Anda di halaman 1dari 2

Nama: Tifa Sahara Rohma

NIM: 200401110202
Kelas: Psikologi-E
Resume
BAB V
LOGIKA
A. Apakah Logika Itu?
Logika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani dari kata “logike” yang
berhubungan dengan kata “logos” yang berarti ucapan, atau pikiran yang diucapkan
secara lengkap. Logika sebagai suatu studi secara sederhana dapat kita batasi sebagai
suatu kajian tentang bagaimana seseorang mampu untuk berpikir dengan lurus.
B. Macam-macam Logika
1. Logika Kodrati
2. Logika Ilmiah
C. Sejarah Ringkas Logika
1. Yunani Kuno
Kaum Sois beserta Plato telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang
ini. Sokrates dengan “metode bidanjuga telah banyak memberikan dasar bagi
logika. Namun, penemuan yang sebenarnya baru terjadi oleh Aritoteles,
heophrastus dan kaum Stoa. Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh
murid-muridnya diberi nama to Organon. Keenam buku itu adalah Categoriae,
Analytica Priora, Analytica Posteriora, Topica, dan De Sophisticis Elenchis.
2. Abad Pertengahan (Abad 9-16)
Buku pada masa ini diantaranya De Interpretatione dan Categoriae (Aristoteles),
Eisagoge (Porphyrius) dan buku-buku dari Boethius (abad 7-8). Ada usaha untuk
mengadakan sistematisai dan komentar-komentar. Raymundus Lullus menemukan
suatu metode logika yang baru. Metode ini disebut Ars Magna.
3. Eropa Modern (Abad 17 – 18/20)
Masa ini juga dapat disebut masa penemuan-penemuan yang baru. Francis Bacon
mengembangkan metode induktif. W. Leibmitz menyusun logika aljabar. Logika
ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih memberikan
kepastian.
4. India
Logika lahir karena Sri Gautama sering berdebatnya dengan golongan Hindu
fanatik yang menentang ajaran kesusilaannya. Dalam Nyaya Sutra logika
diuraikan secara sistematis. Kemudian logika terus diakui sebagai metode
berdebat. Muncullah yang disebut Navya Nyaya. Hal ini merupakan
pengintegrasian secara kritis ajaran-ajaran golongan Brahmanisme, Buddhisme,
dan Jainisme.
5. Indonesia
Tampaknya logika belum begitu dipahami maknanya. Baru “sedikit” orang saja
yang menaruh perhatian secara ilmiah pada logika.
D. Pembagian Logika
ketiga pokok kegiatan akal budi:
1. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya.
2. Memberikan keputusan.
3. Merundingkannya.
E. Pentingnya belajar Logika
1. Melatih, mendidik, dan mengembangkan potensi akal dalam mengkaji objek pikir
dengan menggunakan metodologi berfikir.
2. Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan kondisi yang
tepat.
3. Membedakan proses dan kesimpulan berfikir yang berani (hak) dari yang salah.
F. Pembagian (Penggolongan) dan Definisi
1. Pembagian (penggolongan)
Pembagian (klasifikasi) adalah aktivitas intelektual tertentu. Dalam aktivitas ini
pikiran mendeskripsikan "membagi", "menggolongkan", dan menyusun definisi
dan item tertentu. Penguraian dan penataan dilakukan sesuai dengan persamaan
dan perbedaan.
2. Definisi
a. definisi nominal
b. definisi real
G. Keputusan
a. Perbuatan Manusia
b. Mengakui atau Memungkiri
c. Kesatuan antara Dua Hal
H. Penyimpulan: Deduksi dan Induksi
a. Penyimpulan yang Langsung (Secara Intuitif )
b. Penyimpulan yang Tidak Langsung
I. Silogisme Kategoris
a. Silogisme kategoris tunggal karena terdiri atas dua premis;
b. Silogisme kategoris tersusun karena terdiri atas lebih dari dua premis.
J. Silogisme Hipotetis
1. Silogisme (Hipotetis) Kondisional
2. Silogisme (Hipotetis) Disjungtif
3. Silogisme (Hipotetis) Disjungtif dalam Arti yang Sempit
4. Dilema
K. Kesesatan (Fallacia)
Kesesatan Diksi
Kesesatan karena penempatan kata depan yang keliru, kesesatan karena mengacaukan
posisi subjek atau predikat, kesesatan karena ungkapan yang keliru, kesesatan amiboli
atau amphibologic, kesesatan aksen atau prosodi, kesesatan karena alasan yang salah
atau hanya diandaikan.
Kesesatan Presumsi
Kesesatan karena pernyataan yang mengundang pertanyaan (petition principii),
kesesatan karena menghindari persoalan, kesesatan melalui retorika, kesesatan
psikologis, kesesatan karena dilema semu.

Anda mungkin juga menyukai