Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK AL KARIMAH

TERHADAP SESAMA

A. Definisi Akhlak
Menurut kitab Is’af Thalibi Ridhol Khaliq bibayani Makarimil Akhlaq. Akhlak adalah
sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat
maknawi dan rohani, sehingga dengan gambaran itulah manusia akan dibangkitkan disaat hakikat
segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.
Akhlak adalah kata jamak dari khuluq (‫ (خــلوق‬yang kalau dihubungkan dengan manusia, kata
khuluk lawan kata dari kholiq (‫(خــالق‬.
Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak.
Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain, perilaku manusia dengan Allah
SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut
akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.

B. Macam-macam akhlak terpuji


Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah
husnudzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karma terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal
shaleh, sabar, tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri dan masih banyak lagi.
Husnudzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini
adalah su’udzon yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.
Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk di antara akhlak mulia yakni percaya akan hasil
positif dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu berprakarsa
melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap terburu-buru bertindak ke dalam
situasi sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah dan selalu
menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat. Rela
berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi seseorang.
Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik.Tata krama terhadap
sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan atas manusia karena ini adalah salah satu
anjuran Allah kepada hambaNya.
Adil dalam bahasa arab dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-‘adl dan al-‘idl. Al-‘adl
adalah keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan al-‘idl adalah keadilan
yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh panca indera seperti hitungan atau
timbangan.
Ridho adalah suka, rela dan senang. Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia
untuk menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita.
Amal Shaleh adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat.
Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil
dari suatu pekerjaan.
Qona’ah adalah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan.
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang dilakukan dengan cara hati-hati dan
penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi, baik itu terjadi pada dirinya sendiri
ataupun pada orang lain.
Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status
social, pekerjaan ataupun pendidikan.

C.Akhlak terhadap Sesama


Setelah mencermati kondisi realitas sosial tentunya tidak terlepas berbicara masalah
kehidupan. Masalah dan tujuan hidup adalah mempertahankan hidup untuk kehidupan selanjutnya
dan jalan mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah kehidupan. Kehidupan sendiri
tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang untuk bebas berekspresi, berkarya.
Kehidupan adalah saling berketergantungan antara sesama makhluk dan dalam kehidupan pula
kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun
norma-norma agama, karena dengan norma hidup kita akan jauh lebih memahami apa itu akhlak
dalam hal ini adalah akhlak antara sesama manusia dan makhluk lainnya.
Dalam aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam:
1. Akhlak kepada sesama muslim.
Sebagai umat pengikut Rasulullah tentunya jejak langkah beliau merupakan guru besar
umat Islam yang harus diketahui dan patut ditiru, karena sabda Rasulullah:

‫ت ِِلََُتِّ َم َم َكا ِرَم اِْلَ ْخالَ ِق‬‫ث‬


ْ ِ‫اِنَّــما بع‬
ُ ُ َ
artinya “sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati manusia yang
mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan sosial. Karena kondisi realitas
sosial yang membentuk hadirnya karakter seseorang untuk menggapai sebuah keadaan.
Contohnya: ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus
menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda,
menyantuni yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan terpuji.
Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesama muslim adalah menjaga lisan dalam
perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi
ketika kita berbicara hanya dengan melalui bisikan halus ditelinga teman dihadapan teman-teman
yang lain, karena itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.

2. Akhlak kepada sesama non muslim


Akhlak antara sesama non muslim, inipun diajarkan dalam agama karena siapapun mereka,
mereka adalah makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan. Namun
sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa serta keberadaan mereka ini
adalah kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu untuk perubahan diri. Karena hal ini
tidak terlepas dari etika sosial sebagai makhluk yang hidup sosial. Berbicara masalah keyakinan
adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan
antara hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan yang terpenting
adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan social karena dalam kehidupan ada namanya etika
sosial. Berbicara masalah etika social adalah tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan
hidup, berkarya hidup dan lain-lain.
Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, ketika upacara
keagamaan sedang berlangsung, mereka hidup dalam minoritas sekalipun. Memberi bantuan bila
mereka terkena musibah atau lagi membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik dalam kehidupan
bersama non muslim.

D. Bentuk Akhlak Kepada Sesama


Setelah menelaah dan memahami akhlak kepada sesama sebagai kesimpulannya adalah
sesungguhnya dalam kehidupan, kita tidak terlepas dari apa yang sudak ada dalam diri kita sebagai
manusia termasuk salah satunya adalah akhlak. Karena akhlak adalah salah satu predikat yang
disandang oleh manusia, akhlak akan berjalan setelah manusia itu sendiri berada dalam alam
sosial. Baik dan buruknya akhlak kepada sesama tergantung dari orang yang menjalani hidup,
apakah membentuk karakternya dengan akal atau dengan hati karena keduanya adalah sumber.
Jadi kesimpulan akhlak antar sesama yaitu sangat dianjurkan selama apa yang dilakukan
mempunyai nilai ibadah.
Dengan demikian orang yang berakal dan beriman wajib untuk mengerahkan segala
kemampuannya untuk meluruskan akhlaknya dan berperilaku dengan perilaku yang dicintai Allah
SWT. Serta melaksanakan maksud dan tujuan dari terutusnya baginda Rasullulah SAW yang
bersabda:

‫ت ِِلََُتِّ َم َم َكا ِرَم اِْلَ ْخالَ ِق‬ ِ ِ


ُ ْ‫انَّـ َـما بُعث‬
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan Akhlak”

Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa terbentuknya kesempurnaan akhlak manusia yang
merupakan tugas pokok Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya adalah merupakan tolak-
ukur baik dan tidaknya seseorang di dunia ini atau di akhirat nanti. Oleh karena itu wajib bagi
setiap kaum muslimin agar memperbaiki budi pekertinya. Baik kepada dirinya, keluarga dan
orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

1. ADIL
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil juga berarti tidak berat
sebelah, tidak memihak. Dengan demikian berbuat adil adalah memerlukan hak dan kewajiban
secara seimbang tidak memihak dan tidak merugikan pihak manapun. Sebagai contoh seseorang
yang adil akan melaksanakan tugas sesuai fungsi dan kedudukannya, menghukum orang yang
bersalah melakukan tindak pidana, memberikan hak orang lain sesuai dengan haknya tanpa
mengurangi sedikitpun.
Firman Allah di dalam Al-Qur’an yang mamarintahkan berbuat adil antara lain:
Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8

ْ‫َعلَى أَِلَّ تَـ ْع ِدلُوا‬ ‫ني لِلّ ِه ُش َه َداء بِالْ ِق ْس ِط َوِلَ ََْي ِرَمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن قَـ ْوٍم‬ ِ ِ َّ
َ ‫يَا أَيـُّ َها الذ‬
َ ‫ين َآمنُواْ ُكونُواْ قَـ َّوام‬
‫ب لِلتَّـ ْق َوى َواتَّـ ُقواْ اللّهَ إِ َّن اللّهَ َخبِريٌ ِِبَا تَـ ْع َملُو َن‬ ِ
ُ ‫ْاعدلُواْ ُه َو أَقْـَر‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

Berlaku adil harus diterapkan kapada siapa saja tanpa membedakan suku, agama atau status
sosial. Bahkan berlaku adil diterapkan kepada keluarga dan kerabat sendiri. Sebagaimana firman
Allah berikut ini Al-Qur’an surat An-nisa Ayat 135
َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َّٰ َ ۡ َ ۡ ُ ُ َ َٰٓ َ َ ۡ َ َ ‫ُ َ َ ٓ َ ذ‬ ۡ ۡ َ ‫َ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ ذ‬
‫سكم أوِ ٱلو ِِلي ِن وٱۡلقربِنين إِن‬ ِ ‫۞يأيها ٱَّلِين ءامنوا كونوا قوَّٰمِني ب ِٱلقِس ِط شهداء ِّلِل ِ ولو لَع أنف‬ َٰٓ

َ َ َ‫َُْۡٓ َۡ ُ ۡ ُ ْ َ ذ ذ‬ ْ ُ ۡ َ َ َٰٓ َ َ ۡ ْ ُ ‫َ َ َ َ ذ‬
َّٰ
َ ۡ َ ُ ‫َ ُ ۡ َ ًّ َ ۡ َ ٗ َ ذ‬
‫يكن غن ِيا أو فقِريا فٱّلِل أوَل ب ِ ِهماۖ فَل تتبِعوا ٱلهوى أن تعدِل نوا ِإَون تلوۥا أو تع ِرضوا فإِن ٱّلِل َكن‬

َ ََُۡ َ
ٗ ‫ون َخب‬
١٣٥ ‫ريا‬ِ ‫بِما تعمل‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada hambanya yang beriman supaya menjadi
orang yang benar-benar menegakkan keadilan ditengah masyarakat. Berani menjadi saksi karena
Allah, walaupun yang menjadi tergugat dan terdakwa adalah diri sendiri, orang tua dan kerabat.
Oleh karena itu hukum harus diterapkan secara adil kepada semua masyarakat, karena sekali ada
pihak yang merasa dizalimi dengan cara diperlakukan secara tidak adil, maka akan menimbulkan
gejolak. Firman Allah lain tentang adil terdapat dalam surat An Nahl ayat 90
ُ ُ ۡ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َّٰ َ ۡ َ َ َّٰ َ ۡ ُ ۡ َٓ َ ۡ ۡ َ ۡ َۡ ُ َُۡ َ‫ذ ذ‬
‫غ يَ ِعُظك ۡم‬
‫ِي‬ ‫ٱۡل‬‫و‬ ‫ر‬
ِ ‫نك‬ ‫م‬‫ٱل‬‫و‬ ِ ‫ء‬ ‫ا‬‫ش‬ ‫ح‬‫ف‬‫ٱل‬ ‫ن‬
ِ ‫ع‬ ‫َه‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ٱل‬ ‫ِي‬ ‫ذ‬ ‫ي‬
ِٕ ‫ا‬‫ِإَويت‬ ‫ن‬ َّٰ
ِ ‫ٱۡلح‬
‫س‬ ِ ‫۞إِن ٱّلِل يأمر ب ِٱلعد ِل و‬
َ ‫َ ذ ُ ََ ذ‬
٩٠ ‫ل َعلك ۡم تذك ُرون‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ADIL dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu daoat mengambil pelajaran.

2. RIDHO
Ridho menurut bahasa artinya rela,sedangkan menurut istilah ridha artinya menerima dengan
senang hati segala sesuatu yang diberikan Allah SWT.Yakni berupa ketentuan yang telah
ditetapkan baik berupa nikmat maupun saat terkena musibah.Orang yang mempunyai sifat tidak
mudah bimbang,tidak mudah menyesal ataupan menggerutu atas kehidupan yang diberikan olaeh
Allah,tidak iri hati atas kelebihan orang lain,sebab dia berkeyakinan bahwa semua berasal dari
Allah SWT,manusia hanya berusaha.Ridho bukan ebrarti menyerah tanpa usaha namanya putus
asa. Dan sikap putus asa tidak dibenarkan dalam agama islam.
Firman Allah dalam Al-qur’an surat A-Baqarah ayat 216
ۡ ُ ‫َ َ َ َٰٓ َ َ ۡ َ ُ ْ َ ۡ َ ُ َ َ ۡ ل ذ ُ ۡ َ َ َ َٰٓ َ ُ ُّ ْ َ ۡ َ ُ َ َ ل ذ‬
...‫ وعَس أن تكرهوا شيا وهو خري لكمۖ وعَس أن ِحِبوا شيا وهو ّر لك نم‬.....

Artinya: "…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu….”

Bagaimanakah caranya agar seseorang bisa memunculkan rasa ridho ketika menerima kenyataan
pahit yang tidak dikehendaki?Caranya yang paling jitu adalah dengan menyadari bahwa Allah
SWT maha adil dan bijaksana dalam setiap ketetapan dan keputusannya.hendaklah seseorang
yakin bahwa Allah tidak pernah salah dalam memutuskan suatu hal.

Sebenarnya sikap ridho adalah perasan hati yang senantiasa merasa bahagia ketika menerima
takdir baik apapun.Melalui sikap ridho seseorang akan mudah bersabar menghadapi berbagai
macam cobaan.
Ridho mencerminkan puncak ketenangan jiwa seseorang.Orang yangtelah menempati
tingkatan ridho tidak akan mudah tergoncang apapun yang dihadapinya.Baginya apapun yang
terjadi dialam ini merupakan kodrat atau kekuasaan dan irodat kehendak Allah.Segalanya harus
diterima dengan rasa tenang danikhlas karena hal tersebut adalah pilihan Allah SWT yang berarti
pilihan terbaik.

3. AMAL SHALIH
Amal berasal dari bahasa arab yang terbantuk masdar yaitu ya’mal yang artinya segala pekerjaan
atau perbuatan.Sedangkan shalih artimya bagus.Amal shalih berarti segala perbuatan/pekerjaan
yang bagus yang berguna bagi pribadi,keluarga,masyarakat dan manusia secara
keseluruhan.Kebalikan dari amal shalih adalah amalan sayyi’an atau amal jelek yaitu perbuatan
yang mendatangkan madhorot,baik bagi pelaku maupun orang lain.
Secara garis besar amal shalih dapat dibagi dua macam:
1. Amal shalih yang bersifat vertikal,dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual
kepada Allah SWT
2. Amal shalih ag bersifat horisontal yakni segala bentuk aktivitas sosial
kemasyarakatan,bentuk politik yang diniati untuk bekal kehidupan alam akhirat.
Islam merupakan agama yang sama sekali tidak membadakan nilai ibadah yang terkandung
dalam amal shalih yang barsifat vertikal maupum horisontal.Karena islam menghendaki
umatnya menjadi penganut agama yang memiliki kedua keshalihan tersebut yaitu
keshalihan individual setelah menunaikan amal shalih vertikal dan sekaligus manjadi
anggota masyarakat yang memiliki keshalihan sosial setelah melakukan amal shalih
horisontal.
Perintah Allah agar kita mangerjakan amal shalih terdapat dalam Ai-Qur’an anara lain:
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 82
َ ُ َّٰ َ َ ۡ ُ ‫َ ذ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ذ َّٰ َ َّٰ ُ ْ َ َٰٓ َ َ ۡ َ َّٰ ُ ۡ َ ذ‬
٨٢ ‫ت أولئِك أصحب ٱۡلنةِ هم فِيها خ ِِلون‬ ِ ‫وٱَّلِين ءامنوا وع ِملوا ٱلصلِح‬

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya.”

A. Keutamaan Berbuat Baik Kepada Sesama Dimasa Rasulullah dan Ulama’Salafush


Sholih

Ada sebuah pepatah mengatakan, “jika kita berbuat baik sesungguhnya kita telah berbuat
baik bagi diri kita sendiri, dan jika kita berbuat kejahatan sesungguhnya kejahatan itu adalah bagi
diri kita sendiri.” Begitulah sebuah pepatah mengatakan tentang berbuat kebaikan dan berbuat
kejahatan.
Terdapat sebuah kisah dari Rasulallah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwa Pada zaman Rasulullah
masih hidup, ada salah seorang sahabat yang bertanya kepadanya. Ketika itu, Rasulullah sedang
berkumpul bersama para sahabatnya. Salah seorang sahabat tersebut bertanya.”Mengapa manusia
harus berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk yang lainnya?”
Rasulullah lalu bersabda:
“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan dunia, maka Allah
akan melepaskan satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi
orang yang mengalami kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan
akhirat. Kemudian, barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan akhirat. Dan sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba
selagi hamba itu sudi menolong saudaranya.”
Mendengar jawaban Rasulullah tersebut para sahabat yang lain menganggukkan kepala
tanda mereka telah mengerti dan memahami maksud pembicaraan Rasulullah.
Kemudian Rasullullah kembali melanjutkan sabdanya, “Maka ulurkan bantuan dan pertolongan
kepada orang lain meskipun di saat itu kalian membutuhkannya. Itulah yang akan menyelamatkan
dari kesusahan yang amat dahsyat di hari kiamat kelak, karena kalian melakukannya dengan benar-
benar ikhlas karena Allah.”
Berbuat baik pada dasarnya adalah wajib, yaitu menunaikan hak-hak mereka yang wajib,
seperti berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahmi, dalam berlaku adil dalam segala
muamalat, dengan memberikan semua hak yang diwajibkan atas anda, sebagaimana kamu
mengambil apa yang menjadi hakmu secara penuh.
Allah Ta’ala berfirman:

‫اْلَا ِر ِذي‬ ِ ِ‫و ْاعبُ ُدوا اهللَ وِلَتُ ْش ِرُكوا بِِه َشْيئًا وبِالْوالِ َديْ ِن إِ ْحسانًا وبِ ِذي الْ ُقرََب والْيَتَ َامى والْمساك‬
ْ ‫ني َو‬ ََ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ

ُّ ‫ت أَْْيَانُ ُك ْم إِ َّن اهللَ ِلَ ُِي‬


‫ب َمن َكا َن‬ ْ ‫السبِ ِيل َوَم َاملَ َك‬
َّ ‫نب َوابْ ِن‬ ْ ِ‫ب ب‬
ِ َ‫اْل‬ ِ ‫الص‬
ِ ‫اح‬ ِ ُ‫اْلُن‬
َّ ‫ب َو‬ ْ ‫اْلَا‬
ْ ‫الْ ُقْرََب َو‬

(63) ‫ورا‬
ً ‫ُمُْتَاِلً فَ ُخ‬
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-
banggakan diri.” (QS. An-Nisa [4]:36)

Perintah berbuat kebajikan ditujukan kepada mereka semua. Masuk dalam kategorinya,
ialah berbuat baik kepada semua jenis manusia dan dan berbuat baik kepada binatang, hingga pada
saat meregang nyawa. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ”Jika kalian
membunuh (dengan hak), maka bunuhlah dengan cara yang baik.”
Ihsan (berbuat baik) ialah mencurahkan semua kemanfaatan dari jenis apapun, kepada
makhluk apapun. Tetapi itu berbeda-beda tergantung kepada hak dan kedudukan mereka,
tergantung kadar kebaikan, besar kedudukan, besar kemanfaatan, dan tergantung keimanan dan
keikhlasan orang yang berbuat kebaikan, serta faktor yang mendorongnya kepada hal itu.
Salah satu jenis kebaikan yang terbesar adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk
kepadamu dengan ucapan atau perbuatan.
Allah Ta’ala berfirman,

ِ ِ ِ
ٌ ََ ٌّ ِِ‫ك َوبَـْيـنَهُ َع َد َاوٌ َك َنَّهُ َو‬
‫يم‬ ْ ‫السيِّئَةُ ْادفَ ْع بِالَِِّت ه َي أ‬
َ َ‫َح َس ُن فَِإ َذا الَّذي بَـْيـن‬ ْ ‫َوِلَتَ ْستَ ِوي‬
َّ َ‫اْلَ َسنَةُ َوِل‬

(63) ‫ظ َع ِظي ٍم‬


ٍّ ‫اهآ إِِلَّ ذُو َح‬ ِ َّ ِ ‫( ومايـلَ َّق‬63)
َ ‫صبَـُروا َوَمايـُلَ َّق‬ َ ‫اهآ إِلَّ الذ‬
َ ‫ين‬ َ ُ ََ
Artinya: ”Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang
mempunyai keberuntungan yang besar.” (Q.S. Fushilat: 34-35)

Barang siapa berbuat baik (ihsan) maka, Allah akan memberikan balasan baik pula, begitu firman-
Nya:

ِ ‫ان إِِلَّ اْ ِإلحس‬


(36) ‫ان‬ ِ ‫هل جزآء اْ ِإلحس‬
َْ َ ْ ُ ََ ْ َ
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (Q.S. Ar-Rahman [55]: 60).

ٍ ‫َجرُهم بِغَ ِْري ِحس‬


‫اب‬ ‫أ‬ ‫ن‬
َ ‫و‬‫ر‬ِ‫الصاب‬
َّ َّ
‫َّف‬ ‫و‬ ‫ـ‬‫ي‬ ‫ا‬ َّ
‫َّن‬
َ ِ‫ض اهللِ و ِاس َعةٌ إ‬ ‫َر‬
‫أ‬‫و‬ ‫ة‬
ٌ ‫ن‬
َ ‫س‬‫اح‬‫ي‬ ‫ـ‬
ْ‫ن‬ ُّ
‫الد‬ ِ‫لِلَّ ِذين أَحسنُوا ِِف ه ِذه‬
َ َ ْ ُ َُ َ ُ َْ َ َ َ َ َْ َ
(06)
Artinya: “Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.Dan bumi Allah itu
adalah luas.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa
batas.” (Q.S. Az-Zumar [39]: 10).

(33) ‫ني‬ِِ ِ ِ‫إِ َّن ر َْت اهلل‬


َ ‫يب ِّم َن الْ ُم ْحسن‬
ٌ ‫ر‬ ‫ق‬
َ َََ
Artinya: ”Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S.
Al-A’raf [7]: 56).

Yakni, orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah, dan berbuat baik kepada para
hamba Allah.
Allah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya agar berbuat kebajikan, dan menganjurkan supaya
memohon tambahan karunia dari-Nya. Dia berfirman, tentang muamalah,

ِ ‫ضل بـيـنَ ُكم إِ َّن اهلل ِِبَا تَـعملُو َن ب‬


(762) ٌ‫صري‬ َ َْ َ ْ َْ َ ْ ‫َوِلَ تَـْن َس ُوا الْ َف‬
Artiny: “Dan janganlah kau melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Melihat
segala apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 237).

Yakni, jadikanlah keutamaan dan kebajikan sebagai pijakan dari muamalah kalian, dan
jangan menyulitkan, berlapang dada dalam jual beli, pemenuhan dalam tuntutan. Barang siapa
yang mewajibkan dirinya pada kebajikan ini, maka ia meraih kebaikan yang sangat banyak dan
kebaikan yang besar.
Dari kesimpulan yang kita dapat, hikmah dan manfaat ihsan (berbuat baik) adalah kita akan
mendapatkan balasan kebaikan juga. Contohnya saja ketika kita telah berbuat baik kepada tetangga
dan menolongnya, maka ketika kita berada dalam keadaan susah maka sudah pasti tetangga kita
itu pun akan turut membantu kita.
Apalagi ketika kita sudah berbuat ihsan kepada Allah, seperti melaksanakan ibadah shalat,
zikir, puasa, dan sebagainya dengan penuh kekhuyuan dan juga ikhlas maka sudah dipastikan
balasannya adalah surga Allah. Dan itu adalah hikmah dan manfaat yang paling besar dari berbuat
ihsan.

Anda mungkin juga menyukai