Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN KEPERAWATAN BENCANA

“RESUME BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA PATTIRO KEC.


PATTALIKANG KAB. GOWA “

DISUSUN OLEH :
SITI NURHALISA
PO713201191040
KELAS 3A

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR 2020-2021
TANAH LONGSOR DI DESA PATTIRO KAB. GOWA

Hujan deras mengguyur Desa Pattiro kec. Pattalikang kab. Gowa pada hari
senin 21 Januari 2019 menyebabkan terjadinya tanah longsor dan menimbun
rumah warga.
Sekitar 300 orang mengungsi dirumah kerabatnya. Terdapat 2 Desa di kec.
Manuju yang terkena Longsor yaitu desa pattalikang dan mangngempang. Dari
2 lokasi ada puluhan warga yang tertimbun tanah longsor. Selain longsor,
jembatan penghubung putus akibat arus sungai deras sehingga tim sar
bergotong royong membuat jembatan darurat untuk dilalui warga.
23 warga di dusun pattiro desa pattalikang kab. Gowa tertimbun tanah longsor,
tim sar dan Tni, Polri serta relawan melalukan evakuasi terhadap korban yang
tertimbun longsor. Proses evakuasi terhambat karena alat berat sulit menuju
lokasi akses jalan penghubung terputus, selain menimbun 23 orang ada sekitar
10 rumah warga yang rusak berat.
Rumah di desa pattalikang berada tepat di bawah tebing yang rawan terjadi
longsor, bantuan yang datang ke lokasi kejadian sangat lambat karena jalan yang
penghubung terputus, juga sulitnya akses komunikasi antara relawan yang akan
datang karena daerah kejadian termasuk daerah terpencil dan kurang sinyal.
Listrik di tempat kejadian juga terputus.
Warga memilih mengungsi ke rumah kerabatnya dan berjalan sejauh 4 km
karena menurut sejumlah warga yang selamat dilokasi mengatakan trauma
melihat kejadian longsor itu.

Menurut saya perlu adanya sosialisasi mengenai upaya pengurangan bencana


tanah longsor seperti :
1. Pembangunan permukiman dan fasilitas utama lainnya menghindari
daerah rawan bencana.
2. Menyarankan relokasi.
3. Menyarankan pembangunan pondasi tiang pancang untuk menghindari
bahaya liquefaction
4. Menyarankan pembangunan pondasi yang menyatu, untuk menghindari
penurunan yang tidak seragam (differential settlement).
5. Menyarankan pembangunan utilitas yang ada di dalam tanah harus
bersifat fleksibel.
6. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.

Anda mungkin juga menyukai