kecil.

■ Bacalah beberapa buku tentang topik yang sama untuk memberikan lebih dari satu
perspektif.

■ Perkenalkan buku yang akan memperluas kosakata.

■ Sajikan buku yang memperkuat konsep yang sudah diperoleh.

■ Pilih buku yang dapat membantu mengklarifikasi kesalahpahaman.

■ Gunakan literatur sebagai stimulus untuk aktivitas yang mengharuskan anak-anak


menggunakan inderanya pada penemuan atau eksplorasi.

■ Pilih cerita yang memiliki plot yang di dalamnya terdapat aksi, misalnya cerita yang
menceritakan apa yang orang lakukan dan apa yang mereka katakan.

■ Perkaya pengalaman anak dengan sastra dengan menyediakan pilihan puisi dan buku

puisi.
6. Apa saja tips untuk membangun hubungan keluarga dan sekolah? (105-106). (Buat
menjadi poster).
7. Apa saja tips membacakan cerita untuk anak? (p.106-107) (Buat menjadi poster).

8. Apa saja pedoman bagi guru saat membacakan cerita? (p.107) (Buat menjadi poster).

9. Je
laskan jenis buku yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak! (p.92-95).
 Jenis buku yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak:
1) Jenis buku yang cocok diberikan kepada anak bayi yaitu board books (buku
karton tebal), seperti buku Peek-a-boo karya Janet Ahlberg & Allan Ahlberg
(1981), The baby’s good morning book karya Chorao (1986), dan sebagainya.
Disarankan buku diletakkan di dekat anak dalam keadaan terbuka, disertakan
bantal, boneka, selimut, dan tikar supaya dapat menarik perhatian anak.
2) Jenis buku yang cocok diberikan kepada anak balita yaitu board books (buku
karton tebal) dan wordless picture books (buku bergambar tanpa kata), seperti
buku Have you seen my cat? Karya Eric Carle (1996), buku The very hungry
caterpillar karya Eric Carle (1981), dan sebagainya. Disarankan membuatkan
tempat khusus untuk story time di kamar balita dengan dikelilingi bantal warna-
warni, karpet persegi, dan tempat yang nyaman untuk anak mendengarkan,
berpartisipasi dan menikmati buku.
3) Jenis buku yang cocok diberikan kepada anak usia tiga, empat, dan lima tahun
adalah buku cerita dengan gambar, seperti buku My visit to the zoo karya Aliki
(1987), buku Hello! Good-bye karya Aliki (1986), dan sebagainya. Hendaknya
guru membacakan buku cerita kepada anak dengan lantang, merencanakan
aktivitas yang mengintegrasikan mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
4) Jenis buku yang cocok diberikan kepada anak usia enam, tujuh, dan delapan tahun
yaitu alphabet books, big books, concept book, counting books, folk literature,
interaction book, informational books, multicultural books, dan teacher and child
made books. Pada usia ini, literatur mencerminkan penambahan topik yang
didasarkan pada masalah kehidupan nyata. Seperti, buku Milk: From cow to
carton karya Aliki (1992), buku Let’s paint a rainbow karya Eric Carle (1998),
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai