Akhlak Al Karimah Kepada Sesama
Akhlak Al Karimah Kepada Sesama
TERHADAP SESAMA
A. Definisi Akhlak
Menurut kitab Is’af Thalibi Ridhol Khaliq bibayani Makarimil Akhlaq. Akhlak adalah
sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat
maknawi dan rohani, sehingga dengan gambaran itulah manusia akan dibangkitkan disaat hakikat
segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.
Akhlak adalah kata jamak dari khuluq ( (خــلوقyang kalau dihubungkan dengan manusia, kata
khuluk lawan kata dari kholiq ((خــالق.
Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak.
Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain, perilaku manusia dengan Allah
SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut
akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.
Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang
mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan sosial. Karena kondisi realitas
sosial yang membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah keadaan.
Contohnya: ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus
menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda,
menyantuni yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan terpuji.
Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesama muslim adalah menjaga lisan dalam
perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi
ketika kita berbicara hanya dengan melalui bisikan halus ditelinga teman dihadapan teman-teman
yang lain, karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa terbentuknya kesempurnaan akhlak manusia yang
merupakan tugas pokok Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya adalah merupakan tolak-
ukur baik dan tidaknya seseorang di dunia ini atau di akhirat nanti. Oleh karena itu wajib bagi
setiap kaum muslimin agar memperbaiki budi pekertinya. Baik kepada dirinya, keluarga dan
orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
1. ADIL
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil juga berarti tidak berat
sebelah, tidak memihak. Dengan demikian berbuat adil adalah memerlukan hak dan kewajiban
secara seimbang tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun. Sebagai contoh seseorang
yang adil akan melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya, menghukum orang yang
bersalah melakukan tindak pidana, memberikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa
mengurangi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara lain:
Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8
َْعلَى أَِلَّ تَـ ْع ِدلُوا ني لِلّ ِه ُش َه َداء بِالْ ِق ْس ِط َوِلَ ََْي ِرَمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن قَـ ْوٍم ِ ِ َّ
َ يَا أَيـُّ َها الذ
َ ين َآمنُواْ ُكونُواْ قَـ َّوام
ب لِلتَّـ ْق َوى َواتَّـ ُقواْ اللّهَ إِ َّن اللّهَ َخبِريٌ ِِبَا تَـ ْع َملُو َن ِ
ُ ْاعدلُواْ ُه َو أَقْـَر
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku, agama atau status
sosial. Bahkan berlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat sendiri. Sebagaimana firman
Allah berikut ini Al-Qur’an surat An-nisa Ayat 135
َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َّٰ َ ۡ َ ۡ ُ ُ َ َٰٓ َ َ ۡ َ َ ُ َ َ ٓ َ ذ ۡ ۡ َ َ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ ذ
سكم أوِ ٱلو ِِلي ِن وٱۡلقربِنين إِن ِ ۞يأيها ٱَّلِين ءامنوا كونوا قوَّٰمِني ب ِٱلقِس ِط شهداء ِّلِل ِ ولو لَع أنف َٰٓ
َ َ ََُْۡٓ َۡ ُ ۡ ُ ْ َ ذ ذ ْ ُ ۡ َ َ َٰٓ َ َ ۡ ْ ُ َ َ َ َ ذ
َّٰ
َ ۡ َ ُ َ ُ ۡ َ ًّ َ ۡ َ ٗ َ ذ
يكن غن ِيا أو فقِريا فٱّلِل أوَل ب ِ ِهماۖ فَل تتبِعوا ٱلهوى أن تعدِل نوا ِإَون تلوۥا أو تع ِرضوا فإِن ٱّلِل َكن
َ ََُۡ َ
ٗ ون َخب
١٣٥ رياِ بِما تعمل
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman supaya menjadi
orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah masyarakat. Berani menjadi saksi karena
Allah, walaupun yang menjadi tergugat dan terdakwa adalah diri sendiri, orang tua dan kerabat.
Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua masyarakat, karena sekali ada
pihak yang merasa dizalimi dengan cara diperlakukan secara tidak adil, maka akan menimbulkan
gejolak. Firman Allah lain tentang adil terdapat dalam surat An Nahl ayat 90
ُ ُ ۡ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َّٰ َ ۡ َ َ َّٰ َ ۡ ُ ۡ َٓ َ ۡ ۡ َ ۡ َۡ ُ َُۡ َذ ذ
غ يَ ِعُظك ۡم
ِي ٱۡلو ر
ِ نك مٱلو ِ ء اش حفٱل ن
ِ ع َه ن ي و ب ر ق ٱل ِي ذ ي
ِٕ اِإَويت ن َّٰ
ِ ٱۡلح
س ِ ۞إِن ٱّلِل يأمر ب ِٱلعد ِل و
َ َ ذ ُ ََ ذ
٩٠ ل َعلك ۡم تذك ُرون
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran.
2. RIDHO
Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya menerima dengan
senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah
ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak
mudah bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh
Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari
Allah SWT,manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya putus
asa. Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.
Firman Allah dalam Al-qur’an surat A-Baqarah ayat 216
ۡ ُ َ َ َ َٰٓ َ َ ۡ َ ُ ْ َ ۡ َ ُ َ َ ۡ ل ذ ُ ۡ َ َ َ َٰٓ َ ُ ُّ ْ َ ۡ َ ُ َ َ ل ذ
... وعَس أن تكرهوا شيا وهو خري لكمۖ وعَس أن ِحِبوا شيا وهو ّر لك نم.....
Artinya: "…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu….”
Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika menerima kenyataan
pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah dengan menyadari bahwa Allah
SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang
yakin bahwa Allah tidak pernah salah dalam memutuskan suatu hal.
Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia ketika menerima
takdir baik apapun.Melalui sikap ridho seseorang akan mudah bersabar menghadapi berbagai
macam cobaan.
Ridho mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.Orang yangtelah menempati
tingkatan ridho tidak akan mudah tergoncang apapun yang dihadapinya.Baginya apapun yang
terjadi dialam ini merupakan kodrat atau kekuasaan dan irodat kehendak Allah.Segalanya harus
diterima dengan rasa tenang danikhlas karena hal tersebut adalah pilihan Allah SWT yang berarti
pilihan terbaik.
3. AMAL SHALIH
Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang artinya segala pekerjaan
atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus.Amal shalih berarti segala perbuatan/pekerjaan
yang bagus yang berguna bagi pribadi,keluarga,masyarakat dan manusia secara
keseluruhan.Kebalikan dari amal shalih adalah amalan sayyi’an atau amal jelek yaitu perbuatan
yang mendatangkan madhorot,baik bagi pelaku maupun orang lain.
Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:
1. Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual
kepada Allah SWT
2. Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial
kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam akhirat.
Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang terkandung
dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena islam menghendaki
umatnya menjadi penganut agama yang memiliki kedua keshalihan tersebut yaitu
keshalihan individual setelah menunaikan amal shalih vertikal dan sekaligus manjadi
anggota masyarakat yang memiliki keshalihan sosial setelah melakukan amal shalih
horisontal.
Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Qur’an anara lain:
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 82
َ ُ َّٰ َ َ ۡ ُ َ ذ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ذ َّٰ َ َّٰ ُ ْ َ َٰٓ َ َ ۡ َ َّٰ ُ ۡ َ ذ
٨٢ ت أولئِك أصحب ٱۡلنةِ هم فِيها خ ِِلون ِ وٱَّلِين ءامنوا وع ِملوا ٱلصلِح
Artinya: “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya.”
Ada sebuah pepatah mengatakan, “jika kita berbuat baik sesungguhnya kita telah berbuat
baik bagi diri kita sendiri, dan jika kita berbuat kejahatan sesungguhnya kejahatan itu adalah bagi
diri kita sendiri.” Begitulah sebuah pepatah mengatakan tentang berbuat kebaikan dan berbuat
kejahatan.
Terdapat sebuah kisah dari Rasulallah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa Pada zaman Rasulullah
masih hidup, ada salah seorang sahabat yang bertanya kepadanya. Ketika itu, Rasulullah sedang
berkumpul bersama para sahabatnya. Salah seorang sahabat tersebut bertanya.”Mengapa manusia
harus berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk yang lainnya?”
Rasulullah lalu bersabda:
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan dunia, maka Allah
akan melepaskan satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi
orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan
akhirat. Kemudian, barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan akhirat. Dan sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba
selagi hamba itu sudi menolong saudaranya.”
Mendengar jawaban Rasulullah tersebut para sahabat yang lain menganggukkan kepala
tanda mereka telah mengerti dan memahami maksud pembicaraan Rasulullah.
Kemudian Rasullullah kembali melanjutkan sabdanya, “Maka ulurkan bantuan dan pertolongan
kepada orang lain meskipun di saat itu kalian membutuhkannya. Itulah yang akan menyelamatkan
dari kesusahan yang amat dahsyat di hari kiamat kelak, karena kalian melakukannya dengan benar-
benar ikhlas karena Allah.”
Berbuat baik pada dasarnya adalah wajib, yaitu menunaikan hak-hak mereka yang wajib,
seperti berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahmi, dalam berlaku adil dalam segala
muamalat, dengan memberikan semua hak yang diwajibkan atas anda, sebagaimana kamu
mengambil apa yang menjadi hakmu secara penuh.
Allah Ta’ala berfirman:
اْلَا ِر ِذي ِ ِو ْاعبُ ُدوا اهللَ وِلَتُ ْش ِرُكوا بِِه َشْيئًا وبِالْوالِ َديْ ِن إِ ْحسانًا وبِ ِذي الْ ُقرََب والْيَتَ َامى والْمساك
ْ ني َو ََ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ
(63) ورا
ً ُمُْتَاِلً فَ ُخ
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri.” (QS. An-Nisa [4]:36)
Perintah berbuat kebajikan ditujukan kepada mereka semua. Masuk dalam kategorinya,
ialah berbuat baik kepada semua jenis manusia dan dan berbuat baik kepada binatang, hingga pada
saat meregang nyawa. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ”Jika kalian
membunuh (dengan hak), maka bunuhlah dengan cara yang baik.”
Ihsan (berbuat baik) ialah mencurahkan semua kemanfaatan dari jenis apapun, kepada
makhluk apapun. Tetapi itu berbeda-beda tergantung kepada hak dan kedudukan mereka,
tergantung kadar kebaikan, besar kedudukan, besar kemanfaatan, dan tergantung keimanan dan
keikhlasan orang yang berbuat kebaikan, serta faktor yang mendorongnya kepada hal itu.
Salah satu jenis kebaikan yang terbesar adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk
kepadamu dengan ucapan atau perbuatan.
Allah Ta’ala berfirman,
ِ ِ ِ
ٌ ََ ٌّ ِِك َوبَـْيـنَهُ َع َد َاوٌ َك َنَّهُ َو
يم ْ السيِّئَةُ ْادفَ ْع بِالَِِّت ه َي أ
َ ََح َس ُن فَِإ َذا الَّذي بَـْيـن ْ َوِلَتَ ْستَ ِوي
َّ َاْلَ َسنَةُ َوِل
Barang siapa berbuat baik (ihsan) maka, Allah akan memberikan balasan baik pula, begitu firman-
Nya:
Yakni, orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah, dan berbuat baik kepada para
hamba Allah.
Allah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya agar berbuat kebajikan, dan menganjurkan supaya
memohon tambahan karunia dari-Nya. Dia berfirman, tentang muamalah,
Yakni, jadikanlah keutamaan dan kebajikan sebagai pijakan dari muamalah kalian, dan
jangan menyulitkan, berlapang dada dalam jual beli, pemenuhan dalam tuntutan. Barang siapa
yang mewajibkan dirinya pada kebajikan ini, maka ia meraih kebaikan yang sangat banyak dan
kebaikan yang besar.
Dari kesimpulan yang kita dapat, hikmah dan manfaat ihsan (berbuat baik) adalah kita akan
mendapatkan balasan kebaikan juga. Contohnya saja ketika kita telah berbuat baik kepada tetangga
dan menolongnya, maka ketika kita berada dalam keadaan susah maka sudah pasti tetangga kita
itu pun akan turut membantu kita.
Apalagi ketika kita sudah berbuat ihsan kepada Allah, seperti melaksanakan ibadah shalat,
zikir, puasa, dan sebagainya dengan penuh kekhuyuan dan juga ikhlas maka sudah dipastikan
balasannya adalah surga Allah. Dan itu adalah hikmah dan manfaat yang paling besar dari berbuat
ihsan.