NAMA :
D3 KEPERAWATAN
BEKASI 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Malaria. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah.
Makalah ini berisi tentang penjelasan secara detail mengenai penyakit malaria. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Eli Indawati, M.Kep. Selaku dosen Keperawatan
Medikal Bedah dan teman-teman yang telah membantu serta memberikan dukungan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk setiap pembaca dan menjadi
panduan untuk belajar. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penyusun menerima kritikan dan saran pembaca untuk perbaikkan
makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIi
BAB I - PENDAHULUAN1
Manfaat2
Tujuan2
BAB II - PEMBAHASAN3
1. Kesimpulan13
2. Saran13
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang Menurut sejarah kata “malaria” berasal dari bahasa Italia yang terdiri dari dua
suku kata, “mal dan aria” yang berarti udara yang jelek. Mungkin orang Italia pada masa
dahulu mengira bahwa penyakit ini penyebabnya ialah musim dan udara yang jelek. Penyakit
malaria sudah dikenal sejak 4000 tahun yang lalu yang mungkin sudah mempengaruhi
populasi dan sejarah manusia. Malaria adalah penyakit reemerging, yakni penyakit yang
menular kembali secara massal. Malaria juga adalah suatu penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk (mosquito borne diseases).
Penyakit infeksi ini banyak dijumpai di daerah tropis, disertai gejala-gejala seperti demam
dengan fluktuasi suhu secara teratur, kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen
dalam jaringan. Malaria diinfeksikan oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, suku
Haemosporida, keluarga Plasmodium. Penyebabnya oleh satu atau lebih dari empat
Plasmodium yang menginfeksi manusia: P. Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale.
Dua P. Falciparum ditemukan terutama di daerah tropis dengan resiko kematian yang lebih
besar bagi orang dengan kadar imunitas rendah. Parasit ini disebarkan oleh nyamuk dari
keluarga Anopheles. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar
luas di seluruh dunia meskipun umumnya terdapat di daerah berlokasi antara 60° Lintang
Utara dan 40° Lintang Selatan (Yatim, 2007).
Malaria hampir ditemukan di seluruh bagian dunia, terutama di negara negara yang beriklim
tropis dan sub tropis dan penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,5
milyar orang atau 41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun kasusnya berjumlah 300-
500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian, terutama di negara-negara benua
Afrika (Prabowo, 2007).
Tinjauan situasi di Indonesia tahun 1997 s/d 2001 penyakit malaria ditemukan tersebar
hampir di seluruh kepulauan Indonesia dengan jumlah kesakitan sekitar 70 juta orang atau 35
% penduduk Indonesia yang tinggal di daerah resiko malaria (Depkes RI, 2008).
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
PENGERTIAN MALARIA
Malaria adalah penyakit yang lebih umum ditemukan di negara beriklim tropis dan subtropis.
Berdasarkan data dari World Health Foundation, diperkirakan terdapat 219 juta kasus yang
terjadi di 87 negara pada tahun 2017.
Pada tahun yang sama, angka kematian akibat malaria pun cukup tinggi, yakni sekitar
435.000 jiwa. Daerah dengan kasus kejadian terbanyak adalah negara-negara di Afrika, Asia
Tenggara, Mediterania Timur, dan Pasifik Barat.
Anak-anak di bawah 5 tahun adalah kelompok usia yang paling rentan terkena penyakit ini.
Pada tahun 2017, sebanyak 61% (266.000) dari seluruh kasus kematian akibat penyakit ini
adalah anak-anak.
Penyakit malaria adalah salah satu jenis penyakit serius dan berbahaya yang disebabkan
oleh infeksi parasit. Umumnya, parasit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk, terutama
oleh nyamuk Anopheles. Salah satu jenis parasit yang paling umum menyebabkan penyakit
malaria adalah Plasmodium falciparum.
Apabila tidak segera ditangani, komplikasi yang mungkin muncul dengan penyakit malaria
adalah anemia dan gula darah rendah (hipoglikemia).
Secara garis besar, penyakit malaria dapat dibagi menjadi 2, yaitu malaria biasa dan berat.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing jenis penyakit malaria:
Pada kondisi yang lebih parah, seperti terjadinya komplikasi, gejala yang mungkin akan
dialami penderita malaria adalah:
Kejang
Kebingungan
Buang air besar berdarah
Anemia
Koma
Biasanya, parasit terbawa ketika nyamuk mengisap darah penderita penyakit malaria.
Kemudian, ketika nyamuk mengisap darah orang lain, parasit dapat masuk ke dalam tubuh
orang tersebut.
Karena umumnya parasit ini ditemukan di sel darah merah, maka penyakit malaria juga dapat
ditularkan melalui transfusi darah, prosedur transplantasi organ, atau jarum suntik dan infus
yang tidak steril. Selain itu, penyakit malaria juga kemungkinan dapat ditularkan dari ibu ke
bayi yang sedang berada di dalam kandungannya (malaria kongenital).
Saat parasit Plasmodium masuk ke dalam aliran darah Anda, parasit akan bergerak menuju
hati. Di dalam hati, parasit akan tumbuh dan berkembang selama beberapa hari. Namun,
biasanya parasit jenis P. vivax dan P. ovale akan “tertidur” selama beberapa bulan atau
tahun di dalam tubuh manusia. Ketika sudah bertumbuh dewasa, parasit mulai menginfeksi
sel darah merah penderita. Pada saat inilah tanda-tanda dan gejala penyakit malaria akan
timbul.
Malaria adalah penyakit yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari berapa usia
dan apa kelompok ras penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap penyakit malaria.
Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat menderita
penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu Anda untuk terkena penyakit malaria:
1. Usia
Meskipun penyakit ini dapat terjadi pada semua golongan usia, kasus kejadiannya
banyak ditemukan pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun.
Penyakit ini masih sangat umum di beberapa daerah beriklim tropis, seperti negara-
negara di Afrika dan Asia Tenggara. Apabila bepergian atau tinggal di daerah-daerah
tersebut, risiko untuk tertular cukup tinggi.
Dalam proses diagnosis, dokter mungkin akan meninjau ulang riwayat kesehatan, serta
menanyakan apakah baru-baru ini mengunjungi daerah endemik penyakit malaria.
Selain itu, dokter akan memeriksa apakah ada keluhan seperti demam, menggigil, muntah,
diare, dan gejala-gejala lainnya. Pemeriksaan akan dilanjutkan dengan mengecek
adanya pembengkakan limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali).
Kemudian, dokter akan meminta untuk menjalani tes-tes tambahan, seperti pemeriksaan
laboratorium. Pada tes ini, dokter akan mengambil sampel darah Anda untuk mengetahui
adanya parasit, serta jenis parasit Plasmodium yang menginfeksi sel darah merah Anda.
Untuk hasil diagnosis yang lebih akurat, dokter akan merekomendasikan uji diagnostik cepat
(rapid diagnostic test) agar jenis parasit yang terdapat di tubuh dapat teridentifikasi, serta
mengetahui apakah ada organ vital yang terpengaruh.
Selain uji diagnostik cepat, tes lain yang sering dilakukan untuk menguji adanya penyakit ini
adalah pembacaan darah tepi (blood smear). Tes tersebut dilakukan dengan cara meneteskan
sampel darah pada kaca objek, yang kemudian akan diperiksa dengan menggunakan
mikroskop.
Tes darah tepi biasanya dilakukan sebagai tes lanjutan atau follow-up setelah tes pemeriksaan
darah lengkap (complete blood count). Apabila hasil tes pemeriksaan darah lengkap
menunjukkan adanya kelainan, mungkin diminta untuk melakukan tes ini. Ada beberapa tes
yang membutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sementara tes lainnya
hanya kurang dari 15 menit.
Pengobatan penyakit malaria yang disarankan oleh Ikatan Dokter Indonesia dan WHO adalah
pemberian terapi berbasis artemisinin (ACT). Infeksi Plasmodium biasa (tanpa komplikasi)
dan berat (dengan komplikasi) adalah kondisi yang ditangani dengan dosis dan kombinasi
obat yang berbeda.
1. Malaria biasa (tanpa komplikasi)
Pada kasus penyakit malaria vivax yang kambuh, dokter akan memberikan ACT
dengan dosis yang sama, namun dikombinasikan dengan primakuin 0,5
mg/kgBB/hari.
Pada infeksi P. ovale, obat ACT yang diberikan ditambah dengan primakuin selama
14 hari. Sedangkan untuk infeksi P. malariae, pasien diberikan ACT dengan dosis 1
kali sehari selama 3 hari. Pasien dengan infeksi P. malariae tidak diberikan
primakuin.
Pengobatan penyakit malaria pada ibu hamil tidak berbeda jauh dengan pengobatan
pada orang dewasa biasa. Namun, ibu hamil tidak boleh diberikan primakuin.
Penderita kondisi ini harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit atau
puskesmas terdekat.
Pasien akan diberikan artesunat intravena melalui infus. Apabila tidak tersedia, tim
medis akan memberikan kina drip.
PENGOBATAN DI RUMAH
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi
penyakit malaria:
Malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina, sedangkan DBD ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti biasanya berkembang di air
bersih, sedangkan nyamuk Anopheles yang lebih suka menempati air kotor.
Nyamuk penyebab DBD membawa virus dengue yang ditularkan melalui gigitannya,
sementara nyamuk Anopheles membawa parasit yang masuk ke peredaran berdarah menuju
sel-sel hati dan kemudian menyerang sistem tubuh. Berikut ini perbedaan demam berdarah
dengan malaria lainnya.
1. Masa Inkubasi
Perbedaan lain dari kedua penyakit ini adalah lamanya masa inkubasi. Masa inkubasi
adalah waktu yang diperlukan virus atau parasit untuk menginfeksi tubuh sampai
menimbulkan gejala. Melansir dari Stanford Health Care, malaria memiliki masa
inkubasi 7-30 hari sampai gejalanya muncul. Sedangkan DBD, menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), demam ini memiliki masa inkubasi 4-10 hari setelah
gigitan nyamuk.
Alasan mengapa malaria memiliki masa inkubasi lebih lama karena plasmodium yang
ditularkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkembang atau
menginfeksi saraf-saraf dalam tubuh. Perbedaan lainnya, DBD umumnya menyerang
secara mendadak, sedangkan malaria memerlukan waktu yang lebih lama dari awal
digigit nyamuk hingga muncul gejala.
Baik malaria maupun DBD memiliki gejala yang serupa, yaitu demam. Namun,
demam yang terjadi pun berbeda. Pada DBD, demam yang terjadi biasanya
merupakan demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, dan disertai gejala
lainnya seperti nyeri otot, bintik-bintik pada kulit, mimisan, hingga gusi berdarah.
Sementara pada malaria, demam yang terjadi biasanya tergantung pada jenis parasit
yang menyebabkannya. Ada malaria tertiana yang ditandai dengan gejala demam
periodik 3 hari sekali, malaria kuartana selama 4 hari sekali, dan tropikana yang
ditandai dengan demam yang terus-menerus. Demam pada malaria diawali dengan
fase menggigil, kemudian demam berkeringat, yang diiringi dengan nyeri otot, mual,
dan muntah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Penyakit Malaria adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya, menyarang tanpa
melihat umur dan dampak terparahnya adalah dapat menimbulkan kematian. Dari hal
ini lah penyakit malaria harus di cegah, ada beberapa hal yang harus diketahui untuk
mengatasi malasah malaria. Hal tersebut adalah pengetahuan tentang penyakit malaria
contohnya cara penularan, pencegahan, pengobatan, dan program yang dibuat oleh
pemerintah untuk mencegah malaria.
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/penyakit-malaria/
https://www.halodoc.com/artikel/disebabkan-nyamuk-ini-perbedaan-malaria-dan-dbd
https://adoc.pub/makalah-malaria-diajukan-sebagai-salah-satu-syarat-untuk-mel.html
https://fdokumen.com/download/askep-malaria-55c091135e1ca
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
II . BIODATA
1.Identitas klien
- Nama : An .R
- Umur : 4 tahun
- Agama : islam
- Pendidikan : -
- Nama : Tn . D
- Usia : 42 tahun
- Agama : islam
- Pendidikan : D3
- Pekerjaan : PNS
- Nama : Ny M
- Usia : 37 tahun
- Agama : islam
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : wiraswasta
- Waktu timbulnya penyakit : kira-kira 6 hari yang lalu dan berhenti 2 hari setelah itu timbul lagi,
sering timbul pada waktu siang dan malam.
- Awal munculnya : ibu klien mengatakan panas dan kemudian 2 hari yang lalu muntah
- keadaan waktu dikaji : klien tampak lemas mual –mual suhu tubuh 39 C
- Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dalam
keluarga.
C. Riwayat Imunisasi :
Ibu klien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi di posyandu tempat tinggal klien. Jenis
imunisasi yang sudah didapat klien adalah : BCG , DPT , polio ,campak dengan waktu pemberian
tepat sesuai usia namun ibu klien tidak ingat setiap jenis imunisasi.
Perkembangan anak :
Dari hasil anamnese dengan ibu klien mulai berguling dada usia 5 bulan, duduk pada usia 8 bulan,
merangkak pada usia 9 setengah bulan, berdiri pada usia 12 bulan, mulai berjalan pada usia 13
bulan , dan mulai berbicara pada usia 15 bulan.
E. Riwayat nutrisi.
- Pemberian ASI.
Anak pertama kali diberi ASI sejak 3 hari dan cara pemberiannya anak dibaringkan.lamanya
pemberian tidak menentu. asi di berikan sampai seusia 2 tahun.ibu juga memberikan susu formula
kepada klien.pemberian susu dalam sehari -+ 4 gelas (1800 cc ).
Pertama kali diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan premina sun nestle beras merah. Lama
pemberian berupa promina sun nestle beras merah usia 5 bulan. Riwayat psikososial Berdasarkan
anamnese dengan ibu klien di dapat : klien tinggal bersama orang tua letak rumah klien ditengah
kota dan jauh dari sekolah
1. Pola nutrisi.
Perubahan klien selama sakit : ibu klien mengatakan selera makan anaknya berkurang. Porsi
makannya selalu tidak dihabiskan.
2. Pola cairan
3. Pola eliminasi.
a. BAB
Frekuensi 1 kali sehari. Konsistensi lunak
Perubahan selama sakit : klien mengatakan kadang dalam 1 hari tidak BAB.
b. BAK
Perubahan selama sakit : BAK klien selama sakit tidak ada perubahan
1. keadaan umum
Suhu tubuh : 39
Denyut nadi : 120 dpm
Pernapasan : -
3 . Kepala
Bentuk lubang hidung kiri dan kanan simetris. tidak ada cairan dan tidak ada infeksi pada
lubang telinga.
6. Mata
Bentuk datar, atas`dan bawah simetris, bibir anak kering, tidak ada karies, jumlah gigi 20
buah, tidak ada peradangan pada tonsil.
8. Leher
9. Thoraks
10. Abdomen
Tidak ada kelainan (benjolan)
11. ekstermitas
Data penunjang
PENGUMPULAN DATA
KLASIFIKASI DATA
DS :
DO :
Anoreksia
Mengigil
Anak tampak gelisah dan lemah
Pada pemeriksaan DDR positif
Denyut nadi 120 dpm
Suhu tubuh 39 C
Berat badan 13 kg
Panas saat palpasi
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemi berhubungan dengan proses inflamasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : An. R
Diagnosa : malaria
Umur : 4 tahun
Alamat : jln. Nasution
TUJUAN INTERVENSI
1 2 3 4 5
1 Hipertermi yang berhubungan Klien akan 1. kaji vital sign 1. untuk
dengan proses inflamasi menunjukan suhu 2. pantau suhu pasien mengklasifikasikan
ditandai dengan : tubuh dalam batas (derajat dan pola), intervensi
normal dengan perhatikan, menggigil. selanjutnya
Ds: kriteria : 3. anjurkan pada klien 2. hipertermi
-Ibu klien mengatakan anaknya -suhu tubuh untuk kompres hangat menunjukan proses
panas 36-37 C pada daerah dahi dan penyakit infeksius
-klien tidak gelisah ketiak akut pola demam
Do : 4. anjurkan pada ibu menunjukan
-suhu tubuh 39 c klien untuk diagnosis
-Denyut nadi 120 dpm memakaikan pakaian 4. menimbulkan efek
-menggigil tipis yang mudah vasodilatasi
-anak tampak gelisah menyerap keringat vaskularisasi
-panas saat palpasi 5. anjurkan pada klien sehingga
untuk memberikan mempercepat proses
anaknya banyak evaporasi dan
minum menurunkan panas
6. kolaborasi dengan 5. memberikan rasa
tim medis untuk nyaman pada klien
pemberian anti biotik 6. untuk perubahan
dan anti piuretik cairan dan
mempercepat
penurunan panas
7. pemberian obat
mempercepat
penyembuhan
penyakit
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan Klien akan 1. Kaji riwayat nutrisi, 1. Mengawasi
tubuh yang berhubungan menunjukan termasuk makanan masukan kalori atau
dengan intake yang adekuat tanda-tanda yang disukai observasi kualitas kekurangan
ditandai dengan : kebutuhan nutrisi dan catat masukan konsumsi makanan
yang adekuat makanan klien
Ds: dengan kriteria : 2. porsi yang kecil
-ibu klien mengatakan anaknya - selera makan 2. Anjurkan pada ibu tapi sering,
mual klien meningkat klien untuk membantu dalam
- BB dalam batas memberikan makanan memenuhi nutrisi
normal sedikit tapi sering yang adekuat
Do:
-berat badan 13 kg 3. Beri HE ttg 3. untuk membantu
-berat badan menurun pentingnya nutrisi pasien memahami
-anoreksia adekuat bagi tubuh pentingnya nutrisi bg
tubuh
4. Pertahankan jadwal
penimbangan berat 4. mengawasi
badan secara teratur penurunan berat
badan atau
5. Observasi dan catat efektifitas intervensi
kejadian mual/muntah nutrisi
dan gejala lain yang
berhubungan 5. gejala GI dapat
menunjukan efek
6. Diskusikan yang anemia (hipoksia)
disukai klien dan pada organ
masukan dalam diet
murni 6. dapat
meningkatkan
7. Kolaborasi rujuk masukan,
atau konsultasi dengan meningkatkan rasa
ahli gizi berpartisispasi/contr
ol
7. perlu bantuan
dalam perencanaan
diet yang memenuhi
kebutuhan nutrisi
6. mengkolaborasikan
dengan tim medis untuk
pemberian antibiotic dan
antipiuretik
7. mengkolaborasi rujuk
atau konsultasi dengan ahli
gizi
3 23/09/20 10.30 1. mengkaji tingkat S : ibu klien
kecemasan orang tua mengatakan sedikit
lega
2. mendorong dan
anjurkan pada ibu klien O : Ibu klien Nampak
untuk mengungkapkan tenang dan rileks
perasaannya
A : tujuan tercapai
3. memberikan support
mental pada ibu klien P : Intervensi
dihentikan
4. memberikan HE pada ibu
klien tentang penyakit
anaknya
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a.Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasite dari genus plasmodium,
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang
sering periodi, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya
pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
b.Manifestasi klinik yaitu meriang, panas dingin, keringat dingin, kejang kejang, perasaan lemas,
tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi
c.Diagnosa keperawatan yaitu perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh resiko tinggi terhadap
infeksi, hipertermia, kurang pengetahuan, kecemasan orang tua
d.Diagnose dalam kasus yaitu hipertermia, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan
kecemasan orang tua
B. SARAN
Dari kesimpilan diatas maka kelompok kami dapat mengambil kesimpulan bahwa penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak
dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan penyakit malaria. Oleh karena
itu, marilah kita menjaga lingkungan dengan baik.